Pembimbing:
dr. Noer Saelan Tadjudin, Sp.KJ
Oleh:
Patrick Gianny Warouw
406151073
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.Liza Malasan
Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 4 April 1932
Umur : 85 tahun
Status Perkawinan : menikah
Pendidikan Terakhir : Akademik dinas Luar Negeri
Pekerjaan Terakhir : Ibu rumah tangga
Alamat : Jl. Nusa Indah A 25 Kelapa Gading, Jakarta Utara
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku Bangsa : Jawa
Agama : Islam
Tanggal Masuk STW : 25 Juni 1998
Alasan Masuk STW : Oma ingin menikmati masa tua dengan kegiatan bermanfaat
serta tidak mau merepotkan anak dan cucu
Pembiayaan : Biaya ditanggung oleh istri anak pertama
Riwayat Kebiasaan :
Oma sejak dahulu hobi main memasak sehingga Oma mengisi waktu luangnya dengan
memasak. Selain memasak oma suka bermain scrable bersama oma lainnya saat siang hari
menjelang makan siang. Setelah sore hari oma lebih senang diam di kamar sambil menonton
ataupun mencuci pakaian. Oma tidur sekitar pukul 21.00 WIB dan bangun pukul 04.00 WIB,
setelah itu oma mandi, memasak dan melakukan sholat subuh. Oma mengaku tidak ada
permasalahan dalam jam tidur beliau,
Setiap hari, Oma mandi dua kali sehari, pagi dan sore tanpa bantuan orang lain. Oma
tidak pernah merokok dan minum minuman beralkohol sejak muda.
Riwayat BAK :
Oma BAK 4-6 kali sehari. BAK lancar, warna kuning jernih, darah (-), nyeri waktu
berkemih (-).
Riwayat BAB :
Teratur, oma mengaku biasanya BAB 1 hari sekali setiap pagi, warna kuning kecoklatan,
konsistensi lunak, nyeri (-), darah segar (-), lendir (-).
Riwayat Operasi :
1. Post op katarak OS 6 bulan lalu
Kepaniteraan Klinik Geriatri 3
Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti Ria Pembangunan
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 5 Juni 15 Juli 2017
Riwayat Penyakit Dalam Keluarga :
a. Hipertensi : (+)
b. Kencing manis : (-)
c. Penyakit jantung koroner : (-)
d. Keganasan : (-)
e. Stroke : (-)
f. Flek paru : (-)
g. Asma : disangkal
h. Alergi : disangkal
Riwayat Kehidupan Pribadi
I. Riwayat prenatal, perinatal, masa kanak-kanak dan remaja
Oma merupakan anak ke lima dari delapan bersaudara. Oma lahir di Jakarta,4 April 1932.
Sejak kecil oma tinggal bersama kedua orang tuanya. Kegiatan oma waktu muda adalah
memasak
Oma tinggal di Jl. Nusa Indah A 25 Kelapa Gading, Jakarta Utara, kebutuhan hidup oma
dipenuhi oleh anak-anaknya. Oma dapat hidup mandiri
STATUS INTERNIS
1. Kulit : Kulit keriput, warna kulit kuning langsat, ikterus(-), sianosis(-), kering(-),
pigmentasi (-), Status dermatologikus : ditemukan papul, eritem
hiperpigmentasi, dengan skuama halus, ukuran plakat multiple, bentuk lesi
tidak teratur, lokalisata bilateral.
2. Kepala : Bentuk dan ukuran normal, tidak teraba benjolan, rambut berwarna putih
terdistribusi merata, tidak mudah dicabut, tidak tampak kelainan kulit
kepala.
3. Mata :
OD OS
Palpebra Edema (-) Edema (-)
Xantelasma (-) Xantelasma (-)
Konjungtiva Anemis (-) Anemis (-)
Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Sklera Ikterik (-) Ikterik (-)
Kornea Jernih Jernih
Arcus senilis (+) Arcus senilis (+)
Reflek kornea (+) Reflek kornea (+)
Pupil Bulat, isokor, 3 mm, RCL (+), Bulat, isokor, 3 mm, RCL (+),
RCTL (+) RCTL (+)
Lensa Keruh, Shadow test (-), IOL(-) Pseudofakia,jernih, IOL(+)
4. Telinga :
AD AS
Bentuk Normotia Normotia
Daun telinga Fistel preaurikuler (-) Fistel preaurikuler (-)
Fistel retroaurikuler (-) Fistel retroaurikuler (-)
Abses mastoiditis (-) Abses mastoiditis (-)
Nyeri tekan tragus (-) Nyeri tekan tragus (-)
Nyeri tarik aurikuler (-) Nyeri tarik aurikuler (-)
Liang telinga Serumen (-) Serumen (-)
Lapang Lapang
Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Sekret (-) Sekret (-)
Corpus alienum (-) Corpus alienum (-)
Membran timpani Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai
5. Hidung : Bentuk normal, septum nasi di tengah, tidak ada deviasi, mukosa tidak
hiperemis, sekret -/-, nyeri tekan hidung dan sinus paranasal (-)
6. Mulut : Bentuk simetris, perioral sianosis (-), lidah kotor (-), letak uvula di
tengah, faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1
7. Gigi :
M3M2M1P2P1C1I2I1 I1I2C1P1P2M1M2M3
M3M2M1P2P1C1I2I1 I1I2C1P1P2M1M2M3
STATUS NEUROLOGIS
1. Kesadaran : Compos mentis
2. Rangsang meningeal
a. Kaku kuduk : (-)
b. Brudzinsky I : (-)
c. Brudzinsky II : (-)
d. Laseque : (+)
e. Kernig : (+)
3. Peningkatan TIK : (-)
4. Pupil : Bulat, isokor, 3mm, reflek cahaya +/+
5. Motorik
a. Ttrofi (lengan, tungkai) : Normotrofi
b. Tonus (lengan, tungkai) : Normotonus
c. Kekuatan : 5555 5555
5555 5555
d. Pengendalian Impuls
Oma duduk tenang, berperilaku sopan, dan tidak agresif saat wawancara.
e. Fungsi Intelektual
o Orientasi
- Waktu : baik, Oma mengetahui waktu dengan baik (tanggal, bulan, tahun) saat
wawancara
- Tempat : baik, Oma mengetahui tempat dimana dirinya sekarang
- Orang : baik, Oma mengetahui dan mengenal dokter yang memeriksanya,
perawat dan nama nama teman Oma di STW
o Atensi
- Mengalihkan : baik
Kepaniteraan Klinik Geriatri 12
Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti Ria Pembangunan
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 5 Juni 15 Juli 2017
- Memusatkan : baik
- Mempertahankan : baik
o Memori
- Jangka Panjang : baik, Oma ingat masa kecilnya.
- Jangka Sedang : baik, Oma ingat kapan masuk ke STW.
- Jangka Pendek : baik, Oma ingat menu makan hari ini.
- Jangka Segera : baik, Oma dapat mengulang dengan benar 3 macam benda
o Kemampuan Baca Dan Tulis : baik, Oma dapat menuliskan namanya sendiri, dan
membaca tulisan tersebut.
o Kemampuan Visuospasial : baik, Oma dapat menggambarkan jam bulat, lengkap dengan
semua angka, serta menempatkan jarumnya sesuai.
o Pikiran Abstrak : baik, Oma dapat mengartikan peribahasa ada udang dibalik batu.
o Intelegensi & Kemampuan Informasi : baik, Oma dapat menyebutkan nama presiden
Indonesia saat ini.
o Bahasa : Baik
o Agnosia : Tidak ditemukan
c. Foto rontgen :
STATUS KOGNITIF
MINI MENTAL STATE EXAMINATION ( MMSE )
Nilai
Item Test Nilai
Max
1 ORIENTASI
5 5
Sekarang (tahun),( musim),(bulan),(tanggal), hari apa?
2 Kita berada di mana? (Negara), (propinsi) ,(kota), (rumah sakit), (lantai/
5 5
kamar) ?
3 REGISTRASI
Sebutkan 3 buah nama benda yang tidak berkaitan ( jeruk, uang, mawar
) tiap benda disebut dalam 1 detik, pasien disuruh mengulangi ketiga nama 3 3
benda tersebut. Nilai 1 untuk tiap nama benda yang benar. Ulangi sampai
pasien dapat menyebutkan dengan benar dan catat jumlah pengulangan
4 ATENSI DAN KALKULASI
Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk setiap jawaban yang benar. Hentikan
setelah 5 jawaban. Atau disuruh mengeja terbalik kata WAHYU (Nilai 5 1
diberikan pada huruf yang benar sebelum kesalahan misalnya UYAHW
nilai = 2)
5 MENGINGAT KEMBALI (RECALL)
3 3
Pasien disuruh mengingat kembali 3 nama benda di atas.
6 BAHASA
2 2
Pasien diminta menyebutkan nama benda yang ditunjukan (pensil, arloji).
7 Pasien diminta mengulang kata-kata: tanpa kalau dan atau tetapi. 1 1
8 Pasien diminta melakukan perintah: Ambil kertas ini dengan tangan
3 3
kanan, lipatlah menjadi dua dan letakkan di lantai.
9 Pasien diminta membaca dan melakukan perintah Angkatlah tangan
1 1
kiri anda.
1 1
JUMLAH 30 27
Nilai MMSE:
25-30 : Tidak ada gangguan kognitif
20-24 : Dicurigai ada gangguan kognitif
<20 : Ada gangguan kognitif
CLOCK DRAWING TEST
Instruksi :
Oma diminta membuat jam dinding bulat lengkap dengan angka angkanya, lalu Oma
diminta menggambarkan jarum jam yang menunjukkan pukul dua belas lewat sepuluh menit.
STATUS EMOSIONAL
Kepaniteraan Klinik Geriatri 18
Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti Ria Pembangunan
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 5 Juni 15 Juli 2017
GERIATRIC DEPRESSION SCALE
STATUS FUNGSIONAL
ACTIVITIES OF DAILY LIVING (INDEKS ADL BARTHEL) RSCM
Fungsi Nilai Keterangan
0 Inkontinensia
1. Mengontrol BAB 1 Kadang2 inkontinensia
2 Kontinen teratur
0 Inkontinensia
2. Mengontrol BAK 1 Kadang2 inkontinensia
2 Kontinen teratur
3. Membersihkan diri (lap
0 Butuh pertolongan orang lain
muka, sisir rambut, sikat
1 Mandiri
gigi)
Tergantung pertolongan orang lain
0
Perlu pertolongan pada beberapa aktivitas
1
4. Toileting tetapi dapat mengerjakan sendiri beberapa
aktivitas
2
Mandiri
Tidak mampu
0
Perlu seseorang menolong memotong
5. Makan 1
makanan
2
Mandiri
6. Berpindah tempat dari tidur 0 Tidak mampu
RESUME
Psikososial
Tidak ada masalah
Kepaniteraan Klinik Geriatri 23
Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti Ria Pembangunan
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 5 Juni 15 Juli 2017
Lingkungan
Tidak ada masalah
III. Diagnosa Kerja
a. Diagnosa Utama
i. LBP e.c HNP L3-L4, L4-L5 dan spondilolisthesis L4-L5 DD?
b. Diagnosa tambahan
i. Hipertensi grade I terkontrol obat.
ii. Gagal ginjal kronik grade?
iii. Katarak Senilis matur OD
iv. Pseudofakia?
v. LSK lokasi?
c. Pemeriksaan yang dianjurkan
MRI vertebra lumbosakral
Pemeriksaan darah rutin setiap 6 bulan sekali
Pemeriksaan ureum kreatinin setiap 1 bulan sekali
Cek tekanan darah rutin
Apusan darah tepi
d. RENCANA PENGELOLAAN
BAB 1
PENDAHULUAN
Low Back Pain (LBP) atau yang biasa disebut Nyeri Punggung Bawah (NBP) merupakan
suatu gejala yang sering dirasakan dalam masyrakat yang disebabkan oleh banyak penyakit baik
dari usia maupun infeksi. Rasa nyeri yang dirasakan biasanya sangat beragam dan biasanya
diperberat oleh gerakan ataupun aktifitas dan 70-85% dari populasi pernah mengalami episode
ini dalam hidupnya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defnisi
Low back Pain (LBP) atau Nyeri Punggung Bawah (NPB) adalah nyeri yang dirasakan di
daerah punggung bawah, yang dapat merupakan nyeri lokal, maupun nyeri radikuler atau
keduanya, atau nyeri yang berasal dari punggung bawah yang dapat menjalar ke daerah lain atau
sebaliknya (referred pain).
NPB juga dapat diartikan merupakan perasaan nyeri di daerah lumbosakral dan
sakroiliaka yang disertai penjalaran ke tungkai dan kaki.
2.2 Anatomi
Kolumna vertebralis atau rangkaian tulang belakang adalah sebuah struktur lentur yang
dibentuk oleh sejumlah tulang yang disebut vertebra atau ruas tulang belakang. Di bagian dalam
tulang terdapat rongga yang memanjang ke bawah yang berisi sumsum tulang belakang yang
merupakan jaringan saraf, bagian dari susunan saraf pusat. Saraf tersebut mengatur gerakan otot
dan organ lain, seperti usus, jantung dan lainnya.
1. Tulang belakang cervical: terdiri atas 7 tulang yang memiliki bentuk tulang yang kecil
dengan spina atau procesus spinosus (bagian seperti sayap pada belakang tulang) yang
pendek kecuali tulang ke-2 dan ke-7. Tulang ini merupakan tulang yang mendukung
bagian leher.
Gambar 2. Struktur
Tulang Belakang
Bagian Anterior dan
Posterior (Anatomy
of spine, 2013)
Stabilitas tulang belakang tergantung dari integritas korpus vertebrae, diskus intervertebralis dan
struktur penunjang yakni otot dan ligament. Meskipun ligamen yang menopang tulang belakang
sangat kuat, stabilitas tulang belakang tetap dipengaruhi aktivitas refleks maupun volunteer dari
otot sacrospinalis, abdomen, gluteus maximus, dan otot hamstring.
Defisiensi otot :
Disebabkan oleh kurang latihan sebagai akibat dari mekanisme yang berlebihan, tirah
baring yang terlalu lama maupun karena imobilisasi.
Otot yang hipersensitif :
Menciptakan suatu daerah yang apabila dirangsang akan menimbulkan rasa nyeri dan
menjalar ke daerah tertentu.
2.6 Diagnosis
2.6.1 Tanda dan Gejala
Nyeri pada LBP dapat bersifat akut ataupun kronik (>3bulan) namun dalam tanda dan gejala
LBP dapat dikategorikan ke dalam kelompok :
a. Simple Back Pain (LBP sederhana) dengan karakteristik :
1. Adanya nyeri pada daerah lumbal atau lumbosacral tanpa penjalaran atau
keterlibatan neurologis
2. Nyeri mekanik, derajat nyeri bervariasi setiap waktu, dan tergantung dari aktivitas
fisik
3. Kondisi kesehatan pasien secara umum adalah baik.
b. LBP dengan keterlibatan neurologis, dibuktikan dengan adanya 1 atau lebih tanda atau
gejala yang mengindikasikan adanya keterlibatan neurologis
- Gejala : nyeri menjalar ke lutut, tungkai, kaki ataupun adanya rasa baal di daerah
nyeri
- Tanda : adanya tanda iritasi radikular, gangguan motorik maupun
sensorik/refleks.
c. Red flag a LBP dengan kecurigaan mengenai adanya cedera atau kondisi patologis yang
berat pada spinal. Karakteristik umum :
- Trauma fisik berat seperti jatuh dari ketinggian ataupun kecelakaan kendaraan
bermotor
- Nyeri non mekanik yang konstan dan progresif
- Ditemukan nyeri abdomen dan atau thoracal
- Nyeri hebat pada malam hari yang tidak membaik dengan posisi terlentang
- Riwayat atau adanya kecurigaan kanker, HIV, atau keadaan patologis lainnya
yang dapat menyebabkan kanker
- Penggunaan kortikosteroid jangka panjang
- Penurunan berat badan yang tidak diketahui sebabnya, menggigil dan atu demam
- Fleksi lumbal sangat terbatas dan persisten
Kepaniteraan Klinik Geriatri 37
Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti Ria Pembangunan
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 5 Juni 15 Juli 2017
- Saddle anestesi, dan atau adanya inkonentinensia urin
Risiko terjadinya kondisi yang lebih berat adalah awitan NPB pada usia kurang dari 20 tahun
atau lebih dari 55 tahun
2.6.2 Anamesis
1. Awitan
Penyebab mekanis nyeri punggung menyebabkan nyeri mendadak yang timbul setelah
posisi mekanis yang merugikan. Mungkin terjadi robekan otot, peregangan fasia atau
iritasi permukaan sendi. Keluhan karena penyebab lain timbul bertahap19
2. Lama dan frekuensi serangan
Nyeri punggung akibat sebab mekanik berlangsung beberapa hari sampai beberapa bulan.
Herniasi diskus bisa membutuhkan waktu 8 hari sampai resolusinya. Degenerasi diskus
dapat menyebabkan rasa tidak nyaman kronik dengan eksaserbasi selama 2-4 minggu
3. Lokasi penyebaran
Kebanyakan nyeri punggung akibat gangguan mekanis atau medis terutama terjadi di
daerah lumbosakral. Nyeri yang menyebar ke tungkai bawah atau hanya di tungkai
bawah mengarah ke iritasi akar saraf. Nyeri yang menyebar ke tungkai juga dapat
disebabkan peradangan sendi sakroiliaka. Nyeri psikogenik tidak mempunya pola
penyebaran yang tetap.
Rigid Braces
Rigid braces, seperti Boston Overlap braces atau Thoracolumbar Sacral Orthosis (TLSO),
merupakan brace plastic yang mengikuti lekuk tubuh. Apabila ukuran rigid brace tepat,
penggunaannya dapat menghambat kurang lebih 50% pergerakan tulang belakang.
Fraktur sering dapat ditangani dengan penggunaan rigid brace yang juga dapat digunakan
pasca operasi fusi. Rigid braces cukup berat, panas, dan cenderung tidak nyaman bagi
pasien. Sebaiknya dipakai saat pasien sedang dalam posisi tegak namun tidak dipakai saat
pasien sedang berbaring.
Kepaniteraan Klinik Geriatri 48
Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti Ria Pembangunan
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 5 Juni 15 Juli 2017
Corset Braces (Braces Elastis)
Sebuah corset brace sering dianjurkan untuk membatasi pergerakan tulang belakang
pasca fusi lumbalis. Brace ini membantu mengurangi pergerakan tulang belakang
sementara fusi sedang menyembuh dengan cara menghambat pergerakan membungkuk
ke depan. Tulang tumbuh dengan lebih baik apabila pergerakan lebih sedikit, dan
terutama pada kasus-ksus tanpa penggunaan instrumentasi (alat-alat yang membantu
stabilisasi), penggunaan brace dapat membantu terbentuknya fusi yang solid.
Brace ini bekerja dengan menghambat pergerakan dan sekaligus mengingatkan
pemakainya untuk mempertahankan postur tubuh yang baik saat mengangkat. Dengan
memakai corset brace, seseorang yang mengangkat beban akan melakukannya dengan
posisi punggung yang lurus (tidak membungkuk), dan mengandalkan otot tungkai yang
besar untuk mengangkat.
2.9 Pencegahan
1. Pencegahan Primer
Pencegahan tingkat pertama ini meruapakan paya untuk mempertahankan orang yang
sehat (tetap memiliki faktor resiko) agar tetap sehat ayau mencegah orang yang sehat
menjadi sakit. Pencegahan primer dapat dilakukan dengan :
Lakukan aktivitas yang cukup dan tidak terlalu berat.
Selalu duduk dalam posisi yang tepat. Duduk harus tegap, sandaran tempat duduk
harus tegak lurus, tidak boleh melengkung. Posisi duduk berarti membebani
tulang belakang 3-4 kali berat badan, apalagi duduk dalam posisi yang tidak tepat.
Sementara pada posisi berdiri, punggung hanya dibebani satu setengah kali berat
badan normal.
Jangan terlalu lama duduk. Untuk orang normal, cukup satu setengah jam hingga
dua jam. Setelah itu sebaiknya berdiri dan lakukan peregangan lalu duduk lagi
lima menit kemudian.
Jangan membungkuk ketika berdiri atau duduk. Ketika berdiri, jaga titk berat
badan agar seimbang pada kaki.
Jika tidur, pilih tempat tidur yang baik misalnya memiliki matras yang kuat
sehingga posisi tidur tidak melengkung. Yang paling baik adalah tidur miring