Anda di halaman 1dari 24

Makalah Studi Kepemimpinan Islam

KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM

Dosen : Moch. Taufiq Ridho, M.Pd

Disusun Oleh :

1. Aulia Rizky (13513094)

2. Muhammad Aufarrizqi (1351334)

3. Sidiq Arya Putra (13513138)

4. Suci Varista Sury (13513100)

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2014

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah S.W.T berkat rahmat, karunia dan kemurahan-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Studi Kepemimpinan Islam
yang berjudul Kepemimpinan dalam Islam ini tepat pada waktunya. Tidak lupa
terimakasih kami ucapkan kepada dosen Studi Kepemimpinan Islam bapak Moch.
Taufiq Ridho, M.Pd

Makalah Kepemimpinan dalam Islam disusun dari berbagai sumber baik


Al-Qur`an, Hadits, dan berbagai buku sehingga menghasilkan makalah yang in
shaa Allah dapat dipertanggungjawabkan isinya.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat


kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu, kritik dan saran akan kami terima
dengan senang hati demi penyempurnaan makalah ini.

Dengan ini penyusun mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa


terima kasih dan semoga allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat
memberikan manfaat.

Yogyakarta, 14 Oktober 2014

Penyusun

2
Daftar Isi

Kata Pengantar ...................................................................................................i

Daftar isi ..............................................................................................................ii

Bab 1 Pendahuluan...............................................................................................1

- Latar Belakang............................................................................................1

- Rumusan Masalah ..................................................................................... 3

- Tujuan.........................................................................................................3

Bab 2 Pembahasan...............................................................................................4

- Kepemimpinan menurut para pakar ...................................................4


- Kepemimpinan menurut islam...........................................................6
- Dasar kepemimpinan dalam islam.......................................................8
- Konsep kepemimpinan dalam islam....................................................9
- Kriteria pemimpin menurut islam.............................................................11
- faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menentukan pemimpin............15

Bab 3 Kesimpulan dan saran


- Kesimpulan..............................................................................................20
- Saran .......................................................................................................20

Daftar Pustaka...................................................................................................21

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemimpin negara adalah faktor penting dalam kehidupan
bernegara. Jika pemimpin negara itu jujur, baik, cerdas dan amanah,
niscaya rakyatnya akan makmur. Sebaliknya jika pemimpinnya tidak jujur,
korup, serta menzalimi rakyatnya, niscaya rakyatnya akan sengsara.
Oleh karena itulah Islam memberikan pedoman dalam memilih
pemimpin yang baik. Dalam Al Quran, Allah SWT memerintahkan
ummat Islam untuk memilih pemimpin yang baik dan beriman:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku
dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada
mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal
sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang
kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu
beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk
berjihad di jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat
demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita
Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih
mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan.
Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya
dia telah TERSESAT dari jalan yang lurus.(QS. 60. Al-Mumtahanah : 1)
Pada prinsipnya menurut Islam setiap orang adalah pemimpin. Ini
sejalan dengan fungsi dan peran manusia di muka bumi sebagai
khalifahtullah, yang diberi tugas untuk senantiasa mengabdi dan beribadah
kepada-Nya seperti yang tercantum dalam Q.S Al-Baqarah : 30

4
Artinya :

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:


"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."
Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi
itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan
darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui."

Kepemimpinan dalam pandangan Al-Quran bukan sekedar kontrak


sosial antara sang pemimpin dengan masyarakatnya, tetapi merupakan
ikatan perjanjian antara dia dengan Allah swt. Sebab kepemimpinan
melahirkan kekuasaan dan wewenang yang gunanya semata-mata untuk
memudahkan dalam menjalankan tanggung jawab melayani rakyat.
Semakin tinggi kekuasaan seseorang, hendaknya semakin meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat. Bukan sebaliknya, digunakan sebagai
peluang untuk memperkaya diri, bertindak zalim dan sewenang-wenang.
Balasan dan upah seorang pemimpin sesungguhnya hanya dari Allah swt
di akhirat kelak, bukan kekayaan dan kemewahan di dunia.
Dengan mengetahui hakikat kepemimpinan di dalam Islam serta
kriteria dan sifat-sifat apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin,
maka kita wajib untuk memilih pemimpin sesuai dengan petunjuk Al-
Quran dan Hadits. Kaum muslimin yang benar-benar beriman kepada
Allah dan beriman kepada Rasulullah saw dilarang keras untuk memilih
pemimpin yang tidak memiliki kepedulian dengan urusan-urusan agama
(akidahnya lemah) atau seseorang yang menjadikan agama sebagai bahan
permainan/kepentingan tertentu. Sebab pertanggungjawaban atas

5
pengangkatan seseorang pemimpin akan dikembalikan kepada siapa yang
mengangkatnya (masyarakat tersebut). Dengan kata lain masyarakat harus
selektif dalam memilih pemimpin dan hasil pilihan mereka adalah
"cermin" siapa mereka. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi saw yang
berbunyi: "Sebagaimana keadaan kalian, demikian terangkat pemimpin
kalian

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah kepemimpinan menurut para pakar?
2. Bagaimanakah kepemimpinan menurut islam?
3. Apakah dasar kepemimpinan dalam islam?
4. Bagaimana konsep kepemimpinan dalam islam?
5. Bagaimana kriteria pemimpin menurut islam?
6. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dalam menentukan
pemimpin?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui makna kepemimpinan menurut para pakar
2. Mengetahui makna kepemimpinan menurut islam
3. Mengetahui dasar kepemimpinan dalam islam
4. Mengetahui konsep kepemimpinan dalam islam
5. Mengetahui kriteria pemimpin menurut islam
6. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menentukan
pemimpin.

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kepemimpinan Menurut Pakar


Kepemimpinan merupakan proses pemberian pengaruh yang tidak
memaksa. Pemimpin mempunyai pengikut yang secara sukarela
melakukan tugas-tugasnya dengan keahlian dan intelektualnya sebagai
sumber kekuasaan. Kekuasaan tersebut digunakan untuk memelihara
fleksibilitas dan memperkenalkan perubahan. Mereka cenderung
menyukai perubahan dan menganggap konflik adalah wajar, bahkan harus
ada. Bagi pemimpin, kegagalan adalah hal yang biasa dan merupakan
konsekuensi dari proses belajar. Apabila ia merasa gagal ia harus belajar
dan berani mengakui kegagalannya. Pemimpin yang baik, tidak hanya
mengakui kegagalan yang ia lakukan tetapi ia berusaha keras untuk
memperbaiki kegagalan yang pernah dilakukannya. Pemimpin yang
berhasil ia selalu berpikir, berorientasi, dan mengambil keputusan untuk
jangka panjang dan bertanggung jawab. Mereka tidak akan memerintah
dan mengendalikan pengikut, melainkan mengajak untuk melakukan yang
terbaik, memberikan arahan dan kebebasan berkreasi pada pengikutnya
untuk mencapai tujuan bersama (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-
UPI, 2007)
Menurut James A.F. Stoner kepemimpinan didefinisikan sebagai
proses pengarahan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan
tugas dari para anggota kelompok. Kepemimpinan yang efektif tergantung
dari landasan manajerial yang kokoh. Lima landasan kepemimpinan yang
kokoh menurut Chapman adalah :
- cara berkomunikasi
- pemberian motivasi
- kemampuan memimpin
- pengambilan keputusan

7
- kekuasaan yang positif
(Umar, 1998)

Menurut Wahjosumidjo (1987) butir-butir pengertian dari berbagai


kepemimpinan pada hakikatnya memberikan makna :

1. kepemimpinan adalah suatu yang melekat pada diri seorang pemimpin


yang berupa sifat-sifat tertentu seperti : kepribadian (personality),
kemampuan (ability), dan kesanggupan (capability).
2. Kepemimpinan adalah rangkaian kegiatan (activity) pempimpin yang tidak
dapat dipisahkan dengan kedudukan serta gaya atau perilaku pemimpin itu
sendiri.
3. Kepemimpinan adalah sebagai proses antar hubungan atau interakssi
antara pemimpin, pengikut dan situasi.

Menurut Stogdill (1974) kepemimpinan dapat dirumuskan


kedalam berbagai macam definisi tergantung darimana titik tolak
pemikirannya. Ia menyebutkan bahwa kepemimpinan adalah :
1. Suatu seni untuk menciptakan kesesuaian paham
2. Suatu bentuk persuasi dan inspirasi
3. Suatu kepribadian yang mempunyai pengaruh
4. Tindakan atau perilaku
5. Titik sentral proses kegiatan kelompok
6. Hubungan kekuatan/kekuasaan
7. Sarana pencapaian tujuan
8. Suatu hasil dari interaksi
9. Peran yang dipolakan
10. Sebagai inisiasi (permulaan struktur)

8
2.2 Kepemimpinan Menurut Islam
Shihab (1996) menjelaskan bahwa islam menyebutkan
kepemimpinan dengan berbagai istilah atau nama, diantaranya iamamah,
ri`ayah, imarah, dan wilayah, yang semuanya itu pada hakikatnya adalah
amanah (tanggung jawab). Nabi S.A.W bersabda : Apabila amanat disia-
siakan, maka nantikanlah kehancurannya,: ketika ditanya Bagaimana
menyia-nyiakannya? Beliau menjawab apabila wewenang pengelolaan
(kepemimpinan) diserahkan kepada orang yang tidak mampu.
Kepemimpinan didalam islam adalah suatu hal yang inheren, serta
merupakan salah satu sub sistem dalam sistem islam yang mencakup
pengaturan seluruh aspek kehidupan secara prinsip. Islam mengatur niat-
amal-tujuan sekaligus sumber kehidupan, otak manusia, kemudian
mengatur proses hidup, perilaku, dan tujuan hidup. Dalam islam seorang
pemimpin dan yang dipimpin harus mempunyai keberanian untuk
menegakkan kebenaran yang dilaksanakan melalui prinsip kepemimpinan,
yaiutu melaksanakan kewajiban kepemimpinan dengan penuh tanggung
jawab seorang pemimpin dan melaksanakan hak berpartisipasi bagi yang
dipimpin (Feisal, 1995).
Sejak dini, hendaknya setiap manusia selalu menanamkan
keyakinan bahwa dirinya terlahir sebagai pemimpin, sebagaimana sabda
Rasulullah :



setiap pribadi adalah pemimpin dan kelak akan dipertanyakan
tentang kepemimpinannya. (HR. Muslim)

Pada prinsipnya menurut Islam setiap orang adalah pemimpin. Ini sejalan
dengan fungsi dan peran manusia di muka bumi sebagai khalifahtullah,
yang diberi tugas untuk senantiasa mengabdi dan beribadah kepada-Nya
sebagaimana tercantum dalam surah Al-baqarah : 30

9
Artinya :

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:


"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."
Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi
itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan
darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui."

Tasmara (2002) menyatakan bahwa memimpin bukan hanya


mempengaruhi agar orang lain mengikuti apa yang diinginkannya. Bagi
seorang muslim, memimpin berarti memberikan arah atau visi berdasarkan
nilai-nilai ruhaniah. Mereka menampilkan diri sebagai teladan dan
memberikan inspirasi bagi bawahannya untuk melaksanakan tugas sebagai
keterpanggilan ilahi sehingga mereka memimpin berdasarkan visi atau
mampu melihat ke masa depan (visionary leadership). Kepemimpinan
juga berarti sebagai kemampuan untuk mempengaruhi dirinya sendiri dan
orang lain melalui keteladanan, nilai-nilai, serta prinsip yang akan
membawa kebahagiaan dunia dan akhirat (Principle centered leadership).

10
2.3 Dasar Kepemimpinan dalam Islam
1. Q.S Al-Baqarah : 30

Artinya :

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:


"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya
dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan
memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

2. Hadits tentang kepemimpinan



setiap pribadi adalah pemimpin dan kelak akan dipertanyakan
tentang kepemimpinannya. (HR. Muslim)

3. Hadits pemimpin adalah pengabdi


Rasulullah SAW bersabda : Pemimpin suatu kaum adalah
pengabdi (pelayan) mereka (HR. Abu Na'im). Pemimpin adalah
pelayan ummat, orang yang bertugas dan diamanahkan untuk
melaksanakan tugas-tugas dalam memimpin, membimbing dan
mengajak umat kearah yang lebih baik dalam artian sama-sama
membangun.

11
4. Hadits pemimpin adalah perisai
Dari Abi Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya
seorang pemimpin itu merupakan perisai, rakyat akan berperang di
belakang serta berlindung dengannya. Bila ia memerintah untuk takwa
kepada Allah azza wa jalla serta bertindak adil, maka ia akan
memperoleh pahala. Namun bila ia memerintah dengan selainnya,
maka ia akan mendapatkan akibatnya.

5. Hadits wajibnya kepemimpinan


"Jika keluar tiga orang dalam satu perjalanan, maka hendaklah salah
seorang dari mereka menjadi pemimpinnya." (HR. Abu Dawud dari
Abu Sa'id dan Abu Hurairah).

2.4 Konsep Kepemimpinan dalam Islam


Kepemimpinan dalam Islam merupakan Sunnatullah / ketetapan
Allah SWT, yang telah menjadikan manusia sebagai pemimpin.
Kepemimpinan telah terlebih dahulu diperkenalkan dalam Islam jauh
sebelum para ahli mengemukakannya. Kepemimpinan dalam Islam adalah
kepemimpinan yang didasarkan atas metode kenabian dalam rangka
menciptakan kultur masyarakat madani memperoleh Ridha Illahi.

Kepemimpinan itu wajib ada, baik secara syari ataupun secara


aqli. Adapun secara syari misalnya tersirat dari firman Allah tentang doa
orang-orang yang selamat pada surah Al-Furqan : 74

Artinya :

12
Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada
kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami),
dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.

Demikian pula firman Allah dalam surah An-Nisaa : 59

Artinya :

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat
tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan
Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.

Di dalam konsep (manhaj) Islam, pemimpin merupakan hal yang


sangat final dan fundamental. Ia menempati posisi tertinggi dalam
bangunan masyarakat Islam. Dalam kehidupan berjama'ah, pemimpin
ibarat kepala dari seluruh anggota tubuhnya. Ia memiliki peranan yang
strategis dalam pengaturan pola (minhaj) dan gerakan (harakah).
Kecakapannya dalam memimpin akan mengarahkan ummatnya kepada
tujuan yang ingin dicapai, yaitu kejayaan dan kesejahteraan ummat dengan
iringan ridho Allah. Pemimpin digambarkan sebagai seseorang yang rela
berkorban/mengorabankan dirinya demi keberlangsungan umat dalam
mencapai ridho Allah seperti dalam surah Al-baqarah : 207

Artinya :

13
Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena
mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-
hamba-Nya.

Seorang pemimpin merupakan sebuah perisai yang melindungi


kaummnya, kedudukan seorang pemimpin sangatlah penting. Bahkan
digambarkan dalam sejarah Islam (Tarikh Islam) mengenai pentingnya
kedudukan pemimpin dalam kehidupan ummat muslim. Kita lihat dalam
sejarah, ketika Rasulullah saw. wafat, maka para shahabat segera
mengadakan musyawarah untuk menentukan seorang khalifah. Hingga
jenazah Rasulullah pun harus tertunda penguburanya selama tiga hari. Para
shahabat ketika itu lebih mementingkan terpilihnya pemimpin pengganti
Rasulullah, karena kekhawatiran akan terjadinya ikhlilaf (perpecahan) di
kalangan ummat muslim kala itu. Hingga akhirnya terpilihlah Abu Bakar
sebagai khalifah yang pertama setelah Rasulullah saw. wafat.

2.5 Kriteria Pemimpin Menurut Islam


Pemimpin memiliki kedudukan yang sangat penting, karenanya
siapa saja yang menjadi pemimpin tidak boleh dan jangan sampai
menyalahgunakan kepemimpinannya untuk hal-hal yang tidak benar.
Karena itu, para pemimpin dan orang-orang yang dipimpin harus
memahamii hakikat kriteria seorang pemimpin dalam pandangan Islam
yang secara garis besar yaitu :
1. Beriman dan Beramal Shaleh
Ini sudah pasti tentunya. Kita harus memilih pemimpin orang yang
beriman, bertaqwa, selalu menjalankan perintah Allah dan rasulnya.
Karena ini merupakan jalan kebenaran yang membawa kepada
kehidupan yang damai, tentram, dan bahagia dunia maupun akherat.
Disamping itu juga harus yang mengamalkan keimanannya itu yaitu
dalam bentuk amal soleh.

14
2. Niat yang Lurus
Sesungguhnya setiap amal perbuatan tergantung pada niatnya. Dan
sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) sesuai dengan niatnya.
Barangsiapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka
hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang
hijrahnya karena urusan dunia yang ingin digapainya atau karena
seorang wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya sesuai dengan
apa yang diniatkannya tersebut.
Karena itu hendaklah menjadi seorang pemimpin hanya karena
mencari keridhoan ALLAH saja dan sesungguhnya kepemimpinan
atau jabatan adalah tanggung jawab dan beban, bukan kesempatan dan
kemuliaan.

3. Laki-Laki
Dalam Al-qur'an surat An nisaa' (4) :34 telah diterangkan bahwa
laki laki adalah pemimpin dari kaum wanita.

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena
Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang
lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan
sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh ialah
yang taat kepada Allah lagi memelihara diri (maksudnya tidak berlaku
serong ataupun curang serta memelihara rahasia dan harta suaminya)
ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara

Tidak akan beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan


(kepemimpinan) mereka kepada seorang wanita.(Hadits Riwayat Al-
Bukhari dari Hadits Abdur Rahman bin Abi Bakrah dari ayahnya).

15
4. Tidak Meminta Jabatan
Rasullullah bersabda kepada Abdurrahman bin Samurah
Radhiyallahuanhu,
Wahai Abdul Rahman bin samurah! Janganlah kamu meminta untuk
menjadi pemimpin. Sesungguhnya jika kepemimpinan diberikan
kepada kamu karena permintaan, maka kamu akan memikul tanggung
jawab sendirian, dan jika kepemimpinan itu diberikan kepada kamu
bukan karena permintaan, maka kamu akan dibantu untuk
menanggungnya. (Riwayat Bukhari dan Muslim)

5. Berpegang pada Hukum Allah


Ini salah satu kewajiban utama seorang pemimpin. Allah
berfirman:
Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut
apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
mereka. (al-Maaidah:49).

6. Memutuskan Perkara Dengan Adil


Rasulullah bersabda, Tidaklah seorang pemimpin mempunyai
perkara kecuali ia akan datang dengannya pada hari kiamat dengan
kondisi terikat, entah ia akan diselamatkan oleh keadilan, atau akan
dijerusmuskan oleh kezhalimannya. (Riwayat Baihaqi dari Abu
Hurairah dalam kitab Al-Kabir).

7. Menasehati rakyat
Rasulullah bersabda, Tidaklah seorang pemimpin yang
memegang urusan kaum Muslimin lalu ia tidak bersungguh-sungguh
dan tidak menasehati mereka, kecuali pemimpin itu tidak akan masuk
surga bersama mereka (rakyatnya).

16
8. Tidak Menerima Hadiah
Seorang rakyat yang memberikan hadiah kepada seorang pemimpin
pasti mempunyai maksud tersembunyi, entah ingin mendekati atau
mengambil hati.Oleh karena itu, hendaklah seorang pemimpin
menolak pemberian hadiah dari rakyatnya. Rasulullah bersabda,
Pemberian hadiah kepada pemimpin adalah pengkhianatan.
(Riwayat Thabrani).

9. Tegas
ini merupakan sikap seorang pemimpin yang selalu di idam-
idamkan oleh rakyatnya. Tegas bukan berarti otoriter, tapi tegas
maksudnya adalah yang benar katakan benar dan yang salah katakan
salah serta melaksanakan aturan hukum yang sesuai dengan Allah,
SWT dan rasulnya.

10. Lemah Lembut


Doa Rasullullah : "Ya Allah, barangsiapa mengurus satu perkara
umatku lalu ia mempersulitnya, maka persulitlah ia, dan barang siapa
yang mengurus satu perkara umatku lalu ia berlemah lembut kepada
mereka, maka berlemah lembutlah kepadanya"

Selain poin- poin yang ada di atas seorang pemimpin dapat


dikatakan baik bila ia memiliki STAF. STAF disini bukanlah staf dari
pemimpin, melainkan sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin
tersebut. STAF yang dimaksud di sini adalah Sidiq(jujur),
Tablig(menyampaikan), amanah(dapat dipercaya), fatonah(cerdas).

17
2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dalam Menentukan Pemimpin
Jika kita menyimak terhadap perjalanan siroh nabawiyah (sejarah
nabi-nabi) dan berdasarkan petunjuk Al-Qur'an (Qs. 39 : 23) dan Al-Hadits
(Qs. 49 : 7), maka kita dapat menyimpulkan secara garis besar beberapa
kriteria dalam menentukan pemimpin.

Beberapa faktor yang menjadi kriteria yang bersifat general dan


spesifik dalam menentukan pemimpin tersebut adalah antara lain :

A. Faktor Keulamaan

Dalam Qs. 35 : 28, Allah menerangkan bahwa diantara


hamba-hamba Allah, yang paling takut adalah al-ulama.
Hal ini menunjukkan bahwa apabila pemimpin tersebut
memiliki kriteria keulamaan, maka dia akan selalu
menyandarkan segala sikap dan keputusannya berdasarkan
wahyu (Al-Qur'an). Dia takut untuk melakukan kesalahan
dan berbuat maksiat kepada Allah.

Berdasarkan Qs. 49 : 1, maka ia tidak akan gegabah dan


membantah atau mendahului ketentuan yang telah
ditetapkan Allah dan Rasul-Nya. Dalam pengambilan
keputusan, ia selalu merujuk kepada petunjuk Al-Qur'an
dan Al-Hadits.

Berdasarkan Qs. 29 : 49, maka seorang pemimpin yang


berkriteria ulama, haruslah memiliki keilmuan yang dalam
di dalam dadanya (fii shudur). Ia selalu menampilkan
ucapan, perbuatan, dan perangainya berdasarkan sandaran
ilmu.

18
Berdasarkan Qs. 16 : 43, maka seorang pemimpin haruslah
ahlu adz-dzikri (ahli dzikir) yaitu orang yang dapat
dijadikan rujukan dalam menjawab berbagai macam
problema ummat.

B. Faktor Intelektual (Kecerdasan)

Seorang calon pemimpin haruslah memiliki kecerdasan,


baik secara emosional (EQ), spiritual (SQ) maupun
intelektual (IQ).
Dalam hadits Rasulullah melalui jalan shahabat Ibnu Abbas
r.a, bersabda : "Orang yang pintar (al-kayyis) adalah orang
yang mampu menguasai dirinya dan beramal untuk
kepentingan sesudah mati, dan orang yang bodoh (al-ajiz)
adalah orang yang memperturutkan hawa nafsunya dan
pandai berangan-angan atas Allah dengan segala angan-
angan." (HR. Bukhari, Muslim, Al-Baihaqy)

Hadits ini mengandung isyarat bahwa seorang pemimpin


haruslah orang yang mampu menguasai dirinya dan
emosinya. Bersikap lembut, pemaaf, dan tidak mudah
amarah. Dalam mengambil sikap dan keputusan, ia lebih
mengutamakan hujjah Al-Qur'an dan Al-Hadits, daripada
hanya sekedar nafsu dan keinginan-nya. Ia akan
menganalisa semua aspek dan faktor yang mempengaruhi
penilaian dan pengambilan keputusan.

Berdasarkan Qs. 10 : 55, mengandung arti bahwa dalam


mengambil dan mengajukan diri untuk memegang suatu
amanah, haruslah disesuaikan dengan kapasitas dan
kapabilitas (kafa'ah) yang dimiliki (Qs. 4 : 58).

19
Rasulullah berpesan : "Barangsiapa menyerahkan suatu
urusan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah
kehancurannya."

C. Faktor Kepeloporan

Berdasarkan Qs. 39 : 12, maka seorang pemimpin haruslah


memiliki sifat kepeloporan. Selalu menjadi barisan terdepan
(pioneer) dalam memerankan perintah Islam.

Berdasarkan Qs. 35 : 32, maka seorang pemimpin haruslah


berada pada posisi hamba-hamba Allah yang bersegera
dalam berbuat kebajikan (sabiqun bil khoiroti bi idznillah)

Berdasarkan Qs. 6 : 135, maka seorang pemimpin tidak


hanya ahli di bidang penyusunan konsep dan strategi
(konseptor), tetapi haruslah juga orang yang memiliki
karakter sebagai pekerja (operator). Orang yang tidak hanya
pandai bicara, tetapi juga pandai bekerja.

Berdasarkan Qs. 6 : 162 - 163, maka seorang pemimpin


haruslah orang yang tawajjuh kepada Allah. Menyadari
bahwa semua yang berkaitan dengan dirinya, adalah milik
dan untuk Allah. Sehingga ia tidak akan menyekutukan
Allah, dan selalu berupaya untuk mencari ridho Allah (Qs.
2 : 207)

Berdasarkan Qs. 3 : 110, sebagai khoiru ummah (manusia


subjek) maka seorang pemimpin haruslah orang yang selalu
menyeru kepada yang ma'ruf, mencegah dari perbuatan
yang mungkar, dan senantiasa beriman kepada Allah.

20
D. Faktor Keteladanan

Seorang calon pemimpin haruslah orang yang memiliki


figur keteladanan dalam dirinya, baik dalam hal ibadah,
akhlaq, dsb.

Berdasarkan Qs. 33 : 21, maka seorang pemimpin haruslah


menjadikan Rasulullah sebagai teladan bagi dirinya.
Sehingga, meskipun tidak akan mencapai titik
kesempurnaan, paling tidak ia mampu menampilkan akhlaq
yang baik layaknya Rasulullah.

Berdasarkan Qs. 68 : 4, maka seorang pemimpin haruslah


memiliki akhlaq yang mulia (akhlaqul karimah), sehingga
dengannya mampu membawa perubahan dan perbaikan
dalam kehidupan sosial masyarakat.

Faktor akhlaq adalah masalah paling mendasar dalam


kepemimpinan. Walaupun seorang pemimpin memiliki
kecerdasan intelektual yang luar biasa, tetapi apabila tidak
dikontrol melalui akhlaq yang baik, maka ia justru akan
membawa kerusakan (fasada) dan kehancuran.

E. Faktor Manajerial (Management)

Berdasarkan Qs. 61 : 4, maka seorang pemimpin haruslah


memahami ilmu manajerial (meskipun pada standar yang
minim). Memahami manajemen kepemimpinan,
perencanaan, administrasi, distribusi keanggotaan, dsb.

21
Seorang pemimpin harus mampu menciptakan keserasian,
keselarasan, dan kerapian manajerial lembaganya
(tandhim), baik aturan-aturan yang bersifat mengikat,
kemampuan anggota, pencapaian hasil, serta parameter-
parameter lainnya.

Dengan kemampuan ini, maka akan tercipta tanasuq


(keteraturan), tawazun (keseimbangan), yang kesemuanya
bermuara pada takamul (komprehensif) secara keseluruhan.

22
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan

1. Kepemimpinan adalah suatu yang melekat pada diri seorang pemimpin


yang berupa sifat-sifat tertentu seperti : kepribadian (personality),
kemampuan (ability), dan kesanggupan (capability).

2. Kepemimpinan dalam Islam merupakan Sunnatullah / ketetapan Allah


SWT, yang telah menjadikan manusia sebagai pemimpin.

3. Pada prinsipnya menurut Islam setiap orang adalah pemimpin. Ini


sejalan dengan fungsi dan peran manusia di muka bumi sebagai
khalifahtullah, yang diberi tugas untuk senantiasa mengabdi dan
beribadah kepada-Nya sebagaimana tercantum dalam surah Al-baqarah
: 30
4. Sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin adalah Sidiq (jujur), Tablig
(menyampaikan), amanah (dapat dipercaya), fatonah (cerdas).

5. Dalam memilih pemimpin harus memperhatikan kriteria dan faktor-


faktor yang berpedoman pada Al-Qur`an dan Hadits.

3.2 Saran
Bagi penyusun makalah selanjutnya sebaiknya mencari referensi
buku yang lebih banyak dan menampilkan lebih banyak contoh sehingga
makalah lebih menarik.

23
DAFTAR PUSTAKA

Ad-Dahduh, Salman Nashif. 2004. Buku Pintar Muslim. Solo : Pustaka Arafah.

Husein, Umar. 1998. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama

Qur`an Player (ProgramWawan S, 2005)

Shihab, Quraish. 1996. Wawasan Al-Quran, Tafsir Maudhui Atas Pelbagai


Persoalan Umat. Bandung : Penerbit Mizan.

Stogdill, Ralph M. 1974. Handbook of Leadership : A Survey of Theory and


Research. New York : Free Press.

Tasmara, Toto. 2002. Membudayakan Etos Kerja Islami. Jakarta : Gema Insani
Press.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan
Bagian 2. Bandung : PT IMTIMA.

Wahjosumidjo. 1987. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Wahyudin, Dkk. 2009. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi.


Grasindo : Surabaya.

Zainuddin, Muhadi, Lc., M.A. dan Dr. Abd. Mustaqin, M.Ag. 2005. Studi
Kepemimpinan Islam (Konsep, Teori, dan Praktiknya dalam Sejarah). Yogyakarta
: UII Press.

24

Anda mungkin juga menyukai