Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia

yang dilakukan secara sengaja dan terencana untuk membantu perkembangan

manusia agar bermanfaat untuk kepentingan hidupnya. Proses pendidikan tersebut

telah berlangsung sejak manusia dilahirkan dalam lingkungan sosial keluarga dan

berlangsung terus menerus sepanjang masa hidupnya. Sebagai mahasiswa harus

memiliki kemampuan dalam menerapkan berbagai pengetahuan dan keterampilan.

Oleh karena itu, tidaklah cukup jika mahasiswa hanya menerima pendidikan di

bangku kuliah saja.

Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan mata kuliah dengan upaya

meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam perguruan tinggi. Melalui

program PKL, diharapkan mahasiswa memperoleh pengalaman kerja serta

terampil dalam mengolah data, menggunakan instrumen dan penerapan ilmu

disiplin lainnya di perusahaan atau instansi baik pemerintah maupun swasta

sehingga mahasiswa akan lebih siap menyesuaikan diriya dengan tuntutan dunia

kerja setelah lulus nantinya.

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Sulawesi Selatan

merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintahan

Provinsi Sulawesi Selatan melaksanakan urusan di bidang energi dan sumber daya

mineral berdasarkan asas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas perbantuan.

1
Salah satu tugas Dinas ESDM yaitu pembinaan dan penyelenggaraan tugas di

bidang pertambangan dan energi meliputi geologi dan sumber daya mineral,

pertambangan, listrik, dan pemanfaatan energi, minyak dan gas bumi. Salah satu

sumber daya mineral yaitu air.

Air adalah salah satu kebutuhan esensial yang kedua setelah udara untuk

keperluan hidup manusia, karena di dalam air terdapat unsur mineral yang

diperlukan untuk perkembangan pertumbuhan fisik manusia. Oleh karena itu,

diperlukan persyaratan pokok yakni persyaratan biologis, fisik dan kimiawi. Dari

persyaratan tersebut yang paling mudah diatasi adalah pencemaran biologi karena

umumnya mikroorganisme akan mati bila air dididihkan. Oleh karena itu,

dianjurkan untuk merebus air untuk dikonsumsi. Akan tetapi problem yang serius

di negara berkembang adalah masalah kimiawi pada air bersih seperti deterjen,

logam berat, pestisida, dan nitrat tidak dapat diatasi dengan merebus air tersebut.

Demikian pentingnya arti air dalam kehidupan dan kesehatan manusia maka

penyediaan air minum harus memenuhi persyaratan yang diatur dalam Permenkes

RI No. 492/Menkes/Per/ IV/2010 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas

air. Dengan kata lain, bahwa air yang digunakan atau dikonsumsi harus memenuhi

persyaratan baik secara kualitas maupun kuantitas.

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Adapun tujuan praktek kerja lapangan (PKL) ini dilakukan untuk

mengembangkan dan meningkatkan keahlian, kemampuan maupun keterampilan

mahasiswa di dalam mengaplikasikan disiplin ilmu yang diperoleh di bangku

kuliah ke dalam dunia kerja nyata.

2
1.3 Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan

Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) mahasiswa diberi kesempatan

untuk menimba ilmu pengetahuan dan pengalaman dari pembimbing dalam

lingkungan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Makassar. Berikut ini adalah

laporan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan di Laboratorium

yang terdapat di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Makassar jalan A.P

Pettarani Makassar selama kurang lebih 1 (satu) bulan dimulai tanggal 25 juli

2016.

1.4 Manfaat Praktek Kerja Lapangan

1. Sarana untuk mengetahui kualitas pendidikan yang ada di Politeknik

Negeri Ujung Pandang.

2. Sarana untuk memberikan penilaian kriteria tenaga kerja yang

dibutuhkan oleh perusahaan yang bersangkutan.

3. Sebagai jembatan antara perusahaan dengan institusi pendidikan

Politeknik Negeri Ujung Pandang untuk berkerja sama, baik dibidang

akademik maupun organisasi.

4. Sebagai sarana untuk menerapkan secara lebih mendalam tentang

lingkungan kerja di industri sehingga nantinya diharapkan mampu

menerapkan ilmu yang telah didapat dan penerapannya di industri.

4. Sebagai sarana untuk memperoleh dan meningkatkan kualitas,

keterampilan, dan kreativitas diri dalam lingkungannya sesuai dengan

bidang yang ditekuni.

3
5. Sebagai sarana untuk meningkatkan kepribadian diri sehingga mampu

berinteraksi, berkomunikasi, dan memiliki rasa tanggung jawab serta

disiplin yang tinggi.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Tempat Kerja Praktek

2.1.1 Sejarah Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Selatan

merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintahan

Provinsi Sulawesi Selatan, dimana keberadaan SKPD ini ditetapkan dengan

Peraturan Daerah N0.8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas

Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Berdasarkan peraturan tersebut, Dinas Energi

dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Selatan mempunyai tugas pokok

melaksanakan urusan di bidang energi dan sumber daya mineral berdasarkan asas

desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas perbantuan.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Dinas Energi dan Sumber Daya

Mineral mempunyai fungsi:

1) Perumusan kebijakan teknik di bidang pertambangan meliputi geologi

dan sumber daya mineral, pertambangan, listrik, dan pemanfaatan energi,

minyak dan gas bumi.

2) Penyelenggaraan urusan pertambangan dan energi dan pelayanan umum

di bidang geologi dan sumber daya mineral, pertambangan, listrik, dan

pemenfaatan energi.

5
3) Pembinaan dan penyelenggaraan tugas di bidang pertambangan dan

energi meliputi geologi dan sumber daya mineral, pertambangan, listrik,

dan pemanfaatan energi, minyak dan gas bumi.

2.1.2 Visi dan Misi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral

a. Visi

Terwujudnya sektor energi dan sumber daya mineral yang menghasilkan nilai

tambah menjadi salah satu sumber kemakmuran rakyat Sulawesi Selatan sebagai

10 provinsi terkemuka di Indonesia.

b. Misi

1) Meningkatkan profesionalisme dan kinerja Dinas Energi dan Sumber

Daya Mineral.

2) Meningkatkan kepastian hukum usaha sektor energi dan sumber daya.

3) Meningkatkan peranan serta masyarakat desa memenuhi energi secara

mandiri.

4) Meningkatkan usaha pertambangan menjadi industri strategis yang ramah

lingkungan dan memberi nilai tambah bagi masyarakat sekitar.

5) Meningkatkan kesejahteraan melalui pertambangan rakyat yang sesuai

dengan peraturan yang berlaku.

6) Meningkatkan penyediaan dan pemanfaatan sumber energi dan tenaga

listrik yang menunjang pertumbuhan industri.

7) Meningkatkan rasio elektrifikasi desa terutama di daerah terpencil dan

terbelakang.

6
8) Meningkatkan koordinasi pembinaan dan pengawasan distribusi migas

sehingga merata ke seluruh masyarakat.

9) Meningkatkan penyediaan dan pemanfaatan sumber daya mineral,

batubara, air tanah dan panas bumi yang berkelanjutan.

10) Meningkatkan penyediaan dan pemanfaatan kebutuhan dasar air bersih

dari air tanah.

2.1.3 Tugas Pokok Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral

Berdasarkan visi dan misi Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Provinsi

Sulawesi Selatan, maka tugas pokok Dinas antara lain :

1) Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia Dinas Energi dan

Sumber Daya Mineral.

2) Meningkatkan sistem informasi geografis energi dan sumber daya

mineral.

3) Meningkatkan pengelolaan dan pemanfaatan ennergi dan sumber daya

mineral

4) Meningkatkan kelayakan energi dan sumber daya mineral dan air bawah

tanah.

5) Meningkatkan pengelolahan pertambangan yang berwawasan

lingkungan.

6) Mengoptimalkan kegiatan penyelidikan geologi, sumber daya mineral,

air bawah tanah, teknologi pertambangan dan energi.

7
7) Mengoptimalkan pengelolaan pertambangan, geologi dan air bawah

tanah serta energi yang berwawasan lingkungan.

8) Mengoptimalkan kelembagaan Dinas Energi dan Sumber daya Mineral.

9) Memberdayakan ekonomi rakyat dan membuka kesempatan kerja di

sektor Pertambangan dan Energi.

10) Mengoptimalkan peranan kabupaten atau kota dalam pengelohan

pertambangan dan energi.

2.1.4 Struktur Organisasi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral

Bagan Struktur organisasi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral

8
2.2 Tinjauan Umum Tentang Air

2.2.1 Pengertian Air

Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupam yang

diketahui sampai saat di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir

71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil3)

tersedia di bumi. Sebagian besar air terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan

lapisan es (di kutub dan puncakpuncak gunung), akan tetapi air juga dapat

hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan

es. Air dalam objekobjek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air yaitu:

melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (meliputi:

mata air, sungai, dan muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan

manusia. Dibanyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air.

Selain di bumi, sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada kutub

utara dan selatan planet mars, serta pada bulanbulan Eropa dan Enceladus. Air

adalah suatu senyawa kimia yang termasuk zat organik yang dapat berwujud

padatan (es), cairan (air), dan gas (uap air). Pada ketiga fase tersebut secara

kimiawi air itu sendiri tidak berubah dan mempunyai rumus kimia yang tetap

yaitu H2O yang merupakan gabungan antara 2 atom Hidrogen dan 1 atom

oksigen.

Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan

bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Air tersebut juga pelarut universal

karena air memiliki kemampuan untuk melarutkan berbagai macam zat. Dalam

perjalanan siklusnya air melarutkan berbagai zat kimia yang terdapat di udara

9
dan tanah karena sifat larutannya yang kuat. Air alam mengandung berbagai zat

terlarut dan tidak terlarut dan juga mengandung mikroorganisme yang hidup di

dalamnya. Apabila kandungan itu tidak mengganggu kesehatan manusia maka

air itu dianggap bersih.

Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebabkan

kekurangan air, privatisasi dan bahkan menyulut konflik. Indonesia telah

memiliki undang-undang yang mengatur sumber daya air sejak tahun 2004,

yakni Undang-undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Air

dalam tiga wujudnya, cairan di laut, es yang mengambang, dan awan di udara

yang merupakan uap air.

2.2.2 Sifat-Sifat Air

1) Sifat Fisika Air

a) Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi

standar yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) dan temperatur 273,15 K

(0o C)

b) Mendidih pada suhu 100 oC, membeku pada suhu 0 oC.

c) Pengantar listrik yang buruk.

d) Berat jenis air dalam bentuk padat lebih kecil daripada bentuk cair,

karena air dalam bentuk es dapat terapung dalam bentuk cairannya.

e) Bila air dipanaskan di atas titik cairnya, mula-mula bobot jenisnya naik

sampai nilai maksimum pada 4 oC air mempunyai sifat seperti cairan

lainnya, yaitu bobot jenisnya turun bila dipanaskan.

10
f) Air mempunyai panas jenis yang lebih besar daripada jenis cairan

lainnya.

2) Sifat Kimia Air

Sifat kimia air dapat digolongkan sebagai berikut :

a) Mengalami penguraian

2Na + 2H2O 2NaOH + H2

b) Sebagai katalis pada beberapa reaksi kimia misalnya pada perusahaan

karbon dan oksigen

c) Air memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya,

seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam

molekul organik.

d) Membentuk senyawa hidrat dengan senyawa lain, misalnya CuSO4.5H2O,

MgSO4.7H2O. Dalam senyawa ini air terkandung sebagai air hablur.

2.2.3 Sumber-sumber air

Dari berbagai peristiwa yang berlangsung dalam siklus hidrologi terjadilah

berbagai sumber air : ( Djasio Sanropie,et al, 1984)

1. Air Laut

Air ini sifatnya asin karena mengandung garam NaCl dalam air laut

3% dengan keadaan ini maka air laut tidak memenuhi syarat untuk

diminum.

11
2. Air Hujan

Cara menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya jangan saat

air hujan baru mulai turun, karena masih banyak mengandung banyak

kotoran. Air hujan juga mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-

pipa penyalur maupun bak reservoir sehingga hal ini akan mempercepat

terjadinya korosi atau karatan. Air hujan juga mempunyai sifar lunak

sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun.

3. Air permukaan

Air permukaan adalah air yang mengalir di permukaan bumi. Pada

umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama

pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang kayu, kotoran industri, dan

lainnya. Untuk meminumnya harus melewati proses pembersihan yang

sempurna.

4. Air Tanah

Air tanah adalah air yang berada di bawah tanah di dalam zona

jenuh dimana tekanan hidrastatiknya sama atau lebih besar dari

tekanan atmosfer (Suryono,1993:1).

5. Mata Air

Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke

permukaan tanah dengan hampir tidak di pengaruhi oleh musim,

sedangkan kualitasnya sama dengan air dalam.

12
2.2.4 Kegunaan Air

Air yang digunakan oleh manusia adalah air permukaan tawar dan air

tanah murni. Meningkatnya kebutuhan air sehubungan dengan meningkatnya

jumlah penduduk dunia dan juga sebagai akibat dari peningkatan kebutuhan air

untuk rumah tangga, industri, rekreasi, pertanian, dan sebagainya. Air dibagi 3

golongan menurut peruntukannya :

Golongan A : Air yang digunakan sebagai air minum tanpa

pengolahan terlebih dahulu.

Golongan B : Air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk

diolah sebagai air minum dan keperluan rumah tangga.

Golongan C : Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan,

peternakan, dan pertanian.

Sebagai garis besar penggunaan air untuk manusia terbagi dalam 3 bidang besar

yaitu :

1. Air untuk pertanian

Fungsi air dalam kehidupan tanaman adalah guna menjamin

kelangsungan proses fisiologis dan biologi pertumbuhannya, yaitu :

Untuk pemakaian konsumtif

Untuk proses asimilasi, air diperlukan. Di samping sinar matahari dan

CO2 untuk pembentukan gula.

Sebagai pelarut, melarutkan unsur-unsur hara di dalam tanah untuk

meningkatkan terabsorbsi oleh akar tanaman.

13
Sebagai pengatur tegangan sel sehingga berbagai aktifitas tanaman

dapat berjalan baik.

Merupakan bagian dari tanaman, baik sebagai penyusunan jaringan

juga berfungsi sebagai penolong sifat bahan jaringan tersebut.

Air untuk keperluan pertanian atau irigasi pada umumnya bersumber dari

sungai, waduk, dan air tanah.

2. Air Minum

Air yang digunakan untuk minum sebaiknya air yang tidak berwarna, tidak

berasa, tidak berbau, jernih dengan suhu di bawah suhu udara sedemikian

rupa sehingga menimbulkan rasa aman.

Air minum yang baik ialah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh

zat zat kimia atau mineral mineral yang berbahaya bagi kesehatan,

diharapkan pula zat zat atau bahan kimia yang terdapat di dalam air minum,

sebaiknya zat ataupun bahan kimia atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh

hendaknya harus terdapat dalam kadar yang wajar dalam sumber air minum

tersebut.

a. Air yang sama sekali tidak membutuhkan pengolahan, jadi air tersebut

dapat langsung diminum.

b. Air yang hanya membutuhkan pekerjaan desinfektan saja, umumnya

berupa air dalam tanah atau air permukaan yang diperkirakan hampir

tidak terkontaminasi, mempunyai warna yang jernih.

c. Air yang membutuhkan pengolahan air mendukung pertumbuhan

ganggang dengan suburnya. Air permukaan yang mengandung organik

14
mudah urai dalam konsentrasi tinggi secara normal mengandung

bakteri dalam jumlah tinggi. Semua faktor itu mempunyai pengaruh

sangat besar terhadap kualitas air permukaan.

3. Air untuk industri

Air yang diperlukan untuk industri diambil dari sumber hasil yang

kemudian digunakan untuk berbagai tujuan. Kira kira 70% dari seluruh air

industri digunakan untuk pendingin ketel uap tekanan tinggi (17,2 Mpa atau

lebih) mempunyai syarat air ketelnya harus dimurnikan baik-baik.

Setiap industri mempunyai persyaratan pengolahan airnya sendiri,

misalnya air untuk pencucian tekstil kesadahannya harus nol agar tidak terjadi

pengendapan sabun kalsium dan magnesium pada pakaian. Garam kalsium,

magnesium, dan besi dapat menyebabkan terjadinya pengenadapan yang tidak

dikehendaki pada zat pewarna pada industri tekstil dan kertas.

Pengolahan air (water conditioning) harus diatur sesuai dengan rencana

penggunaan air itu. Istilah pelunakan (softening) digunakan untuk proses

yang menghilangkan atau mengurangi kesadahan air. Sedangkan pemurnian

(purification), berbeda dari pelunakan yaitu menghilangkan bahan-bahan

organik dan mikroorganisme dari air. Klasifikasi kadang-kadang sangat

penting dan digunakan bersamaan dengan pengendapan dalam proses

pelunakan air dingin.

15
2.3 Tinjauan Umum tentang kualitas air

2.3.1 Syarat syarat air minum

Untuk memperoleh air yang bersih dan sehat perlu memenuhi syarat

kesehatan yaitu :

a. Syarat kuantitatif yaitu air yang kita gunakan sehari-hari telah

mencukupi sesuai dengan kebutuhan sehari-hari. Jumlah air untuk

keperluan rumah tangga perhari, perkapita tidaklah sama pada tiap

negara. Di negara maju, jumlah pemakaian air perhari parkapita lebih

besar dari pada di negara-negara sedang berkembang.

b. Syarat kualitatif yaitu air yang digunakan harus memenuhi syarat

yakni tidak berbahaya bagi kesehatan hubungannya dengan penularan

penyakit yang di tularkan melalui air.

2.3.2 Kualitas air dan faktor yang mempengaruhi

Kualitas air adalah sifat dan kandungan mahkluk hidup, zat atau energi.

Komponen lain dalam air yang dapat dilihat/diukur dari berbagai parameter baik

fisik, kimia, mikrobiologi maupun radioaktifitas. Secara garis besar kualitas air

baku sangat mempengaruhi oleh 2 faktor, yaitu: aktifitas alam dan aktifitas

manusia.

16
2.3.3 Persyaratan kualitas air dan baku air minum

Persyaratan kualitas air baku untuk provinsi sulawesi selatan di tetapkan

berdasarkan keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulsel, Secara garis

besar meliputi : syarat fisik, syarat kimia, syarat mikrobiologi, syarat radioaktif.

Sehubungan dengan baku mutu air, pemerintah provinsi Sulawesi Selatan

telah menetapkan penggolongan air dengan mengacu pada PP No.20 tahun 1990

tentang pengendalian pencemaran air sebagai berikut : Golongan A, Golongan B,

Golongan C, dan Golongan D.

2.3.4 Tinjauan tentang parameter kualitas air

1. Parameter fisik

a. Suhu

Temperatur dari air akan mempengaruhi secara langsung toksisitas banyak

bahan kimia pencemar, pertumbuhan mikroorganisme dan virus begitu pula

kelarutan bahan padat dalam air akan meningkat. Secara umum, kelarutan bahan

padat dalam air akan meningkat, meskipun ada beberapa pengecualian.

Temperatur yang diinginkan adalah 50oF- 60oF atau 10oC-15oC. Keadaan iklim

setempat, kedalaman pipa-pipa saluran air, dan jenis dari sumber air akan

mempengaruhi suhu.

b. Kekeruhan

Air dikatakan keruh, apabila air tersebut mengandung begitu banyak

partikel bahan yang tersuspensi sehigga memberikan warna atau rupa yang

berlumpur atau kotor. Bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan ini meliputi:

17
tanah liat, lumpur bahan-bahan organik yang tersebar secara baik dan partikel-

partikel kecil yang tersuspensi lainnya. Zat partikular organik atau yang

menyebabkan kandungan mikroorganisme yang tinggi, dapat bertindak sebagai

pelindung dari desinfektan. Ada konsentrasi tersebut maka air minum harus

dipertahankan <1 NTU (Normal Turbidity Unit).

c. Warna, Bau, dan Rasa

Warna dalam air disebabkan oleh zat organik yang berwarna, selain itu

banyak bahan yang tersuspensi dapat memberikan warna. Besi kadang-kadang ada

sebagai bahan berasal dari rumus (Ferric-humate) dan menghasilkan warna

dengan potensi yang tinggi.

Warna yang disebabkan oleh bahan-bahan yang tersuspensi dikatakan sebagai

apparent color,yang disebabkan oleh kentalan organisme atau tumbuh-

tumbuhan yang merupakan koloidal disebut sebagai True Color. Dalam analisis

air, penting untuk membedakan antara Apparent Color dengan True Color.

Dalam penilaian kualitas air minum, tanggapan rasa dan bau biasanya terjadi

bersama-sama dan biasa disebabkan oleh adanya bahan-bahan organik yang

membusuk, tipe-tipe tertentu organisme mikroskopik, serta senyawa-senyawa

kimia lainnya. Selain itu perubahan dari rasa dan air yang normal berindikasi pada

adanya perubahan dalam kualitas air baku, proses pengolahan korosivitas kimiawi

dan tumbuhnya mikroorganisme dalam jaringan distribusi.

d. Total Disolved Solid (TDS)

Total disolved solid adalah jumlah zat padat terlarut dalam air. Kandungan

TDS yang berbahaya adalah pestisida yang timbul dari aliran permukaan.

18
Beberapa padatan total terlarut alami berasal dari pelapukan dan pelarutan batu

dan tanah. Standar kualitas air minum yang telah ditentukan oleh Amerikat

Serikat sebesar 500 mg/l. Banyaknya zat terlarut dalam air perlu disesuaikan agar

cocok dipakai untuk keperluan rumah tangga dan industri, karena TDS

mempunyai pengaruh cukup besar pada penyediaan air. Prinsip pengukuran zat

padat yang terkandung dalam air berdasarkan gravimetri, yakni dengan

melakukan penimbangan berat. Penentuan solid dilakukan dengan cara

penyaringan, pengisatan, pemanasan dan penimbangan.

2. Parameter Kimia

a. Kesadahan

Kesadahan air disebabkan oleh kation-kation bervalensi 2, kation-kation

penyebab utama kesadahan ialah Ca2+ dan Mg2+ ditambah Sr2+, Fe2+, Ba2+, Mn2+.

Kation-kation tersebut dapat bereaksi dengan sabun sehingga menurunkan

efektifitas sabun. Juga dapat menimbulkan kerak pada ketel-ketel pemanas air,

pada pipa saluran air. Kesadahan dalam air sebagian besar berasal dari kontak

dengan tanah dan batuan.

Kesadahan total adalah kesadahan yang disebabkan oleh Ca2+ dan Mg2+

secara bersamaan. Untuk menghindari efek yang tidak diinginkan akibat dari

terlalu rendah atau terlalu tingginya kadar Ca dan Mg maka ditetapkan standar

konsentrasi 75-150 mg/L.

Konsentrasi Ca yang lebih besar dari 200 mg/L dapat menyebabkan kerak dan

dapat menimbulkan gangguan kesehatan sedangkan konsentrasi Mg yang lebih

besar dari 150 mg/L dapat menyebabkan rasa mual.

19
b. pH

Derajat keasaman merupakan suatu istilah untuk menyatakan kekuatan asam

atau basa dari suatu larutan. Pada proses penjernihan air dan air limbah, pH

menjadi indikator atau petunjuk untuk meningkatkan efisien penjernihan.

Konsentrasi pH dalam air dapat pula mempengaruhi pertumbuhan atau kehidupan

mikroorganisme. pH lebih kecil dari 6,5 dan lebih dari 8,5 dapat menyebabkan

korosi pada pipa-pipa air dan dapat mengakibatkan beberapa senyawa kimia

berubah menjadi racun yang mengganggu kesehatan.

c. Zat organik

Zat organik yang diperbolehkan maksimum 10 mg/L dasar pertimbangan

untuk menentukan batas zat organik adalah karena zat organik dalam air

merupakan substak untuk pertumbuhan mikroorganisme.

d. Chlorida (Cl)

Chlorida dalam jumlah kecil dibutuhkan untuk desinfektan. Unsur ini

apabila berikatan dengan Na+ dapat menyebabkan rasa asin dan dapat merusak

pipa air. Dimana kandungan sisa chlor antara 0.1 0.3 ppm dan antara pH 6.8

7.5

3. Parameter Biologi

Organisme mikro biasa terdapat dalam air permukaan, tetapi pada

umumnya tidak terdapat pada kebanyakan air tanah karena penyaringan oleh

20
aquifer. Organisme yang paling dikenal adalah bakteri. Adapun pembagian

mikroorganisme di dalam air dapat dibagi sebagai berikut :

a. Bakteri

Dengan ukuran yang berbeda-beda dari 1-4 mikron, bakteri tidak dapat dilihat

dengan mata telanjang. Bakteri menimbulkan penyakit yang disebut bakteri

patogen.

b. Organisme Coliform

Organisme coliform merupakan organisme yang tidak berbahaya dari

kelompok coliform yang akan hidup lebih lama di dalam air daripada organisme

patogen. Akan tetapi secara umum untuk air yang dianggap aman untuk

dikonsumsi, tidak boleh lebih dari 1 di dalam 100 mL air.

c. Organisme Mikro Lainnya

Di samping bakteri, air dapat mengandung organisme mikroskopois lain yang

tidak diinginkan berupa ganggang dan jamur. Ganggang adalah tumbuh-tumbuhan

satu sel yang memberi rasa dan bau pada air. Pertumbuhan ganggang yang

berlebihan dapat dicegah dengan pemakaian sulfat tembaga atau klorin. Jamur

adalah tanaman yang dapat tumbuh tanpa sinar matahari dan pada waktu tertentu

dapat merajalela pada pipa-pipa air, sehingga menimbulkan rasa dan bau yang

tidak enak (Linsley, 1991).

2.3.5 Metode analisa yang digunakan

Acuan umum yang digunakan untuk parameter parameter baku mutu

lingkungan ditetapkan berdasarkan PP. 82 Tahun 2001, Surat Keputusan Menteri

21
Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor: Kep-51/MENLH/10/1995.

Disamping itu digunakan juga acuan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor:

492/MENKES/PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum, serta

KepGur. No.14 Tahun 2003 tentang Pengolahan, Pengendalian Pencemaran Air

dan Baku Mutu Air dan Limbah Cair.

Penentuan kadar unsur dalam sampel air dilakukan dengan metode yaitu :

1. Metode Gravimetri

Gravimetri adalah ilmu kimia yang mempelajari tentang cara atau metode

untuk menentukan kadar suatu unsur dalam suatu senyawa berdasarkan

penimbangan. Sebagai penetapan penetapan ada analisis gravimetri menyangkut

perubahan unsur atau radikal yang akan ditetapkan menjadi suatu senyawa yang

murni dan stabil yang dapat dengan mudah diubah menjadi satu bentuk yang

sesuai untuk ditimbang. Di dalam analisis gravimetri selain penimbangan contoh

dilakukan pula penimbangan hasil reaksi, baik berupa endapan atau gas yang

terjadi.

2. Metode Volumetri

Volumetri adalah suatu metode analisis jumlah berdasarkan pengukuran

volume larutan standar yang bereaksi sempurna dengan larutan contoh yang

konsentrasinya diketahui dengan tepat. Proses pengukuran volume suatu larutan

standar yang dibutuhkan untuk bereaksi dengan suatu contoh yang disebut titrasi

atau penitaran.

22
3. Metode Spektrofotometri

Spektrofotometri adalah suatu metode analisa yang didasarkan pada

pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada

panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi

difraksi dengan detector Fototube.

23
BAB III

METODE ANALISA

3.1 Analisis pH

Analisa pH dilakukan dengan menggunakan indikator universal. Indikator

universal dicelupkan kedalam sampel air kemudian dicocokkan dengan tabel.

3.2 Analisis Zat Organik (ZO)

a. Prinsip

Zat organik dapat dioksidasi oleh KMnO4 dalam suasana asam dan panas,

sisa KMnO4 direduksi oleh asam oksalat berlebih dan kelebihan asam oksalat

dititrasi kembali oleh KMnO4.

b. Cara Kerja

1) Memipet 100 ml sampel kedalam erlenmeyer 250 ml

2) Menambahkan 2-3 tetes KMnO4 0,01N kemudian dipanaskan

3) Mendinginkan, ditambahkan 5 ml H2SO4 dan 10 ml KMnO4 0,01N

4) Dipanaskan sampai mendidih selama 10 menit

5) Ditambahkan 10 ml H2C2O4 0,01N

6) Kemudian dititrasi dengan KMnO4 0,01N (Penitrasi dilakukan dalam

keadaan panas)

c. Perhitugan:

(+10) 36,5
ZO = 1000
100

24
Keterangan:

a : ml sampel

b : ml Blanko

N : N KMnO4

Catatan: Blanko harus menggunakan aquabidest

3.3 Analisis Nitrit

a. Prinsip

Pada acid solution nitrite ions bereaksi dengan sulfonilic acid untuk

membentuk sebuah dizonium salt, yang pada akhirnya akan bereaksi dengan n-(1-

naphthyl) wthylenediamine dihydrochloride untuk membentuk red-violet yang

ditentukan dengan alat photometer. Cara ini sejalan dengan 354-1 EPA, UA

Standar Methods NO2-4500-B, dan EN 26 777.

b. Bahan

Sampel air

c. Peralatan

Tabung reaksi, tabung blanko (tutup berwarna putih) (hanya digunakan ketika

menggunakan Extreme-photometer).

d. Prosedur Kerja

1) Persiapan Analisa Nitrit

a) Analisa segera setelah sampel diambil

b) Sampel yang diperkirakan berisi lebih dari 2,3 mg/l NO2 harus dilakukan

pengenceran dengan aquades.

25
c) pH sampel harus didalam jangkauan 2-10, untuk penyesuaian digunakan

asam sulfat

2) prosedur pengujian

a) 50 ml sampel dipipet kedalam tabung uji dan ditutup dengan penutup

tabung

b) Tabung dikocok dengan kuat untuk melarutkan padatan

c) Didiamkan selama 10 menit

d) Tabung ditempatkan ke dalam tabung, sejajar dengan tanda pada tabung

pada alat photometer

e) Kadar nitrit dibaca oleh alat

3.4 Analisis Nitrat

a. Prinsip

Terkonsentrasi dalam sulfuric acid nitrat ions dengan turunan benzoic acid

untuk membentuk gabungan red nitro yang ditentukan photometer.

b. Bahan

Sampe air dan reagen NO3-1K yang telah ada pada tabung uji.

c. Peralatan

Tabung uji yang telah berisi reagen, tabung blanko (hanya digunakan ketika

menggunakan Extreme-photometer)

d. Prosedur Kerja

1) Persiapan Uji

a) Analisa segera setelah sampel diambil

26
b) Sampel yang diperkirakan berisi lebih dari 79.7 mg/l NO3 harus

dilakukan pengenceran dengan aquades.

c) pH sampel harus didalam jangkauan 1-2, untuk menyesuaian digunakan

asam sulfat

2) proedur pengujian

a) 1 takar mikrospon biru NO3-K ditambahkan kedalam tabung uji dan

ditutup dengan penutup tabung

b) Tabung dikocok kuat selama 1 menit untuk melarutkan padatan

c) Didiamkan selama 10 menit

d) Tabung ditempatkan dalam ruang tabung disejajarkan pada tanda dengan

photometer.

e) Kadar nitrat dibaca oleh alat.

3.5 Analisis Mangan

a. Prinsip

Dalam alkaline solution manganese (III) ions bereaksi dengan oxime untuk

membentuk red-brown yang ditentukan dengan menggunakan photometer.

b. Bahan

Sampe air, reagent Mn-1K, dan reagent Mn-2K.

c. Peralatan

Botol reagent, tabung reaksi, dan tabung blanko.

d. Prosedur Kerja

1) Persiapan Uji

27
a) Menganalisis segera setelah sampel diambil. Jika tidak, pertahankan

dengan asam nitrit 65% ( 1 ml asam nitrit per 1 liter larutan sampel )

b) Sampel yang diperkirakan berisi lebih dari 5 mg/l NO3 harus dilakukan

pengenceran dengan aquades.

c) pH sampel harus didalam jangkauan 2-7, untuk menyesuaian digunakan

asam sulfat.

2) Proedur pengujian

a) pH sampel diperiksa, kisaran spesifik 2-7.

b) Jika perlu, ditambahkan larutan NaOH atau H2SO4 encer untuk

mengatur pH.

c) 7 ml sampel dipipet kedalam cell reaksi, ditutup dengan penutup tabung.

d) 2 tetes Mn-1K ditambahkan pada tabung uji dan menutupnya.

e) Didiamkan selama 2 menit.

f) 3 tetes Mn-2K ditambahkan pada tabung kemudian dikocok.

g) Didiamkan selama 5 menit.

h) Tabung ditempatkan pada ruang tabung disejajarkan pada tanda dengan

photometer.

i) Kadar mangan dibaca oleh alat.

3.6 Analisis Besi (Iron)

a. Prinsip

Semua besi yang berkurang menjadi Besi (III) ions oleh ascorbic acid. Dalam

sebuah media uffered thioglicolate ini bereaksi dengan turunan triazine untuk

membentuk sebuah kompleks red-violet yang ditentukan dengan photometer.

28
b. Bahan

Sampel air dan reagent Fe-1K

c. Peralatan

Botol reagent, tabung reaksi, dan tabung blanko.

e. Prosedur Kerja

1) Persiapan Uji

a) Analisa segera setelah sampel diambil. Jika tidak, pertahankan dengan

asam nitrit 65% ( 1 ml asam nitrit per 1 liter larutan sampel )

b) Sampel yang diperkirakan berisi lebih dari 4 mg/l Fe harus dilakukan

pengenceran dengan aquades.

c) pH sampel harus didalam jangkauan 1-10, untuk menyesuaian digunakan

asam sulfat atau NaOH.

2) proedur pengujian

a) pH sampel diperiksa, kisaran spesifik 1-10.

b) Jika perlu, ditambahkan larutan NaOH atau H2SO4 encer untuk

mengatur pH.

c) 5 ml sampel dipipet kedalam cell reaksi, ditutup dengan penutup tabung.

d) 1 takar Fe-1K ditambahkan pada tabung uji dan menutupnya.

e) Dikocok kuat

f) Didiamkan selama 2 menit.

g) Ditempatkan pada ruang tabung disejajarkan pada tanda dengan

photometer.

h) Kadar besi dibaca oleh alat.

29
3.7 Analisis Zat Padat Terlarut ( TDS )

a. Prinsip

Sample air disaring dengan filter kertas, cairan yang lolos dikeringkan pada

suhu 105 oC hingga garam - garam mengendap termasuk zat-zat koloid.

b. Alat dan Bahan :

Alat Bahan

- Gelas Piala 100 ml - Kertas saring

- Neraca digital - Sample air

- Pipet volume 100 mL

- Hot plate

- Corong

- Penyangga corong

c. Cara Kerja :

1) Ditimbang gelas piala kosong, dipipet 100 mL sample air

2) Saring ke dalam gelas piala yang telah diketahui bobotnya

3) Uapkan hasil saringan di atas hot plate

d. Perhitungan :

(Berat residu kering dalam cawan - berat cawan kosong )


TDS = x 1000
Volume contoh

30
3.8 Analisis Kesadahan

a. Prinsip

Kesadahan total dalam air adalah campuran dari ion Mg2+ dan ion Ca2+.

Campuran ion Mg2+ dan ion Ca2+ ditetapkan dengan cara titrasi dengan

menggunakan EDTA 0,02 M denga menggunakan Eriochrome BlackT sebagai

indikator hingga titik akhir ( ungu biru ).

b. Alat dan Bahan :

Alat Bahan

- Pipet Volume 100 mL - Sample Air

- Erlenmeyer 250 mL - NH4Cl

- Pipet Skala 5 mL - Indikator EBT

- Buret Asam 50 mL - EDTA 0,02 M

c. Cara Kerja :

1) Menyiapkan sample air.

2) Memipet 100 mL sample air.

3) Menambahkan Buffer NH4Cl sebanyak 2 mL.

4) Menambahkan Indikator EBT menggunakan pinset.

5) Menitar dengan EDTA 0,02 M hingga titik akhir ( ungu biru ).

1000 x mL EDTA x M EDTA x Bst CaCO3


d. Perhitungan :
mL Sample

31
BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Analisis

Pada prakter kerja lapangan (PKL) di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral

dilakukan analisa kualitas air dengan metode gravimetri, metode volumetri, dan

metode spektrofotometri. Sampel air yang dianalisa yaitu air kran ESDM, air

Selayar, dan air sumur bor. Fungsi untuk menganalisa ketiga sampel tersebut yaitu

untuk mengetahui kualitas air berdasarkan sifat fisika dan sifat kimia.

Sampel air kran


Air dari Selayar Air sumur bor
Pengujian
ESDM

pH 7 7 6

Nitrit 0,0411 mg/l 0,467 mg/l 0,522 mg/l

Zat Organik 39,63 mg/l 38,71 mg/l 37,42 mg/l

Nitrat 0,3054 mg/l 0,4354 mg/l 0,4978 mg/l

Mangan 0,0976 mg/l 0,1039 mg/l 1,3942 mg/l

Besi 0,2783 mg/l 0,3012 mg/l 0,3982 mg/l

Kesadahan 76 mg/l 70 mg/l 72 mg/l

TDS 440 mg/l 291 mg/l 390 mg/l

32
4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisa diperoleh bahwa kualitas air pada sampel air kran

ESDM, air Selayar, dan air sumur yaitu pada analisa pH yaitu dapat dilihat pada

garifk dibawah.

7.2
7
6.8
6.6
6.4
6.2
6
5.8
5.6
5.4
Air kran Air Selayar Air sumur bor

Gambar 4.1 Grafik pH pada sampel air

Pada grafik diatas tentang pH sampel pada air sumur bor yang memiliki pH 6.

Berdasarkan PERMENKES tentang standar kualitas air bersih dan air minum

yaitu memiliki pH 6,5 8,5. Sehingga air sumur bor tidak layak untuk dijadikan

sebagai air minum.

0.6
0.5
0.4
0.3 Kadar Nitrit

0.2 Kadar Nitrat

0.1
0
Air kran Air Selayar Air sumur bor

Grafik 4.2 Grafik kadar Nitrit dan Nitrat pada sampel air

Pada grafik diatas tentang kadar nitrit dan nitrat dalam sampel, kadar nitrit

dan nitrat yang paling banyak terdapat pada air sumur bor. Dari ketiga sampel

tersebut, kadar nitrit masih dalam batas wajar karena kadar maksimum yang

33
diperbolehkan yaitu 3 mg/l, sedangkan kadar nitrat maksimum yanng

diperbolehkan yaitu 50 mg/l (PERMENKES No. 492 Tahun 2010). Nitrat (NO3)

dan Nitrit (NO2) adalah ion-ion organik alami, yang merupakan bagian dari siklus

nitrogen. Nitrat berasal dari ammonium yang masuk ke dalam badan sungai

terutama limbah domestik. Sedangkan nitrit merupakan produk intermediet antara

ammonium dan nitrat.

40
39.5
39
38.5
38
37.5
37
36.5
36
Air kran Air Selayar Air sumur bor

Gambar 4.3 Grafik Kadar Zat Organik pada sampel air

Kadar zat organik pada sampel air dapat dilihat pada grafik diatas dimana

kadar maksimum zat organik 10 mg/l. Dari ketiga sampel memiliki kadar organik

yang sangat tinggi melebihi kadar maksimum yang telah ditentukan dalam

PERMENKES No. 492 Tahun 2010

Analisa yang lainnya yaitu kadar besi, mangan, TDS dan kesadahan. Dari

data hasil analisa TDS dan kesadahan tidak melebihi kadar maksimum yang telah

ditentukan dalam PERMENKES No. 492 Tahun 2010 yaitu 1000 mg/l dan 500

mg/l.

34
1.6
1.4
1.2
1
0.8 Kadar Mangan
0.6 Kadar Besi
0.4
0.2
0
Air kran Air Selayar Air sumur bor

Gambar 4.4 Grafik Kadar Mangan dan Besi dalam sampel air

Dari grafik dapat dilihat data hasil pengamatan dimana pada analisa besi

sampel air Selayar dan air sumur bor yaitu 0,3012 mg/l dan 0,3982 mg/l yang

melebihi kadar besi maksimum dalam air bersih dan air minum yaitu 0,3 mg/l

(PERMENKES No. 492 Tahun 2010). Zat besi yang berlebih dapat berpengaruh

terhadap kesehatan dan menyebabkan air berbau. Pada grafik juga dapat dilihat

kadar mangan tidak melebihi kadar maksimum 0,4 mg/l.

Dari analisa keseluruhan ketiga sampel hanya sampel air Selayar dan air

sumur bor yang kadar mangan dan kadar besi yang tidak sesuai dengan

PERMENKES No. 492 Tahun 2010 tentang peraturan kualitas air minum dan air

bersih.

35
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan analisis kimia fisika sampel air yaitu air kran ESDM, air

selayar dan air sumur bor dalam sampel maka dapat disimpulkan bahwa:

Kualitas air menunjukkan mutu atau kondisi air yang pada ketiga sampel

yang sudah dianalisa layak dijadikan air bersih. Hal ini bisa terjadi, air kran

ESDM sudah dilakukan pengolahan sedangkan untuk sampel air Selayar dan air

sumur bor perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum digunakan.

5.2 Saran

Untuk memperoleh hasil analisis yang akurat dan baik, maka perlu

diperhartikan setiap proses yang dilakukan terhadap sampel, yakni mulai dari

pengambilan contoh harus sesuai dengan standar yang berlaku karena analisis

contoh yang dilakukan dianggap mewakili mutu atau kualitas sampel air tersebut.

Analisis sampel diperlukan ketelitian dalam pengerjaannya dan sesuai dengan

prosedur standar yang ada karena akan mempengaruhi hasil akhir yang diperoleh.

36
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Dedi. 2009. Bab 11 Dasar Teori, (online),


(http://dedyanwarkimiaanalisa.blogspot.co.id/2009/10/bab-II-dasar-teori-
1.html diakses 02 Mei 2017)
Armilah, Muhammadrizky. 2015. Analisis Air dan Mineral, (online),
(http://analisisairdanmineralarmilah16.blogspot.co.id/2015/03/analisa-air-
dengan-parameter-ph-dhl_81.html diakses 02 Mei 2017)
Fathatun, Nurul. 2014. Pengolahan Air dan Limbah Industri, (online),
(https://www.academia.edu/11967406/Lap-koagulasi-flokulasi diakses 01
Mei 2017)
Soedjono, Tirto Soekotjo dan Asnan, Ajandi. Pasir Kwarsa Indonesia. Penerbit
Pusat Pengembangan Teknologi Mineral.
St.Rahmia P.1997. Laporan PKL pada Departemen Pertambangan dan Energi
Provinsi Sulawesi Selatan dan Tenggara. SMAK UP

37
L

N
38
Lampiran

a. Penentuan Zat Organik

No. Analisa Volume Hasil Titrasi


(ml) (ml)
1 Blanko 100 0,75
2 Air Kran 100 1,50
3 Air Selayar 100 1,25
4 Air Sumur 100 0,90

(Sampel+10Blanko) 0,0101 N 36,5


Perhitungan : 1000
100 ml

(0,75 ml+100,75 ml)0,0101 N 36,5


1. Blanko : 1000 = 36,87 mg/l
100 ml

(1,5 ml+100,75ml) 0,0101 N 36,5


2. Air Kran : 1000 = 39,63 mg/l
100 ml

(1,25 ml+100,75 ml) 0,0101 N 36,5


3. Air Selayar : 1000 = 38,71 mg/l
100 ml

(0,90 ml+100,75 ml) 0,0101 N 36,5


4. Air Sumur : 1000 = 37,42 mg/l
100 ml

b. Penentuan Kesadahan

1000 x mL EDTA x M EDTA x Bst CaCO3


1. Air Kran =
mL sample

1000 x 3,8 ml x 0,02 M x 100


=
100 mL
= 76 mg/L

1000 x mL EDTA x M EDTA x Bst CaCO3


2. Air Selayar =
mL sampel
1000 x 3,5 mL x 0,02 M x 100
=
100 ml

39
= 70 mg/L

1000 x mL EDTA x M EDTA x Bst CaCO3


4. Air Sumur =
mL sampel

1000 x 3,6 mL x 0,02 M x 100


=
100 ml
= 72 mg/L

c. Penentuan TDS

1. Air Kran

a) Bobot waddah kosong : 62,4988 g


b) Bobot wadah + residu : 62,5428 g
c) Volume contoh : 100 mL

( Bobot residu kering dalam wadah - bobot wada h kosong) g


TDS x 1000 mg L
Volume contoh

(62,5428 - 62,4988 ) g
= 1000 mg L
100 mL
0,044 g
= 1000 mg L
100 mL
44 mg
= 1000 mg L
100 mL
= 440 mg L

2. Air Selayar
a) Bobot waddah kosong : 62,5429 g
b) Bobot wadah + residu : 62,5720 g
c) Volume contoh : 100 mL
( Bobot residu kering dalam wadah - bobot wada h kosong) g
TDS x 1000 mg L
Volume contoh

40
( 62,5720 - 62,5429) g
x 1000 mg L
100 mL

0,0291 g
x 1000 mg L
100 mL

29,1 mg
x 1000 mg L
100 mL

291 mg L

3. Air Sumur
a) Bobot waddah kosong : 62,5058 g
b) Bobot wadah + residu : 62,5448 g
c) Volume contoh : 100 mL

( Bobot residu kering dalam wadah - bobot wada h kosong) g


TDS x 1000 mg L
Volume contoh

(62,5448 - 62,5058 ) g
= 1000 mg L
100 mL
0,039 g
= 1000 mg L
100 mL
39 mg
= 1000 mg L
100 mL
= 390 mg L

41

Anda mungkin juga menyukai