Disusun Oleh:
Chelsea Beauty Frabes
(2017-84-045)
Pembimbing:
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan pembuatan Referat I pada bagian ilmu Bedah dengan
Referat I ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas kepaniteraan klinik pada bagian ilmu
Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura Ambon tahun 2017. Penulis menyadari bahwa
referat ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun selalu
penulis harapkan, dan semoga referat ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas segala pihak yang telah membantu
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR. i
DAFTAR ISI.. ii
BAB I PENDAHULUAN.. 1
a. Definisi ................ 4
b. Etiologi 5
c. Klasifikasi 5
e. Pemeriksaan penunjang 26
f. Tatalaksana ................ 28
DAFTAR PUSTAKA..................... 33
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Cedera pleksus brachialis merupakan cedera nervus perifer yang parah dan mengenai
Penyebab tersering yaitu kecelakaan lalu lintas. Tersering terjadi pada pasien laki-laki
usia 15-25 tahun. Prevalensi sekitar 1,2% setelah trauma multiple dan tiap tahunhya terdapat
1,64 kasus per 100.000 orang. Pada dunia tempur militer paling sering ditemukan luka
tusuk/tembus yang menjadi penyebab CPB. Selain itu, penyebab CPB adalah cedera yang
Sangat penting untuk mengetahui rincian mekanisme cedera karena dapat menentukan
pilihan penanganan yang tepat. Pemulihan sponton mungkin dapat terjadi namun bila tidak
tindakan opratif harus diambil untuk mengembalikan fungsi motoris maupun sensoris. Fleksi
siku pulih pada 80% pasien usia >40 tahun. Hanya sekita 1/5 pasien yang mengalami
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PLEKSUS BRACHIALIS
Pleksus brachialis dibentuk oleh rami anterior C5, C6, C7, C8 dan T1. Biasanya C5 masih
mendapat sedikit serat dari C4 dan T1 biasanya mendapat sedikit serat dari T2. Formasi
pleksus brachialis bermula di area distal dari muskulus trapezius.camp Pleksus brachialis
terdiri atas 5 rami (root), 3 trunkus, 6 divisi, 3 korda dan cabang-cabang terminalmeds Setelah
keluar dari foramen intervertebralis, rami C5 dan C6 bergabung menjadi trunkus superior, C7
berlanjut sendiri menjadi trunkus medial, rami C8 dan T1 bergabung menjadi trunkus
inferior.2
2
Setiap trunkus membentuk divisi anterior dan posterior yang berada di belakang clavicula.
Ketiga divisi posterior membentuk korda posterior, divisi anterior dari trunkus anterior dan
medial membentuk korda lateral dan divisi anterior dari trunkus inferior berlanjut sebagai
korda medial.3
Dari korda tersebut terbentuk cabang-cabang terminal. Nervus torakis longus berasal dari C5-
Nervus scapular dorsalis menginervasi muskulus levator scapulae, rhomboideus mayor dan
rhomboideus minor. Hanya kedua nervus tersebut yang berasal dari ramus sebelum
membentuk trunkus.2
3
Nervus yang berasal dari trunkus yaitu nervus suprascapular yang berasal dari lateral trunkus
supraspinatus dan infraspinatus. Pada bagian divisi dari pleksus brachialis tidak terdapat
percabangan nervus.2
Nervus pectoralis lateralis berasal dari korda lateral dan nervus pectoralis medialis berasal
dari korda medial. Kedua nervus tersebut turun dan bergabung melalui sebuah simpul
terminal dari korda lateral, dimana korda ini akan berlanjut menjadi nervus medianus. Nervus
cutaneous brachialis medial dan nervus cutaneous antebrachi medial berasal dari korda
medial, dimana korda ini terbagi menjadi dua cabang yaitu nervus ulnaris (inervasi muskulus
flexor carpi ulnaris dan flexor digitorum profundus) dan sisanya bergabung dengan cabang
Nervus yang berasal dari korda posterior yaitu nervus subscapular superior dan inferior yang
menginervasi muskulus latisimus dorsi. Cabang lainya yaitu nervus axillaris yang
menginervasi muskulus deltoideus, teres minor dan kulit diatas deltoid. Selanjutnya korda
posterior berlanjut sebagai nervus radialis (inervasi muskulus triceps brachii dan anconeus).2
1. Definisi
Cedera pleksus brachialis (CPB) adalah cedera berat yang terjadi pada nervus perifer yang
fisik.1
4
2. Etiologi
Penyebab tersering dari CPB pada orang dewasa adalah kecelakaan lalu lintas, seperti
kecelakaan saat berkendara dengan motor, kebanyakan pasien adalah pria muda usia 15
25 tahun. Penyebab trauma antara lain seperti cedera olahraga, luka sayat, luka tembak,
membawa ransel yang terlalu berat dan posisi operatif yang tidak sesuai. Penyebab non
trauma antara lain tumor, radiasi dan kelainan kongenitasl seperti cervical ribs.1 Pada
dunia tempur militer paling sering ditemukan luka tusuk/tembus yang menjadi penyebab
CPB. Selain itu, penyebab CPB adalah cedera yang berhubungan dengan kelahiran.2
3. Klasifikasi
Terdapat banyak klasifikasi dari CPB, namun yang paling familiar yaitu Upper plexus
Melibatkan segmen-segmen yang mendapatkan inervasi dari rami C5 dan C6 dengan atau
tanpa disfungsi rami C7. Biasanya ektremitas ekstensi pada siku, kelemahan pada sisi
tubuh, teraduksi dan rotasi internal. Tidak mungkin terjadi abduksi karena paralisis
muskulus deltoideus dan supraspinatus (C5, 6). Fleksi aktif pada siku tidak terjadi karena
paralisis otot biceps, brachialis dan brachioradialis (C5, 6, 7). Paralisis muskulus
sensasi pada bagian otot deltoid, lateral lengan bawah dan tangan. 2
Cedera pada rami upper plexus adalah avulsi dari medulla spinalis, hal ini harus dikenali
secara baik karena tidak memungkinkan dilakukan perbaikan secara operatif. Kondisi ini
dapat didiagnosa dengan ditemui adanya defisit sensoris dan motoris yang melibatkan
rami C5 dan C6. Paralisis muskulus serratus anterior, levator scapulae dan rhomboideus
5
mengindikasikan lesi ramus nervus pada area medial dari munculnya nervus thorakis
Gambar. Pada Erbs palsy (upper obstetrical palsy) yang mempengaruhi upper trunk pleksus brachialis (C5,6),
terdapat deformitas lengan dengan posisi yang khas yaitu pergelangan tangan fleksi dan pronasi, jari-jari fleksi.
Siku ekstensi dan bahu terotasi internal (waiters tip deformity). Nervus ke rhomboid dan nervus thorakis longus
biasanya masih bertahan.3
Dapat didiagnosa bila terdapat defisit sensoris dan motoris yang melibatkan C8 dan T1
dengan atau tanpa disfungsi C7. Pada kasus luka tembus, kebanyakan CPB disebabkan
oleh kesulitan lahir, terjatuh dengan lengan terulur atau trauma menopang. Disfungsi
primer yaitu muskulatur intrinsik tangan yang jelas terlihat bersamaan dengan paralisis
pergelangan tangan dan fleksor jari-jari. Defisit sensoris sepanjang bagian medial lengan
Cedera pada upper trunk dan lower trunk meghasilkan defisit sensoris dan motoris yang
sama karena cedera terjadi pada ramus yang berurutan kecuali fungsi nervus thorakis
6
longus dan dorsal scapularis yang masih terjaga pada upper trunk dan tidak terjadinya
Gambar. Pada Klumpkes palsy, otot-otot intrinsik kecil termasuk thenar dan hipothenar menciut dan terdapat
deformitas claw hand. Terdapat kehilangan sensasi pada bagian medial lengan bawah dan pergelangan tangan.
Rami T1 juga dapat terlibat, sole sign menciutnya otot-otot kecil pada tangan bersamaan dengan hilangnya sensasi
bagan medial tangan. 3
Cedera pada korda menghasilkan pola perubahan fungsi yang regular. Cedera korda
lateralis menyebabkan menyebabkan defisit sensoris dan motoris pada jalur distribusi
nervus musculocutaneus (paralisis otot biceps), rami lateral dari nervus medianus
(paralisis muskulus flexor carpi radialis dan pronator teres) serta nervus pectoralis lateralis
(pectoralis mayor pars clavicularis). Dapat juga terjadi subluksasi glenohumeral. Defisit
sensoris dapat terdeteksi pada seluruh aspek anterolateral lengan bawah di zona otonom
nervus musculucutaneus.2
Cedera pada korda posterior menyebabkan defisit sensoris dan motoris pada jalur
distrubusi nervus subscapularis (paralisis muskulus subscapularis dan teres mayor), nervus
7
deltoideus dan teres minor) serta nervus radialis (paralisis pada ekstensi siku, pergelangan
tangan dan jari-jari). Keterbatasan yang terjadi adalah ketidakmampuan untuk rorasi
iternal bahu, elevasi ektremitas atas dan ektensi lengan bawah serta tangan. Kehilangan
sensasi sangat nampak pada zona otonom nervus axillaris diatas muskulus deltiodeus.camp
Cedera korda medialis menghasilkan defisit motoris sebagai kombinasi lesi nervus
medianus dan ulnaris (kecuali pada extensor carpi radialis dan pronator teres) serta
hilangnya sensasi yang meluas sampai ke aspek medial lengan dan tangan.2
4. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan dimulai dengan menilai tingkat lesi yaitu segmen apa saja yang terlibat serta
bersifat parsial atau komplit. Diawali dengan menilai gerakan aktif pada bahu, siku,
pergelangan tangan dan jari-jari. Kemudian hubungkan temuan dengan miotom yang
bertanggung jawab pada masing-masing gerakan. Periksa sensoris dengan tusukan jarum
atau sentuhan ringan, kemudian nilai juga dermaton yang terlibat pada masing-masing
area.3
8
Gambar. Distribusi motoris ekstremitas atas3
Setelah menilai segmen yang terlibat, tentukan tipe cedera. Hal ini sulit untuk
diklarifikasi, namun semakin banyak bukti adanya kerusakan proksimal, semakin besar
pula kemungkinan terjadinya avulsi dan prognosis yang buruk. Horner syndrome ditandai
dengan adanya psudoptosis, miosis pupil pada area yang terkena dan kering pada tangan
(tidak terdapat keringat). Hal ini terjadi bila cedera melibatkan rami T1 yang dekat dengan
kanal.3
Temukan apakah ada kehilangan sensasi pada area diatas clavicula (normalnya inervasi
oleh C3, 4). Bila area ini kehilangan sensasinya, mengindikasikan bahwa cedera yang
9
terjadi cukup parah karena tidak hanya melibatkan pleksus saja, namun termasuk rami di
atasnya. Hal ini menunjukan adanyacedera proksimal dengan prognosis yang buruk.
Pemeriksaan dilanjutkan pada nervus pertama yang keluar dari pleksus yaitu nervus
menuju rhomboid (C5, nervus dorsalis scapulae)). Mintalah pasien untuk meletakan
tangan di pinggang. Pemeriksa melakukan penekanan pada siku ke arah depan, apakah
pasien mampu menahan posisinya atau tidak. Rasakan kontraksi pada muskulus
10
rhomboideus. Tidak adanya aktifitas, mengindikasikan lesi di proksimal dari
menunjukan bahwa lesi yang terjadi pada area distal dari foramen intervertebralis.-3
pada nervus ini akan menimbulkan winging scapula, dimana akan nampak saat meminta
11
Pemeriksaan nervus subscapular (C5, 6). Nervus ini berasal dari trunkus superior dan
mengabduksikan lengan nelawan tahanan, rasakan kontraksi otot diatas spina scapula.
Pemeriksaan lain yaitu menilai Tinels sign dengan cara mengetuk dengan keras pada
daerah tepian leher dari atas ke bawah sesuai dengan garis rami yang keluar dari medulla
spinalis. Tes ini positif bila terdapat tanda parastesia pada dermatom yang bersangkutan,
misalnya bila mengetuk diatas rami C6, maka akan timbul nyeri dan rasa geli pada ibu
jari. Hasil positif pada tes ini mengindikasikan ruptur pada rami dan lesi postganglion.
Tes ini juga dapat positif bila terdapat avulsi pada ganglion posterior rami.3
a. Nervus radialis
Distribusi sensoris dari nervus radialis, pada bagian terminal menginervasi sisi radial
area yang bervariasi pada bagian belakang lengan atas dan bawah..
12
Area yang paling sering terlibat adalah pada bagian axilla (cedera menopang atau
Saturday night palsy), mid-humerus (fraktur dan tourniquet palsy), dibawah siku
Lihat apakah pergelangan tangan nampak jatuh, wasting pada otot-otot lengan bawah,
Periksa ekstensor pergelangan tangan dan jari-jari. Siku harus dalam posisi fleksi dan
tangan pronasi. Pegang pergelangan tangan dan minta pasien untuk mencoba
aktifitas, nilai kekuatan dengan melakukan penekanan berlawanan pada jari atau
tangan.
Periksa otot supinasi dengan cara lakukan ekstensi siku kemudian minta pasien
Kehilangan kekuatan supinasi menunjukan adanya lesi proksimal dari pintu keluar
13
Periksa musculus brachioradialis dengan cara meminta pasien untuk melakukan fleksi
siku dalam psosisi midpronasi melawan tahanan. Rasakan dan nilai kontraksi otot.
Periksa otot triceps dengan cara lakukan ekstensi bahu dan minta pasien untuk
melakukan ekstensi siku, pertama dengan melawan gravitasi dan kedua dengan
melawan tahanan. Kelemahan triceps menunjukan adanya lesi pada level mid-
sensasi yang terbatas pada tangan menjunkan bahwa tidak terjadi lesi pada proksimal
siku. Analisa secara seksama padadefisit motoris dan sensoris dapat menunjukan
14
Gambar. Pemeriksaan tahanan triceps dan sensoris pada area inervasi nervus 3
b. Nervus axillaris
Nervus ini biasanya mengalami kerusakan bila terjadi dislokasi dan fraktur proksimal
Minta pasien untuk berusaha menggerakan lengan ke arah samping, nyeri akan
dan rasakan adanya kontraksi deltoid. Terkadang hal ini sulit untuk dirasakan namun
Perhatikan adanya kehilangan sensasi di area bahu bagian atas yaitu area yang
diinervasi oleh nervus axillaris. Bila bahu terlalu nyeri untuk digerakan, hilangnya
sensasi menjadi buki yang kurang kuat untuk keterlibatan nervus axillaris tanpa
15
Gambar. Pemeriksaan nervus axillaris3
c. Nervus ulnaris
Distribusi motoris oleh nervus ulnaris (korda medial, C8, T1), pada lengan bawah
menginervasi musculus flexor carpi ulnaris dan sebagian flexor digitorum profundus.
16
Terdapat variasi area inervasi oleh nervus ulnaris dan medialis di tangan. Pola yang
paling sering adalah jari kelingking dan setengah jari manis seperti yang ditunjukan
pada gambar. Cabang yang menginervasi bagian dorsum berasal dari lengan bawah
dan hilangnya sensasi pada daerah ini mengindikasikan adanya lesi proksimal dari
pergelangan tangan.
Area yang paling sering terlibat yaitu pergelangan tangan, terutama akibat laserasi,
trauma pekerjaan dan ganglion. Pada ulnar tunnel syndrome, dimana nervus lewat
antara pisiform dan hook of harnate (penekanan ganglion atau fraktur hook of
Area lain yaitu distal dai siku oleh kompresi saat melewati kedua kepala musculus
flexor carpi ulnaris (ulnar tunnel syndrome). Area medial dari epicondilus misalnya
bila terdapat neuritis ulnar sekunder akibat friksi lokal, penekanan atau perengangan
yang dapat terjadi pada cubitus valgus dan osteoarthritis. Area pleksus brachialis
Gambar. Distribusi sensoris nervus ulnaris di tangan dan area yang sering terlibat3
17
Periksa ada tidaknya abduksi involunter pada jari kelingking, wasting pada
hypothenar, ulserasi pada kulit, kuku rapuh dan perubahan tropic lainnya.
Periksa adanya ulnar claw hand atau tidak, dimana terjadi fleksi pada jari manis dan
juga fleksi, maka hal ini menunjukan musculus flexor digitorum profundus yang
Nervus ulnaris menginervasi seluruh daerah interossei, lihat apakah terdapat muscle
wasting pada daerah interossei atau tidak. Musculus dorsal interossei pertama paling
sering terlihat. Lekukan pada kulit bagian dorsal di celah jari pertama biasaya saling
membentur.
Gambar. Abduksi involunter digiti V, muscle wasting, fleksi sendi IP dan lekukan kulit3
Periksa apakah terdapat deformitas cubitus valgus taau varus yang menunjukan
adanya cedera lama misalnya fraktur supracondylar. Muscle wasting pada sisi medial
18
Gambar. Pemeriksaan nervus ulnaris3
Lakukan gerakan fleksi dan ekstensi siku, lihat apakah ada gerakan abnormal pada
nervus saat melewati belakang epicondilus medial. Bila nervus tampak menggertak
Gulung nervus dengan jari diatas dpicondilus medial dan ikuti ke distal sampai tidak
19
Gambar. Pemeriksaan nervus ulnaris3
Palpasi nervus ulnaris yang terletak di lateral tendon flexor carpi ulnaris pada
pergelangan tangan. Ikuti ke bawah sampai region terowong ulnar, lihat lagi adakah
Periksa intraoseus, minta pasien utuk memegang selembar kertas antara jari
kelingking dan jari manis. Jari-jari harus ekstensi penuh. Tarik kertas dan lihat
tahanan yang terjadi. Pada palsy komplit, jari kelingking normalnya terjadi sedikit
20
Periksa otot intraoseus dorsal, letakan tangan pasien dengan posisi telapak tangan ke
arah bawah dan minta pasien menahan saat pemeriksa mengabduksikan jari telunjuk.
Periksa abductor digiti minimi. Minta pasien untuk menahan saat pemeriksa
melakukan abduksi pada jari kelingking yang terekstensi menggunakan jari telunjuk
Periksa adductor policis, minta pasien menggenggam selembar kertas antara ibu jari
dan jari telunjuk sementara pemeriksa menarik kertas. Bila terjadi paralisis adductor
ibu jari maka ibu jari akan fleksi pada sendi IP, dibandingkan dengan sisi yang baik
(Froments test).
Periksa flexor carpi ulnaris, minta pasien untuk menahan sementara pemeriksa
kerapatan tendon pada pergelangan tangan. Letakan tangan pasien pada permukaan
yang datar dan minta pasien untuk menahan sementara pemeriksa mengabduksikan
Periksa flexor digitorm profundus. Dorong falang medial jari kelingking dan minta
pasien untuk mencoba memfleksikan ujung jari. Nilai adanya tahanan. Hilangnya
21
Gambar. Pemeriksaan sensoris nervus ulnaris 3
Periksa sensoris dengan melakukan tusukan jarum pada area yang diinervasi oleh
nervus ulnaris. Lihat adanya kehilangan sensasi pada dorsum, hal ini
d. Nervus medialis
Distribusi sensoris nervus medialis, terdapat variasi pada area inervsai nervus
medialis dan ulnaris. Pada sisi lateral posterior tangan diinervasi oleh nervus radialis.
Pola inervasi yang paling banyak yaitu pada bagan telapak tangan ibu jari samapai
setengah jari manis. Pada bagian dorsal tangan yaitu pada ujung jari telunjuk dan
tengah.3
22
Gambar. Pemeriksaan nervus medialis3
Terlihat muscle wasting otot thenar pada kasus lama dan ibu jari mungkin dapat
tergeletak pada bidang telapak tangan (Simian thumb). Atrofi pada ujung jari telunjuk
dan kuku nampak retak. Dapat terlihat bekas terbakar rokok atau tanda lain trauma kulit
akibat hilangnya sensoris lokal. Pada lesi cabang intraosesus anterior, terdapat wasting
pada aspek lateral lengan bawah dan jari telunjuk tertahan pada posisi ekstensi
(Benediction attitude).
Periksa pronator teres, ekstensikan siku pasien dan rasakan kontraksi otot saat pasien
pada atau di atas siku. Nyri dan nyeri tekan diatas pronator teres ditemukan pada
entrapment syndrome. Periksa kekuatan flexor policis longus pada ibu jari dan flexor
digitorum profundus pada jari telunjuk dengan meminta pasien untuk mencoba
Kehilangan kekuatan dapat timbul pada lesi nervus medialis proksimal dari cabang
intraoseus anterior.3
23
Minta pasien untuk membentuk lingkaran dengan menggunakan ujung jari telinjuk dan
ibu jari sambil menekan dengan kuat ujung jari. Pada palsy intraoseus anterior, falang
terminal jari telunjuk dan ibu jari akan hiperekstensi (paralisis flexor polici longus dan
tahanan. Lihat tendon yang prominen didepan dekat garis tengah, bila perlu palpasi area
tersebut. Nervus terletak antara flexor carpi radialis longus dan palmaris longus. Lakukan
tekanan ringan di atas area nervus pada pergelangan tangan dan distal pada garis
Periksa abductor policis brevis, letakan tangan pasien dengan posisi telapak tangan di
atas pada permukaan yang datar. Tahan jari telunjuk pemeriksa diatas telapak tangan.
Minta pasien untuk mengangkat ibu jari dan coba untuk menyentuk jari pemeriksa. Bila
dengan tangan lain pemeriksa. Nilai kemampuan pasien untuk melakukan gerakan ini
(pasien mungkin tidak dapat melakukannya) dan lihat adanya kontraksi otot. Minta
24
pasien melawan tahanan sementara pemeriksa menekan ibu jari kembali ke posisi awal.
Lihat adanya tahanan, palpasi otot dan bandingkan kekuatannya pada sisi tangan lain.
Periksa sensoris nervus medialis dengan melakukan tusukan jarum. Lihat adanya
25
Gambar. pemeriksaan sensoris nervus medialis3
5. Pemeriksaan penunjang
a. Myelografi
Merupakan pemeriksaan yang sederhana dan ekonomis, tersedia pada kebanyakan rumah
sakit namun mempunyai kekurangan seperti pajanan radiasi dan efek samping dari
material kontras. Pemeriksaan ini yang peling sering digunakan dalam mendiagnosa
cedera pleksus brachialis. Namun akurasi berkurang pada pemriksaan level C5 dan C6
karena ruang subaraknoid yang sempit pada level tersebut. Sensitivitas myelografi lebih
b. CT myelografi
Merupakan gold standard siagnosa cedera avulsi. Pemeriksaan ini dapat menilai rami
ventral dan dorsal serta kelainan saraf intradural. Keuntungan CT myelograf adalah
kemampuannya untuk mendekteksi avulsi parsial level C5 dan C6 dengan cukup akurat.
26
Direkomendasikan melakukan pemeriksaan ini 3-4 minggu setelah terjadi cedera karena
bekuanyang terjadi pada daerah cedera dapat menghilang selama waktu tersebut. Adanya
pseudomeningokel pada 3-4 minggu setelah cedera menunjukan adanya avulsi rami.
Avulsi rami dapat terjadi tanpa meningokel dan meningokel dapat muncul tanpa adanya
avulsi rami. 1
c. MRI
Keuntungannya yaitu kurang invasif dan kualitas gambar yang lebih baik pada pleksus
brachialis. MRI juga berguna untuk visualisasi pleksus brachial postganglion dan
membendakan antara lesi tumor jinak dan ganas. Perlekatan abnormal pada otot-otot
paraspinal yang muncul pada 24 jam pertama setelah cedera disebabkan karena ekspansi
vascular bed dan ruang ekstraselular. Hal ini merupakan tanda tidak langsung dari cedera
avulsi rami. Keuntungan lainnya yaitu MRI dapat mendeteksi meningokel, namun tidak
dapat terlihat bila terdapat blok proliferasi selular antara ruang LCS dan meningokel.
MRI tidak dapat diandalkan bila terdapat agen kontras dalam ruang LCS, namun dapat
d. USG (ultrasonography)
Keuntungannya adalah resolusi tinggi pada jaringan lunak dan kemampuanya untuk
27
e. Electromyography
dihasilkan oleh otot skelet. EMG berguna untuk mengkonfirmasi diagnose, melokalisasi
level lesi, mengukur keparahan hilangnya akson dan seberapa komplit lesi. Pemeriksaan
ini juga membantu dalam membedakan lesi preganglion dan postganglion. Pada cedera
traksi tertutup, EMG dilakukan 4-6 minggu setelah cedera untuk melihat adanya
penyembuhan spontan. 1
6. Tatalaksana
a. Penanganan awal
Anamnesis yang rinci kejadian dan cedera yang berhubungan harus di uraikan pada
kunjungan pertama. Pemeriksaan fisik yang rinci tentang komponen motoris dan sensoris
pada setiap eklopmpok otot yang diinervasi oleh pleksus brachialis juga diperlukan.
Kekuatan otot diukur menggunakan sistem British Medical Research Council dan
pemeriksaan sensoris secara dermatom. Tinelss sign pada pleksus supraclavicular dan
infraclavicular juga harus dikonfirmasi sehingga dapat menjadi indikator apakah cedera
terjadi distal dari foramen spinalis atau tidak (postganglion). Pemeriksa harus menilai
gerakan aktif dan pasif pada bahu, siku, lengan bawah, pergelangan tangan dan juga
refleks. Tanda spesifik pada pemeriksaan fisik menunjukan diferensiasi, misalnya Horner
sign atau nyeri parah pada ekstremitas anestetik mengindikasikan bahwa BPI proksimal
dari foramen spinalis (preganglion). Palpasi pulsasi radial dan ulnaris dibutuhkan untuk
28
Selain pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan radiologis dan
terdapat BPI, myelografi dilakukan 1-2 bulan setelah cedera. Adanya 1 atau lebih
Mekanisme ceder, waktu kejadian, tipe cedera (pre/postganglion), terapi awal dan cedera
b. Penanganan konservatif
penanganan konservatif, termasuk penggunaan peralatan bantuan seperti sling dan splint
untuk mencegah pergerakan posisi yang tidak terkontrol. PROMS (Passive range of
movements) digunakan sehari-hari untuk mengontrol mobilitas sendi dan kekuatan otot
lengan. Stimulasi elektrik dan masase terapiutik untuk edema serta penanganan luka
merupakan pilihan terapi konservati lain. Anti nyeri yang adekuat harus dipertimbangkan
fisioterapi.1
c. Terapi operatif
Bila tidak terbukti adanya pemulihan spontan dalam 6 bulan setelah cedera, rencana
operator setuju bahwa yang paling penting adalah pemulihan fungsi fleksi siku kemudian
abduksi bahu. Perbaikan motoris memang penting namun pengembalian fungsi sensoris
juga dibutuhkan. 1
29
1. Indikasi dan waktu operasi
Waktu yang optimal antara cedera dan operasi merupakan faktor penting yang
berpengaruh pada hasil operasi. Pada umumnya waktu yang dipilih untuk intervensi
bedah adalah 3-6 bulan setelah cedera. Mekanisme cedera menentukan waktu yang
Bila terdapat avulsi komplit C5-T1, direkomendasikan eksplorasi dalam 1-2 minggu.
Bila avulsi rami sangat dicurigai, eksplorasi dini dan rekonstruksi antara 3-6 minggu
diindikasikan. Bila tidak terjadi pemulihan fungsi atau tidak terdapat perubahan pada
setelah cedera.1
Pada cedera tajam terbuka, eksplorasi segera dan perbaikan primer dibutuhkan. Pada
mungkin diperlukan. Selama 3-4 minggu setelah cedera, cedera nervus akan
mengalami demarkasi dan perbaikan nervus diluar zona cedera mungkin terjadi.
Waktu yang paling tepat untuk cedera traksi tertutup adalah 4-5 bulan setelah cedera.
2. Pilihan operasi
Nerve grafting
Merupakan prosedur yang digunakan untuk menyabung nervus yang rupture pada
cedera postganglion. Secara teori, ini merupakan strategi operatif terbaik. Perbaikan
nervus dapat membuat regenerasi akson dan menginervasi ulang otot-otot. Nerve
grafting tidak dapat digunakan pada cedera preganglion karena dibutuhkan nervus
proksimal yang panjang. Pada cedera postganglion dengan destruksi serat saraf dapat
30
pulih dengan nerve grafting. Nervus yang biasanya digunakan untuk donor yaitu
Tujuan nerve transfer bukan untuk reinervasi pleksus brachial sesuai anatominya,
namun nervus donor akan dilekatkan pada distal nervus yang ruptur. Hal ini
umum, fungsi otot dan bahu merupakan prioritas perbaikan nervus. Nervus intercostal
fungsi fleksi siku. Berbagai nervus dapat diguakan sebagai nerve transfer seprti
31
BAB III
KESIMPULAN
Cedera pleksus brachialis (CPB) adalah cedera berat yang terjadi pada nervus perifer
yang mempengaruhi ektremitas atas dan menyebabkan kerusakan fungsional serta keterbatasan
fisik. Penyebab tersering dari CPB pada orang dewasa adalah kecelakaan lalu lintas. Klasifikasi
dari CPB, namun yang paling familiar yaitu Upper plexus injury (Erb) dan Lower plexus injury
(Klumpke). Anamnesa dan pemriksaan fisik yang adekuat sangat enting untuk mendiagnosa
sumber cedera dan menentukan uindakan operatif yang sesuai, seperti nerve grafting dan
neurotisasi.
32
DAFTAR PUSTAKA
1. Park HR, et al. Brachial plexus injury in adults. Journal of Korean society of pheripheral
2. Canale ST, Beaty JH. Campbells operative orthopaedics. 11th ed. Mosby; 2007
4. Thompson JC. Netters concise orthopaedic anatomy. 2nd ed. Elsevier. 2010
33