Anda di halaman 1dari 5

Analisis Kandungan Sarang Burung Walet (Collocalia fuciphaga) terhadap dunia Kosmetik

dengan Metode Eletroforesis

Fedora Jolie 102015054


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jln. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510. Tlp. 5666952

Email: Fedora.2015fk054@civitas.ukrida.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Burung walet merupakan salah satu jenis burung yang menghasilkan produksi sarang. Burung
walet membangun sarang dari sekresi saliva kental oleh kelenjar saliva burung walet jantan. Sarang
ini berfungsi sebagai tempat berkembang biak, meletakan telur dan tempat merawat burung sampai
dapat terbang. Sebagian besar, sarang burung walet ini banyak diperjualkan di masyarakat sebagai
makanan. Tidak hanya itu, sarang walet ini juga dapat dimanfaatkan sebagai krim kosmetik. Dengan
sarang walet ini dapat memberikan kecerahan pada kulit. Mengapa demikian? Karena sarang walet
ini mengandung EGF (Epidermal Growth Factor) atau Faktor Pertumbuhan Epidermal. EGF ini
banyak digunakan dalam kosmetik dan cosmeceuticals (paduan antara kosmetik dan obat) sebagai
pelembab atau bahan pemutih.

Sarang burung walet merupakan rajutan liur burung walet yang berbentuk seperti mangkuk.
Khasiatnya dipercaya dapat memberikan kesegaran dan menjaga kesehatan tubuh manusia. Sarang
burung walet putih rumahan yang sering dimanfaatkan karena sarangnya yang bersih dan kandungan
asam aminonya lebih tinggi. Burung walet berasal dari dua spesies, yaitu: burung walet putih
(Aerodramus fuciphagus atau Collocalia fuciphaga) dan burung walet hitam ( Aerodramus maximus
atau Collocalia maximus). Ciri khas tersebut diantaranya melakukan hampir segala aktivitasnya di
udara seperti makan dan bereproduksi, sehingga Burung Walet sering disebut dengan burung layang-
layang. Selain itu, ciri yang paling khas dari jenis burung ini yaitu kemampuannya dalam
menghasilkan sarang yang bernilai jual tinggi. Indonesia merupakan penyedia sarang Burung Walet
dunia. Ekspor sarang Burung Walet dilakukan ke berbagai negara di Asia dan Eropa, serta Australia
dan Amerika Serikat.

Menurut penelitian yang dilakukan di Beijing, China sarang burung walet memiliki manfaat
melancarkan aliran darah, melegakan pernafasan, memperbaiki sistem ginjal, meningkatan

1
regenerasi kulit dan menyegarkan mata. Sarang burung walet merupakan salah satu sumber asam
amino yang lengkap. Telah tercatat sekitar 17 asam amino yang terdiri dari asam amino esensial,
semi esensial dan non esensial. Seratus gram sarang burung walet mengandung gizi sebagai berikut
kalori 281 kal, protein 37,5 gram, lemak 0,3 gram, karbohidrat 32,1 gram, kalsium 485 mg, fosfor 18
mg, zat besi 3 mg, dan air 24,5 gram. Kandungan protein utamanya adalah glikoprotein, sehingga
dapat meningkatkan regenerasi sel dan pembentukan kolagen pada kulit.

Analisis terhadap krim sarang burung walet dilakukan dengan melihat karakteristik pemisahan
pita protein sarang walet hasil ekstraksi protein dari sampel sediaan krim, dengan melakukan
perhitungan bobot molekul pita-pita pemisahan protein berdasarkan jarak perpindahannya (Rf)
kemudian dibandingkan dengan profil protein hasil ektraksi protein krim pembanding dan ekstrak
sarang burung walet.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang penelitian tersebut diatas, maka dilakukan penelitian
sebagai berikut: Apa saja kandungan sarang burung walet yang bermanfaat dalam kosmetik?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan umum: untuk mengetahui dan membuktikan kemurnian kandungan sarang burung
walet yang terdapat dalam produk kosmetik yang tersedia didalam krim sarang burung walet yang
beredar di masyarakat atau belum tersedia di kalangan masyarakat sekarang ini.

Tujuan khusus: diketahuinya kandungan sarang burung walet yang terdapat dalam produk
kosmetik antara lain Karbohidrat, Protein, Lipid, Kalsium, Mineral, Fosfor dan Vitamin.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah menambah wawasan pembaca mengenai pengaruh suhu dan
jangka waktu pemanasan terhadap kadar protein yang terkandung dalam sarang burung walet, dapat
memberikan informasi kepada masyarakat akan kehati-hatian dalam pembelian dan pengunaan krim
pencerah kulit dari sarang burung walet yang dibeli secara online.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teori

Krim menurut Farmakope Indonesia Edisi IV adalah bentuk sediaan setengah padat
mengandung satu atau lebih bahan obat yang terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.
Istilah krim digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensi relatif cair
diformulasikan sebagai emulsi cair dalam minyak atau minyak dalam air.1

Pencerah kulit adalah produk yang ditunjukan untuk mencerahkan atau menghilangkan
pewarnaan kulit yang tidak diinginkan. Prinsip produk ini adalah menghambat pembentukan
melanin. Tirosinase merupakan enzim yang berfungsi mengatur biosintesis melanin. Pembentukan
melanin dapat dihambat dengan cara menghambat sintesis tirosinase.1

Sarang burung walet dimanfaatkan dalam bidang kesehatan dan kecantikan yang diolah
menjadi berbagai produk. Umumnya dalam pengelolahan sarang burung walet baik itu sebagai
makanan, hand cream, ataupun lotion akan melalui proses pemanasan. Pemanasan protein dapat
menyebabkan terjadinya reaksi-reaksi baik yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan. Salah
satu reaksi yang tidak diharapkan adalah kerusakan protein. Protein mengalami kerusakan pada suhu
55C - 75C selain itu adapun penelitian yang menyatakan terjadi pada 60C 90C selama satu jam
atau kurang. 1

Denaturasi dapat diartikan suatu proses terpecahnya ikatan hidrogen, interaksi hidrofobik,
ikatan garam, dan terbukanya lipatan molekul protein. Panas dapat digunakan untuk mengacaukan
ikatan hidrogen dan interaksi hidrofobik non polar. Hal ini terjadi karena suhu tinggi dapat
meningkatkan energi kinetik dan menyebabkan molekul penyusun protein bergerak atau bergetar
sangat cepat sehingga mengacaukan ikatan molekul. Kekacauan ikatan tersebut juga dapat terjadi
dengan bertambahnya jangka waktu pemanasan. Perubahan struktur protein dapat mengurangi
fungsinya.2

2.1.2 Sarang Burung Walet

Walet merupakan burung yang dapat membuat sarang menggunakan air liurnya. Sarang yang
dihasilkan tersebut bersifat edible nest atau sarang yang dapat dimakan dan bisa disebut EBN. EBN
mengandung kandungan glikoprotein yang tinggi, kaya akan asam amino, karbohidrat, kalsium,
natrium, dan kalium. Selain itu, memiliki kandungan gizi lainnya seperti kalori, lemak, vitamin,

3
fosfor, dan mineral. Asam amino yang dikandung dalam sarang walet juga lengkap, mulai dari asam
amino essensial, asam amino non essensial dan asam amino semi essensial. 1

Sarang walet terbuat dari air liur burung walet jantan, karena memiliki kandungan terbanyak
mucinous glikoprotein seperti chondroitin glucosaminoglycans dan sialylglyco conjugate, serta
mineral-mineral dan protein. Komponen nutrien utama EBN adalah karbohidrat dan glikoprotein.
Berdasarkan penelitian Marcone 2005, komposisi EBN dari genus Collocalia Indonesia dan
Malaysia terdiri atas karbohidrat (25,62-27,26), protein (60-63%), lipid (0,14-1,28%) dan abu
(2,1%). 2

Protein pembentuk glikoprotein merupakan komponen tertinggi setelah karbohidrat, lemak dan
air. Protein berfungsi sebagai zat pembangun yang membentuk sel-sel dan jaringan baru serta
berperan dalam metabolisme. Menurut Nazaimoon bahwa sarang burung walet mengandung
Epidermal Growth factor yang berfungsi untuk memperbaiki tekstur kulit dan perbaikan jaringan
serta meremajakan kulit. EGF juga berperan dalam regenerasi sel kulit yang dapat mempercepat
metabolisme susunan lapis kulit serta memperbaiki sel-sel kulit mati dan rusak. Adanya kandungan
EGF ini dapat mempercepat regenerasi kulit baru. Pergantian kulit baru ini dapat menyebabkan kulit
tampak lebih cerah.3

2.1.3. Analisis Kualitatif Protein

Elektroforesis adalah suatu metode untuk separasi atau pemisahan sebuah molekul besar
(protein, fragmen DNA, RNA,dll) dari campuran molekul yang serupa tujuanya untuk memisahkan
komponen atau molekul bermuatan berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya dalam medan listrik.
Kegunaan elektroforesis antara lain: menentukan berat molekul, mendeteksi terjadinya pemalsuan
bahan dan menetapkan titik isoelektrik protein.3

SDS-PAGE(Sodium Dodecyl sulfate-polyacrilamide Gel Electrophoresis) merupakan


elektroforesis secara luas. Pemisahan protein dengan metode ini berdasarkan berat molekul. Prinsip
penggunaan metode ini adalah migrasi komponen akril amida dengan bisakrilamida. Dengan
mengoptimalkan kondisi migrasi komponen protein dengan cara mengatur konsentrasi akrilamida
dan bisakrilamida. Selain itu, dapat memonitoring pemurnian protein.3

4
2.2. Kerangka Konsep

Kandungan/ Ekstrak :

1. Karbohidrat Krim Sarang Burung Walet


2. Protein terhadap produk Kosmestik
3. Lipid
4. Kalsium
5. Mineral
6. Fosfor
7. Vitamin

Daftar Pustaka

1. Elfita L. Analisis profil protein dan asam amino sarang burung walet (Collocalia
fuchiphaga) asal painan. 2014:4(1);61-2.
2. Engelina NG. Optimasi krim sarang burung walet putih tipe m/a dengan variasi emulgator
sebagai pencerah kulit menggunakan simplex lattice design. 2013; 2.
3. Susilo H, Latif H, Ridwan Y. Penerapan metode pencucian dengan air mengalir untuk
menurunkan kadar nitrit pada sarang burung walet. 2016: 10(2); 95.

Anda mungkin juga menyukai