Anda di halaman 1dari 12

NAMA JURNAL VOL./NO.

/BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

Pengaruh Pemberian Propofol Terhadap


Kadar Magnesium Serum Pada Pasien
Yang Menjalani Anestesi Umum

The Effect of Propofol Administration to Magnesium Serum Level in Patients


Undergoing General Anesthesia

Danu Indra Putra, Hari Wujoso, MH. Soedjito


Faculty of Medicine, Sebelas Maret University Surakarta.

ABSTRAK

Pendahuluan : Magnesium memainkan peranan penting di dalam banyak fungsi


selular, dan karenanya meningkatkan ketertarikan pada peranannya di bidang
kedokteran klinis. Penurunan kadar magnesium serum dihubungkan dengan
peningkatan kejadian aritmia, terutama pada saat periode induksi anestesi umum.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh pemberian propofol sebagai obat
induksi pada anestesi umum dengan dosis 1,5 mg/kgbb terhadap kadar magnesium
serum, dengan mengukur perbedaan kadar magnesium serum sebelum dan tiga menit
sesudah pemberian propofol.
Metode : Penelitian ini adalah penelitian kwantitatif observasional dengan pendekatan
Cross Sectional dengan rancangan penelitian pre dan post. Populasi sekaligus subjek
penelitian berjumlah 30 pasien adalah pasien berjenis kelamin lakilaki atau perempuan
yang menjalani pembedahan elektif dalam anestesi umum dengan status fisik ASA I dan
II berumur antara 17 60 tahun dan memenuhi criteria inklusi. Pemeriksaan kadar
magnesium serum dengan menggunakan metode colorimeter and point dengan nilai
normal 1,7 2,4 mg/dl.
Hasil : Menunjukkan adanya penurunan kadar magnesium serum yang bermakna
dengan p=0,000 ; p < 0,05. Nilai rata-rata kadar magnesium serum sebelum dan
sesudah pemberian propofol memperlihatkan penurunan sesudah pemberian propofol.
Kesimpulan : Pemberian propofol dengan dosis 1,5 mg/kgbb sebagai obat induksi pada
anestesi umum dapat menurunkan secara bermakna nilai kadar magnesium serum
dibandingkan dengan nilai sebelum pemberian.
Kata Kunci : Kadar Magnesium serum, Propofol, Anestesi umum.

1
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

ABSTRACT

Introduction : Magnesium plays a fundamental role in many cellular functions, and


thus there is increasing interest in its role in clinical medicine. Decrease in blood
magnesium is associated with an increase in the incidence of arrhythmia, especially
during the induction period of general anesthesia. Therefore, it is important to evaluate
the effects of propofol as induction in general anesthesia on serum concentrations of
magnesium.The purpose of this research is to proof the effect of propofol administration
as an induction agent in general anesthesia with propofol dosage of 1.5 mg/Kg body
weight to serum magnesium level, by measuring the difference of serum magnesium
before and three minutes after the administration of propofol.
Methods : This research is quantitative observational research with cross sectional
approach with pre and post research design. Population/ research subjects are 30
patients and the patients were male or female who undergoing elective surgery with
general anesthesia with physical status of ASA I and II, aged between 17-60 years old
and met inclusive criteria requirement. The examination of serum magnesium level was
using colorimeter method and point with normal value of 1.7-2.4 mg/dl.
Result : It showed a significant decrease of serum magnesium level with p=0.000; p <
0.05. Average value of magnesium serum before and after propofol administration
showed a decrease after propofol administration.
Conclusions : Propofol administration with 1.5 mg/Kg body weight as an induction
agent in general anesthesia can significantly decrease serum magnesium level
compared to before administration.
Keywords : Serum Magnesium Level, Propofol, General Anesthesia.

PENDAHULUAN berfungsi sebagai obat induksi pada


Pasien yang menjalani anestesi umum anestesi umum, tetapi pada saat ini
biasanya membutuhkan fase induksi propofol dengan onset yang relative cepat,
sebelum dilakukan tindakan intubasi durasi yang pendek dan dengan efek
endotrakeal. Meskipun banyak obat yang samping minimal menjadikannya sebagai

2
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

salah satu obat yang paling popular terlebih lagi jika dikombinasikan dengan
sebagai obat induksi1. opioid1.
Propofol adalah salah satu obat anestesi Terdapat beberapa teori yang menyatakan
intravena non barbiturat yang saat ini bahwa pemberian propofol baik pada saat
banyak sekali digunakan. Propofol induksi maupun pada saat pemeliharaan
memiliki beberapa keuntungan dibanding operasi namun dapat menyebabkan
obat induksi intravena lainnya (etomidate penurunan magnesium serum yang cukup
dan ketamine) yaitu mula kerja yang bermakna. Hal ini disebabkan karena
relative singkat ( 30 detik), perpindahan magnesium ke intra seluler
pemulihan50%-70% lebih cepat, efek akibat efek langsung obat-obat induksi
terhadap susunan saraf pusat dan terhadap anestesi terhadap membrane sel itu
hati minimal, dan terdapat efek terapeutik sendiri2.
non hipnotik seperti misalnya efek anti Magnesium adalah salah satu dari empat
emetik, efek anti pruritus, efek anti kejang kation utama dalam tubuh dan merupakan
dan efek bronkokonstriksi yang lebih kation intraseluler kedua yang paling
minimal1. penting setelah kalium. Magnesium sering
Ketika digunakan dalam dosis 1,5-2,5 dihubungkan dengan pengaturan
mg/kgBB dengan penyuntikan cepat (<15 fosforilasi dan kanal ion, dan terlibat
detik) akan menyebabkan penurunan penting sebagai faktor penunjang dalam
kesadaran dalam 30 detik. Sedangkan metabolisme energi dan sintesis asam
waktu pemulihan kesadaran akan dicapai nukleat 2.
dalam waktu 30 sampai 90 menit Karena diduga terdapat pengaruh propofol
kemudian dengan kualitas kesadaran terhadap penurunan magnesium pada
sangat baik. Hal ini yang menjadikan pasien yang akan menjalani operasi dan
salah satu keuntungan penggunaan tentunya kurang menguntungkan pada
propofol yang paling penting pasien-pasien yang memiliki riwayat
dibandingkan dengan obat induksi gangguan jantung dan pembuluh darah,
intravena lainnya. Dengan mula kerja dan pasien-pasien yang memiliki riwayat
lama kerja yang relative singkat kejang, riwayat gangguan susunan saraf
menjadikan propofol sebagai obat pilihan pusat dan lain-lain, maka dilakukanlah
pada semua jenis operasi berdasarkan penelitian efek propofol sebagai obat
lama operasi, terutama operasi singkat,

3
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

induksi terhadap penurunan kadar independent yaitu kadar magnesium


magnesium serum. serum, maka besar sampel minimal dapat
menggunakan pedoman rule of thumb.
SUBJEKDANMETODE Dengan rule of thumb maka besar
sampel yang diperlukan adalah 30 pasien.
Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian Variable Bebas dan Terikat
kwantitatif observasional dengan Kadar magnesium serum dan Efek
pendekatan Cross Sectional dengan propofol
rancangan penelitian pre dan post yang
Definisi Operasional Variabel
meneliti pengaruh pemberian propofol
Propofol sebagai obat induksi
sebagai obat induksi terhadap kadar
Adalah propofol 1,5 mg/kgbb intravena
magnesium serum.
sebagai obat induksi anestesi yang
Tempat dan Waktu Penelitian diberikan sebelum pemberian pelumpuh
Penelitian dilakukan di Instalasi Bedah otot. Sediaan berbentuk ampul berisi 200
Pusat Rumah Sakit Umum Daerah mg propofol dalam 20 ml pelarut.
Moewardi Surakarta, dimulai pada bulan Alat ukur : dengan menggunakan spuit 10
April - Mei 2015. ml
Satuan : mg/kgbb
Populasi Penelitian
Skala pengukuran : nominal
Populasi yang diikut sertakan dalam
penelitian ini adalah pasien berjenis
Kadar Magnesium serum
kelamin laki-laki atau perempuan yang
Kadar magnesium serum (sample darah
menjalani pembedahan elektif dalam
beku 5 ml) diukur 2 kali (sebelum
anestesi umum dengan status fisik ASA I
perlakuan dan 3 menit sesudah induksi)
dan II berumur antara 17-60 tahun
yang akan diperiksa di Laboratorium
diInstalasi Bedah Pusat RSUD dr.
Prodia Surakarta menggunakan metode
Moewardi dalam kurun waktu bulan April
colorimeter and point dengan nilai normal
2015.
1,7 2,4 mg/dl.

Besar Sampel dan Teknik Sampling Alat ukur : Cobas

Pada penelitian ini terdapat satu variabel Satuan : mg/dl.

bebas yaitu propofol dan variable Skala pengukuran: rasio.

4
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

Alat Ukur (Instrumen) Variabel HASIL


Propofol diukur menggunakan spuit 10 Karakteristik Subyek Penelitian
ml, dimana setiap ml mengandung 10 mg Parameter Mini Max Mean Fre
propofol. mum imu SD kue
Skala pengukuran: nominal m nsi
- Hitung jenis kadar magnesium serum (%)
diukur dengan menggunakan alat Cobas Usia 18 60 37.87
dengan metode colorimeter and point. (tahun) 12.99
Berat 40 73 55.63
Metode Analisis Statistik
Badan 8.38
Data yang didapatkan dilakukan analisis
(Kg)
dengan program SPSS Statistic 17.0. Data
Dosis 60 110 84.17
demografi dan hasil penelitian dinilai
Propofol 12.18
apakah distribusinya normal atau tidak.
(1,5
Dilakukan uji Shapiro-Wilk karena jumlah
mg/kgbb)
sampel 30.
mg
Karakteristik dasar penelitian berupa jenis
Jenis
kelamin dan ASA ditampilkan dalam
kelamin
distribusi frekuensi dan prosentase,
Laki-laki 11
sedangkan usia, berat badan, dan dosis
(36.
propofol ditampilkan dalam nilai
7%)
minimum, maksimum, dan Mean + SD.
Perempua 19
Kemudian, untuk mengetahui apakah ada
n (63.
perbedaan bermakna antara nilai
3%)
magnesium serum sebelum dan sesudah
ASA
pemberian propofol dilakukan dengan
ASA I 21
Paired Samples t Test bila distribusi data
(70,
normal. Bila distribusi data tidak
0%)
normal maka digunakan uji Mann-
ASA II 9
Whitney U.
(30.
0%)

5
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

perbedaan yang signifikan antara nilai


rata-rata kadar magnesium (Mg) serum
sebelum dan sesudah pemberian propofol
(1,5mg/kgbb), jadi hipotesis yang
menyatakan ada pengaruh pemberian
PEMBAHASAN
propofol terhadap kadar magnesium
Kadar N Me Stad Mean P
serum pada pasien yang menjalani
Magnes an Deviat Differe
anestesi umum terbukti.
ium ion nce
(Mg)
Serum
(mg/dl) Propofol merupakan obat anestesi
Sebelu 3 2.1 0.126 0.126 0.0 intravena yang bekerja cepat dengan
m 0 28 00 karakter recovery anestesi yang cepat
Sesuda 3 2.0 0.110 tanpa rasa pusing dan mual-mual.
h 0 02 Propofol merupakan cairan emulsi
minyak-air yang berwarna putih yang
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bersifat isotonik dengan kepekatan 1% (1
bahwa dari 30 responden penelitian kadar ml/10mg) serta mengandung 10% minyak
magnesium (Mg) serum sebelum kedele, 2,25% gliserol, dan 1,2% purified
pemberian propofol (1,5mg/kgbb) egg phosphatide yang dimurnikan dan
didapatkan nilai rata-rata 2,128 + 0,126 mudah larut dalam lemak. Propofol
mg/dl, dan kadar magnesium (Mg) serum menghambat transmisi neuron yang
sesudah 3 menit pemberian propofol dihantarkan oleh GABA. Penggunaan
(1,5mg/kgbb) didapatkan nilai rata-rata propofol 1,5-2,5 mg/kgBB dengan
2,002 + 0,110 mg/dl. Jarak perbedaan penyuntikan cepat (<15 detik)
nilai rata-rata kadar magnesium (Mg) menimbulkan turunnya kesadaran dalam
serum sebelum dan sesudah pemberian waktu kurang dari 30 detik3.
propofol (1.5mg/kgbb) adalah 0,126 Anestesi umum merupakan tindakan
mg/dl, atau ada penurunan kadar meniadakan nyeri secara sentral disertai
magnesium (Mg) serum sesudah 3 menit hilangnya kesadaran dan bersifat pulih
pemberian propofol sebesar 5,9%. Nilai kembali (reversible). Saat ini telah banyak
p=0,000 (p<0,05) yang berarti bahwa ada digunakan obat-obat induksi pada anestesi

6
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

umum. Diantaranya yang sering sebelum pemberian propofol


digunakan adalah propofol sebagai obat (1,5mg/kgbb) didapatkan nilai rata-rata
induksi anestesi secara intravena. Propofol 2,128+0,126 mg/dl, dan kadar magnesium
menyebabkan anestesi dengan kecepatan (Mg) serum sesudah pemberian propofol
yang sama dengan barbiturat intravena, (1,5mg/kgbb) didapatkan nilai rata-rata
tetapi pemulihannya lebih cepat. Propofol 2,002+0,110 mg/dl. Jarak perbedaan nilai
menghambat transmisi neuron yang rata-rata kadar magnesium (Mg) serum
dihantarkan oleh GABA. Penggunaan sebelum dan sesudah pemberian propofol
propofol 1,5-2,5 mg/kgBB dengan (1,5mg/kgbb) adalah 0,126 mg/dl, atau
penyuntikan cepat (<15 detik) ada penurunan kadar magnesium (Mg)
menimbulkan turunnya kesadaran dalam serum sesudah pemberian propofol
waktu kurang dari 30 detik. sebesar 5,9%. Nilai p=0,000 (p<0,05)
Propofol menyebabkan anestesi dengan yang berarti bahwa ada perbedaan yang
kecepatan yang sama dengan barbiturate signifikan antara nilai rata-rata kadar
intravena, tetapi pemulihannya lebih magnesium (Mg) serum sebelum dan
cepat. Propofol mempunyai sifat sesudah pemberian propofol
antiemetik. Obat ini tampaknya tidak (1,5mg/kgbb).
menimbulkan efek kumulatif ataupun Pengaruh pemberian propofol terhadap
keterlambatan bangun setelah penggunaan turunnya kadar magnesium (Mg) serum
jangka lama. Karakteristik yang dikarenakan perpindahan magnesium ke
menguntungkan ini menyebabkan intra seluler akibat efek langsung obat-
penggunaan propofol secara luas sebagai obat induksi anestesi terhadap membran
komponen pada anestesi berimbang dan sel itu sendiri. Propofol adalah relative
popularitasnya sebagai anestesi yang modulator selektif dari reseptor GABA A
digunakan dalam rawat sehari. Obat ini dan tidak menunjukkan aktivitas
juga efektif untuk memperpanjang sedasi memodulasi ikatan kanal ion lainnya pada
pasien-pasien dalam kondisi konsentrasi klinis. Ketika reseptor GABA
kegawatdaruratan3. A teraktivasi, terjadi peningkatan
Berdasarkan hasil penelitian pemberian konduksi chloride di transmembran, yang
propofol (1,5mg/kgbb) mempengaruhi menghasilkan hyperpolarisasi pada
turunnya kadar magnesium (Mg) serum membrane sel postsinaps dan berfungsi
dimana kadar magnesium (Mg) serum menghambat neuron postsinaps1,3.

7
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

Propofol memiliki multi efek yang nyata terutama kadar magnesium serum yang
pada fungsi reseptor GABA A, yaitu dapat memicu gangguan pada jantung dan
mempotensiasi aliran GABA, aktivasi pembuluh darah, pasien-pasien yang
langsung terhadap reseptor, dan memiliki riwayat kejang, riwayat
memodulasi efek desensitivasi4. gangguan susunan saraf pusat dan lain-
Gamma Amino Butiric Acid (GABA) lain, maka dilakukanlah penelitian efek
merupakan neurotransmitter inhibitor, propofol sebagai obat induksi terhadap
artinya akan menghalangi penghantaran penurunan kadar magnesium serum.
impuls di serabut saraf. GABA akan
membuka gerbang ion chloride yang SIMPULAN
bermuatan negative sehingga serabut saraf Berdasarkan hasil penelitian yang telah
akan bermuatan sangat negative. Dengan dilakukan pada 30 pasien yang menjalani
begitu impuls sulit untuk dihantarkan pembedahan elektif dalam anestesi umum
melalui serabut saraf5. dengan status fisik ASA I dan II berumur
Hasil penelitian ini didukung oleh hasil antara 17-60 tahun di Instalasi Bedah
penelitian Tae Dong Kweon et al. (2009) Pusat RSUD dr. Moewardi dapat
meneliti penurunan kadar magnesium disimpulkan sebagai berikut
serum selama proses anestesi umum, Kadar magnesium (Mg) serum sebelum
terutama disebabkan oleh efek dari pemberian propofol didapatkan nilai rata-
hemodilusi, renal loss, dan stimulasi rata 2,128 + 0,126 mg/dl dan kadar
adrenergik, serta hypomagnesemia pernah magnesium (Mg) serum sesudah
dilaporkan selama induksi anestesi dengan pemberian propofol didapatkan nilai rata-
menggunakan propofol. rata 2,002 + 0,110 mg/dl, atau ada
Jadi berdasarkan uraian diatas maka dapat penurunan kadar magnesium (Mg) serum
diketahui bahwa penggunaan propofol sesudah 3 menit pemberian propofol
(1,5mg/kgbb) secara signifikan dapat sebesar 5,9%. Ada perbedaan yang
menurunkan kadar magnesium (mg) signifikan antara nilai rata-rata kadar
serum jadi penggunaan propofol pada magnesium (Mg) serum sebelum dan
pasien yang akan menjalani operasi sesudah pemberian propofol (p<0,05).
kurang menguntungkan apabila pasien Jadi pemberian propofol berpengaruh
tersebut memiliki riwayat gangguan signifikan terhadap turunnya kadar
ketidakseimbangan nilai elektrolit magnesium (Mg) serum.

8
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

SARAN H. et al. Safety and efficacy of


Kadar magnesium serum dapat menurun propofol with EDTA when used
setelah pemberian propofol. Oleh karena for sedation of surgical intensive
itu, diharapkan untuk dapat mengetahui care unit patient. Intensive Care
nilai laboraturium kadar magnesium Med. 2011; vol 26: 452-462.
sebelum dilakukan tindakan anestesi 5. Ikawati, Zullies. Pengantar
umum dengan menggunakan propofol Farmakologi Molekular, Gadjah
sebagai obat induksi. Mada University press,
UCAPAN TERIMA KASIH Yogyakarta; 2008.
Dr. Hari Wujoso, dr, SpF, MM, dan 6. Akhtar M, Hameed U, Hamid M.
Mulyo Hadi Sudjito dr, SpAn, KNA Magnesium, a drug of diverse use.
selaku Pembimbing Pendamping yang Journal of The Pakistan Medical
telah membimbing dengan sabar dan Assosiation. 2011; vol 61: 1220-
bersedia mengoreksi tulisan peneliti yang 1225.
jauh dari benar. 7. Barash P. Clinical Anesthesia. Ed
6th.Philadelphia: Lippincott
DAFTAR PUSTAKA Williams and Wilkins; 2013.
1. Miller R. Millers Anesthesia. Ed 8. Christhoper L, Lionel D, Christoph
7th. Philadelphia: Elsevier C, Martin R. Magnesium as an
Saunders; 2009. adjuvant to postoperative
2. Kweon T, Dong J, Sun J, Yeon A, analgesia. International Anesthesia
Cheung S. 2009. Effect of various Research Society. 2010; vol 104,
of anesthetic induction agents on no 6: 1532.
blood magnesium and calcium 9. Dahlan S. Uji Chi-Square
concentration. Korean Journal of (Hipotesis Komparatif Kategorik
Anesthesiology. 2009; vol 56: Tidak Berpasangan Tabel 2x2).
254-258 Statistik untuk Kedokteran dan
3. Morgan and Mikhails. Clinical Kesehatan. Jakarta:
Anesthesiology. Ed 5th. Chicago: SalembaMedika; 2011. Pp: 30-34.
Appleton and Lange; 2013. 10. Dalmas O. New and notable:
4. Daniel L, Kathleen K, Jesse B, magnesium selective ion channel.
Jhon U, Gerard J, Brian C, Robert

9
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

Biophysical Journal. 2011; 93: International Journal of Obstetric


3279-3280. Anesthesia. 2013; vol 22: 52-63
11. Dasgupta A, Sarma D, Saikia UK. 16. Lauralee S. Human Phisiology
Hypomagnesemia in type 2 from Cells to Systems. Department
diabetes mellitus. Indian Journal of of Phisiology and Pharmacology
Endocrinology and Metabolism. Scholl of Medicine, West Virginia
2011; 16(6): 1000-1003. University; 2010.
12. David W, Susanne H, Mariane E, 17. Liamis G, Liberopoulos E, Barkas
Stefan G, Markus W. Magnesium F, Elisat M. Diabetes mellitus and
essential for anesthesiologist. electrolyte disorders. World J Clin
American Society os Cases. 2014; 2(10): 488-496.
Anesthesiologist. 2011; vol 114, 18. Mahendra K, Neha D, Rautela,
no. 4: 971 Sethi. Effect of magnesium
13. Dina S, Shorbagy M, Saleh M. sulphate on postoperative pain
Treacheal intubation in pediatric following spinal
surgeries without muscle relaxing anesthesia.Medical English
using magnesium sulphate as an Journal of Anesthesiology. 2013;
adjuvant. Ain-Shams Journal of vol 22: 251
Anesthesiology. 2014; vol 7: 370- 19. Murray J, David G. Regulation of
375 Calcium and Magnesium,
14. Gautam P, Madhumita M, Department of Medicine,
Abhiram M, Debabanhi B, Abhisa University of Chicago; 2008.
B, Arunima M, Samvit S.et al. 20. Murti B. Sampel Non Random.
Effect of magnesium sulphate on Dalam desain dan ukuran sampel
hemodynamic response to untuk penelitian kuantitatif dan
endotracheal intubation. kualitatif di budang kesehatan.
International Journal Of Edisi ke 2. Gadjah Mada
Pharmacology and Theraupetics. University press. Yogyakarta;
2013; vol 3: 73 2010.
15. J. Douglas, Dean C. Magnesium 21. Narahashi T., Aistrup G.L.,
and the obstetric anesthetist. Lindstrom J.M. Ion channel
modulation as the basis for general

10
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

anesthesia. Toxicol Lett. 2003; Massachusetts General Hospital


367: 607-14. 7th edition. USA:Lippincott
22. Nidhi B, Neerja B, Seema P. William & Wilkins. 2007; Pp:
Minimal effective dose os 184-189.
magnesium sulfate for attenuation 28. Sastroasmoro S, Sofyan . Dasar-
os intubation response in dasar Metodologi Penelitian
hypertensive patient. Journal of Klinis. Edisi 4. Jakarta: Sagung
Clinical Anesthesia. 2011; vol 25: Seto; 2011.
92-97 29. Seo WJ, Park TJ. Magnesium
23. Paul.S., Kolesky S.E., Jenkins A. metabolism. Electrolite & Blood
General anesthetic action on Pressure. 2008; Vol. 6, pp: 86-95
GABAA receptors. Current 30. Shekoufeh B, Mortazavizadeh A,
Neuropharmacology. 2010; 8: 2-9. Ayatollahi V, Khadiv Z,
24. Penelope.S, Kanusky JT, Khalilzadeh S. The Effects of
Dougherty TB. Stunning the Propofol and Isoflurane on Blood
neural nexus: mechanisms of Glucose during Abdominal
general anesthesia. AANA Hysterectomy in Diabetic Patients.
Journal. 2004; 72(3): 197-205. Diabetes Metab. 2014; J. 38: 311-
25. Perouansky M, Pearce RA, 316.
Hemmings HC. Inhaled 31. Traynelis SF, Wollmuth LP,
anesthetics: mechanism of action. McBain CJ, Menniti FS, Vance
In: Miller R.D. Millers Anesthesia KM, Ogden KK. Glutamate
Seventh Edition. USA: Elsevier; receptor ion channels; structure,
2009. regulation, and fuction.
26. Robert V, Mihai N. 2011. Pharmacological Review. 2010;
Magnesium in the Central Nervous 62(3).
system. The University of 32. Vincent JL. Annual Update in
Adelaide; 2011. Intensive Care and Emergency
27. Saifee O., Solt K. 2007. Medicine, Ed 10th. New York:
Intravenous and inhalation Springer Cham Heidelberg; 2014.
anesthetics. In: Dunn P.F. Clinical 33. Zhang Y, Yuanlin D, Zhipeng X,
Anesthesia Procedurs of the Zhongcong X. Propofol and

11
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

magnesium attenuate isoflurane-


induced caspase-3 activation via
inhibiting mithochondrial
permeability transition pore.
Biomed Central; 2012.

12

Anda mungkin juga menyukai