Laptut Gipsum
Laptut Gipsum
Laptut Gipsum
PENDAHULUAN
1
diperlihatkan dalam pembuatan model gig tiruan. Selain itu kegunaan klinis
maupun laboratories yang lain yaitu untuk membuat model kerja maupun
model studi sehingga bahan gypsum ini harus mempunyai kekuatan tekan
yang kuat agar tidak rusak dalam pembuatan restorasi gigi tiruan. Di alam
gypsum merupakan massa yang padat dan berwarna abu-abu, merah atau
coklat. Warna tersebut disebabkan adanya zat lain seperti tanah liat, oksida
besi, anhidrat, karbohidrat, sedikit SiO2 atau oksida lain. Intial setting dan
final setting pada gipsum sangat begantung dengan komposisi powder dan
liquid yang digunakan. Jika powder yang digunakan lebih banyak dalam artian
tidak seimbang dengan liquidnya maka gypsumtersebut akan dapat mencapai
tahapan initial setting yang lebih cepat.
1.2. Rumusan Masalah
1 Apa saja tipe, fungsi, sifat dan syarat gypsum yang baik?
2 Bagaimana cara memanipulasi gypsum yang baik?
3 Bagaimana aplikasi gypsum di kedokteran gigi?
1.3. Tujuan
1 Mengetahui, Menjelaskan dan Memahami tipe, fungsi, sifat dan syarat
gypsum yang baik
2 Mengetahui, menjelaskan dan memahami cara manipulasi gypsum
yang baik
3 Mengetahui, menjelaskan dan memahami aplikasi gypsum di
Kedokteran Gigi
2
1.4. Mapping
Gypsum
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
dengan logam yang dicairkan. ( Kenneth J. Anusavice, 2004 : 155).
Penggunaan gypsum dalam kedokteran gigi juga dapat diperlihatkan
dalam membuat gigitiruan. Misalnya, campuran plaster of Paris dan air
ditempatkan dalam sendok cetak dan
ditekan pada jaringan rahang. Plaster dibiarkan mengeras dan kemudian cetakan
dikeluarkan.
Dokter gigi sekarang memiliki bentuk negative dari jaringan yang dibentuk
tersebut yang
dibuat dalam rongga mulut. ( Kenneth J. Anusavice, 2004 : 155).
Bila jenis plaster lain yang dikenal dengan stone gigi, yang sekarang
diaduk dengan airsekarang diaduk dengan air kemudian dituang kedalam cetakan
model negative yang tadi lalu dibiarkan sampai mengeras. Lalu cetakan plaster
yang mengeras tersebut menjadi mold untuk menjadi model positif atau model
master. Pada model inilah gigi tiruan dibuat tanpa kehadiran pasien. ( Kenneth J.
Anusavice, 2004 : 155).
Gypsum memiliki tipe/jenis yang berbeda yaitu yaitu plaster(-hemihidrat)
danstone(-emihidrat),perbedaan ersebut didasarkan dari perbedaan hasil dalam
ukuran kristal,daerah permukaan, dan derajat kesempurnaannya.
Tipe-tipe Gypsum
1. Plaster Cetak (Tipe I)
2. Plaster Model (Tipe II)
3. Stone Gigi (Tipe III)
4. Stone Gigi Kekuatan Tinggi (Tipe IV)
5. Stone Gigi Kekuatan Tinggi Ekspansi Tinggi (Tipe V)
Dari masing masing tipe tersebut,memiliki perbedaan jumlah air yang dibutuhkan
untuk
mengembangkan partikel bubuknya,dimana perbedaan jumlah air yang
dibutuhkan
dikarenakan beda ukuran partikel dan total daerah permukaanjuga adhesin antar
partikel
5
hemihidrat juga merupakan faktor utamanya. Dari masing masing tipe tersebut
juga memiliki
perbedaan dalam penggunaannya di bidang kedokteran gigi, dimana untuk
plaster/jenis gips
yang kurang kuat digunakan untuk pembuatan model studi untuk menegakkan
diagnosa
sedangkan stone sendiri digunakan untuk membuat model kerja yang
membutuhkan kekuatan
tinggi untuk terhindar dari adanya perubahan dimensi ketika digunakan. ( Kenneth
J. Anusavice, 2004).
6
BAB III
PEMBAHASAN
7
diperkenalkan dalam kedokteran gigi. Dikombinasikan dengan
kemajuan daribahan cetak hidrokoloid, -gipsum yang diperbaharui
kekerasannya membuat die stone dapatdigunakan dan pembuatan
model tidak langsung mungkin dilakukan.Kedokteran gigi banyak
membantu sejarah perkembangan plaster.
Stone tipe III memiliki kekuatan kompresi minimal 1 jam sebesar
20,7 Mpa (3000psi), tetapi tidak melebihi 34,5 Mpa (5000 psi). Bahan
ini ditujukan untuk pengecoran dalammembentuk gigi tiruan penuh
yang cocok dengan jaringan lunak. Stonetipe III lebih disukai untuk
pembuatanmodel yang digunakan pada konstruksi protesa, karenastone
tersebut memiliki kekuatan yangcukup untuk tujuan itu serta protesa
lebih mudah dikeluarkan setelah proses selesai.Tanpa melihat jenis
stone yang digunakan, terdapat sedikitnya 2 metode untukmembuat
model. Dalam salah satu metode, mold untuk pengecoran dibuat
denganmembungkus sekitar cetakan dengan lembaran malam lunak
sehingga melebihi kurang lebih12 mm di luar sisi jaringan pada
cetakan. Basis untuk model dibentuk pada daerah ini. Prosesini disebut
boxing. Adukan stonedan air kemudian dituang ke dalam cetakan di
bawahvibrator. Adukan dibiarkan mengalir perlahan dalam aliran yang
terkendali sepanjangcetakan, sehingga aliran tersebut dengan
sendirinya mendorong udara keluar begitu adukanmengisi semua
cetakan gigi tanpa adanya gelembung udara yang terjebak.Metode lain
adalah dengan mengisi cetakan seperti yang telah dijabarkan.
Sisaadukanstone-air dituang pada lempeng kaca. Cetakan yang telah
terisi kemudian dibalikkanpada tumpukan stone di lempeng kaca
tersebut, dan basis dibentuk dengan spatulasebelum stonemengeras.
Prosedur tersebut tidak diindikasikan bila digunakan bahan cetakyang
mudah mengalami deformasi atau bila stone mengalir menyebar.
Model baru bolehdilepaskan dari cetakan setelah pengerasan awal
tercapai. Waktu pengerasan minimalbervariasi dari 30-60 menit,
8
bergantung pada kecepatan pengerasan stone atau plaster sertajenis
bahan cetak yang digunakan.
4. Dental stone, high strength (tipe IV)
Material tipe IV ini sering digunakan sebagai die stones karena
cocok untuk
pembuatan pola dari malam dalam cast restoration (Hatrick dkk,
2003). Persyaratan utamabagi bahan stone untuk pembuatan die adalah
kekuatan, kekerasan, dan ekspansi pengerasanminimal. Untuk
memperoleh sifat ini, digunakan -hemihidrat dari jenis Densite.
Partikelpartikelberbentuk kuboidal serta daerah permukaan yang lebih
kecil menghasilkan sifattersebut tanpa menyebabkan pengentalan
adukan.Diperlukan permukaan keras bagi suatu die yang terbuat dari
stone, karena preparasikavitas diisi dengan malam dan diukir sehingga
selaras dengan tepi-tepi die. Suatu instrumenyang tajam digunakan
untuk tujuan ini. Karenanya, stone harus tahan terhadap
abrasi.Untungnya, kekerasan permukaan meningkat lebih cepat bila
dibandingkan dengan kekuatan
kompresi, karena permukaan lebih cepat mengering. Ini merupakan
keunggulan nyata,dimana permukaan tahan terhadap abrasi, sementara
inti die cukup liat dan kurangterpaparkan terhadap patah tanpa
disengaja. Rata-rata kekerasan permukaan kering dari stonetipe IV
kurang lebih 92 (kekerasan Rockwell), stone tipe III adalah 82.
Meskipunpermukaan lebih keras, tetaplah harus berhati-hati ketika
mengukir pola malam.
5. Highstrength, high expansion dental stone (tipe V)
Tambahan dalam klasifikasi ADA untuk material ini berkembang
atas respon untukmemenuhi kebutuhan akan kekuatan dan ekspansi
gips yang lebih tinggi dibanding dental stone. Material ini berwarna
biru atau hijau dan paling banyak membutuhkan biaya dibandingkan
semua produk gips(Hatrick dkk, 2003). Ini merupakan produk gipsum
yang dibuat akhir-akhir ini, dan memiliki kekuatan kompresi yang
9
lebih tinggi dibandingkan stone gigi tipe IV. Kekuatan yang
ditingkatkan ini diperoleh dengan menurunkan lebih jauh rasio W:P.
Sebagai tambahan, ekspansi pengerasan ditingkatkan dari maksimal
0,10%-0,30%. Alasan peningkatan batasan ekspansi pengerasan
disebabkan karena logam campur yang baru, seperti basis logam,
memiliki pengerutan pengecoran yang lebih besar dibandingkan logam
campur mulia konvensional. Jadi, dibutuhkan ekspansi lebih tinggi
pada stone yang digunakan untuk die untuk mengimbangi pengerutan
pemadatan logam campur.
3.1.2. Sifat gypsum
1. Kekuatan kompresi (paling umum digunakan untuk mengukur
kekuatan gips) yangbaik. Besarnya Kekuatan kompresi dari beberapa
produk gipsum berkisar (12 MPa-38 MPa).
2. Kekuatan tarik, tergantung pada penggunaan.Bila digunakan untuk
membuat piranti restorasi maka dibutuhkan kekuatan tarik yang lebih
besar dibanding bila digunakan untuk model studi.
3. Kekerasan dan ketahanan abrasi.Kekerasan dan ketahanan abrasi
permukaan gipsum harus baik.
4. Produksi detail permukaan.Dapat memberikan detail permukaan
yang tajam.
3.1.3. Fungsi gypsum
Untuk membuat model studi dari rongga mulut serta struktur
maksilo fasial dan sebagaipiranti untuk pekerjaan laboratorium kedokteran
gigi yang melibatkan pembuatan protesa danrestorasi kedokteran gigi
dibuat. Bila plaster diaduk dengan silica, dikenal sebagai bahantanam gigi.
Bahan tanam tersebut dibuat untuk membuat mold guna mengecor
restorasi gigidengan logam yang dicairkan. Untuk membuat model studi,
model analisa, model diagnose,model anatomis, biasanya model-model
tersebut digunakan gypsum tipe Plaster/-Hemihidrat. Sedangkan untuk
membuat model kerja dan die biasanya digunakan gypsum tipe-
10
Hemihidrat. Secara umum fungsi gips adalah untuk membuat suatu model
dan die,mounting, bahan tanam, packing akrilik, bahan cetak.
3.1.4. Syarat gypsum yang baik
1. Sifat mekanis baik, artinya harus kuat sehingga tidak mudah rusak
atau tergores
selama proses pembuatan piranti restorasi atau saat ukir malam, dll.
2. Dapat mereproduksi detail yang halus dengan batas yang tajam.
3. Memiliki stabilitas dimensional yang baik (menunjukkan perubahan
dimensi yangsangat kecil saat setting dan hendaknya cukup stabil).
4. Kompatibel dengan bahan cetak, tidak terjadi interaksi antara
permukaan cetakandengan permukaan model, die.
5. Murah dan mudah dipergunakan.
3.2.Manipulasi Gypsum
Proses manipulasi pertama-tama dilakukan dengan mencampurkan Plaster
atau gips dengan air atau larutan PE dengan perbandingan 100gr dengan
50 sampai 60ml. Harus dijaga agar tidak terbentuk gelembung udara
sewaktu mengaduk karena gelembung ini dapat muncul di permukaan dan
dapat menyebabkan ketidaktepatan hasil cetakan (Combe, 1992). Untuk
lebih detailnya, manipulasi gips dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai
berikut :
Pemilihan
Untuk proses awal, harus dilakukan pemilihan gips berdasarkan aplikasi
yang akan dibuat.
Perbandingan (rasio P/W atau air/bubuk)
Perbandingan air dan bubuk yang tepat akan sangat menentukan proses
manipulasi dan juga setting reaksi, misalnya apabila terlalu banyak
kandungan air dalam gips maka waktu setting akan lebih cepat dan
diperoleh hasil gips yang lunak. Karena kekuatan suatu stone secara tidak
langsung sebanding dengan rasio W:P adalah sangat penting untuk
mempertahankan jumlah air serendah mungkin. Namun, jangan terlalu
rendah sehingga adukan tidak mengalir ke dalam setiap detail cetakan.
11
Sekali rasio W:P otimal ditentukan, menggunakan rasio W:P yang
dianjurkan pabrik sebagai pedoman takaran yang harus selalu digunakan.
Air dan bubuk harus selalu diukur dengan menggunakan silinder pengukur
volume air yang akurat dan menimbang kesetaraannya untuk bubuk.
Bubuk tidak boleh diukur dengan volume (menggunakan sendok penakar),
karena tidak dimampatkan seragam. Sendok penakar tersebut mungkin
bervariasi dari produk yang satu dengan yang lain, serta bubuk bisa
menjadi lebih keras begitu kemasan bersisa tidak digunakan. Bila wadah
kemasan dikocok, volume akan meningkat sebagai akibat terjebaknya
udara. Bubuk dalam kantung yang sudah ditimbang menjadi populer,
karena memiliki keakuratan, mengurangi sisa, dan menghemat waktu.
Pengadukan
Bila mengaduk dengan tangan, mangkuk pengaduk harus berbentuk
parabolik, halus, dan tahan terhadap abrasi. Spatula harus memiliki bilah
yang kaku serta pegangan yang nyaman dipegang. Terjebaknya udara
dalam adukan harus dihindari untuk mencegah porus yang dapat
menyebabkan kelemahan dan ketidakakuratan permukaan. Air yang sudah
diukur jumlahnya ditempatkan dalam mangkuk pengaduk, dan bubuk yang
sudah ditimbang ditaburkan. Adukan kemudian dengan cepat diputar,
dengan secara periodik menyapu spatula ke dalam mangkuk pengaduk
untuk menjamin pembasahan semua bubuk serta memecahkan endapan,
atau gumpalan. Pengadukan harus terus berlangsung sampai diperoleh
adukan yang halus, biasanya dalam 1 menit. Semakin lama waktu
pengadukan berarti mengurangi waktu kerja, khususnya untuk menuang
model.
Kebiasaan menambahkan air dan bubuk berulang-ulang untuk mencapai
konsistensi yang tepat harus dihindari. Hal tersebut menyebabkan
ketidakseragaman pengerasan dalam massa adukan, menghasilkan
kekuatan yang rendah dan distorsi, satu penyebab utama ketidakakuratan
dalam menggunakan produk gipsum.
Vibrator
12
Sewaktu menuang ke dalam cetakan model atau die biasanya digunakan
vibrator untuk
membantu mengalirnya adonan ke dalam cetakan dan mempermudah
terlepasnya gelembungudara. Penggunaan vibrator otomatis dengan
frekuensi tinggi dan amplitude yang tinggi adalah membantu. Cegah
dilakukannya vibrasi yang berlebih karena dapat menyebabkan distorsi
bahan cetak.
Finnal setting
Finnal setting dicapai saat bahan dapat dengan aman dibentuk, tetapi
memiliki kekuatan danresistensi yang minimal. Saat final setting reaksi
kimia selesai dan model terasa dingin saat disentuh. Sebagian besar pabrik
merekomendasikan 1 jam sampai akhirnya bahan bisa dengan aman
dilepas dari cetakan
13
dihindari dengan menuangkan air terlebih dulu ke dalam wadah setelah itu
diikuti dengan memasukkan powder.
Penyimpanan
Gips dapat menyerap air dari lingkungan. Kelembaban dan tempat yang
dekat dengan sumberair akan berpengaruh buruk pada powdernya. Hal ini
akan mempengaruhi waktu setting, sehingga gips sebaiknya disimpan
dalam kontainer tertutup. Namun terkadang diperlukan proses merendam
model gipsum dalam air, sebagai persiapan untuk teknik yang lain.
Komponen gipsum yang membentuk model umumnya sedikit larut dalam
air. Jikamodel stone direndam dalam air mengalir, dimensi liniernya akan
menurun sekitar 0,1% untuk setiap 20 menit perendaman tersebut. Metode
teraman untuk merendam model adalah menempatkannya dalam bak berisi
air yang khusus untuk tujuan tersebut, dimana debris plaster masih tetap
konstan di dasar bak air untuk membentuk larutan jenuh kalsium sulfat.
Seperti dijelaskan sebelumnya, penyimpanan baik stone atau plaster pada
temperatur ruang tidak menimbulkan perubahan dimensi yang bermakna.
Namun, bila temperatur penyimpanan dinaikkan sampai antara 90o dan
110o C (194o-230oF), pengerutan terjadi begitu kristalisasi air dikeluarkan
dan dihidrat berubah menjadi hemihidrat. Kontraksi plaster pada
temperatur tinggi lebih besar dibandingkan dengan stone, dan ini juga
mengurangi kekuatannya.
Kontraksi tersebut dapat terjadi selama penyimpanandi atas temperatur
ruang, begitupun bilamodel stone sedang dikeringkan. Barangkali tidaklah
aman menyimpan atau memanaskan suatu model stone pada temperatur
yang lebih tinggi dari 55oC (130oF). Produk gipsum agak peka terhadap
perubahan kelembaban relatif dari lingkungan. Bahkan kekerasan
permukaan dari model plaster dan stone mungkin berfluktuasi sedikit
dengankelembaban atmosfer relatif. Permukaan gipsum yang dibuat
dengan adukan yang lebih encer nampak terpengaruh lebih banyak
dibandingkan dengan rasio W:P yang rendah. Hemihidrat gipsum
14
mengambil air dari udara dengan mudah. Misalnya, bila kelembaban
relatif melebihi 70%, plaster mengambil uap air secukupnya untuk
memulai reaksi pengerasan. Hidrasi pertama menghasilkan lebih sedikit
kristal gipsum pada permukaan kristal hemihidrat. Kristal ini bertindak
sebagai nukleus kristalisasi, dan manifestasi pertama dari kerusakan
plaster adalah penurunan dalam waktu pengerasan. Begitu kerja
higroskopik berlanjut, lebih banyak kristal gipsum terbentuk sampai
keseluruhan kristal hemihidrat tertutup. Pada keadaan ini air sulit
menembus lapisan dihidrat, dan waktu pengerasan menjadi diperpanjang.
Karena itu, adalah penting bahwa semua jenis produk gipsum disimpan
dalam atmosfer kering. Cara penyimpanan terbaik adalah menutup produk
tersebut dalam wadah logam tahan kelembaban. Bila produk gipsum
disimpan dalam tempat tertutup, umumnya waktu pengerasan hanya
sedikit dihambat, sekitar 1 atau 2 menit per tahun. Bila perlu hal ini dapat
diatasi sengan sedikit meningkatkan waktu pengadukan.
Kebersihan
15
5 Tipe II digunakan untuk mengisi kuvet yang digunakan untuk
pembuatan protesa, mounting,flaring, packing, dan model
studi.
6 Tipe III digunakan untuk pembuatan gigi tiruan tanpa pasien,
die, pengecoran dalam bentukgigi tiruan penuh.
7 Tipe IV dan V digunakan untuk pembuatan die. Hal ini
dikarenakan ekspansi kekerasanminimal. Agar malam tidak
berubah saat dilepas, ditambahkan silica.
16
BAB IV
KESIMPULAN
17
DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, K.J. 2003. Philips: Buku Ajar Ilmu Bahan Keddokteran Gigi. 10th ed.
Jakarta: EGC
Combe, EC. 1992. Sari Dental Material. Penerjemah : Slamat Tarigan. Jakarta :
Balai Pustaka
18