Penyetelan Mulut Lusi
Penyetelan Mulut Lusi
Rencana Tenun
Posisi Cam Eksentrik (Sesuai dengan anyaman diatas)
LUSI 1 LUSI 2
1 1
4 2 4 2
3 3
LUSI 3 LUSI 4
1 1
4 2 4 2
3 3
Puli 2
14,2 = 195T
Poros
Engkol (PE)
T1 = 40
T4 = 30
T2 = 80 T3
T5 Poros
Pukulan (PP)
Poros
Tappet (PT)
Puli 1
7,96 = 21T Cam
Eksentrik T6 = 55
- RPM PE = RPM x = 1200 x = 672,68
2. Buktikan bahwa tegangan benang lusi pada gun belakang lebih besar daripada
benang lusi pada gun depan !
gun
Kain
Benang
Dari gambar diatas bisa dilihat bahwa gun yang paling belakang akan mengangkat
lusi lebih tinggi daripada gun depan, ini disebabkan karena gun harus membuat
muluit lusi yang sejajar dan bersih. Dengan pengangkatan yang tambah tinggi
maka secara otomatis akan menambah tegangan yang ditarik.
4. Sebutkan penyebab benang lusi putus pada proses pembukaan mulut lusi !
Jawab :
- Ikatan gun dengan rol yang tidak sejajar, antara gun yang satu dengan yang
lainnya.
- Ketinggian benang lusi yang tidak memenuhi syarat (1/3 ruang sisir).
- Penggulungan lusi yang terlalu tegang.
- Posisi engkol/poros engkol yang tidak sesuai saat proses awal penyetelan
mulut lusi.
5. Kalau mulut lusi terlalu rendah apa akibatnya dan bagaimana cara mengatasinya !
Jawab :
- Mulut yang terlalu tinggi bisa menyebabkan tabrakan antara teropong dan lusi
maka akan terjadi cacat lusi karena putus, lalu juga teropong tidak sampai
Cara mengatasinya yaitu dengan menyetel penarikan gun saat kebawah agar
mulut lusi turun.
- Mulut yang terlalu rendah akan terjadi saling gesek antara datar luncur dengan
benang lusi, akibatnya lama-kelamaan lusi akan putus.
Cara mengatasinya yaitu dengan membuat tinggi gun agar pada saat membuat
mulut tidak terlalu rendah. Penyetingan jarak antara lusi paling bawah dengan
dasar luncur 0,2 2 mm.
VII. DISKUSI
Pada praktikum penyetelan mulut lusi ini praktikan mengalami kesulitan pada
saat mengatur kesejajaran gun yang di ikatkan dengan rol, karena pada saat
melakukannya gun sulit untuk sejajar satu dengn yang lainnya. Selain itu pengisian
ketinggian benang lusi dengan ketentuan 1/3 ruang sisir sulit untuk terpenuhi, karena
tegangan dari beam lusi kurang, sehingga tinggi lusi tidak memenhui standar (tinggi
lusi mencapai rang sisir). Rol pada injakan yang sudah tidak pas juga mengakibatkan
pengikatan antara rol dengan gun sulit menemui tempat yang pas yang dapat membuat
mulut lusi terbuka lebar. Sehingga mulut lusi yang terbentuk kurang bersih.
VIII. KESIMPULAN
Mulut lusi yang baik adalah mulut lusi yang bersih, dimana pada saat peluncuran pakan
tidak mengalami hambatan. Mulut lusi yang baik dapat diperoleh dengan beberapa
penyetelan yang benar, yaitu :
- Penyetelan rol dengan injakan, eksentrik. Rol yang depan digunakan rol yang
kecil, injakan yang panjang dan eksentrik yang kecil dan untuk rol belakang
digunakan rol yang lebih besar, injakan pendek dan eksentrik yang lebih besar
diameternya.
- Penyetelan jarak antar gun
- Penyetelan jarak antara gun dengan tutup sisir
- Penggunaan gun yang lebih tipis, hal ini ditujukan agar jarak antar gun dapat lebih
rapat.
- Penyetelan tinggi rendahnya gun akan mempengaruhi terhadap hasil produksi.