Anda di halaman 1dari 24

Estetika Barat

BY ABIMANYUSURYA NAGARA NO COMMENTS

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik dan tepat pada
waaktunya. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk atau
pedoman bagi pembaca khususnya dalam bidang Estetika.

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk
membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena
itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu
kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami.
Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Surabaya, 06 November 2014

Penyusun

Abimanyu Surya Nagara

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah


1.3 Tujuan

1.4 Manfaat Penulisan

PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Estetika Barat

2.2 Tiga Filsuf yang Meletakan Fundamen Estetika

2.2.1 Socrates

2.2.2 Plato

2.2.3 Aristoteles

2.2 Periodisasi Estetika Barat

2.2.1 Periode Dogmatis

2.2.2 Periode Renaissance

Sumbangan terhadap Renaisans

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Estetika merupakan salah satu cabang ilmu bidang kesenian yang menjadi salah satu bidang yang
wajib diimplementasikan dan dikuasai oleh pelajar jurusan seni atau sejenisnya. Dalam cabang ilmu
ini terdapat berbagai konteks yang sangat penting untuk menunjang proses belajar bidang kesenian.
Berikut beberapa konteks yang dimaksud:

Studi mengenai fenomena estetis

Studi mengenai fenomena persepsi

Studi mengenai seni sebagai hasil pengalaman estetis

Estetika Barat adalah salah satu hasil spesifikasi dari bidang Estetika. Pada bab ini lebih menekankan
pada ilmu Estetika yang berkembang di daerah barat. Pada bidang Estetika Barat terdapat berbagai
macam filsafat-filsafat yang tentunya sangat disarankan menjadi bahan pertimbangan dalam
pengajaran bidang kesenian. Dalam Estetika Barat banyak hal yang akan diulas yang dapat menjadi
input positif bagi pelajar. Hal-hal tersebut adalah perkembangan Estetika Barat, filsuf-filsuf atau
tokoh Estetika Barat, dan Periodesasi Estetika Barat.

Dengan penguasaan berbagai aspek dalam bidang kesenian diharapkan para pelajar jurusan
kesenian dan sejenisnya mampu membangun konsep karya seni yang apik sehingga dapat
meningkatkan kualitas karya.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Perkembangan Estetika Barat

2. Filsuf-filsuf Estetika Barat

3. Periodisasi Estetika Barat

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang Estetika Barat

2. Untuk menambah pengetahuan tentang Estetika Barat

3. Untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Estetika

1.4 Manfaat Penulisan

Dalam manfaat penulisan ini penulis berharap makalah ini dapat

bermanfaat bagi penulis pribadi, dan para pembaca makalah ini, khusus

nya bagi para dosen yang mau, sedang, dan akan menggunakan pengajaran

dan pembelajaran Estetika.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Estetika Barat

Estetika Barat ada sejak jaman Yunani

Disebut estetika barat karena menganut paham imperialisme, kapitalisme, dan juga teknologi

Asthesis / Aisthetica Pencerapan indrawi

Estetika sebagai usaha untuk memahami keindahan mengalami tahap-tahap perkembangan


pemikiran
2.2 Tiga Filsuf yang Meletakan Fundamen Estetika

2.2.1 Socrates

Socrates (Yunani: , Scrats) (469 SM - 399 SM) adalah filsuf dari Athena, Yunani dan
merupakan salah satu figur paling penting dalam tradisi filosofis Barat. Socrates lahir di Athena, dan
merupakan generasi pertama dari tiga ahli filsafat besar dari Yunani, yaitu Socrates, Plato dan
Aristoteles. Socrates adalah guru Plato, dan Plato pada gilirannya juga mengajar Aristoteles. Semasa
hidupnya, Socrates tidak pernah meninggalkan karya tulisan apapun sehingga sumber utama
mengenai pemikiran Socrates berasal dari tulisan muridnya, Plato.

Riwayat Hidup

Socrates diperkirakan lahir dari ayah yang berprofesi sebagai seorang pemahat patung dari batu
(stone mason) bernama Sophroniskos. Ibunya bernama Phainarete berprofesi sebagai seorang
bidan, dari sinilah Socrates menamakan metodenya berfilsafat dengan metode kebidanan nantinya.
Socrates beristri seorang perempuan bernama Xantippe dan dikaruniai tiga orang anak.

Secara historis, filsafat Socrates mengandung pertanyaan karena Socrates sediri tidak pernah
diketahui menuliskan buah pikirannya. Apa yang dikenal sebagai pemikiran Socrates pada dasarnya
adalah berasal dari catatan Plato, Xenophone (430-357) SM, dan siswa-siswa lainnya. Yang paling
terkenal diantaranya adalah penggambaran Socrates dalam dialog-dialog yang ditulis oleh Plato.
Dalam karya-karyanya, Plato selalu menggunakan nama gurunya sebagai tokoh utama sehingga
sangat sulit memisahkan gagasan Socrates yang sesungguhnya dengan gagasan Plato yang
disampaikan melalui mulut Sorates. Nama Plato sendiri hanya muncul tiga kali dalam karya-karyanya
sendiri yaitu dua kali dalam Apologi dan sekali dalam Phaedrus.

Socrates dikenal sebagai seorang yang tidak tampan, berpakaian sederhana, tanpa alas kaki dan
berkelilingi mendatangi masyarakat Athena berdiskusi soal filsafat. Dia melakukan ini pada awalnya
didasari satu motif religius untuk membenarkan suara gaib yang didengar seorang kawannya dari
Oracle Delphi yang mengatakan bahwa tidak ada orang yang lebih bijak dari Socrates. Merasa diri
tidak bijak dia berkeliling membuktikan kekeliruan suara tersebut, dia datangi satu demi satu orang-
orang yang dianggap bijak oleh masyarakat pada saat itu dan dia ajak diskusi tentang berbagai
masalah kebijaksanaan. Metode berfilsafatnya inilah yang dia sebut sebagai metode kebidanan. Dia
memakai analogi seorang bidan yang membantu kelahiran seorang bayi dengan caranya berfilsafat
yang membantu lahirnya pengetahuan melalui diskusi panjang dan mendalam. Dia selalu mengejar
definisi absolut tentang satu masalah kepada orang-orang yang dianggapnya bijak tersebut
meskipun kerap kali orang yang diberi pertanyaan gagal melahirkan definisi tersebut. Pada akhirnya
Socrates membenarkan suara gaib tersebut berdasar satu pengertian bahwa dirinya adalah yang
paling bijak karena dirinya tahu bahwa dia tidak bijaksana sedangkan mereka yang merasa bijak
pada dasarnya adalah tidak bijak karena mereka tidak tahu kalau mereka tidak bijaksana.

Cara berfilsatnya inilah yang memunculkan rasa sakit hati terhadap Socrates karena setelah
penyelidikan itu maka akan tampak bahwa mereka yang dianggap bijak oleh masyarakat ternyata
tidak mengetahui apa yang sesungguhnya mereka ketahui. Rasa sakit hati inilah yang nantinya akan
berujung pada kematian Socrates melalui peradilan dengan tuduhan merusak generasi muda.
Sebuah tuduhan yang sebenarnya bisa dengan gampang dipatahkan melalui pembelaannya
sebagaimana tertulis dalam Apologi karya Plato. Socrates pada akhirnya wafat pada usia tujuh puluh
tahun dengan cara meminum racunsebagaimana keputusan yang diterimanya dari pengadilan
dengan hasil voting 280 mendukung hukuman mati dan 220 menolaknya.

Socrates sebenarnya dapat lari dari penjara, sebagaimana ditulis dalam Krito, dengan bantuan para
sahabatnya namun dia menolak atas dasar kepatuhannya pada satu "kontrak" yang telah dia jalani
dengan hukum di kota Athena. Keberaniannya dalam menghadapi maut digambarkan dengan indah
dalam Phaedo karya Plato. Kematian Socrates dalam ketidakadilan peradilan menjadi salah satu
peristiwa peradilan paling bersejarah dalam masyarakat Barat di samping peradilan Yesus Kristus.

Filosofi

Peninggalan pemikiran Socrates yang paling penting ada pada cara dia berfilsafat dengan mengejar
satu definisi absolut atas satu permasalahan melalui satu dialektika. Pengejaran pengetahuan hakiki
melalui penalaran dialektis menjadi pembuka jalan bagi para filsuf selanjutnya. Perubahan fokus
filsafat dari memikirkan alam menjadi manusia juga dikatakan sebagai jasa dari Sokrates. Manusia
menjadi objek filsafat yang penting setelah sebelumnya dilupakan oleh para pemikir hakikat alam
semesta. Pemikiran tentang manusia ini menjadi landasan bagi perkembangan filsafat etika dan
epistemologis di kemudian hari.

Pengaruh

Sumbangsih Socrates yang terpenting bagi pemikiran Barat adalah metode penyelidikannya, yang
dikenal sebagai metode elenchos, yang banyak diterapkan untuk menguji konsep moral yang pokok.
Karena itu, Socrates dikenal sebagai bapak dan sumber etika atau filsafat moral, dan juga filsafat
secara umum.

2.2.2 Plato

Plato (bahasa Yunani: ) (lahir sekitar 427 SM - meninggal sekitar 347 SM) adalah seorang
filsuf dan matematikawan Yunani, penulis philosophical dialogues dan pendiri dari Akademi Platonik
di Athena, sekolah tingkat tinggi pertama di dunia barat. Ia adalah murid Socrates. Pemikiran Plato
pun banyak dipengaruhi oleh Socrates. Plato adalah guru dari Aristoteles. Karyanya yang paling
terkenal ialah Republik (dalam bahasa Yunani atau Politeia, "negeri") yang di dalamnya
berisi uraian garis besar pandangannya pada keadaan "ideal". Dia juga menulis 'Hukum' dan banyak
dialog di mana Socrates adalah peserta utama. Salah satu perumpamaan Plato yang termasyhur
adalah perumpaan tentang orang di gua. Ciceromengatakan Plato scribend est mortuus (Plato
meninggal ketika sedang menulis).

Ciri-ciri karya Plato:

Bersifat Sokratik

Dalam Karya-karya yang ditulis pada masa mudanya, Plato selalu menampilkan kepribadian dan
karangan Sokrates sebagai topik utama karangannya.[2]
Berbentuk dialog

Hampir semua karya Plato ditulis dalam nada dialog.[2] Dalam Surat VII, Plato berpendapat bahwa
pena dan tinta membekukan pemikiran sejati yang ditulis dalam huruf-huruf yang membisu.[2] Oleh
karena itu, menurutnya, jika pemikiran itu perlu dituliskan, maka yang paling cocok adalah tulisan
yang berbentuk dialog.[2]

Adanya mite-mite

Plato menggunakan mite-mite untuk menjelaskan ajarannya yang abstrak dan adiduniawi.

Verhaak menggolongkan tulisan Platon ke dalam karya sastra bukan ke dalam karya ilmiah yang
sistematis karena dua ciri yang terakhir, yakni dalam tulisannya terkandung mite-mite dan
berbentuk dialog.

Pandangan Plato tentang Ide, Dunia Ide dan Dunia Inderawi

a. Ide-ide

Sumbangsih Plato yang terpenting adalah pandangannya mengenai ide. Pandangan Plato terhadap
idea-idea dipengaruhi oleh pandangan Sokrates tentang definisi. Ide yang dimaksud oleh Plato
bukanlah ide yang dimaksud oleh orang modern. Orang-orang modern berpendapat ide adalah
gagasan atau tanggapan yang ada di dalam pemikiran saja. Menurut Plato ide tidak diciptakan oleh
pemikiran manusia. Ide tidak tergantung pada pemikiran manusia, melainkan pikiran manusia yang
tergantung pada ide. Ide adalah citra pokok dan perdana dari realitas, nonmaterial, abadi, dan tidak
berubah. Idea sudah ada dan berdiri sendiri di luar pemikiran kita. Idea-idea ini saling berkaitan satu
dengan yang lainnya. Misalnya, ide tentang dua buah lukisan tidak dapat terlepas dari ide dua, ide
dua itu sendiri tidak dapat terpisah dengan ide genap. Namun, pada akhirnya terdapat puncak yang
paling tinggi di antara hubungan ide-ide tersebut. Puncak inilah yang disebut ide yang indah. Idea
ini melampaui segala ide yang ada.

b. Dunia Iderawi

Dunia inderawi adalah dunia hitam yang mencakup benda-benda jasmani yang konkret, yang dapat
dirasakan oleh panca indera kita. Dunia indrawi ini tiada lain hanyalah refleksi atau bayangan
daripada dunia ideal. Selalu terjadi perubahan dalam dunia inderawi ini. Segala sesuatu yang
terdapat dalam dunia jasmani ini fana, dapat rusak, dan dapat mati.

c. Dunia Ide

Dunia ide adalah dunia yang hanya terbuka bagi rasio kita. Dalam dunia ini tidak ada perubahan,
semua ide bersifat abadi dan tidak dapat diubah. Hanya ada satu idea yang bagus, yang indah. Di
dunia ide semuanya sangat sempurna. Hal ini tidak hanya merujuk kepada barang-barang kasar yang
bisa dipegang saja, tetapi juga mengenai konsep-konsep pikiran, hasil buah intelektual. Misalkan saja
konsep mengenai "kebajikan" dan "kebenaran".
Pandangan Plato tentang Karya Seni dan Keindahan

a. Pandangan Plato tentang Karya Seni

Pandangan Plato tentang karya seni dipengaruhi oleh pandangannya tentang ide. Sikapnya terhadap
karya seni sangat jelas dalam bukunya Politeia (Republik). Plato memandang negatif karya seni. Ia
menilai karya seni sebagai mimesis mimesos. Menurut Plato, karya seni hanyalah tiruan dari realita
yang ada. Realita yang ada adalah tiruan (mimesis) dari yang asli. Yang asli itu adalah yang terdapat
dalam ide. Ide jauh lebih unggul, lebih baik, dan lebih indah daripada yang nyata ini.

b. Pandangan Plato tentang Keindahan

Pemahaman Plato tentang keindahan yang dipengaruhi pemahamannya tentang dunia indrawi, yang
terdapat dalam Philebus. Plato berpendapat bahwa keindahan yang sesungguhnya terletak pada
dunia ide. Ia berpendapat bahwa Kesederhanaan adalah ciri khas dari keindahan, baik dalam alam
semesta maupun dalam karya seni. Namun, tetap saja, keindahan yang ada di dalam alam semesta
ini hanyalah keindahan semu dan merupakan keindahan pada tingkatan yang lebih rendah.

2.2.3 Aristoteles

Aristoteles (bahasa Yunani: A Aristotls), (384 SM 322 SM) adalah seorang filsuf
Yunani, murid dari Plato dan guru dari Alexander yang Agung. Ia menulis tentang berbagai subyek
yang berbeda, termasuk fisika, metafisika, puisi, logika, retorika, politik, pemerintahan, etnis, biologi
dan zoologi. Bersama dengan Socrates dan Plato, ia dianggap menjadi seorang di antara tiga orang
filsuf yang paling berpengaruh di pemikiran Barat.

Riwayat Hidup

Aristoteles lahir di Stagira, kota di wilayah Chalcidice, Thracia, Yunani (dahulunya termasuk wilayah
Makedonia tengah) tahun 384 SM. Ayahnya adalah tabib pribadi Raja Amyntas dari Makedonia. Pada
usia 17 tahun, Aristoteles menjadi murid Plato. Belakangan ia meningkat menjadi guru di Akademi
Plato di Athena selama 20 tahun. Aristoteles meninggalkan akademi tersebut setelah Plato
meninggal, dan menjadi guru bagi Alexander dari Makedonia.

Saat Alexander berkuasa pada tahun 336 SM, ia kembali ke Athena. Dengan dukungan dan bantuan
dari Alexander, ia kemudian mendirikan akademinya sendiri yang diberi nama Lyceum, yang
dipimpinnya sampai tahun 323 SM. Perubahan politik seiring jatuhnya Alexander menjadikan dirinya
harus kembali kabur dari Athena guna menghindari nasib naas sebagaimana dulu dialami Socrates.
Aristoteles meninggal tak lama setelah pengungsian tersebut. Aristoteles sangat menekankan
empirisme untuk menekankan pengetahuan.

Pemikiran

Filsafat Aristoteles berkembang dalam tiga tahapan yang pertama ketika dia masih belajar di
Akademi Plato ketika gagasannya masih dekat dengan gurunya tersebut, kemudian ketika dia
mengungsi, dan terakhir pada waktu ia memimpin Lyceum mencakup enam karya tulisnya yang
membahas masalah logika, yang dianggap sebagai karya-karyanya yang paling penting, selain
kontribusinya di bidang Metafisika, Fisika, Etika, Politik, Ilmu Kedokteran, Ilmu Alam dan karya seni.
Di bidang ilmu alam, ia merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan mengklasifikasikan
spesies-spesies biologi secara sistematis. Karyanya ini menggambarkan kecenderungannya akan
analisis kritis, dan pencarian terhadap hukum alam dan keseimbangan pada alam.

Berlawanan dengan Plato yang menyatakan teori tentang bentuk-bentuk ideal benda, Aristoteles
menjelaskan bahwa materi tidak mungkin tanpa bentuk karena ia ada (eksis). Pemikiran lainnya
adalah tentang gerak dimana dikatakan semua benda bergerak menuju satu tujuan, sebuah
pendapat yang dikatakan bercorak teleologis. Karena benda tidak dapat bergerak dengan sendirinya
maka harus ada penggerak dimana penggerak itu harus mempunyai penggerak lainnya hingga tiba
pada penggerak pertama yang tak bergerak yang kemudian disebut dengan theos, yaitu yang dalam
pengertian Bahasa Yunani sekarang dianggap berarti Tuhan. Logika Aristoteles adalah suatu sistem
berpikir deduktif (deductive reasoning), yang bahkan sampai saat ini masih dianggap sebagai dasar
dari setiap pelajaran tentang logika formal. Meskipun demikian, dalam penelitian ilmiahnya ia
menyadari pula pentingnya observasi, eksperimen dan berpikir induktif (inductive thinking).

Hal lain dalam kerangka berpikir yang menjadi sumbangan penting Aristoteles adalah silogisme yang
dapat digunakan dalam menarik kesimpulan yang baru yang tepat dari dua kebenaran yang telah
ada.[butuh rujukan] Misalkan ada dua pernyataan (premis):

Setiap manusia pasti akan mati (premis mayor)

Sokrates adalah manusia (premis minor)

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Sokrates pasti akan mati

Di bidang politik, Aristoteles percaya bahwa bentuk politik yang ideal adalah gabungan dari bentuk
demokrasi danmonarki.

Karena luasnya lingkup karya-karya dari Aristoteles, maka dapatlah ia dianggap berkontribusi dengan
skala ensiklopedis, dimana kontribusinya melingkupi bidang-bidang yang sangat beragam sekali
seperti Fisika, Astronomi, Biologi, Psikologi, Metafisika (misalnya studi tentang prisip-prinsip awal
mula dan ide-ide dasar tentang alam), logika formal, etika, politik, dan bahkan teori retorika dan
puisi.

Di bidang seni, Aristoteles memuat pandangannya tentang keindahan dalam buku Poetike.
Aristoteles sangat menekankan empirisme untuk menekankan pengetahuan. Ia mengatakan bahwa
pengetahuan dibangun atas dasar pengamatan dan penglihatan. Menurut Aristoteles keindahan
menyangkut keseimbangan ukuran yakni ukuran material. Menurut Aristoteles sebuah karya seni
adalah sebuah perwujudan artistik yang merupakan hasil chatarsis disertai dengan estetika.
Chatarsis adalah pengungkapan kumpulan perasaan yang dicurahkan ke luar. Kumpulan perasaan itu
disertai dorongan normatif. Dorongan normatif yang dimaksud adalah dorongan yang akhirnya
memberi wujud khusus pada perasaan tersebut. Wujud itu ditiru dari apa yang ada di dalam
kenyataan. Aristoteles juga mendefinisikan pengertian sejarah yaitu Sejarah merupakan satu sistem
yang meneliti suatu kejadian sejak awal dan tersusun dalam bentuk kronologi. Pada masa yang
sama, menurut beliau juga Sejarah adalah peristiwa-peristiwa masa lalu yang mempunyai catatan,
rekod-rekod atau bukti-bukti yang konkrit.

Pengaruh

Meskipun sebagian besar ilmu pengetahuan yang dikembangkannya terasa lebih merupakan
penjelasan dari hal-hal yang masuk akal (common-sense explanation), banyak teori-teorinya yang
bertahan bahkan hampir selama dua ribu tahun lamanya. Hal ini terjadi karena teori-teori tersebut
dianggap masuk akal dan sesuai dengan pemikiran masyarakat pada umumnya, meskipun kemudian
ternyata bahwa teori-teori tersebut salah total karena didasarkan pada asumsi-asumsi yang keliru.

Dapat dikatakan bahwa pemikiran Aristoteles sangat berpengaruh pada pemikiran Barat dan
pemikiran keagamaan lain pada umumnya. Penyelarasan pemikiran Aristoteles dengan teologi
Kristiani dilakukan oleh Santo Thomas Aquinas di abad ke-13, dengan teologi Yahudi oleh
Maimonides (1135 1204), dan dengan teologi Islam olehIbnu Rusyid (1126 1198). Bagi manusia
abad pertengahan, Aristoteles tidak saja dianggap sebagai sumber yang otoritatif terhadap logika
dan metafisika, melainkan juga dianggap sebagai sumber utama dari ilmu pengetahuan, atau "the
master of those who know", sebagaimana yang kemudian dikatakan oleh Dante Alighieri.

2.2 Periodisasi Estetika Barat

2.2.1 Periode Dogmatis

Periode dogmatis ini adalah periode pertama dalam sejarah perkembangan estetika. Menurut para
tokoh-tokoh di periode ini seni merupakan sebuah tiruan (imitasi). Dan keindahan yang mutlak
adalah keindahan yang telah mencapai roh/kejiwaan.

Periode Dogmatis disebut juga dengan Platonis. Pada periode ini pemikiran mengenai estetuka atau
keindahan berawal dari filsuf Yunani yakni Socrates dan berakhir di Alexander Gottlieb Baumgraten.

Alexander Gottlieb Baumgraten beranggapan bahwa estetika dan filsafat merupakan dua hal yang
terpisah atau tidak bersangkutan. Alexander Gottlieb Baumgraten adalah orang pertama yang
menggunakan estetika sebagai cabang ilmu.

2.2.2 Periode Renaissance

Istilah Renaissance berasal dari bahasa Latin renaitre yang berarti hidup kembali atau lahir
kembali. Pengertian renaissance adalah menyangkut kelahiran atau hidupnya kembali kebudayaan
klasik Yunani dan Romawi dalam kehidupan masyarakat Barat.

Dalam pengertian yang lebih spesifik, Renaissance diartikan sebagai suatu periode sejarah di mana
perkembangan kebudayaan Barat memasuki periode baru dalam semua aspek kehidupan manusia,
seperti ilmu-ilmu pengetahuan, teknologi, seni dalam semua cabang, perkembangan sistem
kepercayaan, perkembangan sistem politik, institusional, bentuk-bentuk sistem kepercayaan yang
baru dan lain-lain.

Secara historis Renaissance adalah suatu gerakan yang meliputi suatu zaman di mana orang merasa
dirinya telah dilahirkan kembali dalam keadaban. Di dalam kelahiran kembali itu orang kembali pada
sumber-sumber murni bagi pengetahuan dan keindahan. Dengan demikian orang memiliki norma-
norma yang senantiasa berlaku bagi hikmat dan kesenian manusia.

Pemakaian kata Renaissance pertama kali oleh Jules Michelet, seorang sejarawan Perancis yang lahir
di abad ke-18 dan mulai terkenal di dunia Barat pada abad ke-19 karena karyanya yang berjudul
History of France yang menekankan bahwa masa romatik Abad Pertengahan bukanlah sama sekali
tidak berguna bagi perkembangan kebudayaan Barat.

Jules Michelet membedakan antara masyarakat Renaissance dengan masyarakat Abad Pertengahan
adalah pada penafsiran pelaksanaan agama dalam kehidupan masyarakat.
Di dalam buku History of France itulah terdapat kata Renaissance yang digunakan untuk
menyebutkan jaman setelah Abad Pertengahan. Menurut Jules Michelet, Abad Pertengahan ditandai
oleh faktor dogmatis, sedangkan manusia Renaissance ditandai oleh faktor humanis.

Setelah Jules Michelet menggunakan kata Renaissance dalam tulisannya, selanjutnya dipopulerkan
oleh penulis-penulis Eropa lainnya, seperti Jacob Burckhardt, dengan buku berjudul The Civilization
of the Renaissance in Italy.

Jacob Burckhardt mengemukakan definisi Renaissance sebagai gerakan yang menemukan dunia dan
manusia yang sebenarnya. Burckhardt memandang Renaissancelah yang menyelami manusia dan
dunia, artinya Renaissance dipandang sebagai masa individualistis, masa kemajuan dari berbagai
ikatan dan kewajiban lama. Subjek manusia pribadi menuntut haknya. Manusia tidak lagi berpaling
dari dunia tetapi sebaliknya menghadapi dunia. Agama Kristen tidak menjadi dasar hidup lagi. Gereja
bukan satu-satunya tempat keselamatan.

Renaissance mempunyai arti penting dalam sejarah kebudayaan Barat. Renaissance adalah masa
kekuasaan, kesadaran, keberanian, kepandaian yang luar biasa, kebebasan dan seringkali semua itu
tidak ada batasnya.

Manusia Renaissance ditandai dengan pemilikan ilmu pengetahuan lebih dari satu, maksudnya
menguasai banyak ilmu pengetahuan. Agama menjadi hal yang hanya mengenai individu, perhatian
orang lebih banyak ditujukan untuk dunia.

Di jaman Renaissance, manusia hidup bebas dalam menentukan corak hidupnya dan tidak lagi
terikat oleh doktrin gereja. Pengaruh Renaissance makin lama makin meresap di berbagai bidang
hidup, sehingga bertambah banyak orang, teristimewa dari golongan cendekiawan, mulai
melepaskan diri dari kuasa Firman Tuhan. Ilmu pengetahuan dan kebudayaan umum mulai
memisahkan diri dari ajaran dan dogma agama Kristen. Terutama ilmu alam yang berdasarkan ilmu
pasti, mulai bertentangan dengan pandangan Gereja yang sampai masa itu diajarkan dan dipercaya
sebagai kebenaran ilahi.

Estetika terus berkembang dan pada masa ini terdapat 3 tokoh estetika yakni Leonardo Da Vinci,
Michelangelo Buonarroti dan Raphael Sanzio.

2.2.2.1 Leonardo Da Vinci

Leonardo da Vinci (lahir di Vinci, propinsi Firenze, Italia, 15 April 1452 meninggal di Clos Luc,
Perancis, 2 Mei 1519 pada umur 67 tahun) adalah arsitek, musisi, penulis, pematung, dan pelukis
Renaisans Italia. Ia digambarkan sebagai arketipe "manusia renaisans" dan sebagai genius universal.

Leonardo terkenal karena lukisannya yang piawai, seperti Jamuan Terakhir dan Mona Lisa. Ia juga
dikenal karena mendesain banyak ciptaan yang mengantisipasi teknologi modern tetapi jarang
dibuat semasa hidupnya, sebagai contoh ide-idenya tentang tank dan mobil yang dituangkannya
lewat gambar-gambar dwiwarna. Selain itu, ia juga turut memajukan ilmu anatomi, astronomi, dan
teknik sipil bahkan kuliner.

Latar Belakang

Leonardo merupakan anak dari Ser Piero Da Vinci dan Caterina. Ia memiliki nama lengkap Leonardo
di Ser Piero da Vinci yang berarti Leonardo putra Ser Piero dari kota Vinci.
Pada usia belia, Leonardo sudah belajar melukis dengan Andrea del Verrocchio dan mulai melukis di
Firenze. Ada kabar mengisahkan Verrochio menyatakan pensiun melukis setelah menyaksikan
bahwa lukisan muridnya yang satu ini lebih bagus dari lukisannya sendiri. Selain menjadi pelukis,
Leonardo juga sanggup menunjukkan kemampuannya di bidang yang lain.

Pada tahun 1481 Leonardo pindah ke Milan untuk bekerja dengan Adipati (Duke) di sana. Hasil
karyanya selama di Milan yang paling termashur adalah Kuda Sforza yang dikerjakannya selama
kurang lebih 11 tahun. Namun di situ ia tidak hanya melukis dan membuat patung saja, melainkan
juga mengubah jalan-jalan sungai dan membangun kanal-kanal, serta menghibur Duke dengan
memainkan lut dan bernyanyi. Lalu ia bekerja untuk Raja Louis XII dari Perancis di Milan dan untuk
Paus Leo X di Roma.

Sementara itu ia membantu Raphael dan Michaelangelo dalam merancang katedral Santo Petrus.
Dalam hidupnya Leonardo sangat tertarik pada ilmu pengetahuan. Ia mulai mempelajari burung
terbang dan mulai merancang mesin terbang. Pemikirannya itu terdapat dalam buku catatanya
sebanyak 7.000 halaman.

Di dalam buku itu juga terdapat sketsa tentang studi tubuh manusia. Pada zaman itu, anatomi tubuh
manusia tak lebih dari sekadar kira-kira karena siapapun dilarang keras membedah jenazah. Dengan
kenekatannya mencuri-curi kesempatan membedah-bedah tubuh orang mati, di kemudian hari
tindakan yang tak lazim pada zamannya ini memberikan kontribusi yang sangat besar bagi dunia
kedokteran.

Mahakaryanya, Jamuan Terakhir (The Last Supper) pada tahun 1495 sampai tahun 1497 yang dilukis
pada dinding biara Santa Maria di Milan, kini telah rusak akibat dimakan waktu. Lukisan terkenal
lainnya adalah Mona Lisa yang kini terdapat di musium Louvre Paris.

Sebuah spekulasi yang beredar tentang siapa sesungguhnya Mona Lisa antara lain menyatakan
bahwa citra perempuan tersebut merupakan hasil rekaan wajah Da Vinci sendiri. Spekulasi yang lain
menyatakan bahwa perempuan tersebut memang pernah ada, seorang istri pedagang.

Leonardo da Vinci wafat di Clos Luc, Perancis pada tanggal 2 Mei 1519, dan dimakamkan di Kapel
St. Hubert di kastel Amboise, Perancis.

Setelah meninggal dunianya, sangat kuat ditengarai bahwa Leonardo pernah memegang peranan
sebagai orang terkuat di sebuah organisasi rahasia bernama Priory of Sionyang berlaskarkan Knights
Templar. Apakah organisasi rahasia ini? Banyak fakta mengarahkan pada suatu dugaan bahwa Priory
of Sion merupakan sebuah organisasi yang menjaga ketat-ketat rahasia sejarah kristiani menurut
versi yang berbeda dari kitab Injil yang beredar di masyarakat. Yang dirahasiakan adalah mengenai
siapa mesias yang sesungguhnya dan kemungkinan Yesus tidak menjalankan hukum selibat.

Dalam versi yang sempat menimbulkan kontroversi ini diyakini bahwa Mesias yang sesungguhnya
adalah Santo Yohanes Pembaptis, hal tersebut tersirat dari kekerapan Da Vinci melukis Sang Santo
dalam posisi telunjuk menuding ke atas sebagai simbolisasi 'Putra Allah'.

Versi yang tak kalah mengagetkannya adalah kemungkinan Maria Magdalena si bekas perempuan
pelacur diperistri oleh Yesus. Namun semua hal tersebut tidak terbukti kebenarannya, hingga saat
ini, sehingga tudingan ini hanya dianggap sebagai langkah untuk memojokkan posisi umat Kristiani.

Penjelasan

Seniman
Lukis tidak saja mencerminkan luarnya benda, pendapat Da Vinci: yang dimaksud dengan lukis
adalah segala sesuatu yang terkandung di dalamnya, yang dasarnya alami dan tidak dapat dilihat
oleh mata telanjang manusia, lalu diekspresikan dalam bentuk gambar.

Menurut Da Vinci, Ilmu pengetahuan dan lukis ada hubungannya, misalnya gambar manusia, dia
pernah melakukan sebuah percobaan (membedah mayat agar dapat mengerti anatomi tubuh
manusia).

Sehingga dalam lukisannya, dia selalu dengan tepat menangkap gerakan otot di bawah lapisan kulit,
maka hasil lukisannya sangat halus, dan cermat, contohnya: sketsa tangannya yang masih tersimpan
hingga kini, setiap goresannya sangat indah, goresan penanya juga jelas, hal ini jarang dijumpai pada
saat itu. Terutama pada bagian mata dan rambut, tidak saja lembut, juga mengandung suatu daya
tarik. Ini menunjukan kematangan, kemampuan lukis tingkat tinggi. Leonardo dikenal sebagai
seniman terkemuka yang menghasilkan karya-karya terbaik. Ensiklopedi Tokoh Sains. 2007.
Bandung: PT. Kiblat Buku Utama, Cet-1. hal.53 Lukisannya antara lainPerjamuan Terakhir (The
LastSupper, 1495-1497) dan Mona Lisa (1503-1506). Dia juga menghasilkan karya-karya patung dan
menulis risalah tentang seni

Penemu

Da Vinci tidak saja seorang seniman, juga seorang ilmuwan, tukang mesin, dan penemu. Dalam
sketsanya, terdapat gambar rancangan kapal terbang dan mesin penggerak ke atas, juga masih
terdapat sketsa 'Cara Terbang Burung'. Semua ini hasil penemuan dari pengamatan cara terbang
burung. Kesimpulan dari penelitian ini, dia menemukan hubungan besar kecilnya sayap dengan berat
badan manusia. Meskipun tidak karena teori ini manusia bisa terbang, namun dia memberi
beberapa petunjuk cara terbang burung.

Dari sketsa penelitian kapal selam bisa terlihat, mula - mula dia tertarik pada arus air. Kemudian
dengan serius meneliti ikan - ikan yang berenang melawan arus serta hambatan tekanan arus yang
terjadi pada kapal, dan meninggalkan sejumlah lima sketsa mengenai badan kapal, yang besar
pengaruhnya pada masa sekarang.

Pada zaman Da Vinci, sudah ada jam waktu, tapi rancangan jam Da Vinci berbeda dan memiliki ciri
khas, jam lain kebanyakan menunjukkan jam, menit,dan detik tapi kepunyaan Da Vinci , bagian luar
menunjukkan keadaan bulan, seperti bundar, setengah bundar dan lain - lain, bagian kiri atas
menunjukkan 'menit', bagian kanan atas menunjukkan 'detik'

Arsitektur

Zaman Renaissance disebut: 'Zaman Keemasan Pembangunan', Da Vinci juga meninggalkan banyak
sketsa Arsitek. Dalam rancangan kotanya dicantumkan mengenai terowong air, juga pelebaran jalan,
aliran udara dan cahaya sesuai dengan rancangan kota zaman sekarang.

Tahun 1483, kebakaran besar terjadi di Milan dan wabah penyakit di Eropa menyebabkan puluhan
ribu orang meninggal, Da Vinci pernah mengusulkan pada Il Moro untuk membangun kembali Milan,
kemungkinan karena cara pemikiran melampaui mutu masa itu, juga biaya yang dibutuhkna terlalu
banyak, sehingga cita-citanya tak terwujud. Tapi tak henti - hentinya dia mempelajari, menyelidiki
dan mendiskusikan teknik pembangunan.

Perpaduan bakat seni dan ilmu


Meskipun Da Vinci adaah ilmuwan yang luar biasa, tapi pada dasarnya, dia masih tetap milik dunia
seni. Dia memadukan ilmu dengan seni, dan tidak karena mengejar kebenaranilmu lalu melupakan
keindahan.

Saat itu banyak seniman yang menggemari teknik gambar nyata. Orang - orang ini meski bisa dengan
tepat menggambar bentuk dari bagian sesuatu, namun melupakan segi keindahan yang utuh.
Sehingga memberi kesan rumit. Pada kenyataannya, perkembangan seni pada zaman pemulihan
budaya, perpaduan antara sifat nyata dan mempertahankan keindahan menyeluruh secara untuh,
hanya Da Vinci yang paling menonjol.

Meski sepanjang hidup Da Vinci tak henti - hentinya mengejar kemauan dan tak pernah mengenal
puas, sehingga meninggalkan setumpuk sketsa, namun karya yang benar - benar selesai tidaklah
banyak, hal ini amat disayangkan bagi sang genius dan bagi dunia.

Pada kenyataannya, seorang ahli matematka sahabatnya, sering menjuluki dia sebagai
'Pelukis,Pemusik';murid Michelangelo, pernah menulis tentang Da Vinci dalam 'Buku Para Pelukis
sebagai berikut; Da Vinci pernah menekuni bidang musik. Pada dasarnya dia memiliki hati yang
agung. Dan sambil memainkan biola, dia bernyanyi gembira.

Da Vinci pernah membawa alat musik buatannya sendiri, dimainkan di depan Il Moro di Milan.
Menurut catatan, alat musik ini terbuat dari perak, bentuknya seperi tulang kepala kuda, suara yang
dihasilkan, amat nyaring.

Dari semua dapat diketahui, meskipun tidak ada peninggalan Da Vinci yang berupa catatan lagu not
balok tapi keberhasilan dalam musik, juga tidak bisa ditandingi orang biasa.

2.2.2.2 Michelangelo Buonarroti

Michaelangelo Buonarroti' atau nama lengkapnya dalam bahasa Italia Michelangelo di Lodovico
Buonarroti Simoni (dalam bahasa Spanyol disebut Miguel ngel; dalam bahasa Perancis disebut
Michel-Ange, yang kurang lebih berarti Malaikat Mikail) (lahir di Caprese dekat Arezzo, Republik
Florence (masa kini Toskana, Italia), 6 Maret 1475 meninggal di Roma, Negara-negara Kepausan
(masa kini Italia), 18 Februari 1564 pada umur 88 tahun) adalah seorang pelukis, pemahat, pujangga,
dan arsitek zamanRenaissance.

Ia terkenal untuk sumbangan studi anatomi di dalam Seni Rupa. Karyanya yang dianggap terbaik
adalah Patung David, Piet, dan Fresko di langit-langit Kapel Sistina.

Riwayat Hidup

Lahir dekat Arezzo, di Caprese, Toscana, Italia tahun 1475. Ayahnya Lodovico di Leonardo di
Buonarotti di Simoni adalah seorang pegawai hukum di Caprese. Ibunya Francesca di Neri del
Miniato di Siena. Keluarganya memiliki status kebangsawanan rendah.

Awal pembelajaran, pengaruh keluarga Medici

Ayahnya menginginkan agar Michaelangelo berkonsentrasi ke profesi yang dianggap lebih mapan,
namun Michaelangelo menyukai seni rupa. Ia lalu dibina oleh Domenico Ghirlandaio (namun dengan
suatu sebab Michaelangelo menolak hal ini) dan Bertoldo di Giovanni. Ghirlandaio kemudian
merekomendasikannya kepada Lorenzo de Medici. Ia lalu membuat beberapa karya yang cukup
mengagumkan (untuk usianya yang masih belasan tahun), namun belum mampu membuat namanya
menjadi lebih terkenal, di antaranya:
Madonna de la Salsa (1490-1492)

Battle of the Centaurs (1491-1492)

Ciri perfeksionisme Michaelangelo mulai berkembang sejak kritik-kritik yang dilancarkan Lorenzo de
Medici.

Revolusi Savonarola

Setelah Lorenzo de Medici wafat, penggantinya, Piero de Medici bukanlah orang yang disenangi oleh
Michaelangelo. Ia kemudian keluar dari binaan keluarga Medici dan melanjutkan karya-karyanya
sendiri. Kepemimpinan Piero de Medici yang lemah membuat kota Firenze dikepung pihak
Republikan, dan keluarga Medici terusir dari kota Firenze.

Pada masa ini, Michaelangelo membuat beberapa karya, antara lain:

Wooden crucifix (1493) untuk gereja Santa Maria del Santo Spirito

Patung studi Hercules dari marmer

Runtuhnya kekuasaan keluarga Medici memberi celah bagi ajaran pendeta Savonarola yang
menentang kembalinya unsur seni klasikisme ke dalam Gereja. Seni Klasik dianggap mengandung
banyak demoralisme, di antaranya banyaknya unsur erotisme dan gayisme (kebetulan model-model
karya seni yang banyak berada di gereja adalah lelaki).

Hal ini membuat Michaelangelo berusaha keluar dari pengaruh Firenze, dan berusaha menersukan
profesinya di Venice, kemudian Bologna. Namun di dua kota ini, tidak ada satu pun yang mengenal
kebesaran nama Michaelangelo.

Ia kemudian terlibat penipuan patung "The Lost Cupid" yang kemudian dibeli oleh pihak Gereja.
Meskipun kemudian ketahuan, usahanya ini mendapat apresiasi dari Kardinal Raffaele Riario.
Michaelangelo kemudian mendapat kepercayaan untuk membuat patung Bacchus. Namun
kemudian patung ini diakui Michaelangelo sebagai pesanan Jacopo Galli.

Kembali ke Firenze

Pada November 1497, duta besar Perancis meminta Michaelangelo membuat Piet, patung Bunda
Maria yang menangisi kematian Yesus. Karya ini menjadi pelopor dicantumkannya nama pematung
langsung di karya yang dibuat.

Di masa ini, karya-karya Michaelangelo mulai mendapatkan apresiasi yang baik. Dan pada tahun
1504, ia mulai mengerjakan karyanya yang paling terkenal, David yang kemudian dipajang di Piazza
della Signoria. Karya ini dimaksudkan sebagai simbol kekuatan Republik atas ancaman dari faksi-faksi
yang bertikai di daerah Romawi. Karya ini juga menjadi awal perseteruannya dengan Leonardo da
Vinci yang menyarankan agar karya tersebut di tempat yang tidak terlalu mencolok.

Di bawah pengaruh Papacy

Sebagai pengakuan terhadap keahliannya, Michaelangelo dipanggil ke Roma pada tahun 1503 untuk
menyelesaikan peristirahatan Paus sebelumnya. Tetapi proyek ini terlantar dengan ditugaskannya
pembuatan Fresko di dinding Kapel Sistina.

Hal ini menjadi tantangan besar untuk Michaelangelo, sebab meskipun pernah mempelajari
pembuatan Fresko pada masa Domenico Ghirlandaio, namun secara keahlian ia sama sekali bukan
pelukis.
Fresko ini dikerjakan dalam periode 1508-1512 dengan satu bagian terakhir di ujung kapel yang
belum diselesaikan hingga masa Paus Paulus III dimulai.

Kekuasaan Tahta Kepausan di Firenze

Pada tahun 1513, pengaruh Papacy di Firenze meningkat dengan naiknya salah satu anggota
keluarga Medici, Paus Leo X. Ia ditugaskan untuk mengerjakan Facade Basilika San Lorenzo dengan
imbalan yang sangat menarik. Namun keuangan keluarga Medici yang ambruk kemudian membuat
karya ini terkesan setengah jadi. Salah satu bagian yang terkenal dari karya ini adalah patung Musa.

Pengaruh Tahta Kepausan akhirnya runtuh pada tahun 1527 dan keluarga Medici bangkrut,
kemudian diikuti kembalinya kekuasaan Republik. Michaelangelo kemudian terlibat dalam
perancangan perlindungan kota Florence dari kepungan dengan membuat desain benteng.

Namun usaha ini membuat dirinya dianggap sebagai pengkhianat keluarga Medici sehingga pada
tahun 1530, ia meninggalkan Florence setelah kekuasaan Medici kembali.

Akhir riwayat hidup

Michaelangelo kembali mendapat kepercayaan untuk menyelesaikan bagian terakhir dari fresko
Kapel Sistina, yaitu Pengadilan Terakhir. Karya ini kemudian menimbulkan kontroversi karena
pengeksposan ketelanjangan.

Karya ini diperbaiki oleh asistennya Daniele da Volterraa dengan menambahkan lukisan kain
penutup di bagian yang dianggap penting.

Michaelangelo meninggal pada 18 Februari 1564 di usia 88 tahun. Ia sempat membuat parodi Piet,
dengan mengganti Bunda Maria dengan sosok yang diduga adalah dirinya sendiri.

Kepribadian

Kecenderungan karya Michaelangelo untuk menampilkan objek nudity tubuh laki-laki membuat ia
diduga mengalami kelainan homoseksualitas. Selain itu, pada masa Medici homoseksualitas memang
menjadi budaya yang lazim terjadi walaupun tetap dianggap amoral. Ia pun pernah terlibat
percintaan dengan salah seorang bangsawan laki-laki.

Namun tetap ada catatan mengenai kedekatannya dengan Vittoria Colonna, salah satu model
studinya. Tetapi hubungan ini dinilai hanya sebatas teman dekat karena Vittoria Colonna adalah
seorang dari sedikit perempuan pada masa Renaissance yang memiliki wawasan tinggi di bidang
sains.

Sifat perfeksionis terlihat di banyak karya Michaelangelo, salah satunya patung Faun yang dikritik
oleh Lorenzo de Medici. Michaelangelo rela menghancurkan gigi-gigi Faun tersebut untuk memenuhi
keinginan Lorenzo de Medici untuk membuat patung itu terlihat tua.

Salah satu kesalahan kecil yang pernah dibuatnya setelah itu adalah Patung Bacchus. Patung ini
dirancang dengan tidak memperhatikan adanya kemungkinan cacat pada bahan baku. Akibatnya,
muka patung ini terlihat retak menghitam.

Kesalahan ini dibayar Michaelangelo saat pembuatan David. Semua bagian terkecil dari marmer yang
disiapkan dalam pembuatan patung ini diperhitungkan seteliti mungkin. Hal ini membuat karyanya
dihormati karena ketelitian seperti itu sulit disaingi oleh pematung lain.
Namun pribadi Michaelangelo tidaklah sesuci karyanya yang banyak dipajang di altar gereja. Selain
isu homoseksualitas, perbuatannya membongkar tubuh mayat membuat ia harus menghadapi
banyak pemeriksaan. Karya-karyanya juga banyak yang terlantar hanya karena masalah uang. Dan
saat ini, autobiografinya diduga banyak dimanipulasi untuk mengangkat namanya sendiri. Ia juga
terlibat rivalitas tidak sehat dengan Leonardo da Vinci.

Sumbangan terhadap Renaisans

Karya Michelangelo membuka mata seniman pada zaman ini tentang pentingnya studi yang baik
tentang anatomi. Pada masa inilah dimulai penelitian langsung organ tubuh dan alat gerak dari
mayat.

Karya-karyanya banyak menjadi inspirasi karya seni pada masa Renaisans. Selain itu karya
arsiterturnya bisa dilihat di banyak bangunan di Firenze.

Karya-Karyanya adalah:

Madonna and Child with the Infant St. John (Taddei Tondo)

Il Putto Dormiente

Madonna de La Scalsa

Battle of Centaurs

Wooden crucifix

Bacchus

Piet

Patung Studi Herkules

Fresko di Langit-Langit Kapel Sistina

Patung studi dari beberapa budak

Fresko Pengadilan Terakhir di dinding altar Kapel Sistina.

Moses

Arsitektur Basilicia of San Lorenzo

Patung-patung di pemakaman Basilicia of San Lorenzo

Arsitektur Palazzo Farnese

Desain arsitektur Basilika Santo Petrus

2.2.2.3 Raphael Sanzio

Raphael Sanzio atau Rafaello Sanzio (lahir di Urbino, Italia, 6 April 1483 meninggal di Roma, Italia, 6
April 1520 pada umur 37 tahun) adalah ahli lukis dan arsitektur terpelajar Italia dari kota Firenze
pada masa High Renaissance. Ia juga dikenal dengan panggilan Raffaello Santi, Raffaello da Urbino,
atau Rafael Sanzio da Urbino.

Riwayat
Raphael Santi adalah anak dari pasangan Giovanni Santi dan Mgia di Battista Ciarla, yang meninggal
pada tahun 1491. Ayahnya memperkenalkan kepada humanist court di kota Urbino, yang hingga
akhir abad 15, adalah salah satu pusat kebudayaan teraktif di Italia di bawah pemerintahan Federico
da Montefeltro, yang meninggal tujuh bulan sebelum kelahiran Raphael. Di sana Raphael bisa
mempelajari karya-karya Paolo Uccello, Luca Signorelli, dan Melozzo da Forl. Raphael
memperlihatkan bakat yang cemerlang, dan pada umur 17 tahun sudah dipanggil master.

Dalam biografinya tentang Raphael, Giorgio Vasari menyebutkan bahwa ayah Raphael membawa
Raphael ke Perugia pada umur 11 tahun untuk menjadi tenaga magang bagiPietro Perugino.

Salah satu karya awal Raphael yang terdokumentasikan adalah lukisan altar untuk gereja San Nicola
da Tolentino in Citt di Castello, sebuah kota kecil penghubung Perugia danUrbino. Pengerjaan
lukisan ini diperintahkan pada tahun 1500 dan diselesaikan 1501. Lukisan ini rusak akibat gempa
pada 1789, dan kini hanya beberapa bagiannya yang sempat diselamatkan dan disimpan di
Pinacoteca Tosio Martenigo, Brescia.

Karya penting lainnya adalah Crowning of the Virgin untuk Oddi Chapel di gereja San Francesco di
Perugia. Raphael, kemungkinan dengan status sebagai anggota bengkel seniPietro Perugino juga ikut
serta dalam penggarapan fresko Collegio del Cambio.

The Marriage of the Virgin, karya utamanya pada tahun 1504, diinspirasi oleh lukisan Pietro Perugino
Giving of the Keys to St. Peter pada 1481-1482. Setelah itu ia melanjutkan dengan lukisan-lukisan
kecil, Vision of a Knight, Three Graces dan St. Michael semuanya menunjukkan gayanya yang segar
dan matang.

Pada 1504 Raphael pindah ke Siena bersama Pinturicchio, yang telah dibekalinya dengan desain dan
gambarnya untuk pembuatan fresko di Libreria Piccolomini, Siena. Kemudian ia kembali ke Florence,
kemungkinan untuk mengikuti gonfaloniere Pier Soderini setelah berakhirnya kekuasaan Savonarola,
dan saat itu dua master besar dalam seni rupa, Leonardo da Vinci dan Michelangelo, sedang dalam
proses kerja. Keberadaan Raphael pada musim gugur 1504 dapat dibuktikan. There Di sana ia tinggal
selama empat tahun, untuk kemudian berpindah-pindah ke Perugia, Urbino, dan kemungkinan besar
ke Roma. Pada 1507 dia ditugaskan oleh bangsawan Perugia untuk mengerjakanDeposition (Galleria
Borghese, Roma).

Di Florence, Raphael berteman dengan beberapa pelukis lokal, di antaranya Fra Bartolomeo,
pembangun prinsip-prinsip dasar High Renaissance, pengaruh ini kemudian menyebabkan ia mulai
meninggalkan gaya tipis dan indah Perugino dan memulai gaya mewah dan berat. Tetapi,
bagaimanapun pengaruh terbesar terhadap Raphael paad masa itu adalah komposisi Leonardo da
Vinci, termasuk juga teknik baru chiaroscuro and sfumato.

Pada akhir 1508, Pope Julius II menugaskan pengerjaan karyanya di Roma dengan bimbingan Donato
Bramante. Padahal pada masa itu Raphael hanyalah pelukis berusia 25 tahun yang masih
mengembangkan gaya keseniannya. Bagaimanapun, ia berhasil menarik perhatian dan penghargaan
dari Pope. Ia mendapat julukan prince of painters(pangeran dari seluruh pelukis). Dua belas tahun
berikutnya Raphael tidak pernah lagi meninggalkan Roma, untuk bekerja kepada Julius dan
penerusnya Pope Leo X (salah satu anggota keluarga Lorenzo de Medici) dan menghasilkan beberapa
mahakarya. Ia kemudian menjadi seniman paling diminati di Italia.

Pada akhir 1508 ia mulai mendekorasi tempat tinggal Julius di Istana Vatikan, yang oleh Sri Paus
dimaksudkan untuk mengembalikan nuansa kejayaanGereja Romawi melalui penerapan konsep
humanisme dan neoplatonisme. Salah satu fresko yang terkenal dari karya ini adalah Stanza della
Segnatura, yang diselesaikan 1511, Disputa yang terkenal, dan The School of Athens. Raphael terus
menerus mengerjakan karyanya di ruangan tersebut sampai 1513, di bawah kekuasaan Paus Leo X,
tetapi selalu membiarkan bagian akhir karyanya tidak terselesaikan untuk dikerjakan pembantunya.
Di lain waktu ia mengerjakan hal lain, misalnya dekorasi suci untuk bangunan berbeda, lukisan
potret, lukisan altar, dan sebagainya.

Salah satu karyanya yang juga terkenal berasal dari hubungan pertemanannya dengan bankir
dariSenese, Agostino Chigi, yang menugaskan fresko Galatea di Villa Farnesina dan Sibyls di gereja
Santa Maria della Pace, bersamaan dengan desain arsitektural dan dekorasi Chigi Chapel di gereja
Santa Maria del Popolo (1513). Pekerjaan arsitektural ini membuat Raphael dipercaya menjadi salah
satu arsitek dari Saint Peter's Basilica yang baru(pengerjaan dimulai1506), yang ditinggalkan
Bramante's setelah kematiannya pada 1514. Raphael mengubah rancangan Yunani menjadi desain
bergelombang, tetapi rancangan ini kembali diubah setelah kematiannya. Dua tahun kemudian ia
merancang Villa Madama diRoma. Pada 1515 ia juga ditunjuk menjadi penyelia penyelidikan
arkeologis Romawi, untuk tujuan pembuatan peta arkeologis kebudayaan tersebut.

Ukuran prestise Raphael membuat karyanya menjadi penting dalam penciptaan dan pemeliharaan
persekutuan politik, seperti karya-karyanya di Louvre]], yang dikirimkan kepada Perancis, dan
Lukisan Potret Lorenzo de Medicisebagai hadiah untuk kubuFirenze.

Raphael tidak pernah menikah, meskipun pada 1514 ia diketahui menjalin hubungan dengan Maria
Bibbiena, keponakan kardinal, tetapi kemudian tunangannya ini meninggal. According Berdasarkan
legenda, cinta sejatinya adalah seorang Fornarina ("the little baker"), tetapi keberadaannya tidak
pernah tercatat secara autentik. MenurutVasari, kematian Raphael kemungkinan akibat cinta yang
berlebihan.

Pada tahun-tahun terakhirnya, (1518-1520) pengaruh bengkel seni terhadap karya Raphael menjadi
lebih signifikan, seperti di lukisan Sicilias Spasimo untuk gereja Palermo dan Visitation yang
sekarang pindah ke Prado, Madrid. Juga dekorasi Ruang Constantine di Vatikan dikerjakan oleh
pembantunya berdasarkan rancangan Raphael. Salah satu karya yang dibuatnya sendiri adalah
Double portrait di Louvre, Ezechiel's Vision yang kecil namun monumental, danTransfiguration.

Kematian Raphael secara mendadak di Roma pada ulang tahunnya yang ke 37 (sebenarnya hanya
beberapa minggu sebelum rencana Leo untuk mengangkatnya sebagai kardinal) ditangisi oleh orang-
orang yang sudah begitu mengenal hidup dan karyanya. Tubuh Raphael dibaringkan di suatu
ruangan yang menggambarkan kejeniusannya, dan diberi penghormatan dengan upacara
penguburan yang dibuka untuk umum. Lukisan Transfiguration diarak sebelum jenazahnya.

Raphael dikuburkan di Pantheon, Salah satu tempat penguburan bergengsi di Italia.

Kontroversi tanggal lahir dan kematian

Ada sedikit kerancuan dalam tanggal lahir dan kematian Raphael. Ada beberapa sumber yang
bervariasi:

Dia meninggal pada ulang tahunnya yang ke 37

Dia meninggal sehari sebelum ulang tahunnya yang ke 37

Hari ulang tahun dan kematiannya terjadi pada hari Jumat sebelum Paskah (Jumat Suci).

Ada kesalahan dalam penghitungan kalender Julian ke kalender Gregorian.


Kalender Gregorian diperkenalkan 62 tahun setelah kematian Raphael, jadi kemungkinan kesalahan
konversi Kalender bisa diabaikan.

Jadi fakta yang bisa dipercaya adalah:

Raphael lahir pada Jumat Suci, 6 April 1483

Raphael meninggal pada hari ulang tahunnya yang ke 37, hari Minggu 6 April 1520

Perbandingan dengan seniman lain

Raphael dikenal dengan gaya lukisnya yang kontemporer. Namun jika dibandingkan dengan
Michelangelo atau Titian, ia sering dianggap inferior. Pada hal lain, tidak ada dari keduanya yang
mendapatkan pencapaian sama seperti Raphael, kesan "keringanan".

Karya lain

Setelah kedatangannya di Roma, lukisan potret menjadi pekerjaan sampingan bagi Raphael
sementara ia mengerjakan proyek-proyek Vatikan. Di antara seluruh lukisan potret, ia pernah
melukin dua popes Julius II dan Leo X, yang terakhir dianggap sebagai karya lukisan potretnya yang
terbaik.

Salah satu penugasan dari papacy yang dianggap terpenting adalah seri 10 kartun untuk for sulaman
yang menggambarkan kehidupan Saint Paul dan Saint Peter, yang dimaksudkan sebagai salah satu
dekorasi Sistine Chapel. Kartun-kartun ini kemudiaan dikirim ke Bruxelles untuk disulam di bengkel
seni Pier van Aelst, Tiga sulaman pertama dikirim ke Roma pada tahun 1519. Kemungkinan besar
Raphael menyaksikan seluruh bantal telah diselesaikan karena seluruhnya telah diselesaikan pada
tahun 1520 untuk Leo X.

Catatan karya-karya utama

Angel (fragment of the Baronci Altarpiece) (1500-1501) - Oil on wood, 31 x 27 cm,


Pinacoteca Civica Tosio Martinengo, Brescia, Italia

Angel (fragment of the Baronci Altarpiece) (1500-1501) - Oil on wood, 57 x 36 cm,


Louvre, Paris

St. Sebastian (1501-1502) - Oil on wood, 43 x 34 cm, Accademia Carrara, Bergamo

The Crowning of the Virgin (Oddi Altar) (c. 1501-1503) - Oil on canvas, 267 x 163 cm,
Pinacoteca Vaticana, Vatican, Rome

The Annunciation (Oddi Altar, predella) (c. 1501-1503) - Oil on canvas, 27 x 50 cm,
Pinacoteca Vaticana, Vatican, Rome

The Adoration of the Magi (Oddi Altar) (c. 1501-1503) - Oil on canvas, 27 x 150 cm,
Pinacoteca Vaticana, Vatican, Rome

The Presentation in the Temple (Oddi Altar, predella) (c. 1501-1503) - Oil on canvas, 27 x
50 cm, Pinacoteca Vaticana, Vatican, Rome

Portrait of a Man - Oil on wood, 45 x 31 cm, Galleria Borghese, Rome

Madonna Solly (Madonna with the Child) (1500-1504) - Oil on tablet, 53 x 38 cm,
Staatliche Museen zu Berlin
Mond Crucifixion (Citt di Castello Altarpiece) (1501-1503) - Oil on wood, 281 x 165 cm,
National Gallery, London

Three Graces (c. 1501-1505) - Muse Cond, Chantilly, France

St. Michael (c. 1501) - Louvre, Paris

The Connestabile Madonna (1502-1503) - Tempera on wood, 17,5 x 18 cm, The


Hermitage, St. Petersburg

Madonna and Child (1503) - Oil on wood, 55 x 40 cm, Norton Simon Museum of Art,
Pasadena

The Marriage of the Virgin (1504) - Oil on roundheaded panel, 174 x 121 cm, Pinacoteca
di Brera, Milan

Portrait of Elisabetta Gonzaga (c. 1504) - Oil on wood, 52,9 x 37,4 cm, Uffizi, Florence

Vision of a Knight (1504) - Egg tempera on poplar, 17.1 x 17.1 cm, National Gallery,
London

St. George (1504) - Oil on tablet, 31 x 27 cm, Louvre, Paris

Madonna and Child Enthroned with Saints, (1504-1505) - Tempera and gold on wood,
172,4 x 172,4 cm (main panel), Metropolitan Museum of Art, New York

Portrait of Pietro Bembo (c. 1504) - Oil on wood, 54 x 69 cm, Museum of Fine Arts,
Budapest

Portrait of Perugino (c. 1504) - Tempera on wood, 57 x 42 cm, Uffizi, Florence

Self-portrait (1504-1506)) -

The Ansidei Madonna (The Madonna between St. John Baptist and St. Nicholas of Bari)
(c. 1505-1506) - Oil on poplar, 274 x 152 cm, National Gallery, London

Young Man with an Apple (1505) - Oil on wood, 47 x 35 cm, Uffizi, Florence

Christ Blessing (1505) - Oil on wood, 30 x 25 cm, Pinacoteca Civica Tosio Martinengo,
Brescia, Italia

Madonna Terranova (1504-1505) - Oil on wood, 87 cm, Staatliche Museen zu Berlin

The Madonna of the Goldfinch (c. 1505) - Uffizi, Florence

Madonna del Prato (The Madonna of the Meadow) (c. 1505) Oil on wood, 113 x 88 cm,
Kunsthistorisches Museum, Vienna

St. George and the Dragon (1505-1506) - Oil on wood, 28.5 x 21.5 cm, National Gallery
of Art, Washington

Portrait of Agnolo Doni (1505-1507) - Oil on wood, 63 x 45 cm, Palazzo Pitti, Florence

Portrait of Maddalena Doni (1505-1507) Oil on wood, 63 x 45 cm, Palazzo Pitti,


Florence

Madonna of the Grand Duke (c. 1506) - Oil on wood, 84 x 55 cm, Palazzo Pitti, Florence
Madonna of the Pinks (1506)

Madonna with Beardless St. Joseph (1506) - Tempera on canvas transferred from wood,
74 x 57 cm, The Hermitage, St. Petersburg

Canigiani Holy Family (1507) - Oil on wood, 132 x98 cm, Alte Pinakothek, Munich

La Belle Jardinire (1507) - Louvre, Paris

The Deposition of Christ (The Entombment) (1507-1508) - Oil on wood, 184 x 176 cm,
Galleria Borghese, Rome

The Three Theological Virtues (tryptic) (1507) - Oil on wood, 16 x 44 cm (each),


Pinacoteca Vaticana, Vatican, Rome

Portrait of a Young Woman (La Muta) (1507-1508) - Oil on wood, 64 x 48 cm, Galleria
Nazionale delle Marche, Urbino

The Tempi Madonna (Madonna with the Child) (1508) - Alte Pinakothek, Munich

Madonna of Loreto (Madonna del Velo) (1509-1510) - Oil on wood, 120 x 90 cm, Muse
Cond, Chantilly, France

Aldobrandini Madonna (1510) - Oil on wood, 38,7 x 32,7 cm, National Gallery, London

Madonna with the Blue Diadem (1510-1511) - Oil on wood, 68 x 44 cm, Muse du
Louvre, Paris

Portrait of a Cardinal (1510-1511) - Oil on wood, 79 x 61 cm, Museo del Prado, Madrid

The Alba Madonna (1511) - Oil on canvas, diameter 98 cm, National Gallery of Art,
Washington

The Prophet Isaiah (1511-1512) - Fresco, 250 x 155 cm, Sant'Agostino, Rome

Portrait of Pope Julius II (1511-1512) - Oil on wood, 108 x 80,7 cm, National Gallery,
London

Portrait of Pope Julius II (1512) - Oil on wood, 108,5 x 80 cm, Uffizi, Florence

The Madonna of Foligno (1511-1512) - Oil on wood, 320 x 194 cm, Pinacoteca Vaticana,
Vatican, Rome

The Triumph of Galatea (1511-1513) - Fresco, 295 x 224 cm, Villa Farnesina, Rome

Portrait of Tommaso Inghirami (1512-1514) - Boston, Massachusetts

Sistine Madonna (c. 1513-1516) - Oil on canvas, 265 x 196 cm, Gemldegalerie Alte
Meister, Dresden

Madonna della Seggiola (Madonna with the Child and Young St. John) (1513-1514) - Oil
on wood, diameter 71 cm, Galleria Palatina (Palazzo Pitti),Florence

Madonna dell'Impannata (1513-1514) - Oil on wood, 158 x 125 cm, Galleria Palatina
(Palazzo Pitti), Florence

Madonna della Tenda (1514) - Oil on wood, 65,8 x 51,2 cm, Alte Pinakothek, Munich
The Burning of Borgo (1514) - Fresco, width at base 670 cm, Vatican, Rome

Portrait of Bindo Altoviti (c. 1514) - Oil on tablet, 60 x 44 cm - National Gallery of Art,
Washington, D.C.

The Sibyls (1514) - Fresco, width at base 615 cm,Santa Maria della Pace, Rome

The Ecstasy of St. Cecilia (1514-1516) - Oil on wood, 220 x 136 cm, Pinacoteca Nazionale,
Bologna

Portrait of Balthasar Castiglione (c. 1515) - Oil on canvas, 82 x 67 cm, Louvre, Paris

Woman with a Veil (La Donna Velata) (1515-1516) - Oil on canvas, 82 x 60,5 cm, Palazzo
Pitti, Florence

Portrait of Tommaso Inghirami (1515-1516) - Oil on wood, 91 x 61 cm, Palazzo Pitti,


Florence

Portrait of Andrea Navagero and Agostino Beazzano (1516) -

Portrait of Cardinal Bibbiena (c. 1516) - Oil on canvas, 85 x 66,3 cm , Palazzo Pitti,
Florence

Double Portrait (c. 1516) - Oil on canvas, 77 x 111 cm , Galleria Doria Pamphilj, Rome

Transfiguration (1517-c. 1520) - Oil on wood, 405 x 278 cm, Vatican Museum, Rome

Portrait of Pope Leo X with two Cardinals (1517-1518) - Oil on wood, 155 x 118 cm,
Palazzo Pitti, Florence

Christ Falling on the Way to Calvary (1516-1517) - Oil on panel transferred to canvas,
318 x 229 cm, Museo del Prado, Madrid

The Holy Family of Francis I (1518) - Louvre, Paris Visitation

Ezechiels Vision (1518) Oil on wood, 40 x 29 cm, Palazzo Pitti, Florence

St. Michael Vanquishing Satan (1518) - Louvre, Paris

Madonna of the Rose (1518) -

Self-portrait with a Friend (1518-1519) - Oil on canvas, 99 x 83 cm, Louvre, Paris

Portrait of a Young Woman (La Fornarina) (1518-1519) - Oil on wood, 85 x 60 cm,


Galleria Nazionale d'Arte Antica, Rome

Visitation - Museo del Prado, Madrid

BAB III

KESIMPULAN
Estetika Barat ada sejak jaman Yunani, disebut Estetika Barat karena menganut paham Imperialisme,
Kapitalisme dan juga teknologi. Pada masa ini estetika diartikan sebagai, Asthesis atau Aisthetica
yang berarti pencerapan inderawi. Estetika juga diartikan sebagai usaha untuk memahami
perkembangan pemikiran. Terdapat 3 filsuf Estetika Barat yaitu: Socrates, Plato dan Aristoteles.

Periodisasi Estetika Barat terbagi atas periode Dogmatis dan periode Reinassance.

Periode dogmatis ini adalah periode pertama dalam sejarah perkembangan estetika. Menurut para
tokoh-tokoh di periode ini seni merupakan sebuah tiruan (imitasi). Dan keindahan yang mutlak
adalah keindahan yang telah mencapai roh/kejiwaan. Periode Dogmatis disebut juga periode
Platonis pada periode inii pemikiran tentang keindahan berawal dari ahli-ahli filsafat Yunani.

Renaissance diartikan sebagai suatu periode sejarah di mana perkembangan kebudayaan Barat
memasuki periode baru dalam semua aspek kehidupan manusia, seperti ilmu-ilmu pengetahuan,
teknologi, seni dalam semua cabang, perkembangan sistem kepercayaan, perkembangan sistem
politik, institusional, bentuk-bentuk sistem kepercayaan yang baru dan lain-lain. Pada periode ini
terdapat 3 tokoh yang terkenal yakni : Leonardo Da Vinci, Michelangelo Buonarroti dan Raphael
Sanzio.

DAFTAR PUSTAKA

_____. Socrates. From http://id.wikipedia.org/wiki/Socrates, 07 November 2014

_____. Estetika. From http://id.wikipedia.org/wiki/Estetika, 07 November 2014

_____. Plato. From http://id.wikipedia.org/wiki/Plato, 07 November 2014

_____. Aristoteles. From http://id.wikipedia.org/wiki/Aristoteles, 07 November 2014

_____. Aristoteles. From http://id.wikipedia.org/wiki/Aristoteles, 07 November 2014

_____. Estetika Periode Dogmatis. From http://kumpulan-


puisidanartikel.blogspot.com/2012/03/estetika-periode-dogmatis.html, 07 November 2014

_____. Pengertian Renassance. From http://www.tuanguru.com/2012/02/pengertian-


renaissance.html, 07 November 2014

_____. Leonardo da Vinci. From http://id.wikipedia.org/wiki/Leonardo_da_Vinci, 07 November 2014

_____. Michaelangelo Bounarroti. From http://id.wikipedia.org/wiki/Michaelangelo_Buonarroti, 07


November 2014

Anda mungkin juga menyukai