( MEKANISME PERTAHANAN)
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
MEKANISME PERTAHANAN
Topografi Pikiran
3
b. pre-conscious (alam pra-sadar), meliputi apa yang dilupakan, tetapi dapat
diingat kembali tanpa melalui proses psikoanalisa.
c. conscious (sadar), ditandai sebagai bagian dari pikiran di mana persepsi yang
berasal dari dunia luar atau dari dalam tubuh atau pikiran dibawa ke alam sadar
yang masing-masing memiliki karakter khusus.
Teori “Libido”
Freud mendefinisikan libido sebagai “tenaga dengan mana instink seksual
ditampilkan dalam pikiran”. Dalam perkembangannya, libido dapat disalurkan melalui
berbagai variasi hidup, dan sampai saat ini dikenal tiga tingkatan yang berbeda pada
manusia. Ketiga tingkatan tersebut dikenal sebagai: animal, logika/ rasional serta
moral.
Libido sebagai naluri merupakan salah satu landasan yang dianut oleh Freud
dalam mengembangkan teorinya. Menurut Freud terdapat dua naluri utama manusia :
1) Naluri kehidupan yang disebut Libido atau Eros
Tujuan dari naluri kehidupan ialah “pengikatan” (binding), artinya
mengadakan kesatuan yang semakin erat dan karena itu semakin mantap.
2) Naluri kematian atau nama lainnya Thanatos.
Tujuan dari naluri kematian ialah untuk “menghancurkan” dan “menceraikan”
apa yang sudah bersatu, karena tujuan akhir setiap mahluk hidup ialah kembali
ke keadaan anorganik. Sejak kecil sampai dewasa, motivasi manusia selalu
dipengaruhi oleh libido.
Perkembangan Psiko-seksual
4
daerah mulutnya. Kepuasan dan kenikmatan ini timbul oleh adanya hubungan
antara perasaan lapar, atau tidak nyaman, yang kemudian dapat ditenangkan bila
bayi tadi memperoleh minuman atau makanan (air susu ibu) yang diberikan
kepada bayi.
Gangguan yang menimbulkan perasaan tidak/ kurang puas pada daerah
mulut ini, akan menyebabkan perkembangan terhenti. Keterpakuan pada tahap ini
dapat menimbulkan masalah yang berhubungan dengan kepuasan oral seperti
terjadinya kebiasaan menggigit kuku, kebiasaan merokok, peminum minman
keras, berciuman secara berlebihan dan sebagainya.-
Menurut teori Psikoanalisa masa oral ini terdiri lagi dari dua sub-masa,
yakni sub-masa pertama ketika bayi tergantung sepenuhnya dari orang lain, yang
disebut masa ketergantungan-oral. Sub-masa kedua disebut dengan agresivitas-
oral akan mengakibatkan timbulnya ucapan-ucapan yang agresif ketika sudah
besar, termasuk ucapan yang terbuka maupun terselubung.
5
dengan cara menentang peraturan; misalnya: sifat tidak rapi, serampangan,
sikap masa bodoh.
2) Bagian kedua sub-masa penahanan kotoran
Kegiatan menahan kotoran merupakan kepuasan lain untuk menunjukkan
bahwa ia tidak mau “diatur” oleh orang lain.
Fiksasi dalam fase ini menimbulkan sikap kaku, keras kepala, kerapian
yang berlebihan.
6
dengan ayahnya. Tokoh ibu menjadi penghalang akan cintanya pada ayahnya.
Anak perempuan menyadari bahwa alat kelaminnya kecil sehingga ia merasa
bahwa ia sudah terhukum oleh ibunya. Selain itu ia merasa iri hati terhadap
anak lelaki karena struktur alat kelamin yang berbeda/ tidak punya burung.
Keadaan ini dikenal sebagai : penis-envy. Bila pada masa ini anak perempuan
mengalami masalah maka akan timbul sifat-sifat patologis seperti
kecenderungan lesbianistik yang diperlihatkan ketika anak itu meningkat
dewasa. Masa ini cukup penting untuk disimak, karena proses identifikasi
maupun proses yang terjadi ketika seorang wanita melakukan penilaian
terhadap pria di kemudian hari, dipengaruhi oleh fase ini.
7
internal tersebut bermanifestasi ke dalam perilaku kongkrit yang tercermin dalam
suatu mekansime pertahanan diri atau mekanisme pertahanan ego.
8
untuk mempersepsi realitas. Kemudian Ego akan menyesuaikan diri sedemikian
rupa agar dapat menguasai realitas tersebut. Identify adalah fondasi kepribadian.
Identitas terbentuk sejak awal kehidupan, mengalami krisis di masa remaja, dan
terus berkembang dalam perjalanan hidupnya. Pembentukan identitas terjadi
melalui interaksi individu dengan orang - orang yang penting dalam
kehidupannya.
Ego bertugas untuk mempertahankan kepribadian manusia itu sendiri
untuk menjamin penyesuaian dengan alam sekitarnya. Selain itu, Ego dapat
dipakai dalam memecahkan masalah pribadi orang tersebut, khususnya bila terjadi
konflik dengan dunia realitas atau bila terdapat ketidak-sesuaian antara keinginan
yang tidak sinkron secara internal. Ego juga berfungsi mengadakan sintesa dan
selalu menyesuaikan diri dengan realitas hidup (reality principle).
9
dorongan dari id) dengan norma yang ada dalam masyarakat, maka superego akan
berusaha untuk memberi peringatan. Dengan demikian, suatu saat seornag individu
dapat saja merasakan emosi-emosi seperti rasa bersalah, rasa menyesal, cemas dan
lain-lain. Misalnya: apabila ia mencontek, ia merasakan sesuatu yang tidak
nyaman dan merasa bersalah.
Dalam pembentukan Superego, menurut Freud: Proses terbentuknya
‘Oedipus-Complex’ memainkan peranan yang besar.
10
D. Pengertian Mekanisme Pertahanan
Menurut Sigmund Freud, mekanisme pertahanan ego bersumber dari bawah
sadar yang digunakan ego untuk mengurangi konflik antara dunia internal seseorang
dengan realitas eksternal. Freud menggunakan istilah mekanisme pertahanan ego
untuk menunjukkan proses tidak sadar yang melindungi individu dari kecemasan
pemutarbalikkan kenyataan.
Pada dasarnya strategi-strategi ini tidak mengubah kondisi objektif bahaya.
Mekanisme pertahanan ego hanya mengubah cara individu mempersepsi atau
memikirkan masalah itu. Dalam istilah psikoanalitik yang dikemukankan Freud, istilah
mekanisme pertahanan ego cenderung dikonotasikan negatif. Mekanisme ini dianggap
maladaptis dan patologis. Namun setelah berkembangny ego psychology, konsepsi
mengenai mekanisme pertahanan ego telah berubah. Menurut teori ini, ego defense
merupakan mekanisme psikis yang kita perlukan untuk adaptif dengan relaitas
eksternal. Bila individu menggunakan mekanisme pertahanan sesuai dengan tahapan
perkembangannya, maka dikatakan individu tersebut menggunakan mekanisme
perthanan yang matang. Bila individu menggunakan mekanisme pertahanan yang
tidak efektif dan tidak sesuai dengan tahapan perkembangannya, dikatakan individu
tersebut menggunakan mekanisme pertahanan yang tidak matang.
11
1) Sublimasi
Sublimasi adalah mekanisme yang mengubah atau mentrasformasikan dorongan
- dorongan primitif, baik dorongan seksual dan agresi, menjadi dorongan yang
sesuai dengan norma dan budaya yang berlaku di realitas eksternal. Misalnya:
dorongan seksual diubah menjadi dorongan kreatif untuk menghasilkan karya
seni; dorongan agresi diubah menjadi daya juang untuk mencapai suatu tujuan.
2) Kompensasi
Kompensasi merupakan upaya untuk mengatasi suatu kekurangan dalam suatu
bidang dengan cara mengupayakan kelebihan di bidang lain. Misalnya:
seseorang yang tidak memiliki prestasi akademik yang baik memiliki prestasi
olahraga yang sangat baik.
3) Supresi
Supresi merupakan satu - satunya mekanisme pertahana n ego yang dilakukan
secara sadar. Supresi merupakan upaya peredaman kembali suatu dorongan
libidinal (dorongan Id) yang berpotensi konflik dengan realitas eksternal.
Peredaman dorongan ini dianggap telah melalui suatu pertimbangan rasional.
Contoh: salah seorang teman Anto menyinggung dan membangkitkan amarah
dan dorongan agresinya. Namun, Anto meredam kembali dorongan untuk
bertindak agresi secara impulsif karena akan mengakibatkan dampak yang serius
pada relasi saya dengannya. Kemudian, Anto memilih un tuk mengungkapkan
perasaan secara asertif di waktu yang lebih tepat.
4) Humor
Melalui humor, seseorang dapat mengubah penghayatan akan suatu peristiwa
yang tidak menyenangkan menjadi menyenangkan. Humor juga dapat berfungsi
menyalurkan agresivitas tanpa be rsifat destruktif. Misalnya: menertawakan diri
sendiri ketika apa yang dikehendaki tidak tercapai.
12
yang diredam ini tidak melalui kesadaran, orang yang bersangkutan tidak
mungkin mengolahnya secara rasional.
Contoh: seseorang yang kurang asertif mungkin akan lebih sering
mengggunakan represi untuk meredam kemarahan dan agresivitanya ketika ia
tidak berani menolak hal- hal yang tidak disukainya. Dari luar kelihatan sabar,
tetapi diketidaksadarannya dipenuhi gejolak amarah.
Dibutuhkan energi psikis yang lebih besar untuk melakukan represi
dibandingkan dengan supresi. Hal ini dapat menyebabkan kepribadian melemah.
Saat kepribadian semakin lemah, represi yang dilakukan semakin tidak efektif.
Dorongan yang hen dak diredam seringkali lolos dengan berbagai cara.
Misalnya: fenomaslip of the tongue , yaitu ketika suatu ucapan yang netral
menjadi agresif ataupun porno. Fenomena latah juga termasuk di dalamnya.
Orang yang sungguh - sungguh latah akan mengucapkan kata - kata porno saat
ia latah.
2) Proyeksi
Proyeksi merupakan mekanisme di mana seseorang secara psikis menolak dan
mengeluarkan bagian diri yang tidak dikehendakinya. Bagian yang tidak
dikehendaki ini tampil pada orang lain. O rang yang melakukan proyeksi tidak
dapat mengenali tampilan yang dilihatnya pada orang lain sebagai bagian dari
dirinya. Contoh: seseorang yang tidak mengenal hasrat seksual yang bergejolak
dalam dirinya akan melihat kebanyakan orang lain berpikir dan bertingkah laku
porno.
3) Introyeksi
Mekanisme ini dilakukan dengan cara mengambil alih suatu ciri kepribadian
yang ditemukannya pada orang lain. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan
struktur kepribadian pada orang yang bersangkutan.
Contoh: dalam beberapa organisasi tertentu, senior seri ng memberikan tekanan
psikis yang sangat berat kepada anggota baru. Dalam kondisi stress berat,
anggota baru tersebut akan lebih mudah mengintroyeksikan tindakan seniornya
13
ini. Untuk perlindungan diri, para anggota baru tersebut mengubah salah satu
struktur kepribadiannya, serupa dengan senior yang menyiksanya.
4) Reaksi Formasi
Reaksi formasi merupakan suatu upaya melakukan hal yang sebaliknya untuk
melawan suatu dorongan internal yang dapat menimbulkan konflik.
Contoh: seorang yang memiliki hasrat seksual yang tinggi berlaku seolah-olah
dia sangat membenci segala sesuatu yang berbau seks.
5) Undoing
Undoing adalah upaya simbolik untuk membatalkan suatu impuls yang telah
terwujud menjadi tingkah laku. Hal ini biasanya dilakukan dengan melakukan
ritual tertentu.Contoh: seseorang tidak dapat menahan diri untuk melakukan
masturbasi. Kemudian dia menyesal dan melakukan upaya untuk membersihkan
pelanggaran yang dia lakukan dengan suatu ritual, misalnya mandi dan mencuci
tangan. Hal ini akan berulang kali dilakukannya bila dia mengulang perbuatan
masturbasi.
6) Rasionalisasi
Rasionalisasi adalah upaya mendistorsika n persepsinya akan suatu realitas.
Pikiran akan memberikan alasan- alasan yang kelihatannya masuk akal. Hal ini
dilakukan agar suatu kenyataan yang semula berbahaya dan dapat mengguncang
kepribadiannya, menjadi lebih mudah diterima.
Misalnya: bagi seorang yang self-esteem nya rapuh, penolakan cinta dari lawan
jenis akan mengguncang kepribadiannya. Orang yang bersangkutan kemudian
melakukan rasionalisasi dengan mendistorsikan kenyataan. Dia beranggapan
bahwa lawan jenis tersebut menolaknya karena merasa tidak layak untuk
menjadi kekasihnya.
7) Isolasi
Isolasi merupakan suatu cara untuk meredam suatu aspek yang dianggap paling
berbahaya. Akibatnya, kepribadian menghayati pengalaman tersebut secara
14
parsial tidak utuh. Seorang yang harmonis dengan realitas eksternal dapat
menghayati pengalaman hidupnya secara utuh. Keutuhan itu dapat dilihat dari
aspek kognitif (pikiran), afektif (perasaan) dan konatif (tingkah laku). Misalnya:
ketika seorang mendapat bonus gaji, orang tersebut akan memikirkan hal - hal
yang menyenangkan. Perasaan akan gembira dan wajahnya berseri- seri pada
hari itu. Pada orang yang melakukan isolasi, contoh: seseorang yang tidak
sanggup menerima kenyataan bahwa orang yang paling dikasihinya meninggal
tidak merasa sedih dan tidak menunjukkan kesedihan. Yang ada hanyalah
perasaan hampa. Sesungguhnya kesedihan yang dialami orang tersebut sangat
besar, lebih besar dari yang sanggup ditanggungnya sehingga ia memendamnya.
Hal ini tidak sehat karena akan mengganggu kepribadian di masa yang akan
datang.
8) Intelektualisasi
Mekanisme ini terlalu menonjolkan aspek inteleknya secara berlebihan.
Tujuannya untuk mengkompensasi bagian kepribadian lain yang kurang.
Contoh: seorang yang kurang terampil menjalin relasi sosial yang hangat dengan
orang lain, memperlihatkan upaya yang terlalu besar untuk menonjolkan
kepintarannya.
9) Displacement
Displacement dilakukan dengan cara mengganti objek yang menjadi sasaran
kemarahan. Misal: seseorang sangat marah terhadap atasannya karena
penghinaan yang dilakukan sang atasan. Namun, karena tidak mungkin
melampiaskan ke marahannya, dia mengalihkan dorongan tersebut kepada orang
lain. Misalnya kepada bawahannya yang mungkin hanya melakukan kesalahan
kecil.
10) Denial
Denial merupakan suatu mekanisme dengan menyangkal bahwa suatu peristiwa
sungguh-sungguh terjadi. Hal ini dilakukan karena tidak sang gup menerima
kenyataan tersebut.
15
11) Regresi
Regresi artinya mundur secara mental dari suatu tahap perkembangan. Hal ini
dilakukan karena seseorang tidak sanggup atau mengalami kesulitan untuk maju
ke tahap perkembangan selanjutnya.
Misalnya: seorang bapak paruh baya yang tidak merasa dengan dirinya yang
semakin tua, kembali ke fase phallic. Sehingga ia akan menunjukkan kegenitan
dan seductiveness.
2) Projective Identification
Defense mechanism ini jarang ditemui pada kepribadian yang cukup matang.
Mekanisme ini akan lebih sering ditemukan dalam kepribadian yang sangat
terganggu, misalnya pada pasien skizofrenia.
3) Primitive Idealization
Mekanisme ini dilakukan untuk mempertahankan harga diri mendasarnya (basic
self-esteem) ketika mengalami ancaman. Hal ini dilakukan dengan
mengidealisasikan orang lain dan kemudian mengembangkan kesatuan dengan
orang tersebut. Orang yang diidealisasikan akan dipandang sepenuhnya memiliki
nilai - nilai positif dan tidak memiliki nilai - nilai negatif sama sekali. Fantasi
kesatuan dengan orang tersebut akan membantu menambal harga diri yang
terluka. Contoh: seseorang perempuan yang semasa keciln ya tidak pernah
mendapat kasih sayang dari orangtua, kemudian mengidealisasikan suaminya.
16
Suaminya dianggap sangat sempurna walaupun kenyataannya sangat kontras
dengan idealisasinya tersebut.
4) Omnipotence
Arti omnipotence adalah maha kuasa. Orang yang menggunakan mekanisme ini
menganggap dirinya maha kuasa dan mampu melakukan apapun juga, tidak takut
atau kuatir pada apapun juga. Mekanisme ini biasanya dilakukan oleh bayi pada
fase oral.
5) Manic Defense
Mekanisme pertahanan ego ini dikembangkan oleh Mela nie Klein. Menurut
Klein, setiap orang memiliki dua posisi mental. Pertama adalahparanoid- schizoid
position, di mana seseorang merasa terpisah dari orang lain. Dia tida dapat
menghargai sepenuhnya keberadaan orang lain. Orang lain dipandang sebagai
objek - bukan subjek. Orang lain dipandang sebagai ancaman bagi diri atau
sarana pemuas kebutuhan semata. Posisi kedua adalahdepressive position, yaitu
ketika seorang sepenuhnya menyadari keberadaan orang lain dan memiliki
ketergantungan terhadap mereka. Memandang orang lain sebagai subjek yang
juga memilikperasaan dan pengalaman - pengalaman manusiawi yang serupa.
Menurut Klein, kita beralih dari satu posisi ke posisi yang lain. Saat berada dalam
posisi paranoid -skizoid kita cenderung menyakiti orang, baik den gan tindakan
aktual maupun khayalan. Saat berada dalam posisi depresi, kita menyadari bahwa
kita telah menyakiti orang lain. Kesadaran ini menimbulkan perasaan bersalah
dan takut kehilangan orang tersebut. Pada manic defense, seseorang menyangkal
bahwa ia sangat tergantung pada orang yang dilukainya. Ia menyangkal takut
kehilangan orang tersebut atau menyangkal telah melakukan hal yang merugikan
orang tersebut. mekanisme manic defense bersikukuh pada fantasi bahwa ia akan
tetap bahagia seorang diri dan tidak membutuhkan orang lain.
17
BAB III
KESIMPULAN
18
DAFTAR PUSTAKA
19