Penanganan Pasca Panen Strawberry
Penanganan Pasca Panen Strawberry
I. PENDAHULUAN
Tabel 1. Kelas respirasi dari beberapa produk pertanian pasca panen pada suhu 5oC.
Kelas respirasi Komoditi
Sangat rendah Biji-bijian, kurma, buah kering dan beberapa sayuran
Rendah Apel, jeruk, anggur, kiwi, bawang putih dan merah,
kentang yang telah matang dan ketela rambat.
Moderat Aprikot, pisang, cherry, peach, nectarine, kol, wortel,
selada, tomat. kentang.
Tinggi Strawberry, bunga kol, lima bean, apokat.
Sangat tinggi Artichoke, snap bean, green onion, brussel sprout, cut
flower.
Terlalu tinggi Asparagus, brokoli, jamur pangan, pea, spinach, jagung
manis.
Etilen adalah senyawa organik hidrokarbon paling sederhana (C 2H4) berupa gas
berpengaruh terhadap proses fisiologis tanaman. Etilen dikategorikan sebagai hormon alami
untuk penuaan dan pemasakan dan secara fisiologis sangat aktif dalam konsentarsi sangat
rendah (<0.005 uL/L) (Wills et al., 1988). Klasifikasi komoditi hortikultura berdasarkan laju
respirasinya dapat dilihat pada Tabel 2.
IV. PEMBAHASAN
4.1 Perlakuan Pasca Panen
Tanaman strawberry adalah suatu tanaman yang membutuhkan lingkungan tumbuh
bersuhu dingin (sejuk) dan lembap. Akan tetapi, tanaman strawberry mempunyai kemampuan
berdaptasi yang cukup luas, yakni dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada daerah-
daerah yang mempunyai kondisi iklim sebagai berikut.
a. Suhu udara optimum antara 17oC 20oC dan suhu udara minimum antara 4oC 5oC.
b. Kelembaban udara (Rh) 80% - 90%
c. Penyinaran matahari 8 10 jam per hari.
d. Curah hujan berkisar antara 600 mm 700 mm per tahun.
Untuk daerah beriklim tropis seperti Indonesia, keadaan suhu udara dan curah hujan
antar daerah bervariasi. Perbedaan suhu udara dipengaruhi oleh tingginya suatu tempat dari
permukaan laut.
Biasanya masyarakat mengkonsumsi dalam bentuk olahan, masih sedikit
pemanfaatannya dalam bentuk segar. Buah strawberry tidak mempunyai ketahanan yang
tinggi, dia mudah membusuk apabila tidak dimasukkan dalam lemari pendingin. Selain tidak
tahan lama, buah strawberry mengalami kerusakan pada penanganan pascapanen selama
proses pengangkutan dan penyimpanannya. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam
pasca panen dalam penanganan strawberry adalah :
1. Waktu Panen
2. Panen
3. Pengumpulan, dan
4. Penyortiran.
4.1.1 Waktu Panen
Waktu panen haruslah diperhitungkan, karena waktu panen akan sangat berpengaruh
pada hasil panen. Jika panen dilakukan pada saat buah dalam keadaan buah yang belum
matang, maka buah tersebut akan menjadi asam biarpun buah tersebut berubah warna
menjadi merah. Dan sebaliknya, apabila buah dipanen pada saat buah terlampau matang,
maka buah tersebut tidak akan tahan lama untuk disimpan. Hal ini terjadi karena buah
strawberry adalah salah satu buah klimaterik.
4.1.2 Panen
Panen adalah suatu perlakuan pengambilan hasil dari kebun. Panen sebaiknya
dilakukan pada waktu yang tepat agar buah tersebut tidak terlampau matang dipohon. Karena
apabila buah tersebut sudah terlampau matang dipohon akan membuat buah tersebut tidak
tahan lama untuk disimpan. Strawberry biasanya dipanen pada saat buah tersebut sudah
merah semua dan empuk pada saat dipegang. Buah yang besar tapi belum tua jangan di petik
karena buah tersebut akan asam pada saat menjadi merah. Pemetikan strawberry sebaiknya
menggunakan tangan atau gunting. Buah dipetik dengan tangkai-tangkainya, pemetikan buah
haruslah hati-hati karena buah akan cepat rusak apabila terkena kuku atau terjadi memar.
Gambar 3. Pemetikan strawberry
Strawberry mudah rusak setelah di panen. Bila terkena gesekan sedikit atau ada bekas
kuku dikulit, buah menjadi bonyok. Untuk mengatasi kerusakan buah, hasil panen ditampung
dalam tray plastik atau keranjang buah.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pengamatan dan peninjauan yang dilakukan selama Praktek Lapang di Koperasi
Tani Tata Rimba Kuta Malaka kabupaten Aceh Besar dapat diperoleh beberapa kesimpulan,
antara lain:
1. Strawberry adalah suatu tanaman pegungunan yang membutuhkan lingkungan yang bersuhu
dingin (sejuk) dan lembap. Suhu udara optimum antara 17 oC 20oC dan suhu udara
minimum antara 4oC-5oC, Kelembaban udara (Rh) 80% - 90%,Penyinaran matahari 8 10
jam per hari, dan Curah hujan berkisar antara 600 mm-700 mm per tahun.
2. Untuk daerah beriklim tropis seperti Indonesia, keadaan suhu udara dan curah hujan antar
daerah bervariasi. Perbedaan suhu udara dipengaruhi oleh tingginya suatu tempat dari
permukaan laut
3. Masa panen strawberry sangat berpengaruh pada nilai jualnya, karena apabila pemanenan
dilakukan pada saat yang belum tepat akan membuat strawberry tersebut kurang layak untuk
di komsumsi.
4. Perlakuan pasca panen sangat berpengaruh terhadap umur simpan strawberry.
5. Proses pengemasan selain dapat melidungi buah pada saat penyimpan dan trasportasi,
pengemasan juga dapat menjadi alat pemasaran yang baik.
6. Proses penyimpanan harus sangat di perhatikan, karena apabila terjadi kesalahan dalam
proses penyimpanan juga akan membuat strawberry cepat rusak. Sehingga sebaiknya
disediakan tempat khusus untuk penyimpanan strawberry tersebut sehingga dapat diperoleh
suhu yang stabil dalam tempat penyimpanan.
7. Belum terdapatnya Pabrik pengolahan strawberry yang ada di Banda Aceh, sehingga pada
saat panen raya terjadi petani tidak tahu harus membawa kemana hasil panennya.
5.2 Saran
1. Diharapkan agar perlakuan pasca panen lebih di perhatikan. Sehingga pada saat panen raya
terjadi buah tidak banyak mengalami kerusakan.
2. Diharapkan agar pemilik perkebunan dapat bekerja sama dengan pengusaha lain dalam
proses pembangunan tempat pengolahan strawberry. Sehingga hasil panen yang berlimpah
dapat ditampung oleh perusahaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Brown, G.E. 1989. Host defence at the wound site of harvested crops. Phytopath. 79 (12):1381-1384.
Eckert, J.W. 1978. Pathological disease of fresh fruit and vegetables. InPostharvest Biology and
Biotechnology. Hultin, H.O. and Miller, N (eds). Food and Nutrition Press, Westport,
Connecticut:161-209.
Gunawan, L.W. Stroberi. 1996. Penebar Swadaya. Jakarta.
Kays, S.J. 1991. Postharvest Physiology of Perishable Plant Products. Van Nostrand Reinhold, NY.
Liu, 1998. Developing practical methods and facilities for handling fruits in order to maintain quality
and reduce losses. In Postharvest Handling of Tropical and Sub-tropical Fruit Crops.
Utama, S.M. 2001. Penanganan Pascapanen Buah Dan Sayuran Segar. [23 Februari 2010].
Wills, R.B.H. McGlasson, B., Graham, D., and Joice, D. 1998. Postharvest, An Introduction to the
Physiology and Handling of Fruit, Vegetables and Ornamentals. 4th Ed. The Univ. of New
South Wales, Sydney. 22pp.
LAMPIRAN