Disusun Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah S.W.T berkat rahmat, karunia dan kemurahan-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Studi Kepemimpinan Islam
yang berjudul Kepemimpinan dalam Islam ini tepat pada waktunya. Tidak lupa
terimakasih kami ucapkan kepada dosen Studi Kepemimpinan Islam bapak Moch.
Taufiq Ridho, M.Pd
Penyusun
2
Daftar Isi
Bab 1 Pendahuluan...............................................................................................1
- Latar Belakang............................................................................................1
- Tujuan.........................................................................................................3
Bab 2 Pembahasan...............................................................................................4
Daftar Pustaka...................................................................................................21
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Artinya :
5
pengangkatan seseorang pemimpin akan dikembalikan kepada siapa yang
mengangkatnya (masyarakat tersebut). Dengan kata lain masyarakat harus
selektif dalam memilih pemimpin dan hasil pilihan mereka adalah
"cermin" siapa mereka. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi saw yang
berbunyi: "Sebagaimana keadaan kalian, demikian terangkat pemimpin
kalian
1.3 Tujuan
1. Mengetahui makna kepemimpinan menurut para pakar
2. Mengetahui makna kepemimpinan menurut islam
3. Mengetahui dasar kepemimpinan dalam islam
4. Mengetahui konsep kepemimpinan dalam islam
5. Mengetahui kriteria pemimpin menurut islam
6. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menentukan
pemimpin.
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
- kekuasaan yang positif
(Umar, 1998)
8
2.2 Kepemimpinan Menurut Islam
Shihab (1996) menjelaskan bahwa islam menyebutkan
kepemimpinan dengan berbagai istilah atau nama, diantaranya iamamah,
ri`ayah, imarah, dan wilayah, yang semuanya itu pada hakikatnya adalah
amanah (tanggung jawab). Nabi S.A.W bersabda : Apabila amanat disia-
siakan, maka nantikanlah kehancurannya,: ketika ditanya Bagaimana
menyia-nyiakannya? Beliau menjawab apabila wewenang pengelolaan
(kepemimpinan) diserahkan kepada orang yang tidak mampu.
Kepemimpinan didalam islam adalah suatu hal yang inheren, serta
merupakan salah satu sub sistem dalam sistem islam yang mencakup
pengaturan seluruh aspek kehidupan secara prinsip. Islam mengatur niat-
amal-tujuan sekaligus sumber kehidupan, otak manusia, kemudian
mengatur proses hidup, perilaku, dan tujuan hidup. Dalam islam seorang
pemimpin dan yang dipimpin harus mempunyai keberanian untuk
menegakkan kebenaran yang dilaksanakan melalui prinsip kepemimpinan,
yaiutu melaksanakan kewajiban kepemimpinan dengan penuh tanggung
jawab seorang pemimpin dan melaksanakan hak berpartisipasi bagi yang
dipimpin (Feisal, 1995).
Sejak dini, hendaknya setiap manusia selalu menanamkan
keyakinan bahwa dirinya terlahir sebagai pemimpin, sebagaimana sabda
Rasulullah :
setiap pribadi adalah pemimpin dan kelak akan dipertanyakan
tentang kepemimpinannya. (HR. Muslim)
Pada prinsipnya menurut Islam setiap orang adalah pemimpin. Ini sejalan
dengan fungsi dan peran manusia di muka bumi sebagai khalifahtullah,
yang diberi tugas untuk senantiasa mengabdi dan beribadah kepada-Nya
sebagaimana tercantum dalam surah Al-baqarah : 30
9
Artinya :
10
2.3 Dasar Kepemimpinan dalam Islam
1. Q.S Al-Baqarah : 30
Artinya :
setiap pribadi adalah pemimpin dan kelak akan dipertanyakan
tentang kepemimpinannya. (HR. Muslim)
11
4. Hadits pemimpin adalah perisai
Dari Abi Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya
seorang pemimpin itu merupakan perisai, rakyat akan berperang di
belakang serta berlindung dengannya. Bila ia memerintah untuk takwa
kepada Allah azza wa jalla serta bertindak adil, maka ia akan
memperoleh pahala. Namun bila ia memerintah dengan selainnya,
maka ia akan mendapatkan akibatnya.
Artinya :
12
Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada
kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami),
dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat
tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan
Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.
Artinya :
13
Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena
mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-
hamba-Nya.
14
2. Niat yang Lurus
Sesungguhnya setiap amal perbuatan tergantung pada niatnya. Dan
sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) sesuai dengan niatnya.
Barangsiapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka
hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang
hijrahnya karena urusan dunia yang ingin digapainya atau karena
seorang wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya sesuai dengan
apa yang diniatkannya tersebut.
Karena itu hendaklah menjadi seorang pemimpin hanya karena
mencari keridhoan ALLAH saja dan sesungguhnya kepemimpinan
atau jabatan adalah tanggung jawab dan beban, bukan kesempatan dan
kemuliaan.
3. Laki-Laki
Dalam Al-qur'an surat An nisaa' (4) :34 telah diterangkan bahwa
laki laki adalah pemimpin dari kaum wanita.
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena
Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang
lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan
sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh ialah
yang taat kepada Allah lagi memelihara diri (maksudnya tidak berlaku
serong ataupun curang serta memelihara rahasia dan harta suaminya)
ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara
15
4. Tidak Meminta Jabatan
Rasullullah bersabda kepada Abdurrahman bin Samurah
Radhiyallahuanhu,
Wahai Abdul Rahman bin samurah! Janganlah kamu meminta untuk
menjadi pemimpin. Sesungguhnya jika kepemimpinan diberikan
kepada kamu karena permintaan, maka kamu akan memikul tanggung
jawab sendirian, dan jika kepemimpinan itu diberikan kepada kamu
bukan karena permintaan, maka kamu akan dibantu untuk
menanggungnya. (Riwayat Bukhari dan Muslim)
7. Menasehati rakyat
Rasulullah bersabda, Tidaklah seorang pemimpin yang
memegang urusan kaum Muslimin lalu ia tidak bersungguh-sungguh
dan tidak menasehati mereka, kecuali pemimpin itu tidak akan masuk
surga bersama mereka (rakyatnya).
16
8. Tidak Menerima Hadiah
Seorang rakyat yang memberikan hadiah kepada seorang pemimpin
pasti mempunyai maksud tersembunyi, entah ingin mendekati atau
mengambil hati.Oleh karena itu, hendaklah seorang pemimpin
menolak pemberian hadiah dari rakyatnya. Rasulullah bersabda,
Pemberian hadiah kepada pemimpin adalah pengkhianatan.
(Riwayat Thabrani).
9. Tegas
ini merupakan sikap seorang pemimpin yang selalu di idam-
idamkan oleh rakyatnya. Tegas bukan berarti otoriter, tapi tegas
maksudnya adalah yang benar katakan benar dan yang salah katakan
salah serta melaksanakan aturan hukum yang sesuai dengan Allah,
SWT dan rasulnya.
17
2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dalam Menentukan Pemimpin
Jika kita menyimak terhadap perjalanan siroh nabawiyah (sejarah
nabi-nabi) dan berdasarkan petunjuk Al-Qur'an (Qs. 39 : 23) dan Al-Hadits
(Qs. 49 : 7), maka kita dapat menyimpulkan secara garis besar beberapa
kriteria dalam menentukan pemimpin.
A. Faktor Keulamaan
18
Berdasarkan Qs. 16 : 43, maka seorang pemimpin haruslah
ahlu adz-dzikri (ahli dzikir) yaitu orang yang dapat
dijadikan rujukan dalam menjawab berbagai macam
problema ummat.
19
Rasulullah berpesan : "Barangsiapa menyerahkan suatu
urusan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah
kehancurannya."
C. Faktor Kepeloporan
20
D. Faktor Keteladanan
21
Seorang pemimpin harus mampu menciptakan keserasian,
keselarasan, dan kerapian manajerial lembaganya
(tandhim), baik aturan-aturan yang bersifat mengikat,
kemampuan anggota, pencapaian hasil, serta parameter-
parameter lainnya.
22
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Bagi penyusun makalah selanjutnya sebaiknya mencari referensi
buku yang lebih banyak dan menampilkan lebih banyak contoh sehingga
makalah lebih menarik.
23
DAFTAR PUSTAKA
Ad-Dahduh, Salman Nashif. 2004. Buku Pintar Muslim. Solo : Pustaka Arafah.
Husein, Umar. 1998. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama
Tasmara, Toto. 2002. Membudayakan Etos Kerja Islami. Jakarta : Gema Insani
Press.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan
Bagian 2. Bandung : PT IMTIMA.
Zainuddin, Muhadi, Lc., M.A. dan Dr. Abd. Mustaqin, M.Ag. 2005. Studi
Kepemimpinan Islam (Konsep, Teori, dan Praktiknya dalam Sejarah). Yogyakarta
: UII Press.
24