Anda di halaman 1dari 4

7.

Los Angeles Abration Test


Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat ketahanan aus
kerikil/batu pecah dengan menggunakan alat mesin Los Angeles. Pengujian
ketahanan aus kerikil dengan cara ini memberikan gambaran yang
berhubungan dengan kekerasan dan kekuatan kerikil, serta kemungkinan
terjadinya pecah butir-butir kerikil selama penumpukan, pemindahan maupun
selama pengangkutan. Kekerasan kerikil berhubungan pula dengan kekuatan
beton yang dibuat. Nilai yang diperoleh dari hasil pengujian ketahanan aus ini
berupa prosentase antara berat bagian yang halus (lewat lubang ayakan 2
mm) setelah pengujian dan berat semula sebelum pengujian. Makin banyak
yang aus makin kurang tahan keausannya. Pada umumnya kerikil disyaratkan
bagian yang aus/hancur tidak lebih dari 10% setelah diputar 10 kali, dan tidak
boleh lebih dari 40% setelah diputar 100 kali.

Benda Uji

Benda uji berupa kerikil dengan gradasi sesuai tabel 7.1 dan jumlah bola
sesuai tabel 7.2

Tabel 7.1 Berat dan gradasi benda uji

Lubang Ayakan (mm) Berat Benda Uji (gr)


Lewat Tertinggal Gradasi A Gradasi B Gradasi C
38.10 25.40 1.250 - -
25.40 19.05 1.250 - -
19.05 12.07 1.250 2.500 -
12.07 9.51 1.250 2.500 -
9.51 6.35 - - 2.500
6.35 4.75 - - 2.500
Tabel 7.2 Jumlah dan Berat Bola Baja

Gradasi Jumlah Bola Berat Semua Bola (gr)


A 1 5000
B 1 5000
C 1 5000

Alat

1. Mesin Los Angeles.


2. Ayakan no. 12 (lubang 2 mm) dan ayakan lain dengan lubang 38.1
mm, 25.4 mm, 19.05 mm, 12.7 mm, 9.51 mm, 6.36 mm, 4.75 mm, 2.36
mm.
3. Timbangan dengan ketelitian 5 gr.
4. Bola baja dengan diameter rata-rata 4.68 cm dan berat masing-masing
antara 390 gr sampai 445 gr.
5. Tungku pengering (oven) yang dapat memanasi sampai pada
temperatur 105oC

Cara Pengujian
1. Benda uji ditimbang sesuai tabel 17.1.
2. Kerikil/batu pecah dimasukkan ke dalam mesin Los Angeles
3. Bola baja dimasukkan ke dalam mesin Los Angeles dengan jumlah
sesuai tabel 17.2.
4. Mesin diputar dengan kecepatan 30 sampai 33 rpm sebanyak 100 kali.
5. Bola baja dikeluarkan dari mesin Los Angeles.
6. Benda uji dikeluarkan dari mesin Los Angeles, kemudian diayak
memakai ayakan no. 12.
7. Kerikil yang tertinggal ditimbang di atas ayakan no 12.
8. Bola baja dan kerikil yang tertinggal di atas ayakan no 12 dimasukkan
kembali ke dalam mesin Los Angeles.
9. Mesin Los Angeles diputar sebanyak 400 kali (jadi dengan putaran
pertama berjumlah 500 kali).
10. Kembali ke langkah e, f, dan g.
Pedoman yang digunakan Los Angeles Abration Test
- SNI 03-1968-1990, Metode pengujian tentang analisis saringan agregat
halus dan kasar
- SNI 03-6865-2002, Tata cara pelaksanaan program uji antar laboratorium
untuk penentuan presisi metode uji bahan konstruksi
- SNI 03-6889-2002, Tata cara pengambilan contoh agregat
- SNI 13-6717-2002, Tata cara penyiapan benda uji dari contoh agregat
- ASTM C 125, Terminology relating to concrete and concrete aggregate
- ASTM C 131-01 atau AASHTO T 96-02, Standard Test Method for
Resistance to Degradation of Small-Size Coarse Aggregate by Abrasion
and Impact in the Los Angeles Machine
- ASTM C 535-96, Standard Test Method For Resistance to Degradation of
Large Size Coarse Aggregate by Abrasion and Impact in the Los Angeles
Machine

Sumber : https://laporantekniksipil.wordpress.com/2012/06/17/171/

12. Pengertian ASTM dan AASHTO


- ASTM (American Society for Testing Materials)
ASTM adalah standard operasional / metode analisa Amerika
untuk pengujian material, yang sudah dibakukan. Pada evaluasi atau
pengukuran suatu besaran, terdapat beberapa prosedur yang harus
dilakukan dengan benar supaya hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
Prosedur prosedur itu sendiri akan mengikuti salah satu standar baku
yang ditetapkan oleh suatu badan atau otoritas tertentu, salah satunya
adalah ASTM. Standar ini diadopsi oleh banyak standar turunan, salah
satunya SNI atau Standar Nasional Indonesia. ASTM mengeluarkan
standard untuk pengujian material. ASTM mengeluarkan (menjual) Buku
dan CD yang berisi Standard Pengujian.
- AASHTO (The American Association of State Highway and
Transportation Official)
Sistem klasifikasi AASHTO adalah standar untuk menentukan
kualitas tanah guna pekerjaan jalan yaitu lapis dasar (subbase) dan tanah
dasar(subgrade). Karena sistem ini ditujukan untuk pekerjaan jalan
tersebut,maka penggunaan sistem ini dalam prakteknya harus
dipertimbangkan terhadap maksud aslinya.
Sistem ini membagi tanah ke dalam 7 kelompok utama yaitu A-1
Sampai dengan A-7. Tanah yang terklasifikasikan dalam kelompok A-1,
A-2, dan A-3 merupakan tanah granuler yang memiliki partikel yang lolos
saringan No. 200 kurang dari 35%. Tanah yang lolos saringan No. 200
lebih dari 35% diklasifikasikan dalam kelompok A-4, A-5, A-6, dan A-7.

- Pedoman yang digunakan CBR (California Bearing Ratio)


1. AASHTO T 193, The California Bearing Ratio
2. ASTM D 1883, Bearing Ratio of Laboratory Compacted Soils

- Pedoman yang digunakan Los Angeles Abration Test


1. ASTM C 125, Terminology relating to concrete and concrete aggregate
2. ASTM C 131-01 atau AASHTO T 96-02, Standard Test Method for
Resistance to Degradation of Small-Size Coarse Aggregate by
Abrasion and Impact in the Los Angeles Machine
3. ASTM C 535-96, Standard Test Method For Resistance to Degradation
of Large Size Coarse Aggregate by Abrasion and Impact in the Los
Angeles Machine

Anda mungkin juga menyukai