Anda di halaman 1dari 7

KONSEP TERJADINYA SPESIASI ALOPATRIK

Oleh :
Nama : Lydya Setya Permatasari
NIM : B1A015037
Rombongan : II
Kelompok :4
Asisten : Lovendo Ilham Widodo

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN I

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2017
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Umumnya kita dapat membedakan antara satu spesies dengan spesies yang
lain, namun di alam sekitar kita masalahnya jauh lebih rumit dari yang kita
perkirakan. Masalah mulai timbul apabila kita bekerja denga suatu genus yang
beranggota banyak spesies. Jika kita mengatakan bahwa kelompok tertentu adalah
spesies dan kelompok lain adalah sub-spesies (Erik & Taufik).
Zaman Aristoteles hingga zaman Linnaeus, suatu spesies dianggap tidak
mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Konsep tersebut berubah setelah teori
evolusi. Teori tersebut menerangkan bahwa suatu organisme berubah dari waktu ke
waktu sejalan dengan tekanan seleksi alam, sehingga suatu organisme tetap berada
dalam kondisi yang cocok dengan lingkungannya (Erik & Taufik).
Konsep yang salah mengenai suatu spesies adalah individu berubah
didasarkan pada pengetahuan yang terbatas pada ciri-ciri yang khas (spesifik). Ciri-
ciri yang digunakan untuk membedakan setiap spesies terkadang terbatas pada satu
ciri saja, misalnya lalat yang mempunyai dua rambut di kepala dianggap merupakan
spesies yang berbeda dengan lalat yang mempunyai empat rambut di kepalanya.
Bunga soka yang berbunga merah berbeda spesiesnya dengan bunga soka yang
berwarna putih (Erik & Taufik). Proses kreatif yang mengarah pada penciptaan
keane-karagaman jenis disebut spesiasi. Jenis baru yang terbentuk mampu
mengadakan pertukaran gen atau melakukan perkawinan secara alami
(interbreeding) untuk menghasilkan keturunan yang fertil (Muzayyinah, 2012).

B. Tujuan

Tujuan praktikum acara Identifikasi dan Determinasi Avertebrata dan


Vertebrata, antara lain :
1. Praktikan dapat memahami konsep spesies.
2. Praktikan dapat memahami konsep spesiasi pada ikan.
3. Praktikan dapat menggunakan software aplikasi komputer yang mendukung
penelitian tentang konsep terjadinya spesiasi.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Spesies adalah suatu kelompok organisme yang hidup bersama di alam bebas,
dapat mengandalkan perkawinan secara bebas, dan dapat menghasilkan anak yang
fertil dan bervitalitas sama dengan induknya. Spesies menurut biological species
conncept (BSC) adalah suatu populasi atau kelompok populasi alami yang secara
aktual memiliki potensi dapat saling kawin (interbreeding) dan menghasilkan
keturunan yang fertil, namun tidak dapat menghasilkan keturunan yang fertil jika
kawin dengan spesies lain. Dengan kata lain suatu spesies biologi adalah unit
populasi terbesar dimana pertukaran genetik mungkin terjadi dan terisolasi secara
genetik dari populasi kelompok lainnya (Waluyo, 2005).
Spesiasi merupakan proses pembentukan spesies baru. Spesiasi membahas
tentang transisi mikroevolusi ke makroevolusi. Proses mikroevolusi yang terjadi
pada populasi, yaitu seleksi alam, perubahan frekuensi gen, pemeliharaan variasi
genetik, ekspresi khusus dari variasi gen, evolusi dari kelamin, sejarah hidup dan
alokasi seksual, seleksi seksual, dan konflik genetik. Spesiasi merupakan proses
pembentukan spesies baru dan berbeda dari spesies sebelumnya melalui proses
perkembangbiakan natural dalam kerangka evolusi (Stearns & Hoekstra, 2003).
Menurut Starr dan Taggart (1984), model spesiasi dibedakan menjadi 3 jenis,
yaitu:
1. Spesiasi Allopatrik
Kata Allopatrik berasal dari bahasa latin allos yang artinya berbeda,
dan patria yang artinya daerah asal (Starr & Taggart, 1984). Odum (1993)
menyatakan bahwa, pengertian alopatrik adalah spesies-spesies yang terdapat di
daerah-daerah geografis yang berlainan (atau dipisahkan oleh adanya barier ruang).
Spesiasi allopatrik yaitu pembentukan jenis baru yang terjadi melalui pemisahan
populasi-populasi yang diturunkan dari nenek moyang bersama dalam geografis yang
berbeda. Contoh dari spesies yang mengalami spesiasi allopatrik adalah burung-
burung finches di kepulauan Galapagos. 2 jenis ground finches (Geopisa) yang
terdapat pada beberapa pulau-pulau yang lebih kecil (terisolasi secara geografis)
mempunyai kemiripan dalam ukuran dan bentuk paruhnya dan tupai Abert dan
Kaibab yang berasal dari Grand Canyon (Wallace, 1992).
2. Spesiasi Parapatrik
Pada spesiasi ini isolasi reproduksi berkembang dalam beberapa gene flow
diantara populasi-populasi. Populasi tersebut terdapat suatu alela yang berdampak
pada terjadinya isolasi reproduktif pada populasi tersebut, sehingga spesies-spesies
dalam populasi tersebut tidak dapat melakukan perkawinan (pertukaran gen).
Contohnya adalah munculnya spesies baru tupai tanah terjadi karena munculnya gen
baru karena spesiasi alopatrik. Aliran genetik terhambat, arus keluar-masuknya alela
dari dan ke populasi menjadi terlarang akibat isolasi geografis. Meski hanya
terhalang sungai, setelah spesiasi terjadi, kedua populasi tupai tidak bisa lagi saling
kawin (Widodo, 2003).
3. Spesiasi Simpatrik
Kata Simpatrik artinya adalah daerah asal yang sama (Starr & Taggart, 1984).
Spesies simpatrik terdapat pemisahan morfologi yang sangat kuat, sehingga dapat
dengan mudah dibedakan antara satu dengan yang lainnya (Odum, 1993). Jadi,
spesiasi simpatrik yaitu terbentuknya jenis baru yang terjadi karena tinggal/terdapat
pada daerah yang sama. Salah satu model spesiasi simpatrik adalah spesiasi
poliploid. Poliploidi terjadi karena penggandaan perangkat komosom secara
keseluruhan. Fenomena poliploidi lebih sering dijumpai pada spesies tumbuhan
daripada hewan, tetapi pada kelompok amphibi dan pisces poliploidi masih lazim
terjadi (Corebima, 2000).
Faktor-faktor yang menyebabkan spesiasi antara lain menurut Cambell et al
(2000) yaitu :
a. Peran isolasi geografis
Mayoritas para ahli biologi berpandangan bahwa faktor awal dalam proses
spesiasi adalah pemisahan geografis, karena selama populasi dari spesies yang sama
masih dalam hubungan langsung maupun tidak langsung gene flow masih dapat
terjadi, meskipun berbagai populasi di dalam sistem dapat menyimpang di dalam
beberapa sifat sehingga menyebabkan variasi intraspesies. Pergeseran susunan
genetis juga merupakan faktor populasi yang penting dalam populasi yang kecil
(Cambell et al., 2000).
b. Isolasi Reproduksi dalam (instrinsik)
Pengaruh isolasi geografis dalam spesiasi dapat terjadi karena adanya pencegahan
gene flow antara dua sistem populasi yang berdekatan akibat faktor ekstrinsik
(geografis) (Cambell et al., 2000). Evolusi isolasi reproduksi lengkap secara bertahap
melintasi berbagai situasi menengah, kecuali hal itu disebabkan oleh peristiwa secara
dekat sesaat (misalnya hibridisasi) (Hochkirch, 2013).
c. Isolasi sebelum perkawinan
Isolasi sebelum perkawinan menghalangi perkawinan antara spesies atau merintangi
pembuahan telur jika anggota-anggota spesies yang berbeda berusaha untuk saling
mengawini (Cambell et al., 2000).
Ikan baceman (Hemibagrus planiceps) bertubuh agak mirip dengan lele. Ikan
baceman memiliki kepala yang memipih agak mendatar, dengan bagian
tulangtengkorak yang kasar di atas kepala tak tertutupi oleh kulit, dan sirip lemak
yang berukuran sedang berada di belakang sirip punggung (dorsal). Ikan baceman
bertubuh licin tanpa sisik di tubuhnya dan serupa dengan lundu dan patin. Ikan
baceman memiliki tiga duri yang berbisa (patil), yakni pada sepasang sirip
dadanya,dan sebuah lagi berada di anal sirip punggungnya. Ikan baceman adalah
ikan air tawar yang dapat hidup dari perairan di muara sungai sampai ke bagian hulu,
bahkandapat ditemukan sampai ke muara sungai di daerah pasang surut yang berair
sedikit payau. Selain itu, ikan ini juga banyak ditemui di tempat-tempat yang
letaknya didaerah banjir. Ikan baceman bersifat noktural, artinya aktivitas kegiatan
hidupnyalebih banyak dilakukan pada malam hari. Selain itu, ikan ini juga memiliki
sifat suka bersembunyi di dalam liang-liang di tepi sungai tempat habitat hidupnya.
4i alam,ikan ini adalah pemakan segala (omnivora), namun ada juga yang
menggolongkannya sebagai ikan karnivora, karena lebih dominan memakan hewan-
hewan kecil seperti ikan-ikan kecil (Susanto, 1996).
MEGA (Molekuler Analisis Genetika Evolusioner) adalah perangkat lunak
bebeas tersedia untuk membantu para ilmuwan dan mahasiswa dalam membuat
dendogram, atau pohon filogenetik dengan menggunakan urutan nukleotida atau
protein. Penggunaan dari software ini mudah untuk database online, membuat urutan
alignment, serta pohon filogenetik. Software ini juga menggunakan metode
bioinformatika evolusioner dalam biologi dasar, biomedis dan evolusi (Tamura et al.,
2011).
BAB III. MATERI DAN METODE

A. Materi
Alatalat yang digunakan pada praktikum acara Konsep Terjadinya Spesiasi
Alopatrik adalah bak preparat, pinset, jangka sorong, stereofoam, kertas milimeter,
jarum pentul, kamera, dan alat tulis.
Bahanbahan yang digunakan pada praktikum acara Konsep Terjadinya
Spesiasi Alopatrik adalah beberapa spesimen ikan baceman dari beberapa tempat.

B. Metode

Metode yang dilakukan pada praktikum acara Konsep Terjadinya Spesiasi


Alopatrik antara lain:
1. Preparat diletakkan di atas kertas milimeter blok yang telah dialasi dengan
sterofoam.
2. Preparat diukur morfologi tubuhnya berdasarkan titik-titik patokan dan
hasilnya digambar dan dicatat.
3. Preparat dihitung jumlah perbedaan pada morfologi dibandingkan dengan
preparat yang lain.
4. Dibuat pohon filogenetik dari jumlah perbedaan morfologi preparat yang sudah
dihitung sebelumnya.
5. Hubungan kekerabatan antar preparat dianalisis lebih lanjut menggunakan
software MEGA 5.05.
6. Hasil yang diperoleh dimasukkan ke dalam laporan praktikum.

DAFTAR REFERENSI

Campbell, Reece & Mitchell. 2000. Biologi. Jilid II, edisi kelima. Jakarta: Erlangga

Corebima, A. D. 2000. Genetika Mutasi dan rekombinasi. Malang: UM.


Erik Perdana Putra & Taufik Taher. 2011. Spesiasi. Malang: UM.

Hochkirch, A. 2013. Hybridization and the Origin of Species. J . Evol. Biol. 26, pp.
247251.
Muzayyinah. 2012. Jejak Evolusi dan Spesiasi Marga Indigofera. Bioedukasi. 5(2),
pp.1-12.
Odum, Eugene. P. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Yogyakarta: UGM press

Starr, Cecie & Ralph Taggart. 1984. Biology the Unity and Diversity of Life.
California: Wadsworth Publishing company.
Stearns, Stephen & Hoekstra, Rolf. 2003. Evolution an introduction. New York:
Oxford
Susanto, H. 1996. Budidaya Lele Unggul. Jakarta : Swadaya.

Tamura, K., Daniel, P., Nicholas, P., Masatoshi, N. & Sudhir, K. 2011. MEGA5:
Molekuler Evolutionary Genetics Analysis Using Maximum Likelihood,
Evolutionary Distance, and Maximum Parsimony Methods. Tokyo:
Departement of Biological Sciences.
Wallace, A. 1992. Biology The World of Life. USA: Harper Collins Publisher Inc.

Waluyo, L. 2005. Evolusi Organik. Malang: UMM Press.

Widodo. 2003. Evolusi. Malang: UM.

Anda mungkin juga menyukai