BRACHIAL PALSY
Pembimbing :
Disusun Oleh:
102119048
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas izinnya penulis dapat menyelesaikan refarat ini yang berjudul “BRACHIAL
kegiatan kepanitraan klinik senior dibagian ilmu penyakit saraf di RSUD. DR.
pengarahan agar refarat ini lebih baik dan bermanfaat. Tentunya penulis
menyadari bahwa refarat ini banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca agar kedepannya
Besar harapan penulis agar refarat ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
meningkatkan keilmuannya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................. i
Kata Pengantar.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
DAFTAR PUSTAKA
3
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dari leher ke lengan. Lima saraf besar (C5, C6, C7, C8 & T1) keluar dari
spinal cord antara tulang belakang di leher. Saraf ini memberikan gerakan
Satu saraf terdiri dari ribuan serat syaraf. Serat saraf inilah yang
membawa sinyal listrik dari otak ke lengan. Jika serat saraf cedera, otot
tidak dapat menerima sinyal listrik dari otak untuk membuatnya bekerja.
Sebaliknya, otot tidak aktif dan mulai memburuk. Lengan mungkin tidak
tumbuh secara normal dan timbul kelemahan serta kekakuaan pada otot
serta sendi, kulit juga mengalami penurunan rasa raba. Sebagian besar
kasus per 1000 kelahiran. Pada kasus dewasa insiden cedera brachial
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dibentuk oleh belahan anterior saraf spinal C.5-T.1. Cabang dari C.5 dan
medius dan cabang C.8 dan T.1 membentuk trunkus inferior. Ketiga
lateralis. Cabang anterior trunkus medius (C.7) dan trunkus inferior (C.8
medialis). (1, 2)
2
Gambar 2.1 Lokasi dari Pleksus Brakialis
B. BRACHIAL PALSY
pada pleksus brakialis. Pleksus brakialis adalah jaringan saraf tulang belakang
3
yang berasal dari bagian belakang leher, meluas melalui aksila (ketiak), dan
Cedera brachial palsy dibagi menjadi atas dan bawah, tergantung cabang
pleksus yang terluka. Kelumpuhan pleksus brakialis atas disebut Erb’s palsy,
injury di Amerika Serikat sebesar 1-2 kasus per 1000 kelahiran. Terdapat 3
macam: Erb’s palsy adalah yang paling sering terjadi, sekitar 90% kasus, total
Pada kasus dewasa insiden cedera brachial plexus menurut Office of Rare
Kejadiaannya kurang dari 200.000 jiwa per tahun dihitung pada populasi di
sulit ditemukan, sampai saat ini tidak ada data epidemiologi yang mencatat
insiden cedera brachial plexus per tiap negara di seluruh dunia. (4)
a. Erb-Duchenne palsy
4
dan lengan memutar keluar serta hilangnya refleks biseps dan moro.
imobilisasi pada posisi tertentu selama satu sampai dua minggu yang
b. Erb-Duchenne-Klumpke
Lesi yang melibatkan C.4 sampai T.1. Pada cedera ini gejala klinis
5
minggu tetapi kemudian mungkin dapat terjadi perbaikan secara
perlahan. Jika cedera tidak membaik secara spontan dan dibiarkan tidak
c. Klumpke palsy
kesulitan untuk mengepal. Pada bayi dapat dijumpai pada bayi letak
6
ialah gejala motorik yang terdiri atas kelumpuhan LMN pada jari-jari
distosia bahu, terjadi ketika bahu bayi terjebak dalam Canal of Birth “Jalan
a. Cephalopelvic disproportion
e. Maternal diabetes,
f. Multiparitas
h. Persalinan lama dan lahir dengan bantuan forceps atau vacum. (3, 4, 5)
Ketika persalinan, saat kepala sudah muncul, ketika kelahiran bahu, kepala
perlu dilakukan lateral flexy. Bagi bayi yang tidak terlalu gemuk, ketika
dilakukan lateral flexy, bahu dapat dilahirkan. Namun pada bayi yang terlalu
7
besar > 4,5 kg atau pada Cephalopelvic disproportion maka saat dilakukan
penarikan diperlukan tambahan tenaga ketika dilakukan lateral flexy, hal ini
a. Tidak ada pergerakan lengan atas atau bawah pada bayi baru lahir,
e. Claw hand
f. Sindrom Horner.(3, 5, 7)
Anamnesis
bayi besar > 4,5 kg, kehamilan lebih bulan, persalinan yang lama dengan
beban tubuh.(5, 7)
8
a. Pemeriksaan Fisik
4) Pada Erb’s palsy, bahu diputar kearah dalam, dan tidak bisa berotasi
keluar.
b. Pemeriksaan Penunjang
1) CT scan servikal
2) Electromyography (EMG)
3) MRI
4) Foto rontgen.( 7)
1) Fraktur klavikula
9
9. Penatalaksanaan dan Pencegahan Brachial Palsy
a. Fisioterapi
c. Operatif
otot yang terkena belum kembali pada saat bayi berusia 3 - 6 bulan.
1) Neurolysis
2) Eksisi Neuroma
10
d. Pencegahan Brachial palsy
Bayi yang lahir dengan Brachial palsy 80% dapat sembuh secara
Pasien harus tetap kontrol setiap dua atau tiga bulan untuk pemantauan
fungsi.
11
BAB III
KESIMPULAN
Brachial palsy adalah kelemahan atau kelumpuhan lengan akibat cedera pada
pleksus brakialis. Terdapat 3 macam Brachial palsy: Erb’s palsy adalah yang
paling sering terjadi, sekitar 90% kasus, total plexus injury sebesar 9% kasus, dan
Klumpke’s sebesar 1% kasus. Gejalanya berupa tidak ada pergerakan lengan atas
atau bawah pada bayi baru lahir, refleks moro (-) pada sisi yang terkena, lengan
tertekuk dan sejajar terhadap tubuh, jika diangkat, lengan tampak lemas dan
tindakan Operatif. Bayi yang lahir dengan Brachial palsy 80% dapat sembuh
12
DAFTAR PUSTAKA
13