Potassium 5 9 5 5 4
Magnesium 1 0 1 1.5 1
Bikarbonat 24 0 0 0 0
Laktat 1 0 29 0 0
Asetat 0 0 0 27 24
Glukonase 0 0 0 23 0
Elektrolit Albu-min Plasmion* Gelofusi-ne* Voluven* Venofun- Hextend* Volulyte* Plasma Testrapan*
Geloplasma* (waxy maize din* (waxy maize (waxy maize Volume* (potato HES
HES 6% (potato HES HES 6% HES 6% (potato HES 6%
130/0,40) 6% 670/0,75) 130/0,40) 6% 130/0,42)
130/0,42) 130/0,42)
Sodium 140 150 154 154 154 143 137 130 140
Klorida 128 150 125 154 154 124 110 112 118
Bikarbonat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Laktat 0 30 0 0 0 28 0 0 0
Asetat 0 0 0 0 0 0 34 27 24
Malat 0 0 0 0 0 0 0 0 5
Oktanoat 6.4 0 0 0 0 0 0 0 0
Dengan ukuran molekul yang besar, para ahli
berpendapat molekul tersebut lebih sedikit
melewati membrane endotel. Molekul yang
terdapat pada cairan koloid di harapkan dapat
bertahan di rongga intravaskuler lebih lama
dibandingkan cairan kristaloid.
Cairan koloid memiliki kelemahan : harga mahal
dan dapat menimbulkan alergi
Kemampuan bertahan lebih lama dalam rongga
intravaskuler dibandingkan cairan kristaloid. Namun
bukan berarti mortalitas lebih rendah dibandingkan cairan
kristaloid
Jika digunakan untuk pasien syock septic dapat
menurunkan mortalitas pada 90 hari setelah resusitasi
(SAFE Study, 2004)
Harus diperhatikan untuk kehati-hatian dalam kasus
trauma kepala dan pasien bukan syock septic, karena
dapat meningkatkan angka mortalitas
Merupakan cairan koloid semisintetik
Dengan berat molekul 200 kD dan dengan
ratio substitusi molaritas lebih dari 0,5
terbukti meningkatkan angka kejadian gagal
ginjal akut
Meningkatkan angka kejadian renal
replacement therapy dan morbiditas
Molekul lebih besar dan terbentuk dari
hidrolisis kolagen
Harga gelatin relative mahal
Mengakibatkan alergi dan gangguan
pembekuan darah
KONSEP LAMA :
1. TEORI ERNEST STARLING (1986)
Bahwa pembuluh kapiler dan venula pascakapiler
mempunyai membrane yang bersifat semipermiable.
Starling menyimpulkan membran tersebut dapat
mengabsorbsi secara langsung cairan dari ruang intertitiel
Dari sinilah selanjutnya dijadikan dasar teori perpindahan
cairan transvaskularmelalui tekanan hidrostatik dan
tekanan onkotik. Lebih dari 100 tahun teori Ernest Starling
menjadi acuan untuk memilih cairan berdasarkan model
kompartemen cairan.
2. TWIGLEY dan HILLMAN (Berakhirnya Era Kristaloid)
Berdasarkan diagram plasma yang terdiri atas kompartemen
intrasesuler, intertisial, intravaskuler dan volume anatomisnya.
Twigley dan Hillman berpendapat bahwa koloid dapat digunakan
secara selektif untuk memelihara volume plasma. bila kita
hendak meresusitasi cairan akibat kehilangan cairan sebanyak
500 ml maka kita dapat menggunakan cairan koloid sebanyak
500 ml atau cairan kristaloid sebanyak 2000 ml.
Berdasarkan prinsip Starling bahwa jika melakukan tranfusi
menggunajkan cairan koloid hyperonkotik, maka cairan ini dapat
mengabsorbsi cairan intertisial masuk ke dalam intravaskuler.
Total cairan tubuh
60% berat badan
Ruang
intraseluler
Cairan (40% BB)
ekstraseluler membran kapiler Na 8 mmol/L
(20% dari K 151 mmol/L
berat badan)
Ruang intravaskuler (6% 65% BB
BB)
Na 140 mmol/L
sel darah
K 4 mmol/L merah
Cairan sederhana dari koloid sebagai
pengganti cairan ekstraseluler (volume
plasma dan intertisial) kemudian berlanjut
dan berkembang
TEORI GLIKOKALIKS (REVISI STARLING)
Penemuan lapisan glikokaliks mematahkan 2 teori di atas
Lapisan glikokaliks adalah membrane yang berikatan dengan
komponen glikoprotein dan proteoglikan yang berada pada sel
endotel yang menghadap pada lumen pembuluh darah.
glikokaliks juga berhubungan dengan glikosaminoglikan.
Lapisan glikokaliks adalah bagian dari komponen volume
intravaskuler. Komponen intravaskuler terdiri atas 3 bagian : 2
bagian yang bersirkulasi yaitu plasma sel dan sel darah merah
dan bagian yang tidak bersirkulasi berupa glikokaliks.
Lapisan Glikokaliks sehat mengandung glikosaminoglikan Lapisan glikokaliks terkompresi (menumpahkan glikosaminoglikan
ke plasma)
Sel endothelium
Eritrosit
Tekanan kapiler
Tekanan onkotik
Konsep Ernest Starling ketika terjadi penurunan tekanan
kapiler
Tekanan kapiler
Tekanan kapiler
Konsep revisi Starling dengan glikokaliks ketika terjadi peningkatan Konsep revisi Starling dengan glikokaliks ketika terjadi peningkatan
tekanan kapiler tekanan kapiler
Adanya lapisan glikokaliks menyebabkan teori tentang
kebutuhan cairan kristaloid dan koloid berubah
dibandinghkan teori Ernest Starling. Teori ini mematahkan
bahwa cairan dalam rongga intertisial dapat secara
langsung kembali (repulling) ke dalam rongga
intravaskuler.
Lapisan glikokaliks menyebabkan cairan di ruang
intertisial tidak bisa kembali ke rongga intravaskuler
secara langsung tetapi harus melalui system limfatik untuk
kembali ke rongga intravaskuler.
Teori lama menyebutkan bahwa cairan kristaloid jika
dibandingkan dengan koloid isoonkotik mempunyai
perbandingabn 4:1, tetapi dengan adanya lapisan
glikokaliks ini perbandingannya menjadi 1,4-1,5 : 1