LP Nstemi
LP Nstemi
2. Etiologi
NSTEMI disebabkan oleh penurunan suplai oksigen dan
peningkatan kebutuhan oksigen miokard yang diperberat oleh
obstruksi koroner. NSTEMI terjadi karena thrombosis akut atau proses
vasokonstriksi koroner, sehingga terjadi iskemia miokard dan dapat
menyebabkan nekrosis jaringan miokard dengan derajat lebih kecil,
biasanya terbatas pada subendokardium. Keadaan ini tidak dapat
menyebabkan elevasi segmen ST, namun menyebabkan pelepasan
penanda nekrosis.
Penyebab paling umum adalah penurunan perfusi miokard yang
dihasilkan dari penyempitan arteri koroner disebabkan oleh thrombus
nonocclusive yang telah dikembangkan pada plak aterosklerotik
terganggu. Penyempitan abnormal dari arteri koroner mungkin juga
bertanggung jawa
a. Faktor resiko
1) Yang tidak dapat diubah
- Umur
- Jenis kelamin : insiden pada pria tinggi, sedangkan pada
wanita meningkat setelah menopause
- Riwayat penyakit jantung coroner pada anggota keluarga di
usia muda (anggota keluarga laki-laki muda dari usia 55
tahun atau anggota keluarga perempuan yang lebih muda
dari usia 65 tahun).
- Hereditas
- Ras : lebih tinggi insiden pada kulit hitam.
2) Yang dapat diubah
- Mayor : hiperlipidemia, hipertensi, Merokok, Diabete,
Obesitas, Diet tinggi lemak jenuh, kalori.
- Minor : Inaktifitas fisik, emosional, agresif, ambisius,
kompetitif, stress psikologis berlebihan.
3) Faktor penyebab
3. Manifestasi klinis
a. Nyeri Dada
Nyeri yang lama yaitu minimal 30 menit, sedangkan pada angina
kurang dari itu. Disamping itu pada angina biasanya nyeri akan
hilang dengan istirahat akan tetapi pada infark tidak. Nyeri dan
rasa tertekan pada dada itu bisa disertai dengan keluarnya keringat
dingin atau perasaan takut. Biasanya nyeri dada menjalar ke lengan
kiri, bahu, leher sampai ke epigastrium, akan tetapi pada orang
tertentu nyeri yang terasa hanya sedikit. Hal tersebut biasanya
terjadi pada manula, atau penderita DM berkaitan dengan
neuropathy.
b. Sesak Nafas
Sesak nafas bisa disebabkan oleh peningkatan mendadak tekanan
akhir diastolik ventrikel kiri, disamping itu perasaan cemas bisa
menimbulkan hipervenntilasi. Pada infark yang tanpa gejala nyeri,
sesak nafas merupakan tanda adanya disfungsi ventrikel kiri yang
bermakna.
c. Gejala Gastrointestinal
Peningkatan aktivitas vagal menyebabkan mual dan muntah, dan
biasanya lebih sering pada infark inferior, dan stimulasi diafragma
pada infak inferior juga bisa menyebabkan cegukan.
d. Gejala Lain
Termasuk palpitasi, rasa pusing atau sinkop dari aritmia ventrikel
dan gelisah.
4. Komplikasi
Infark miokardium (IM) adalah kematian sel-sel miokardium yang
terjadi akibat kekurangan oksigen yang berkepanjanga. Hal ini
adalah respon letal terakhir terhadap iskemia miokardium yang
tidak teratasi. Sel-sel miokardium mulai mati setelah sekitar 20
menit mengalami kekurangan oksigen. Setelah periode ini,
kemampuan sel untuk menghasilkan ATP secara aerobs lenyap dan
sel tidak memenuhi kebutuhan energinya.
Aritmia : Karena insidens PJK dan hipertensi tinggi, aritmia lebih
sering didapat dan dapat berpengaruh terhadap hemodinamik. Bila
curah jantung dan tekanan darah turun banyak, berpengaruh
terhadap aliran darah ke otak, dapat juga menyebabkan angina,
gagal jantung.
Gagal Jantung : Gagal jantung terjadi sewaktu jantung tidak
mampu memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
oksigen dan nutrien tubuh. Gagal jantung disebabkan disfungsi
diastolik atau sistolik. Gagal jantung diastolik dapat terjadi dengan
atau tanpa gagal jantung sistolik. Gagal jantung dapat terjadi akibat
hipertensi yang lama (kronis). Disfungsi sistolik sebagai penyebab
gagal jantung akibat cedera pada ventrikel, biasanya berasal dari
infark miokard
2. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder
terhadap sumbatan arteri koroner
2) Gangguan perfusi jaringan jantung berhubungan dengan iskemik,
kerusakan otot jantung, penyempitan / penyumbatan pembuluh
darah arteri koronaria.
3) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai oksigen miokard dan kebutuhan, adanya iskemik/nekrosis
jaringan miokard.
4) Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan
factor-faktor listrik, penurunan karakteristik miokard
5) Resiko kelebihan volume cairan ekstravaskuler berhubungan
dengan penurunan perfusi ginjal, peningkatan natrium/retensi air,
peningkatan takanan hidrostatik, penurunan protein plasma.
3. Perencanaaan keperawatan
No Diagnosa keperawatan Noc Nic
1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan asuhan - Observasi
dengan iskemia jaringan keperawatan selama 3x24 karakteristik,
sekunder terhadap jam diharapkan nyeri lokasi, waktu, dan
sumbatan arteri koroner berkurang dengan kriteria perjalanan rasa
hasil : nyeri dada tersebut.
- Nyeri dada berkurang - Anjurkan pada
misalnya dari skala 3 klien menghentikan
ke 2, atau dari 2 ke 1 aktifitas selama ada
- ekpresi wajah rileks / serangan dan
tenang, tak tegang istirahat.
- tidak gelisah - Bantu
- nadi 60-100 x / menit, klien melakukan
- TD 120/ 80 mmHg tehnik relaksasi,
mis; nafas dalam,
perilaku distraksi,
visualisasi, atau
bimbingan
imajinasi.
- Pertahankan
Oksigenasi dengan
bikanul contohnya (
2-4 L/ menit )
- Monitor tanda-
tanda vital ( Nadi &
tekanan darah ) tiap
dua jam.
- Kolaborasi dengan
tim
kesehatan dalam
pemberian
analgetik.
4. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan,
dimana evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus
dengan melibatkan pasien, perawat dan anggota tim kesehatan lainnya.
Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk menilai apakah tujuan dalam
rencana keperawatan tercapai dengan baik atau tidak dan untuk
melakukan pengkajian ulang
DAFTAR PUSTAKA