Kelas : 4 KIA
I. TUJUAN PERCOBAAN
Minyak jelantah
NaOH
Indikator Phenolptalein
Metanol
Aquadest
corong pisah
termometer
gelas ukur
gelas kimia
hot plate
pipet tetes
pipet ukur
buret
piknometer
erlenmeyer
stpwatch
stirrer
viscometer ostwald
III. DASAR TEORI
Bahan bakar nabati (BBN) - bioethanol dan biodiesel - merupakan dua kandidat kuat
pengganti bensin dan solar yang selama ini digunakan sebagai bahan bakar mesin Otto dan
Diesel. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan pengembangan dan implementasi dua
macam bahan bakar tersebut, bukan hanya untuk menanggulangi krisis energi yang mendera
bangsa namun juga sebagai salah satu solusi kebangkitan ekonomi masyarakat.
Saat ini pengembangan bahan bakar nabati untuk menggantikan bahan bakar fosil
terus dilakukan. Biofuel akan menggantikan premium, solar, maupun kerosin atau minyak
tanah. Pemerintah mentargetkan antara tahun 2009-2010 komposisi biofuel dan bahan bakar
fosil mencapai 15 persen berbanding 85 persen. Kebutuhan nasional untuk bahan bakar
nabati sedikitnya 18 miliar liter per tahun. Akan tetapi keterbatasan bahan baku menjadi
kendala utama karena harus berbagi dengan berbagai industri lain
Biodiesel adalah sebuah alternatif untuk bahan bakar diesel berbasis minyak bumi
yang terbuat dari sumber daya terbarukan seperti minyak nabati, lemak hewan, atau alga. Ia
memiliki sifat pembakaran yang sangat mirip dengan diesel petroleum, dan dapat
menggantikannya dalam menggunakan saat ini. Namun, yang paling sering digunakan
sebagai aditif untuk minyak diesel, meningkatkan pelumasan dinyatakan rendah bahan bakar
solar murni ultra rendah belerang. Ini adalah salah satu kandidat yang mungkin untuk
menggantikan bahan bakar fosil sebagai sumber energi utama dunia transportasi, karena
merupakan bahan bakar terbarukan yang dapat menggantikan solar pada mesin saat ini dan
dapat diangkut dan dijual dengan menggunakan infrastruktur sekarang ini. Semakin banyak
stasiun bahan bakar yang membuat biodiesel tersedia bagi konsumen, dan semakin banyak
armada transportasi yang besar menggunakan beberapa proporsi biodiesel dalam bahan bakar
mereka.
Biodiesel terdiri dari asam lemak rantai panjang dengan alkohol terpasang, sering
berasal dari minyak nabati. Hal ini dihasilkan melalui reaksi minyak nabati dengan alkohol
metil atau etil alkohol dengan adanya katalis. Lemak hewani adalah sumber potensial.
Umumnya katalis digunakan adalah kalium hidroksida (KOH) atau sodium hidroksida
(NaOH). Proses kimia yang disebut transesterifikasi yang menghasilkan biodiesel dan
gliserin. Kimia, biodiesel disebut ester metil jika alkohol yang digunakan adalah metanol.
Jika etanol yang digunakan, disebut ester etil.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan transesterifikasi :
1. Suhu
Kecepatan reaksi secara kuat dipengaruhi oleh temperatur reaksi pada ummnya reaksi ini
dapat dijalankan pada suhu mendekati titik didih metanol (65oC) pada tekanan atmosfer.
Kecepatan reksi akan meningkat sejalan dengan kenaikan temperatur semakin tinggi
temperatur berarti semakin banyak yang dapat digunakan oleh reaktan untuk mencapai energi
aktivasi.
2. Waktu reaksi
Semakin lama waktu reaksi maka semakin banyak produk yang dihasilkan karena ini akan
memberikan kesempatan rektan untuk bertumbukan satu sama lain. Namun setelah
kesetimbangan tercapai tambahan waktu reaksi tidak akan mempengaruhi reaksi. Penelitian
yang menggunakan lama reaksi 3 jam (Azis., 2005 )
3. Katalis
Katalis berfungsi untuk mempercepat reaksi dengan menurunkan energi aktivasi reaksi
namun tidak menggeser letak kesetimbangan. Tanpa katalis rekasi transesterifikasi baru dapat
berjalan pada suhu sekitar 250C. Penambahan katalis bertujuan untuk mempercepat reaksi
dan menurunkan kondisi operasi. Katalis yang dapat digunakan adalah katalis asam, katalis
basa ataupu penukar ion. Dengan katalis basa reaksi dapat berjalan pada suhu kamar
sedangkan katalis.
4. Pengadukan
Pada reaksi transesterifikasi reaktan-reaktan awalnya membentuk sistim cairan dua fasa.
Reaksi dikendalikan oleh difusi diantara diantara fase-fase yang berlangsung lambat. Seiring
dengan terbentuknya metil ester ia bertindak sebagai pelarut tunggal yang dipakai bersama
oleh reaktan-reaktan dan sistim dengan fase tunggalpun terbentuk. Dampak pengadukan ini
sangat signifikan selama reaksi. Setelah sistim tunggal terbentuk maka pengudukan menjadi
tidak lagi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap reaksi. Pengadukan dilakukan
dengan tujuan untuk mendapatkan campuran reaksi yang bagus. Pengadukan yang tepat akan
mengurangi hambatan antar massa. Pengadukan transesterifikasi 1500 rpm.
5. Perbandingan reaktan
Variabel penting lain yang mempengaruhi hasil ester adalah rasio molar antara alkohol dan
minyak nabati. Stoikiometri reaksi transesterifikasi memerlukan 1 mol minyak trigliserida
memerlukan 6 mol metanol menggunakan rasio molar alkohol-minyak = 1 : 6. Terlalu banyak
alkohol yang dipakai menyebabkan biodiesel mempnyai viskositas yang rendah dibandingkan
viskositas solar juga akan menurunkan titik nyala (flas point). Hal ini disebabkan karena
pengaruh sifat-sifat alkohol yang mudah terbakar. Perbandingan alkohol minyak = 1 : 2,2
(etanol : minyak).
c. Pengujian viscositas
e. Pembuatan Larutan
No Perlakuan Pengamatan
1 1 gr NaOH + 41 ml Metanol - NaoH dicampurkan dengan
metanol, larutan menjadi
homogen.
V.2 Analisa
VI. PERHITUNGAN
a. Densitas
( cb ) gram
V pikno =
air
(158,5147,5 ) gram
=
1 gram/ml
= 11 ml
( ba ) gram
pikno =
V (ml )
(14761,2 ) gram
=
100 ml
= 0,0863 gr/ml
b. Analisa Viskositas
- t = 2,30 detik
- Bola = nickel iron alloy
a. = 8,1 gr/cm3
b. D = 0,5 mm
c. K = 7 mPa.s cm3/gs
= K (1 2) . t
c. Kadar FFA
- BM = 283,77 gr/mol
M xV xT
Kadar FFA =
10. m
3,5 gr x 4,6 ml x 0,1
=
10 X 283,77 gr /ml
= 5,67x10-4
VII. ANALISA PERCOBAAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat dianalisa bahwa metil ester
itu merupakan ester asam lemak yang dibuat melalui proses esterifikasi dari asam
lemak denga methanol. Pada percobaan ini bahan yang digunakan adalah minyak
jelantah karena memiiki asam lemak trigliserida.
Pembuatan metil ester dapat dilakukan dengan 4 cara yaitu pencampuan dan
penggunaan secara langsung, mikroemulsi, pirolisis, dan transesterifikasi. Metode
yang digunakan pada percobaan kali ini adalah transesterifikasi.
Pada proses pembuatan terjadi reaksi organik dimana suatu senyawa ester
dirubah menjadi senyawa ester lain melalui pertukaran gugus alcohol dari ester
dengan gugus alkil dari senyawa alkohol lain
Setelah itu campuran yang telah terbentuk dua lapisan, dipisahkan kedalam
corong pisah, yang dimana senyawa metil ester (minyak) akan berada diatas karena
berat jeninsnya lebih rendah dari aquades. Setelah dipisahkan senyawa metil ester
disimpan dan dilakukan analisa kadar asam lemak, densitas, dan viskositas.
VIII. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet.2013.Buku Penuntun Praktikum Satuan Proses POLSRI : Palembang
GAMBAR ALAT
Bola Karet Pipet Tetes Gelas Kimia