Persemaian Tomat Beef

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 12

Persemaian

Dalam melakukan persemaian hampir sama dengan komoditi lainnya, tomat dengan sistem
hidroponikpun dilakukan pembibitan terlebih dahulu. Periode pembibitan merupakan awal dari
sistem bercocok tanam yang sangat penting karena akan menentukan berhasil tidaknya tanaman
pada masa produksi.

Persiapan
Sarana, alat dan bahan yang harus dipersiapkan adalah Green house, Nursery, Tray semai/wadah,
Benih (contoh benih tomay cerry yang ada), Media semai (Rockwool-Grodan, arang
sekam(Sekam bakar), pasir, dll), Thermometerdan Hygrometer, Pinset, Ruang semai dan Alat
semprot (hand sprayer).

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam budidaya tomat cerry, diantaranya;
1) kontruksi dari Green house harus disesuaikan dengan ketinggian tempat, 2)
persemaian/pembibitan antara lain Kualitas benih, Jenis media yang digunakan, 3) Suhu dan
Kelembapan, intensitas cahaya dan 4) Teknis pembibitan.

Teknis Pembibitan

1. Benih terlebih dahulu direndam dengan air hangat kuku selama 30 menit,
sambilmenunggu kita bisa menyiapkan media semai yang akan digunakan.

2. Basahi media dengan air bersih dan pastikan media basah sampai merata dan biarkan
sesaat agar air siraman yang berlebihan menetes.

3. Buat lubang kecil pada rockwool-Grodan (apabila menggunakan Rockwool) atau garitan
kecil yang saling berpotongan pada Sekam (apabila menggunakan sekam bakar) sehingga
membentuk bujur sangkar dengan jarak 2 Cm.

4. Letakkan benih satu persatu pada setiap lubang dengan posisi calon lembaga (titik
tumbuh menghadap kebawah 0,5 Cm dengan menggunakan Pinset, setelah semua benih
disemai kemudian tutup dengan plastik mulsa.

5. Benih akan berkecambah dalam waktu 4 7 hari, Plastik mulsa dibuka kemudian bibit
dipindahkan ke tempat yang ada sinar dengan tetap menjaga suhu dan kelembaban.

6. Bibit dengan koteledon tumbuh sempurna, dipindahkan kepolybag 15 x 15 Cm yang telah


dibasihi dengan larutan nutrisi dengan EC. 1,5 mS/Cm dan pH. 5.5.
7. Pemeliharaan dipersemaian/pembibitan meliputi Penyiraman,1-2 kali sehari (tergantung
Cuaca, Fase pertumbuhan bibit, dan media yang digunakan), Pengendalian hama dan
penyakit selama di nursery dan yang tak kalah pentingnya adalah pengaturan kembali
jarak antar tanam agar daun tanaman tidak saling menutupi.

8. Bibit siap tanam ke greenhouse produksi setelah berumur 21 hari di polybag atau sudah
berdaun 5 helai.

Gambar teknis pembibitan

Persiapan Tanam dan Transplanting


Setelah bibit siap untuk dipindahkan ke greenhouse ada beberapa hal yang harus
dilakukan/dipersiapkan sebelum transplanting:

Sterilisasi Green House


Sterilisasi dilakukan dengan tujuan untuk membersihkan seluruh greenhouse dari mikroorgnisme
(telur/larva, virus, bakteri dan fungi) yang dapat merugikan tanaman. Ada beberapa bahan yang
sering digunakan dalam sterilisasi antara lain lysol, formalin dan beberapa jenis pestisida, yang
dalam penggunaannya biasa dilakukan dengan cara:

1. Formalin 5% disemprotkan ke seluruh bagian greenhouse dengan konsentrasi 5 cc/liter


air

2. Dalam waktu 4-5 hari setelah penyemprotan formalin disusul dengan penyemprotan
pestisida (insektisida dan fungisida) dan diulang sampai 2-3 kali.

3. Sehari sebelum media tanam ditata, greenhouse disemprot dengan larutan lysol dengan
konsentrasi 3-5 cc/ liter air.

4. Instalasi bak desinfektan kaki supaya penyakit tidak bisa dibawa ke dalam screenhouse.
Persiapan Tanam

1. Sebelum media ditempatkan, terlebih dahulu media dimasukkan kedalam polybag atau
plastik slab atau pot.

2. Bila menggunakan plastik slab, ukuran yang biasa digunakan adalah 100 x 25 cm dan
jika menggunakan polybag, ukurannya 35 x 40 cm

3. Media yang biasa digunakan adalah sekam bakar, rockwool-grodan atau cocopeat.

4. Kemudian media tersebut ditata didalam screen house sesuai dengan jarak tanam yang
diinginkan (pada umumnya menggunakan jarak tanaman antar bedengan 100 cm dan
antar tanaman 50 cm).

5. Buat lubang tanam dengan diameter 15 cm pada permukaan slab (jika menggunakan
sistem slab) apabila menggunakan polybag buatlah lubang tanam sesuai dengan besarnya
polybag yang digunakan untuk pemeliharaan dinursery.

6. Media dibasahi dengan larutan nutrisi/pupuk dengan EC 1,5 dan pH 5,5 sampai benar-
benar basah/jenuh.

7. Tahap selanjutnya bibit siap untuk ditransplanting ke screen house. Sebelum bibit
ditempatkan bagian bawah polybag digunting dengan hati-hati supaya akar bibti tidak
putus/rusak, kemudian bibit ditempatkan pada lubang tanam yang telah dipersiapkan.

8. Untuk menghindari terjadi kelebihan air siraman dan tumpukan garam-garam dimedia,
satu hari setelah transplanting lubang draenase dibuat pada bagian bawah slab/polybag.

1. Penyiraman dan Pemupukan (Fertigasi)


Pemupukan dan Penyiraman (fertigasi) pada budidaya tomat sistem hidroponik umumnya
dilakukan secara bersamaan. Teknis fertigasi bisa dilakukan dengan manual atau sistem irigasi
tetes (Drip irrigation system), tapi yang terbaik untuk fertigasi adalah dengan sistem irigasi tetes
yang berkualitas baik dengan demikian fertigasi bisa merata, tenaga kerja tidak terlalu banyak,
menghemat waktu (dalam waktu singkat bisa menyiram tanaman dalam jumlah yang banyak).
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Kualitas air (sumber air/sumur/mata air), harus bersih dan bebas dari penyakit/kimia,

2. Kualitas pupuk/nutrisi (komposisi hara harus sesuai dengan kebutuhan tanaman, pupuk
yang dipakai mempunyai kemampuan larut 100 %),

3. Waktu, volume dan frekuensi fertigasi,


4. Jenis media yang digunakan.

2. Pewiwilan

Pewiwilan adalah membuang baik tunas maupun daun yang sudah tua bertujuan agar nutrisi
yang diserap oleh tanaman terpusat pada batang utama sehingga akan menghasilkan kualitas
buah yang baik.

3. Pengendalian Hama dan Penyakit

Monitoring terhadap serangan hama dan penyakit menjadi penting sebab akan diketahui

1. Serangan apa yang terjadi

2. Berapa berat serangan

3. Tindakan apa yang akan dilakukan

4. Kapan akan dilakukan pengendalian

Pengalaman dari beberapa petani terakhir ada beberapa hama dan penyakit yang sering
menyerang seperti: Kutu kebul (white play), ulat buah, virus, layu fusarium, layu bakteri,
powdery meldew, busuk daun, penyakit fisiologis (defesiensi unsur hara) dan sebagainya.

Pencegahan dan Pengendalian Hama dapat dilakukan dengan cara:


1. Menjaga kebersihan, membuang sisa tanaman/gulma jauh dari lokasi screenhouse/masuk
bak sampah dan dibakar.

2. Sterilisasi screenhouse (gunakan lysol,formalin dan pestisida) ini harus dilakukan setiap
awal musim tanam/sebelum tanam dimmulai.

3. Memasang bak disenfeksi kaki untuk mencegah masuknya telur/larva hama dan patogen
penyakit yang terbawa oleh alas kaki.

4. Menggunakan varietas yang resisten

5. Tanaman yang terserang penyakit (virus, bakteri) di masukkan kekantong/karung plastik


lalu buang jauh dari lokasi greenhouse/dibakar.

6. Biologis, dengan memanfaatkan musuh alami (predator), tapi cara ini diIndonesia masih
jarang dilakukan.

7. Kimiawi (pestisida), ini akan menjadi bagus jika penggunaannya tepat dalam pemilihan
jenis, konsentrasi dan volume semprot. Disamping itu bisa mempunyai epek kurang baik
kalau dalam penggunaannya salah. Untuk menghindari terjadinya kesalahan, memerlukan
pengetahuan teknis dan alat (nozle) kualitas tinggi.

8. Lakukan pengendalian bersama-sama dengan kebun disekitar (kebun tetangga) supaya


pengendalian hama dan penyakit mungkin akan lebih efektif.

Satu hal perlu diperhatikan pengaruh pestisida terhadap kesehatan petani, konsumen,
dan lingkungan. Untuk menghindari hal tersebut harus menggunakan pengaman seperti
jas/pakain semprot, sarung tangan, masker, kacamata dan pengaman lainnya.
Setelah lama penyemaian benih menjadi bibit selama 1 bulan dan dalam 2 3 bulan kemudian
sudah bisa dilakukan panen perdana. Tanaman ini dipanen 2 hari sekali sampai sekitar 5 -6 bulan
lamanya. Jadi total produktivitas tomat sekitar 10 bulan dan setelah itu harus diganti bibit baru.
Sebelum tanaman diganti agar terus menerus bisa kontinue panen sebaiknya disiapkan
penyemaian baru 4 bulan sebelumnya . Buah yangg dipanen tidak usah dicuci untuk mencegah
kebusukan tapi cukup dilap agar bersih dan langsung dikemas , baik dengan styrofoam
dibungkus plastik wrapping. Untuk suhu penyimpanan tomat cherry yang baik sekitar 5 10
derajat C , yangg akan membuat tomat cherry bertahan 1 2 minggu lamanya
Penanganan tomat dilakukan untuk tujuan penyimpanan, transportasi dan kemudian pemasaran.
Langkah yang harus dilakukan dalam penanganan buah setelah dipanen meliputi pemilihan
(sorting), pemisahan berdasarkan umuran (sizing), pemilihan berdasarkan mutu (grading), dan
pengepakan (packing).

1. Sorting
Pemilihan yang efisien sangat tergantung pada penanganan yang serius dan
pengawasan serta pemeliharaan peralatan yang terlibat digunakan dalam proses pemilihan.
Fasilitas lainnya adalah berupa cukup luasnya ruangan yang digunakan dalam proses pemilihan
tomat tidak ditumpuk satu sama lainnya. Pemilihan terhadap tomat dilakukan untuk memisahkan
tomat yang berbeda tingkat kematangan, berbeda bentuk (mallformation), dan juga berbeda
warna maupun tanda-tanda lainnya yang merugikan (cacat) seperti luka, lecet, dan adanya infeksi
penyakit maupun luka akibat hama. Berikut beberapa persyaratan dalam pelaksanakan pemilihan
buah :

a. Ruangan yang cukup luas,


b. Kemampuan mengatur aliran tomat,
c. Tanggung jawab,
d. Kemampuan melihat produk,
e. Menghindari luka pada produk (tomat), dan
f. Pengawasan

2. Sizing
Pengukuran tomat dimaksudkan untuk memilah-milah tomat berdasarkan ukuran, berat atau
dimensi terhadap tomat yang telah dipilih (proses di atas sorting). Proses pengukuran tomat
dilakukan secara manual maupun mekanik. Kalau pekerjaan ini dilakukan secara mekanik, maka
persyaratan perlatan seharusnya memiliki kapasitas yang tinggi, memiliki ketepatan (akurasi),
dan tidak menyebabkan luka pada buah. Bambang B. Santoso Penanganan Pascapanen
Buah 168.

3. Grading
Pada tahapan ini, tomat dipilah-pilah berdasarkan tingkatan kualitas pasar (grade). Tingkatan
kualitas dimaksud adalah kualitas yang telah ditetapkan sebagai patokan penilaian ataupun
ditetapkan sendiri oleh produsen.

4. Sizing
Pengukuran tomat dimaksudkan untuk memilah-milah tomat berdasarkan ukuran, berat atau
dimensi terhadap tomat yang telah dipilih (proses di atas sorting). Proses pengukuran tomat
dilakukan secara manual maupun mekanik. Kalau pekerjaan ini dilakukan secara mekanik, maka
persyaratan perlatan seharusnya memiliki kapasitas yang tinggi, memiliki ketepatan (akurasi),
dan tidak menyebabkan luka pada buah. Bambang B. Santoso Penanganan Pascapanen
Buah 168

5. Grading
Pada tahapan ini, tomat dipilah-pilah berdasarkan tingkatan kualitas pasar (grade). Tingkatan
kualitas dimaksud adalah kualitas yang telah ditetapkan sebagai patokan penilaian ataupun
ditetapkan sendiri oleh produsen.

6. Packing
Pengepakan tomat untuk konsumen sering dilakukan dengan membungkus tomat dengan plastik
ataupun bahan lain yang kemudian dimasukkan ke dalam wadah (kontainer) yang lebih besar.
Bahan pembungkus lainnya dapat berupa bahan pulp maupun kertas. tomat dalam wadah
disesuaikan dengan kualitas yang diinginkan. Dalam satu wadah dapat terdiri hanya beberapa
tomat atau terdiri dari banyak tomat.. Sedangkan bahan wadah yang dapat digunakan dapat
berupa peti kayu, ataupun plastik.

7. Pre-cooling
Pre-cooling diartikan sebagai pendinginan awal, yaitu upaya menghilangkan panas lapang pada
tomat akibat pemanenan di siang hari. Seperti diketahui suhu yang tinggi pada tomat akan
merusak tomat selama penyimpanan sehingga menurunkan kualitas. Makin cepat membuat panas
di lapang, makin baik kemungkinan menjaga kualitas komoditi selama disimpan. Pre-
cooling dimaksudkan untuk memperlambat respirasi, menurunkan kepekaan terhadap serangan
mikroba, mengurangi jumlah air yang hilang melalui transpirasi, dan memudahkan pemindahan
ke dalam ruang penyimpanan dingin bila sistim ini digunakan.

Pemasaran Tomat
Kebanyakan produk-produk hasil budidaya secara hidroponik (termasuk tomat cherry) di pasaran
lebih mahal dari produk-produk pertanian secara konvensional. Tetapi tujuan pasarnya pun
berbeda dari produk pertanian biasa. Harga yang dipatok untuk tanaman hasil teknologi
hidroponik yang terbilang mahal, pada umumnya memang bisa ditemui di tempat perbelanjaan
seperti supermarket dan hipermarket. Karena tujuan akhir pasarnya adalah konsumen dengan
tingkat kesejahteraan menengah ke atas. Karena seperti kita ketahui bahwa pada umumnya
masyarakat Indonesia yang peduli dan mengutamakan kualitas produk-produk yang
dikonsumsinya hanya yang tingkat kesejahteraannya menengah ke atas, sedangkan yang
menengah ke bawah hanya berorientasi pada apa yang bisa dimakan, jarang atau bahkan tanpa
memperdulikan kualitasnya.

Aneka Produk Olahan Tomat


Berikut ini beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk menganekaragamkan dan
memperpanjang umur simpan produk berbasis tomat:

1. Sari tomat

2. Jelly drink tomat

3. Yoghurt tomat

4. Sirup tomat

5. Puree tomat

6. Saos tomat

7. Selai tomat

8. Permen jelly tomat

9. Manisan tomat
10. Torakur (Tomat Rasa Kurma)

11. Leather tomat

Kesimpulan
Budidaya secara hidroponik adalah cara yang efektif dalam penggunaan air dan pupuk serta
mampu mendapatkan hasil yang optimal. Dalam penanaman budidaya tomat harus dilakukan
serempak dikarenakan untuk menghindari serangan hama perusak. Penanaman tomat yang tidak
serempak ternyata tidak menguntungkan karena pada tanaman yang sudah tua banyak hamanya
sehingga ketika tanaman di cabut maka hama akan berpindah ke tanaman yang lainnya.

BUDIDAYA TOMAT VERNAL BEFF SECARA HIDROPONIK SUBSTRAT

A. Pendahuluan
Kata tomat berasal dari bahasa Aztek, salah satu suku Indian yaitu xitomate atau xitotomate.
Tanaman tomat berasal dari negara Peru dan Ekuador, kemudian menyebar ke seluruh Amerika,
terutama ke wilayah yang beriklim tropik, sebagai gulma. Penyebaran tanaman tomat ini
dilakukan oleh burung yang makan buah tomat dan kotorannya tersebar kemana-mana.
Penyebaran tomat ke Eropa dan Asia dilakukan oleh orang Spanyol. Tomat ditanam di Indonesia
sesudah kedatangan orang Belanda. Dengan demikian, tanaman tomat sudah tersebar ke seluruh
dunia, baik di daerah tropik maupun subtropik.
Tomat adalah komoditas hortikultura yang penting, tetapi produksinya baik kuantitas dan
kualitas masih rendah. Hal ini disebabkan antara lain tanah yang keras, miskin unsur hara mikro
serta hormon, pemupukan tidak berimbang, serangan hama dan penyakit, pengaruh cuaca dan
iklim, serta teknis budidaya petani.
Perkembangan teknologi di bidang pertanian semakin pesat, salah satu perkembangan teknologi
budidaya pertanian yang layak disebarluaskan adalah teknologi hidroponik. Hal ini disebabkan
oleh semakin langkanya sumberdaya lahan, terutama akibat perkembangan sektor industri dan
jasa, sehingga kegiatan usaha pertanian konvensional semakin tidak kompetitif karena tingginya
harga lahan. Teknologi budidaya pertanian sistem hidroponik memberikan alternatif bagi para
petani yang memiliki lahan sempit atau yang hanya memiliki pekarangan rumah untuk dapat
melaksanakan kegiatan usaha yang dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan yang memadai.
Contoh jenis hidroponik yang sekarang berkembang adalah hidroponik substrat yaitu pemberian
air dan nutrisi pada tanaman dengan mengalirkan melalui selang secara berkala, tidak secara
terus menerus.

B. Syarat Tumbuh
Budidaya tomat dapat dilakukan dari ketinggian 0-1.250 mdpl, dan tumbuh optimal di dataran
tinggi >750 mdpl, sesuai dengan jenis/varietas yang diusahakan dg suhu siang hari 24C dan
malam hari antara 15C-20C. Pada temperatur tinggi (diatas 32C) warna buah tomat cenderung
kuning, sedangkan pada temperatur yang tidak tetap (tidak stabil) warna buah tidak merata.
Temperatur ideal antara 24 C - 28C. Curah hujan antara 750-1250 mm/tahun, dengan irigasi
yang baik. Kemasaman tanah sekitar 5.5 - 6.5, penyerapan unsur hara terutama fosfat, kalium
dan besi oleh tanaman tomat.
Kekurangan sinar matahari menyebabkan tanaman tomat mudah terserang penyakit, baik parasit
maupun non parasit. Sinar matahari berintensitas tinggi akan menghasilkan vitamin C dan
karoten (provitamin A) yang lebih tinggi. Penyerapan unsur hara yang maksimal oleh tanaman
tomat akan dicapai apabila pencahayaan selama 12-14 jam/hari, sedangkan intensitas cahaya
yang dikehendaki adalah 0,25 mj/m2 per jam.
Tanaman tomat dapat ditanam di segala jenis tanah, mulai tanah pasir sampai tanah lempung
berpasir yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik serta unsur hara dan mudah
merembeskan air. Selain itu akar tanaman tomat rentan terhadap kekurangan oksigen, oleh
karena itu air tidak boleh tergenang.

C. Budidaya Tomat Vernal Beef Secara Hidroponik

1. Persiapan Media
Media yang digunakan dalam budidaya tomat vernal beef secara hidroponik substrat adalah
sekam bakar. Media ini dibuat
sendiri yakni dengan membakar sekam. Cara pembakarannya yaitu pipa besi dengan diameter
20 cm diisi dengan kayu bakar
dan kemudian dibakar. Setelah itu sekam diletakkan disisi kanan dan kiri serta ditumpuk ke atas
tidak melebihi tinggi
pipa. Sekali pembakaran dapat membakar 20 sak dengan waktu 12 jam. Setelah sekam merah
ditarik keluar dan disiram dengan
air.

2. Penyemaian
Benih tomat disemai di atas media sekam yang sebelumnya disiram dengan air. Biji tomat
ditebarkan satu persatu diatas
larikan sekam, kemudian ditutup tipis dengan sekam dan dibasahi lagi. Setelah itu ditutup
dengan koran dan dijaga
kelembabannya agar cepat berkecambah. Daun lembaga akan muncul pada hari ke 4 -5, setelah
itu benih tomat dipindah ke
polibag ukuran 3-4 cm. Pada 1 polibag diisi dengan 2 benih. Setelah 2 minggu benih tomat siap
ditanam dipolibag yang
lebih besar.

3. Pemindahan Bibit
Bibit dipindahkan kedalam polibag ukuran 35x40 cm, untuk 1 polibag diisi 2 tanaman. Polibag
dilubangi di sampingnya,
tinggi lubang tersebut 3 s/d 4 cm.
4. Pemasangan Ajir
Pada sistem hidroponik substrat menggunakan ajir dengan tujuan agar tanaman tomat dapat
tumbuh tegak, ajir dipasang
melilit di batang dan jumlah lilitan yang efektif agar batang dapat tegak untuk tanaman berumur
1 bulan yaitu 3 lilitan,
semakin sedikit lilitan semakin mempermudah mengatur ketegakan tanaman tersebut.

5. Penyiraman
Proses penyiraman dilakukan sesuai kondisi cuaca. Apabila cuaca panas untuk tanaman tomat
yang belum berbuah cukup
1 kali, namun untuk yang telah berbuah bisa 2 s/d 3 kali dalam sehari. Nutrisi yang dibutuhkan
dalam sekali penyiraman
yaitu membutuhkan 1 Liter air nutrisi setiap harinya.

6. Pewiwilan dan Perompesan


Perompesan ini bertujuan untuk mengurangi respirasi dan cadangan makanan dapat digunakan
oleh buah saja. Yang dirompes
adalah daun yang sudah mulai tua. Perwiwilan dilakukan mulai minggu ke-2, yang diwiwil
adalah tunas air yaitu tunas yang
tumbuh diketiak daun. Perwiwilan dilakukan agar tanaman tomat hanya mempunyai 2 cabang
saja yang tumbuh lurus ke atas.
Dengan menggunakan 2 cabang saja dapat memaksimalkan produksi buah. Pada tanaman yang
sudah tua dan tinggi pohon
direbahkan di atas polibag.

7. Penyilangan
Penyilangan dilakukan secara manual, yaitu dengan cara menggoyang-goyangkan batang
tanaman tomat. Hal ini dilakukan
secara manual karena di dalam green house tidak ada angin dan serangga yang dapat membantu
penyerbukan sehingga
dilakukan secara manual. Penyilangan ini hanya dilakukan pada saat akan pembuahan pertama,
untuk pembuahan selanjutnya
tidak dilakukan penyilangan secara khusus. Hal ini disebabkan karena hampir setiap hari
dilakukan pewiwilan daun,
seleksi buah, pembenahan ajir dan lain-lain.

8. Seleksi Buah
Untuk mendapatkan hasil buah yang maksimal maka perlu di adakan penyeleksian calon buah
yang memiliki potensi bagus atau
berpotensi masuk dalam great A. Yang dibiarkan menjadi buah adalah bunga ketiga dan calon
buah yang dibuang yaitu yang
kecil-kecil.
9. Pengendalian Hama dan Penyakit
Untuk mengendalikan ham dan penyakit dilakukan penyemprotan pestisida ke tanaman setiap 3
hari sekali dengan menggunakan
merk atau brand yang berbeda-beda dengan maksud agar hama tidak resisten terhadap pestisida
bila diberikan dengan merk
berbeda-beda. Dosis yang digunakan sesuai dengan dosis masing-masing pestisida.

10. Panen
Panen dilakukan setelah tomat berumur 12 minggu dan dapat di panen 10-15 tandan tomat per
pohon, karena tanaman tomat
merupakan tanaman intermediet sehingga masa produksinya lebih lama. Panen dilakukan pada
pagi hari dan tomat yang siap
di panen ciri fisik semburat merahnya belum banyak. Dalam 1 pohon dapat menghasilkan 1,5 3
kg dan masuk kedalam
great A dengan berat 140-150 gr/buah.

11. Pascapanen
Hasil panen tomat dari Bogor ini disalurkan atau dipasarkan ke Parung Farm, Saung Nirwan dan
pasar-pasar tradisional.
Tomat vernal beef ini biasanya digunakan untuk burger dan jus karena rasanya yang tidak terlalu
asam.

D. Kesimpulan
Budidaya secara hidroponik adalah cara yang efektif dalam penggunaan air dan pupuk serta
mampu mendapatkan hasil yang optimal. Dalam penanaman budidaya tomat harus dilakukan
serempak dikarenakan untuk menghindari serangan hama perusak. Penanaman tomat yang tidak
serempak ternyata tidak menguntungkan karena pada tanaman yang sudah tua banyak hamanya
sehingga ketika tanaman di cabut maka hama akan berpindah ke tanaman yang lainnya.

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN TOMAT


Tomat merupakan tanaman asli Benua Amerika yang tersebar dari Amerika Tengah hingga
Amerika Selatan. Tanaman tomat pertama kali dibudidayakan oleh suku Inca dan suku Aztec
pada tahun 700 SM. Sementara itu, bangsa Eropa mulai mengenal tomat sejak Christopherus
Columbus pulang berlayar dari Amerika dan tiba di Pantai San Salvador pada tanggal 12 Oktober
1492. Ketika itu, Columbus diperintahkan oleh Ratu Isabella dari Kerajaan Castilia, Spanyol
utnuk mencari emas dan rempah-rempah, tetapi ia pulang justru membawa biji-bijian,
sepertijagung, cabe, dan tomat. Meskipun ratu Isabella kecewa dengan hasil yang di bawa
Columbus, tetapi akhirnya biji-bijian tersebut ditanam juga oleh para petani di Spanyol dan
menyebar sampai ke beberapa Negara Eropa lainnya.
Tatkala penyebaran tomat telah mencapai Benua Eropa bagian Utara, orang-orang di daerah itu
menamai tomat dengan berbagai julukan. Orang Perancis menyebut tomat dengan apel cina .
Sementara itu, orang Jerman menyebutnya dengan apel surga . Lain halnya di Inggris, orang-
orang di Negara kerajaan itu justru tidak percaya kalau tomat bias dimakan. Mereka menganggap
tomat adalah buah beracun. Kekhawatiran yang sama juga terjadi di antara penduduk Amerika,
bahkan terus berlangsung hingga abad ke-19. namun pada tahun 1821, orang-orang Louisianan
di New Orleans mulai memakai tomat dalam berbagai menu masakan mereka. Tak lama
kemudian berita ini cepat menyebar sehingga banyak ditiru masyarakat luas yang menggunakan
tomat sebagai campuran masakan seafood.
Penyebaran tomat di Indonesia dimulai dari Filipina dan Negara-negara Asia lainnya pada abad
ke-18. Pada awalnya, tomat yang pertamakali ditanam oleh suku Inca dan suku Aztec ini masih
berbuah kecil dan produktivitasnya juga masih rendah. Hal ini jelas berbeda dengan kondisi
sekarang. Buah tomat yang dihasilkan bias menghasilkan bobothingga 0,4 kg per buah atau 5-8
kg buah per tanaman. Selin kualitas dan buahnya yang tinggi , tanaman tomat hibrida juga
mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi agroklimat, mulai daerah dataran rendah, dataran
menegah, hinggga dataran tinggi. Bahkan ada juga varietas yang tahan terhadap hama dan
penyakit tertentu.

Anda mungkin juga menyukai