Anda di halaman 1dari 5

Mengenal Kawasan Konservasi Perairan Sombori

Artdian Hudaya, S.Si.


www.citragamasakti.com

Tahun 2016 lalu, tim PT. Citra Gama Sakti diberi kesempatan mengunjungi wilayah kepulauan Sombori
yang terletak di wilayah administrasi Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah. Kepulauan
Sombori termasuk dalam Kecamatan Menui Kepulauan yang wilayahnya berada di lepas pantai bagian
selatan Kabupaten Morowali. Sejak tahun 2013, wilayah Kepulauan Sombori ditetapkan sebagai
Kawasan Konservasi Perairan di Kabupaten Morowali.

Berdasarkan catatan dari Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Tahun 2014, Indonesia
memiliki total 145 Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Didalam praktek
pengelolaannya, kawasan tersebut dikelola oleh Kemenhut sejumlah 32 kawasan, dan dikelola oleh
KKP dan pemda setempat sejumlah 113 kawasan.

Nah, salah satu kawasan konservasi yang dikelola oleh KKP dan pemda dan terletak di Pulau Sulawesi
adalah Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Morowali. Kawasan konservasi perairan di Kabupaten
Morowali ini secara umum terbagi menjadi 2 (dua) wilayah yaitu:

1. Kawasan Konservasi "RAJA GUNUNG" di Kecamatan Bungku Selatan.


2. Kawasan Konservasi "SOMBORI" di Kecamatan Menui Kepulauan.

Kawasan konservasi perairan dengan luas sekitar 41.342 hektar tersebut dikuatkan statusnya di tahun
2013 melalui Keputusan Bupati Morowali Nomor: 188.445/SK.6283/DKP/2013 tentang Pencadangan
Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Morowali.
Berhubung pada saat itu tim berada di Bungku sebagai pusat Kabupaten Morowali, maka perjalanan
menuju Kepulauan Sombori diawali dari Pelabuhan Desa Lafeu yang ditempuh sekitar 1,5 jam
perjalanan darat dari Bungku Kota dan kemudian dilanjutkan dengan perjalanan laut menggunakan
kapal ketinting tradisional bermesin diesel dengan kapasitas penumpang 6-8 orang yang ditempuh
selama kurang lebih 2,5 jam sampai di Kepulauan Sombori.

Berikut beberapa point of interest yang bisa ditemui di Kepulauan Sombori:

1. Suku Bajo

Pulau Sombori atau khususnya Pulau Ambokita dihuni oleh masyarakat suku Bajo dengan aktivitas
utama sebagai nelayan. Suku Bajo terkelan sebagai nelayan yang ulung dan tangguh serta secara turun
temurun sudah terbiasa hidup ditengah kerasnya laut dan jauh dari peradaban kota.

Masyarakat suku Bajo cukup ramah dan terbuka khususnya bagi tamu-tamu yang berkunjung ke
wilayah mereka. Antusias masyarakat suku Bajo dalam menyambut pengunjung bisa dirasakan melalui
senyum dan keterbukaan mereka mengajak pengunjung untuk sekedar masuk dan bahkan makan di
rumah mereka.

2. Pasir Putih

Salah satu obyek yang bisa dikunjungi di wilayah Kepulauan Sombori adalah obyek pantai pasir putih
yang terletak di Pulau Koko. Disini pengunjung bisa menikmati pantai perawan di Pulau Koko yang
memang tidak berpenghuni. Pemandangan bawah laut bisa jelas terlihat karena airnya yang begitu
jernih serta rindangnya pepohonan di tepi pantai yang sungguh eksotis.
3. Goa Berlian dan Goa Tengkorak

Salah satu tipologi bentuklahan karst adalah adanya goa-goa yang menambah keindahan kepulauan
Sombori. Goa Berlian dan Goa Tengkorak adalah obyek goa yang bisa diakses di wilayah ini (walaupun
termasuk susah untuk menuju goa tersebut). Goa tersebut bukan termasuk goa yang memiliki lorong
panjang, tetapi goa yang memiliki chamber (ruang besar) di dalamnya. Dalam goa tengkorak bahkan
ditemui tengkorak-tengkorak manusia yang belum bisa dipastikan sejarahnya.

4. Gugusan Pulau Sombori

Barangkali ini yang menjadi daya tarik utama, pemandangan gugusan bukit karang ini bisa dikatakan
memiliki kemiripan dengan Raja Ampat di Papua tetapi dengan area wilayah yang lebih kecil. Oleh
karena itu banyak orang yang menyebut Kepulauan Sombori sebagai miniatur kecil Raja Ampat.
Keindahan gugusan bukit karang ini dapat dilihat secara menyeluruh dari salah satu puncak bukit yang
masyarakat menyebutnya dengan Puncak Kayangan.
Sebenarnya masih banyak lagi yang bisa dinikmati di Kepulauan Sombori, seperti misalnya snorkling
dan diving, danau air asin, dan sebagainya. Berkunjung satu hari pun rasanya belum cukup apabila
tidak menginap dan merasakan aktivitas tradisional dan hangatnya masyarakat suku Bajo.

Anda mungkin juga menyukai