BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini, perhatian terhadap biota laut semakin meningkat dengan
lautan. Laut merupakan penyedia sumber daya alam yang produktif baik
maupun kawasan rekreasi atau pariwisata. Salah satu sumber daya laut yang
dan mempunyai akar rimpang, daun, bunga dan buah. Secara ekologis lamun
2001).
dapat memberikan hasil dari kandungan yang dimiliki oleh lamun. Salah satu
cara yang dapat digunakan ialah dengan metode ekstraksi maserasi dengan cara
penyarian zat aktif yang dilakukan dengan merendam serbuk simplisia dalam
cairan penyari yang sesuai pada temperatur kamar , terlindung dari cahaya.
Berdasarkan uraian tersebut, maka makalah ini dibuat untuk mengetahui proses
kandungan yang bermanfaat dan dapat digunakan dalam dunia farmasi dan
a. Maksud Praktikum
b. Tujuan Praktikum
C. Prinsip Percobaan
serbuk simplisia dalam suatu bejana dengan cairan penyari yang sesuai selama
sambil diaduk, di mana cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk
kedalam rongga sel lalu menyari zat aktif, karena adanya perbedaaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Lamun
habitat perairan pantai dangkal. Lamun mempunyai tunas berdaun yang tegak
menyesuaikan diri untuk hidup terbenam di dalam laut. Tumbuhan ini terdiri
dari rhizoma, daun dan akar. Rhizoma merupakan batang yang terbenam dan
tumbuh batang pendek yang tegak ke atas, berdaun dan berbunga serta tumbuh
pula akar. Dengan rhizoma dan akar inilah tumbuhan tersebut dapat
menancapkan diri dengan kokoh di dasar laut. Sebagian besar lamun berumah
dua artinya dalam satu tumbuhan hanya ada jantan dan betina saja. Sistem
perairan pantai yang dasarnya berupa lumpur, pasir, kerikil, dan patahan
sedimen karbonat yang berasal dari patahan terumbu karang, maka padang
lamun yang tumbuh di sedimen yang berasal dari daratan lebih dipengaruhi
oleh faktor run off daratan yang berkaitan dengan kekeruhan, suplai nutrient
pada musim hujan, serta fluktuasi salinitas. Diseluruh dunia telah di identifikasi
substrat. Lamun tumbuh pada daerah yang lebih dalam dan jernih memilki
kerapatan jenis lebih tinggi daripada lamun yang tumbuh di daerah dangkal dan
keruh. Lamun berada pada substrat lumpur dan pasir kerapatannya akan lebih
tinggi daripada lamun yang tumbuh pada substrat karang mati (Kiswara, 2004).
B. Klasiikasi Lamun
Kingdom : Plantae
Divison : Angiospermae
Class : Liliopsida
Order : Hidrocharitales
Family : Hydrocharitaceae
Genus : Enhalus
C. Morfologi Lamun
sama, terdiri atas ; akar, batang, dan daun. Daun pada lamun umumnya
2011).
1. Akar
Terdapat perbedaan morfologi dan anatomi akar yang jelas antar jenis
lamun yang dapat digunakan dalam kajian taksonomi lamun. Akar pada
yang kuat dan berkayu dengan sel epidermal. Akar pada lamun memiliki
pusat stele yang dikelilingi oleh endodermis. Stele mengandung phloem atau
jaringan transport nutrien, dan xylem atau jaringan yang menyalurkan air
(Tuwo, 2011).
Struktur rhizoma dan batang lamun memiliki variasi yang sangat tinggi
3. Daun
Daun lamun berkembang dari meristem basal yang terletak pada rhizoma
yang hampir sama secara umum, dimana jenis lamun memiliki morfologi
khusus dan bentuk anatomi yang memiliki nilai taksonomi yang sangat
tinggi. Daun lamun mudah dikenali dari bentuk daun, ujung daun dan ada
tidaknya ligula (lidah daun). Daun lamun memiliki dua bagian yang berbeda
yaitu pelepah dan daun. Sedangkan secara anatomi, daun lamun memiliki
ciri khas dengan tidak memiliki stomata dan memiliki kutikel yang tipis
(Tuwo, 2011).
D. Ekstraksi Maserasi
ruangan atau kamar (Depkes RI, 2000). Maserasi berasal dari bahasa latin
kandungan simplisia dari sel yang rusak, yang terbentuk pada saat
penghalusan, ekstraksi (difusi) bahan kandungan dari sel yang masih utuh.
diekstraksi pada bagian dalam sel dengan masuk kedalam cairan, telah tercapai
maka proses difusi segera berakhir. Selama maserasi atau proses perendaman
sebagai antibakteri hal ini disebabkan karena adanya ancaman dari epifit. Jenis
antibakteri yaitu flavonoid, fenol, tannin, steroid dan saponin yang terdapat
dalam beberapa perawatan kulit atau untuk kecantikan kulit pada industri
kosmetik.
BAB III
METODE KERJA
a. Blender
b. Cawan penguap
c. Cool box
d. Oven
e. Pisau
f. Rotavapor
g. Timbangan digital
a. Aquades/ air
b. Etanol 70%
c. Kertas saring
d. Lamun
B. Prosedur Kerja
a. Penyiapan Sampel
b. Ekstraksi
hitam
250 gram dengan perbandingan 1:7,5. Kemudian toples ditutup rapat dan
4. Kemudian disimpan pada suhu kamar dan terhindar dari cahaya matahari
15 menit.
c. Skema Kerja
Sampel
Dibersihkan,
Dipotong kecil
Sampel direndam
dengan etanol 70%
Hasil
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
BAB V
PEMBAHASAN
yang bermanfaat dalam dunia kesehatan pada umumnya. Banyak metabolit dari
lamun telah diketahui aktif secara biologis dan merupakan biomedis penting serta
bisa dimanfaatkan sebagai obat yang potensial. Akar dari Enhalus acoroides
digunakan sebagai obat terhadap sengatan berbagai jenis pari dan kalajengking.
Halophila sp. adalah obat yang ampuh terhadap penyakit malaria, penyakit kulit
dan ditemukan sangat efektif dalam tahap awal kusta dan pada daerah daerah
maritim Asia, ekstrak lamun digunakan sebagai agen kuratif berbagai penyakit
ialah dengan cara maserasi dengan menggunakan beberapa pelarut yang berbeda
yakni metanol dan kloroform dan metode ini memiliki keunggulan yaitu hanya
digunakan pelarut metanol sebab mampu menarik kandungan dari lamun yaitu
tanin, saponin, triterpenoid, dan steroid. Tanin banyak digunakan dalam industri
jus buah dan anggur sebagai antioksidan dan bertindak sebagai adstrigensia,
digunakan dalam bahan dasar pembuatan obat untuk meningkatkan stamina tubuh.
Sedangkan saponin memilik struktur beragam yang juga telah diamati mampu
Salah satu pelarut yang dapat digunakan dalam metode ini ialah etanol 90% dan
dalam penelitian Putra dkk (2015) kandungan yang berhasil ditarik menggunakan
metode maserasi dengan pelarut etanol 90% ialah senyawa flavonid yang
diisolasi dari pelarut tersebut ialah alkaloid, tanin, kuinon, monoterpen, steroid,
senyawa polifenol.
Adapun hasil yang diperoleh dari percobaan ini adalah ekstraksi dengan
diperoleh volume ekstrak sebanyak 280 mL. Adapun beberapa faktor kesalahan
yang dilakukan pada percobaan ini adalah pada saat penggunaan sampel yang
masih dalam keadaan basah, sehingga kandungan airnya cukup tinggi dan
kandungan garamnya juga yang tinggi karena merupakan biota yang berasal dari
laut dan juga penggunaan pelarut yang tidak diketahui berapa jumlahnya.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
merendam serbuk simplisia dalam suatu bejana dengan cairan penyari yang
sesuai selama beberapa hari dengan temperatur kamar, terlindung dari cahaya
matahari sambil diaduk, di mana cairan penyari akan menembus dinding sel.
Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan didalam
sel dengan diluar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar
dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah (proses difusi)
B. Saran
Untuk praktikan agar lebih teliti dan berhati hati dalam mengolah
sampel bintang laut, agar didapatkan maserat yang baik dan sesuai dengan
DAFTAR PUSTAKA
Bengen, D. G, 2001. Sinopsis Ekosistem Sumber Daya Alam Pesisir dan Laut
serta Prinsip Pengelolaannya. Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lauta.
Bogor : IPB
Kiswara, Wawan. 2004. Habitat dan Sebaran Geografik Lamun. Oseana, Vol X.
Putra, Rian Trilaksana, dkk. 2015. Identifikasi dan Isolasi Senyawa Flavonoid
Internasional
University, Townsville-Queensland-Australia.