Anda di halaman 1dari 12

BAB 4

PEMBAHASAN

4.1. Identifikasi Masalah

Proses identifikasi masalah dilakukan melalui kegiatan observasi dan

wawancara dengan pimpinan puskesmas, pemegang program, dan petugas yang

menjalankan program serta analisis laporan tahunan Puskesmas Ambacang.

Proses ini dilakukan dengan melihat data sekunder berupa laporan Puskesmas

Ambacang pada tahun 2016.

Berdasarkan data tersebut dilakukan diskusi bersama pemegang program

dan pihak-pihak lain yang terkait dalam program tersebut. Beberapa permasalahan

yang ditemukan di Puskesmas Ambacang Kuranji dapat dilihat pada tabel 4.1

berikut ini.

Tabel 4.1 Daftar Masalah di Kelurahan Ampang

No Program Permasalahan Target/ Pencapaian GAP


Indikator
1. Gizi Pemberian ASI 80% 69,49% -10,51
eksklusif belum
mencapai target

Bayi lahir 47,5% 37,96% -9,54


dengan IMD
tidak mencapai
target

2. P2P Meningkatnya 2015 : 0


kasus campak 2016 : 4

Penemuan kasus 129 22 -107


TB belum sesuai
target

Pencapaian 50% 49,6% -0,4


imunisasi
lengkap belum
mencapai target
4.2 Penentuan Prioritas Masalah

Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan, ditemukan adanya beberapa

permasalahan. Semua permasalahan tersebut tentunya tidak dapat diselesaikan

sekaligus. Oleh sebab itu, permasalahan tersebut perlu dilakukan penentuan

prioritas penyelesaian masalah. Penentuan prioritas dilakukan menggunakan

metode Hanlon. Kriteria skoring yang digunakan adalah sebagai berikut.

1. Urgensi

Urgensi merupakan tingkat dari masalah yang ditemukan. Kriteria

pemberian skornya adalah:

a) Nilai 1 = tidak penting

b) Nilai 2 = kurang penting

c) Nilai 3 = cukup penting

d) Nilai 4 = penting

e) Nilai 5 = sangat penting

2. Kemungkinan intervensi

a) Nilai 1 = tidak mudah

b) Nilai 2 = kurang mudah

c) Nilai 3 = cukup mudah

d) Nilai 4 = mudah

e) Nilai 5 = sangat mudah

3. Biaya

a) Nilai 1 = sangat mahal

b) Nlai 2 = mahal

c) Nilai 3 = cukup murah


d) Nilai 4 = murah

e) Nilai 5 = sangat murah

4. Kemungkinan meningkatkan mutu

a) Nilai 1 = sangat rendah

b) Nilai 2 = rendah

c) Nilai 3 = sedang

d) Nilai 4 = tinggi

e) Nilai 5 = sangat tinggi

Tabel 4.2 Penilaian Prioritas Masalah di Kelurahan Ampang


No Masalah Urgensi Intervensi Biaya Mutu Total Ranking

1 ASI eksklusif 5 4 4 4 17 I

2 Bayi dengan 5 4 4 4 17 I
IMD
3 Campak 3 3 4 4 14 III

4 TB 4 2 3 4 13 IV

5 Pencapaian 5 2 4 4 15 II
Imunisasi
Lengkap belum
mencapai target
Keterangan:
ASI : Air susu ibu
IMD : Inisiasi Menyusui Dini
4.2.1 Air Susu Ibu eksklusif (ASI eksklusif)

a. Urgensi (nilai 5 / sangat penting)

Pemberian ASI eksklusif pada bayi baru lahir sangat penting dalam

kehidupan. ASI eksklusif merupakan satu-satunya sumber makanan bagi bayi

baru lahir. ASI eksklusif berguna untuk meningkatkan sistem imun. Urgensi ASI

eksklusi adalah sangat penting karena adanya kemungkinan bayi baru lahir untuk

menderita penyakit jika tidak diberi ASI eksklusif.


b. Intervensi (nilai 4 / mudah)

Permasalahan yang ditemukan adalah kurangnya pengetahuan masyarakat

dan ibu tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif bagi bayi baru lahir.

Permasalahan lain yang ditemukan adalah aktifitas ibu yang cukup padat dan

memilih memberikan susu formula. Untuk intervensinya berupa penyebaran

kuesioner sebelum dan sesudah penyuluhan ASI eksklusi pada ibu hamil setiap

kunjungan ANC. Intervensi mudah karena meningkatkan pengetahuan masyarakat

tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif.

c. Biaya (nilai 4 / murah)

Biaya yang diperlukan untuk pencapaian target ASI eksklusif murah

dibanding masalah lain karena yang diperlukan adalah penyuluhan yang lebih

banyak dan penyebaran kuesioner.

d. Mutu (nilai 4 / tinggi)

Tingginya cakupan pemberian ASI eksklusif akan meningkatkan

kesehatan bayi. Sehingga meningkatkan mutu Puskesmas.

4.2.2 Bayi Lahir dengan IMD

a. Urgensi (nilai 5 / sangat penting)

IMD merupakan upaya pemerintah untuk mengurangi angka kematian

bayi. IMD sangat bermanfaat bagi bayi karena dapat menstabilkan suhu tubuh dan

pernafasan serta membuat bayi segera mendapatkan kolostrum yang sangat

penting untuk mempertahankan daya tahan tubuh.

b. Intervensi (nilai 4 / mudah)

Permasalahan yang ditemukan adalah kurangnya pengetahuan masyarakat

dan ibu tentang pentingnya IMD bagi bayi baru lahir, persalinan melalui jalur SC,
kurangnya pelayanan petugas kesehatan. Untuk intervensinya berupa penyebaran

kuesioner sebelum dan sesudah penyuluhan mengenai pentingnya IMD. Intervensi

mudah karena meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya IMD.

c. Biaya (nilai 4 / murah)

Biaya yang diperlukan untuk pencapaian target bayi baru lahir dengan

IMD murah dibanding masalah lain karena yang diperlukan adalah penyuluhan

yang lebih banyak dan penyebaran kuesioner.

d. Mutu (nilai 4 / tinggi)

Tingginya cakupan IMD pada bayi baru lahir akan meningkatkan

kesehatan bayi. Sehingga meningkatkan mutu Puskesmas.

4.2.3 Campak

a. Urgensi (nilai 4 / penting)

Penyakit campak merupakan penyakit yang sangat menular yang

disebabkan oleh virus, apabila kasus campak tidak teratasi bisa berkomplikasi

sampai ke kematian. Terjadi peningkatkan kasus baru pada Januari sampai Juni

tahun 2016 sebanyak 4 kasus dibandingkan Januari sampai Juni 2015.

b. Intervensi (nilai 3 / cukup mudah)

Intervensi yang dilakukan cukup mudah dengan meningkatkan

pengetahuan masyarakat mengenai pencegahan, penularan dan pengobatan

campak.

c. Biaya (nilai 4 / murah)

Biaya yang diperlukan untuk pembuatan leaflet dan melakukan

penyuluhan.
d. Mutu (nilai 4 / tinggi)

Peningkatan penemuan kasus campak memungkinkan diagnosis dan

tatalaksana lebih awal sehingga penderita dapat disembuhkan segera dan tidak

terjadi komplikasi. Selain itu, penemuan awal penderita campak akan menekan

penularan kepada orang lain. Hal ini akan meningkatkan mutu Puskesmas

Ambacang.

4.2.4 TB

a. Urgensi (nilai 4 / penting)

Kasus TB terus meningkat setiap tahunnya dan belum pernah teratasi

secara tuntas di Indonesia. Di Puskesmas Ambacang, temuan kasus baru masih

belum mencapai target. TB adalah penyakit yang sangat mudah menular. Faktor

yang berpengaruh adalah sulitnya mendapat spesimen pemeriksaan, pengetahuan

masyarakat mengenai TB yang masih kurang, dan kesadaran untuk memeriksakan

diri yang masih rendah.

b. Intervensi (nilai 2 / kurang mudah)

Intervensi yang dapat dilakukan untuk temuan kasus baru TB adalah

penyaringan masyarakat yang diduga menderita TB dan pengumpulan sputum

serta penyuluhan mengenai gejala dan pengobatan TB. Intervensi ini dinilai

kurang mudah karena dibutuhkan waktu yang lama, tenaga yang banyak, dan

kemauan masyarakat untuk turut serta dalam pengumpulan sputum ini.

c. Biaya (nilai 3 / cukup murah)

Biaya yang dibutuhkan untuk intervensi ini sangat banyak dengan

mempertimbangkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk memeriksakan sputum.


d. Mutu (nilai 4 / tinggi)

Peningkatan penemuan kasus TB memungkinkan diagnosis dan

tatalaksana lebih awal sehingga penderita dapat disembuhkan segera dan tidak

makin meningkatkan penularan penyakit TB ke masyarakat lain.

4.2.5 Pencapaian Imunisasi Lengkap Belum Mencapai Target

a. Urgensi (nilai 5 / sangat penting)

Imunisasi merupakan salah satu upaya pencegahan kematian pada bayi

dengan memberikan vaksin. Dengan imunisasi, seseorang menjadi kebal terhadap

penyakit khususnya penyakit infeksi. Dengan demikian, angka kejadian penyakit

infeksi akan menurun, kecacatan serta kematian akan berkurang. Terdapat GAP

pencapaian imunisasi lengkap sebesar -0,4% pada Kelurahan Ampang.

b. Intervensi (nilai 2 / kurang mudah)

Permasalahan tidak tercapai imunisasi lengkap karena banyak faktor yang

mempengaruhi antara lain motivasi, segi ekonomi, lingkungan dan kurangnya

pengetahuan. Intervensi yang dilakukan berupa penyuluhan dan kurang mudah

karena menyangkut perubahan sikap ibu pada masa yang akan datang untuk

memenuhi kelengkapan imunisasi pada anak tepat waktu.

c. Biaya (nilai 4 / murah)

Biaya yang diperlukan untuk pembuatan leaflet dan melakukan

penyuluhan.

d. Mutu (nilai 4 / tinggi)

Dengan adanya program imunisasi maka meningkatkan kekebalan tubuh

anak sehingga mencegah penyakit infeksi dan meningkatkan kualitas hidup anak.
4.4 Analisis Pemecahan Masalah

1. Manusia

Masalah :

1. Kurangnya pengetahuan ibu hamil dan ibu menyusui tentang pentingnya

IMD dan pemberian ASI ekslusif bagi bayi mereka.

2. Ibu merasa bahwa ASI mereka kurang sehingga bayi mereka diberikan

susu formula.

3. Kesibukan ibu menyusui dalam pekerjaan sehingga kekurangan waktu

dalam memberikan ASI ekslusif

Rencana :

1. Memberikan penyuluhan kepada ibu hamil dan ibu menyusui tentang

pentingnya IMD dan ASI ekslusif

2. Mengoptimalkan pojok konsultasi ASI posyandu bagi ibu hamil dan

menyusui.

3. Memberikan penyuluhan cara pumping dan metode penyimpanan ASI

bagi ibu hamil dan menyusui.

Pelaksana : Pemegang program, dokter muda dan kader

Sasaran : Ibu hamil dan ibu menyusui di kelurahan ampang

Target :

1. Meningkatnya pengetahuan ibu hamil dan ibu menyusui tentang

pentingnya IMD dan pemberian ASI ekslusif

2. Meningkatnya pemberian IMD dan ASI eksklusif di Kelurahan Ampang


Pelaksanaan :

1. Ibu hamil dan ibu menyusui dikumpulkan disuatu tempat kemudian

diberikan penyuluhan mengenai pentingnya IMD dan ASI ekslusif

2. Metode

Masalah :

1. Kurangnya penjelasan dari tenaga kesehatan mengenai pentingnya IMD

dan ASI ekslusif

2. Belum optimalnya prosedur IMD di tempat persalinan

3. Belum adanya pemantauan pemberian ASI ekslusif terhadapa ibu

menyusui

Rencana :

1. Tenaga kesehatan lebih proaktif dalam memberikan penjelasan tentang

pentingnya IMD dan ASI ekslusif.

2. Membagikan leaflet yang berisikan prosedur IMD pada bidan dan tempat

persalinan di kelurahan ampang

3. Memberikan edukasi ke keluarga agar turut serta dalam mendukung

pemberian ASI ekslusif bagi bayi di rumah mereka.

Pelaksana : Tenaga kesehatan, dokter muda, kader

Sasaran : Petugas kesehatan di wilayah kelurahan ampang dan instansi

kesehatan terkait

Waktu :

Tempat : Fasilitas kesehatan


Target :

1. Seluruh ibu hamil dan menyusui di kelurahan ampang mendapat informasi

mengenai pentingnya IMD dan pemberian ASI ekslusif.

2. Bidan dan petugas kesehatan di tempat persalinan di kelurahan ampang

mendapat informasi pentingnya IMD

3. Terbentuk komitmen Ibu dan tenaga kesehatan untuk mensukseskan

pemberian IMD dan ASI eksklusif

4. Keluarga ikut andil dalam mendukung pemberian ASI ekslusif bagi bayi di

rumah mereka.

Pelaksanaan :

1. Tenaga kesehatan selalu menanyakan dan memantau pemberian ASI

eklusif pada ibu menyusui

2. Memberikan leaflet dan pedoman IMD pada bidan dan petugas kesehattan

di tempat persalinan

3. Petugas kesehatan ikut mengedukasi keluarga dalam pemantuan

pemberian asi ekslusif.

3. Material

Masalah :

1. Masih kurangnya ketersediaan media informasi mengenai edukasi IMD

dan ASI ekslusif berupa leaflet, brosur, poster, dll.

Rencana :

1. Penyebaran media informasi berupa leaflet, brosur, poster di tempat

pelayanan kesehatan di wilayah ampang dan kantor lurah.


Pelaksana : Pemegang program, dokter muda, kader

Sasaran : Ibu hamil, ibu menyusui dan keluarga

Waktu :

Tempat : Fasilitas kesehatan dan tempat umum (kantor lurah)

Target :

1. Tersebarnya media informasi berupa leaflet, brosur, poster, dll tentang

pentingnya IMD dan ASI ekslusif di tempat pelayanan kesehatan di

wilayah ampang dan kantor lurah

Pelaksanaan :

1. Membuat media informasi mengenai edukasi IMD dan ASI ekslusif

berupa leaflet, brosur, poster, dll.

4. Lingkungan

Masalah :

1. Kurangnya kepedulian keluarga tentang pentingnya ASI ekslusif

2. Kesibukan ibu dalam pekerjaan sehingga tidak bisa memberikan ASI

eksklusif

3. Lingkungan kerja dan fasilitas umum yang belum menyediakan ruangan

khusus untuk ibu menyusui.

4. Belum tersedianya sarana berupa pojok ASI yang berguna untuk sarana

diskusi ibu dalam pemberian IMD dan ASI eksklusif.


Rencana :

1. Memberikan penyuluhan ke keluarga tentang pentingnya IMD dan

pemberian ASI ekslusif

2. Membentuk pojok ASI

Pelaksana : Pemegang program, dokter muda, kader

Sasaran : Keluarga ibu hamil di kelurahan ampang

Waktu :

Tempat : Kelurahan Ampang

Target :

1. Adanya dukungan dari keluarga kepada ibu hamil dan menyusui untuk

IMD dan pemberian ASI ekslusif.

2. Terbentuknya pojok ASI

Pelaksanaan :

1. Memberikan penyuluhan ke keluarga tentang pentingnya IMD dan

pemberian ASI ekslusif

2. Membentuk pojok ASI di Posyandu kelurahan Ampang.

Anda mungkin juga menyukai