Anda di halaman 1dari 8

Nadya Yosvara 03012183

OTOSKOPI timpani kanan lebih jelas


Alat dan bahan : Inspeksi pergerakkan membran timpani pada saat pasien meniup
- Head lamp dengan hidung dan mulut tertutup (valsava manuver) untuk
- corong telinga menilai patensi tuba eustachius
- otoskop
Memperkenalkan diri & menjelaskan pemeriksaan yg dilakukan SPOOLING / IRIGASI TELINGA
Memakai head lamp dan mengatur fokus cahaya Syarat Spooling:
Duduk berhadapan dengan pasien dalam posisi kedua kaki - ada celah/tidak ada benda asing yang menutupi
tertutup di samping kiri atau kanan kaki pasien - Membran timpani Intake
Inspeksi telinga luar, daerah pre aurikuler dan retroaurikuler - Tidak ada riwayat otorea
Preaurikuler (bentuk, kel.kongenital, radang, sikatriks, abses, kista) - Air harus hangat
Aurikuler (bentuk, radang, sikatriks, abses, kista, hematom, fistel, Alat dan bahan :
sekret) - Head lamp
Retroaurikuler (mastoid: benjolan, abses, sikatriks,nyeri tekan) - Otoskop
T.a.k → tidak ada: edema, hiperemis, hematom, sikatriks, - kom berisi air hangat
mikrotia - spuit ear syringe
Palpasi telinga luar, daerah preaurikuler dan retroaurikuler - bengkok 2pcs
T.a.k → tidak ada nyeri pada penekanan dan jika daun telinga - handuk
ditarik - pengait benda asing + pengait serumen + kuretase serumen
- cotton applicator+kapas.
Memperkenalkan diri &menjelaskan pemeriksaan yang dilakukan
Menyiapkan alat
Persilahkan pasien duduk, kaki rapat bersebelahan dengan kaki
pemeriksa, kedua kaki menyentuh lantai, kepala pasien lebih
tinggi dari pemeriksa, badan pasien agak codong sedikit ke depan
Memakai head lamp dan mengatur fokus cahaya
Melakukan pemeriksaan telinga dengan inspeksi lalu pasang
otoskop untuk lihat telingan tengah dan dalam.
Pegang daun telinga, tarik helix dengan ibu jari dan telunjuk
Beritahu pasien hasil pemeriksaan. Jika sesuai dengan indikasi,
tangan kiri ke arah posterior dan superior pada orang dewasa atau
maka Dokter akan melakukan irigasi telinga
tarik ke arah posterior pada anak agar liang telinga lurus
T.a.k → liang telinga lapang, tidak ada = serumen yang Letakan handuk dan bengkok di bahu pasien
menutup liang telinga ( sumbatan serumen ), edema, Minta pasien memiringkan kepala ke arah telinga yang akan
sekret,furunkel, hiperemis. dibersihkan
Pegang spekulum telinga dengan tangan kanan kemudian Menyediakan air hangat, masukkan ke syringe. Jika ada infeksi
masukkan spekulum ke liang telinga dan lakukan inspeksi liang tambahkan betadine. Lalu buang udara dalam syringe
telinga Tangan kiri memegang telinga pasien dengan ibu jari dan telunjuk,
Inspeksi membran timpani. Perhatikan maleus, refleks cahaya dan tangan kanan memegang spuit lalu menyemprotkan air ke arah
pars tensa dan pars flacida membran timpani posterosuperior liang telinga agar mengenai pars flacida (bagian
T.a.k → membran timpani utuh, tidak ada perforasi & keras dan tebal tidak mudah ruptur)
hiperemis, refleks cahaya (+) dibagian anterior inferior (kanan Semprot kira-kira 3 kali sampai bersih
: jam 5, kiri: jam 7) Keringkan sisa air dengan pemilin kapas, ketik bagian temporal
pasien untuk memasikan masi ada cairan atau tidak dalam telinga
Dengan head lamp, periksa sisa serumen dan keluarkan sisanya
dengan pengait serumen/kuretase serumen
Beritahu pemeriksan sudah selesai, matikan lampu headlamp

PEMERIKSAAN TENGGOROK
Alat dan bahan :
- Head lamp
- spatula lidah Bruenning
- masker
Pegang otoskop dengan tangan kanan seperti memegang pensil Dokter memperkenalkan diri & menjelaskan pemeriksaan
dan jari kelingking diletakkan di atas pipi kanan untuk melihat Memakai head lamp dan mengatur fokus cahaya
membran timpani kanan lebih jelas Pemeriksan memakai masker
Pegang otoskop dengan tangan kiri seperti memegang pensil dan Duduk berhadapan dengan pasien dalam posisi kedua kaki
jari kelingking diletakkan di atas pipi kiri untuk melihat membran tertutup di samping kiri atau kanan kaki pasien

Ketrampilan Klinik Dasar THT – FKU TRISAKTI 1


Nadya Yosvara 03012183

Pasien diminta membuka mulut. Menilai ada tidaknya trismus Pemeriksa berada di belakang pasien meraba KBG leher pada 6
Inspeksi lidah (pergerakan dan permukaan), gigi geligi, mukosa kuadran
pipi dan gusi, palatum durum dan mole Dimulai dari :
Memegang spatula lidah Bruenning 2/3 posterior dengan jari sublingual→sub mandibula→jugularis superior→jugularis
tangan kanan dan menekan 2/3 anterior dari lidah secara gentle media→jugularis inferior→supraklavikula→spinal aksesoris
Menilai posisi uvula dan arkus faring
→ Arkus faring simetris, uvula di tengah
Menilai ukuran tonsil, ada atau tidaknya detritus, kripta dan
dinding posterior faring
→ Tonsil:T1/T1, tdk hiperemis, kripti tdk melebar, tdk ada
detritus
Dinding faring posterior : tidak ada (hiperemis, penebalan
jaringan limfoid, post nasal drip)
Mengeluarkan spatula lidah secara gentle

LARINGOSKOPI INDIREK
Alat dan bahan : PEMERIKSAAN PENDENGARAN
- Head lamp Alat dan bahan :
- masker dan sarung tangan - Head lamp
- kain kassa - Otoskop
- cermin laring ukuran 5,6,7 - garpu tala 512Hz
Dokter memperkenalkan diri dan menjelaskan pemeriksaan yang RINNE
akan dilakukan Memperkenalkan diri & menjelaskan pemeriksaan
Memakai head lamp dan mengatur fokus cahaya Duduk berhadapan dengan pasien dalam posisi kedua kaki
Pemeriksan memakai masker tertutup di samping kiri atau kanan kaki pasien
Duduk berhadapan dengan pasien dalam posisi kedua kaki Melakukan inspeksi liang telinga dengan headlamp atau otoskop
tertutup di samping kiri atau kanan kaki pasien Mengambil garpu tala 512Hz, menggetarkan garpu tala tersebut
Pemeriksa menghangatkan cermin laring & menyentuhkan dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk tangan kiri dan
cermin laring ke punggung tangan pemeriksa (menilai suhu cermin memperdengarkan bunyi tersebut kepada pasien
laring) Meletakkan ujung garpu tala di prosesus mastoideus telinga yang
Pemeriksa menginstruksikan pasien menjulurkan lidahnya dan diperiksa sampai pasien tidak mendengar bunyi lagi dengan cara
memegang dengan kassa menggunakan tangan kiri pemeriksa dan memberi tanda (mengangkat/menurunkan tangan)
tidak boleh menelan Meletakkan garputala di depan telinga yang diperiksa 2,5 cm dari
Memasukkan cermin laring dengan tangan kanan dengan posisi liang telinga dan memperhatikan tanda yang diberikan pasien jika
cermin menghadap ke bawah sudah tidak mendengar bunyi
Menilai kondisi dasar lidah, valekula / pills pocket, plica vokalis, Kemudian sebaliknya, menggetarkan penala di depan telinga yang
plica ventrikularis, aritenois, dan sinus piriformis diperiksa 2,5 cm dari liang telinga terlebih dahulu. Bila ≠
Menginstruksikan pasien menyebut iiii untuk menilai pergerakkan mendengar bunyi lagi, memberi tanda (↑/↓tangan)
plika vocalis Meletakkan ujung garpu tala di prosesus mastoideus telinga yang
Mengeluarkan cermin laring dengan gentle diperiksa dan memperhatikan tanda yang diberikan pasien masih
mendengar bunyi / tidak. Bila masih mendengar bunyi, memberi
tanda (↑/↓tangan)
Mengulang pemeriksaan diatas pada telinga sisi lainnya
HASIL PEMERIKSAAN :
RINNE (+) =bila lebih lama terdengar bunyi pada hantaran udara
dibandingkan dengan hantaran tulang
RINNE (-) =bila lebih lama terdengar bunyi pada hantaran tulang
dibandingkan dengan hantaran udara

WEBER
Dokter memperkenalkan diri dan menjelaskan pemeriksaan yang
akan dilakukan
Duduk berhadapan dengan pasien dalam posisi kedua kaki
PEMERIKSAAN KELENJAR GETAH BENING tertutup di samping kiri atau kanan kaki pasien
Garpu tala digetarkan dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk
Nilai : ukuran, konsistensi, permukaan, nyeri tekan, perlekatan jari kiri, kemudian diletakkan di garis tengah kepala

Ketrampilan Klinik Dasar THT – FKU TRISAKTI 2


Nadya Yosvara 03012183

(verteks/dahi/pangkal hidung/dagu) atau di pertengahan gigi seri Inspeksi hidung luar dari arah depan dan samping
Pasien memberi tanda dengan cara mengangkat tangan atau T.a.k → tidak ada: deformmitas, edema, hiperemis
memberi tahu bunyi terdengar lebih keras di telinga kiri/kanan Palpasi hidung luar dan daerah wajah sesuai dengan sinus frontal,
atau bunyi sama kerasnya atau tidak dapat dibedakan ke arah etmoid, dan maksila
telinga mana bunyi terdengar lebih keras T.a.k → tidak nyeri pada penekanan, tidak ada krepitasi
HASIL PEMERIKSAAN : Lakukan uji aliran udara dengan meletakkan spatula lidah
Bila bunyi terdengar lebih keras di telinga yang sakit = weber Bruenning di bawah nares anterior kemudian nilai kondensasi
lateralisasi ke telinga tersebut (tuli konduktif) yang terjadi
Bila tidak dapat dibedakan ke arah telinga mana bunyi terdengar Nyalakan lampu dan Inspeksi vestibulum dan nares anterior
lebih keras = tidak ada lateralisasi dengan menekan ke arah atas tip of nose dengan tangan kiri
T.a.k → tidak ada: edema, hiperemis, massa
SCHWABACH Pegang spekulum hidung dengan tangan kiri
Dokter memperkenalkan diri dan menjelaskan pemeriksaan yang Masukkan bilah spekulum hidung ke dalam rongga hidung. Buka
akan dilakukan bilah spekulum hidung ke arah ala nasi dan jangan menekan
Duduk berhadapan dengan pasien dalam posisi kedua kaki septum. Inspeksi septum, konka inferior, konka media, meatus
tertutup di samping kiri atau kanan kaki pasien inferior dan meatus medius
Garpu tala digetarkan dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk T.a.k → rongga hidung lapang, warna mukosa, septum nasi
jari kiri, kemudian diletakkan di prosesus mastoideus telinga yang deviasi/tidak, konka (ukuran, warna, permukaan), sekret
akan diperiksa sampai pasien tidak mendengar lagi bunyi dengan (konsistensi, warna, sumber, bau), massa, benda asing, krusta,
cara memberi tanda (mengangkat tangan) darah
Tangkai penala segera dipindahkan pada prosesus mastoideus Keluarkan bilah spekulum hidung dari dalam rongga hidung pada
telinga pemeriksa yang sama (pendengaran pemeriksa harus posisi setengah terbuka
normal)
Mengulang pemeriksaan dengan cara garpu tala diletakkan di RHINOSKOPI POSTERIOR
prosesus mastoideus telinga pemeriksa sampai pemeriksa tidak Alat dan bahan :
mendengar lagi bunyi - Head lamp
Tangkai penala segera dipindahkan pada prosesus mastoideus - masker,+sarung tangan
telinga pasien - spatula lidah
Mengulang pemeriksaan diatas pada telinga sisi lainnya - cermin nasofaring no 2
Dokter memperkenalkan diri dan menjelaskan pemeriksaan yang
HASIL PEMERIKSAAN : akan dilakukan
Normal: Sama dengan pemeriksa Memakai head lamp dan mengatur fokus cahaya
Memanjang : Bila pasien masih mendengar bunyi atau lebih lama Duduk berhadapan dengan pasien dalam posisi kedua kaki
mendengar dibandingkan pemeriksa (tuli konduktif) tertutup di samping kiri atau kanan kaki pasien
Memendek : Bila pasien tidak mendengar bunyi atau lebih pendek Pemeriksa memakai masker dan sarung tangan. Memilih kaca
mendengar bunyi dibandingkan dengan pemeriksa nasofaring no. 2
Menghangatkan cermin nasofaring dan menempelkan ke
RINNE WEBER SCHWABACH DIAGNOSIS punggung tangan pemeriksa (menilai suhu cermin)
Menginstruksikan pasien membuka mulut dengan tidak
+ Tidak ada = pemeriksa Normal
mengeluarkan lidah dan bernapas melalui mulut
lateralisasi
Menekan 2/3 anterior lidah dengan spatula lidah menggunakan
- Lateralisasi ke Memanjang Tuli konduktif jari tangan kiri dan memasukkan cermin nasofaring menggunakan
telinga yang sakit tangan kanan.
+ Lateralisasi ke Memendek Tuli sensorik Pasien diminta untuk bernapas melalui hidung
telinga yang sehat Menilai koana : septum bagian belakang, konka inferior, konka
media, dan adenoid
Memutar cermin ke arah lateral kanan dan kiri untuk menilai :
PEMERIKSAAN HIDUNG, SINUS PARANASAL & muara tuba eustachius, torus tubarius, fosa rosenmuller, PND
RHINOSKOPI ANTERIOR Mengeluarkan cermin nasofaring dan spatula lidah
Alat dan bahan :
- Head lamp PEMASANGAN TAMPON
- Spekulum hidung Alat&bahan:
- spatula lidah Headlamp
Dokter memperkenalkan diri dan menjelaskan pemeriksaan yang sarung tangan
akan dilakukan spekulum hidung
Memakai head lamp dan mengatur fokus cahaya pinset bayonet Gulung kapas dengan pinset bayonet,
Duduk berhadapan dengan pasien dalam posisi kedua kaki kapas + vaselin/salep Ab oleskan kapas dgn vaselin/salep Ab
tertutup di samping kiri atau kanan kaki pasien tampon ante/post

Ketrampilan Klinik Dasar THT – FKU TRISAKTI 3


Nadya Yosvara 03012183

kateter folley (untuk tampon post)


klem mosquito bengkok

TAMPON POSTERIOR
Periksa keadaan umun pasien . Jika tidak stabil = resusitasi. Jika
berhasil = identifikasi sumber perdarahan
Jika KU pasien stabil → suruh tekan hidung 5-10 menit (STOP
BLEEDING)
Sambil memencet hidung, lakukan perkenalan diri, tanyakan
identidas pasien, dan anamnesis secara singkat lalu jelaskan juga
prosedur tindakan dan minta inform consent
Persilahkan pasien duduk, kedua kaki tertutup di samping kiri atau
kanan kaki pasien. Kepala pasien lebih tinggi daripada pemeriksa
dan badan pasien agak condong ke depan
Memasang lampu kepara (proyeksikan lampu), ambil spekulum
hidung, alat penghisap. Lepaskan pencetan hidung
Darah dihisap → Tampon sementara (lidokain 2%) selama 5-10
menit untuk vasokonstriksi dan lihat sumber perdarahan
Jika STOP BLEEDING tidak berhasil tapi yakin perdarahan di
anterior maka beri penjelasan mengenai prosedur yang akan
dilakukan untuk memasangtampon
Gulung kapas dengan pinset bayonet (buat 3 buah)
Pakai dan nyalakan lampu kepala dengan benarMasukkan
spekulum hidung Hartman dengan benar
Bersihkan hidung dari bekuan darah dan darah dengan kassa
Jepit kapas dengan bayonet, beri vaselin. Masukkan hidung
dengan gentle. Keluarkan bayonet, sisipkan bayonet dibawah
kapas dan tekan ke atas
Masukkan tampon lagi ke arah lateral dan 1 tampon di antara ke 2
tampon tersebut
Beritahu tindakan sudah selesai dan matikan lampu
Infosmasikan ke pasien bahwa tampon dipertahanan 2x24 jam
Pemberian obat-obatan bila diperluan dan ucapkan terima kasih
TAMPON POSTERIOR (BELLOQ)
Dengan kassa yang dilipat seperti kubus/bulat diikat 3 benang
sama panjang, Dioles dengan vaselin/salep Ab
Oles kateter nelaton dengan vaselin
Masukkan melalui rongga hidung sanpai lewat ke nasofaring dan
orofaring
Minta pasien untuk buka mulut, ambil ujung kateter dengan klem
bengkok sampai keluar ke mulut
Ikatkan 2 tali yang ada kassanya di kateter yang keluar dari mulut
Tarik kateter yang di hidung sampai terasa ada tahanan
Gulung tali yang di hidung dengan kassa sampai tali pendek.
Tempelkan/fiksasi di bawah hidung
Tali yang ada di dalam mulut tarik keluar mulut. Fiksasi di pipi
Beri Ab sistemik profilaksis
Lepaskan tampon. Tarik dari mulut
TAMPON POSTERIOR (KATETER)
Kateter folley diolesi vaselin dan salep Ab
Masukkan kateter. Jika sampai faring, tidak perlu ditarik keluar
mulut. Pastikan dengan meminta pasien buka mulut.
Isi balon dengan udara / air 10-15 cc
Jika sudah, tarik sampai terasa ada tahanan. Fiksasi di pipi/dagu
Pertahankan 3 hari
Pemberian obat-obatan bila diperluan dan ucapkan terima kasih

Ketrampilan Klinik Dasar THT – FKU TRISAKTI 4


Nadya Yosvara 03012183

ANAMNESIS TELINGA (unilateral: neuroma akustik/trauma kepala; bilateral:


intoksikasi obat, presbiakusis, trauma bising, peny. Sistemik;
Inervasi sensoris:
tidak dapat menentukan : kelainan patologis SSP)
 Telinga luar : n. Aurikularis magnus  Apakah berdenging terus menerus / hilang timbul?
N. Oksipitalis minor, N. Aurikularis mayor, Cabang n. VII, N. vagus  Berapa lama serangannya? (bila berlangsung dalam 5 menit =
 Telinga tengah : n. IX patologis)
 Telinga dalam : tidak ada  Bagaimana sifatnya : mendesis, menderu, berdetak, gemuruh,
Selamat pagi Bu, saya dokter Nadya. Silahkan duduk. seperti riak air?
 Bagaimana kualitas (mendenging/bernada tinggi/bernada
Identitas pasien
rendah seperti gemuruh ombak= peny. Telinga koklear)?
OTALGIA (nyeri telinga)  Apakah mengganggu akitifitas sehari-hari/ bertambah berat
Keluhan utama : pada waktu siang/malam hari?
 Ada yang bisa saya bantu? Sejak kapan?  Apakah disertai gangguan pendengaran?
RPS  Apakah ada cairan yang keluar dari telinga?
 Telinga kanan/kiri/keduanya?  Apakah disertai keluhan pusing berputar?
 Apakah semakin hari nyerinya menetap / semakin parah?  Apakah pernah mengalami hal yang sama sebelumnya?
 Apakah ada demam, batuk pilek? Unilat/bilateral?
 Apakah disertai gangguan pendengaran atau keluar cairan?  Apakah sebelumnya ada riwayat infeksi telinga
 Apakah ada nyeri alih : sakit gigi, nyeri tenggorokan, rahang  Apakah ada riw. Minum obat khususnya aspirin?
bawah?  Apakah ada kebiasaan merokok/ minum kopi?
 Faktor pencetus: trauma seperti mengorek telinga, renang?  Apakah ada riw. Cedera kepala, pajanan bising, minum obat
 Apakah ada kencing manis? ototoksik?
TULI (gangguan pendengaran) VERTIGO
Keluhan utama : Keluhan utama :
 Ada yang bisa saya bantu? Sejak kapan?  Ada yang bisa saya bantu? Sejak kapan?
RPS RPS
 Telinga kanan/kiri/keduanya?  Baru pertama kali atau sudah pernah sebelumnya?
 Apakah mendadak atau perlahan-lahan/bertahap? Bila sudah, kapan pertama kali dan sakitnya sama tidak
 Apakah semain lama bertambah berat/hilang timbul?
seperti sekarang?
 Apakah pendengaran terpengaruh dalam keadaan ramai?
(presbiakusis)  Berapa lama pusing berlangsung pada saat serangan? Berapa
 Apakah ada demam, batuk pilek? jam, hari?
 Apakah disertai berdenging, keluar cairan? Sifat nyeri :
 Apakah sebelumnya ada trauma kepala, terpajan bising,  Sifat : berputar atau bergeser/melayang?
mengkonsumsi obat yang ototoksik (aminoglikosida,  Terus menerus atau hilang timbul?
enteromisin,dll)?  Apakah dirasakan semakin parah?
 Apakah pernah menderita penyakit infeksi virus seperti  Apakah nyeri hilang setelah istirahat?
gondongan, infulenza berat, dan radang selaput otak?  Apakah membaik jika duduk?
OTORE (keluar cairan dari telinga)=OE,OMA,OMSK,benda asing
 Apakah rasa seperti mau pingsan, pengelihatan kabur,
Keluhan utama :
cahaya/bintang, dll?
 Ada yang bisa saya bantu? Keluhan penyerta:
 Sejak kapan? (>2mg = kronis)
 Apakah ada mual muntah, rasa penuh ditelinga, berdenging,
RPS
 Telinga kanan/kiri/keduanya? gang. pendengaran? (kelainan di labirin)
 Apakah keluar terus menerus / hilang timbul/ semakin hari  Apakah ada pengelihatan ganda, disartria? (kelainan sentral
semakin banyak?  Apakah ada demam?
 Berapa banyak cairan yang keluar? Konsistensi cairan?  Apakah ada kejang?
(sedikit = inf. Telinga luar, banyak & mukoid = telinga dalam) Faktor pencetus:
 Bau cairan busuk ? (kolesteatoma)  Apakah ada keadaan yang mencetuskan serangan pusing
 Warna cairan? (+darah = curiga infeksi akut berat/ tumor, seperti : gerak kepala, gerakan suatu objek, keramaian, lalu
bening = waspada LCS)
lintas macet?
 Apakah disertai nyeri/tidak, gatal/tidak?
(OE, jamur, dermatitis)  Apakah ada masalah/stres?
 Apakah ada demam, batuk pilek? RO  Apakah sudah pernah berobat sebelumnya?
 Apakah ada trauma / riwayat mengorek telinga? (OE)  Obat apa yang diminum untuk mengurangi nyeri?
 Apakah ada gangguan pendengaran? (OE, OMA, impaksi  Apakah ada alergi obat?
serumen) RPD  Apakah pernah mengalami hal serupa sebelumnya?
 Apakah ada sakit kepala, mual muntah, kejang? (OMSK Kapan dan berapa kali?
maligna)
 Apakah ada riw. HT,DM, trauma, keganasan?
 Apakah ada obat yang sedang dikonsumsi? Obat apa?
TINNITUS (telinga berdenging)  Apakat ada riwayat stroke atau penyakit jantung?
Keluhan utama : RPK  Apakah keluarga ada riw. HT,DM, trauma, keganasan?
 Ada yang bisa saya bantu? Sejak kapan? RK  Apakah sering merokok, konsumsi alkohol?
RPS
 Telinga kanan/kiri/keduanya?

Ketrampilan Klinik Dasar THT – FKU TRISAKTI 5


Nadya Yosvara 03012183

ANAMNESIS HIDUNG  Ada yang bisa saya bantu?


 RPS
 Sejak kapan?
Selamat pagi Bu, saya dokter Nadya. Silahkan duduk.
 Apakah nyeri terus menerus / hilang timbul / menetap?
Identitas pasien  Nyeri daerah mana? Wajah? Kepala?
SUMBATAN HIDUNG (sinusitis: nyeri daerah dahi, pangkal hidung, pipi, dan tengah
Keluhan utama : kepala)
 Ada yang bisa saya bantu? Sejak kapan?  Apakah nyeri/berat timbul bila menundukkan kepala?
 RPS  Apakah ada keluhan sakit pada gigi atas? (reffered pain dari
 Pada satu/kedua rongga hidung/bergantian? Dipengaruhi sinus maksila)
posisi tertentu/tidak (rhinitis vasomotor)?  Apakah bertambah hebat pada waktu terbang / menyelam?
 Apakah terus menerus / hilang timbul / semakin hari semakin BERSIN-BERSIN
banyak? Keluhan utama :
 Apakah disertai keluar cairan? Konsistensi dan warna?  Ada yang bisa saya bantu?
 Apakah ada bersin-bersin?  RPS
 Apakah ada gangguan penciuman?  Sejak kapan?
 Apakah ada sakit/berat pada wajah?  Apakah terus menerus / hilang timbul / semakin hari semakin
 Apakah ada keluhan mulut dan tenggorok merasa kering? parah?
 Apakah ada riwayat kontak dengan debu, tepung sari, bulu  Apakah ada riwayat kontak dengan debu, tepung sari, bulu
binatang? binatang?
 Apakah ada riwayat trauma pada hidung?  Apakah memburuk pada perubahan suhu misalnya pagi hari?
 Apakah menggunakan obat tetes hidung dalam waktu lama?  Apakah disertai rasa sakit/berat pada wajah?
(rhinitis medikamentosa)  Apakah disertai hidung tersumbat, keluar cairan?
 Apakah merokok/minum alkohol?  Apakah ada demam? Sakit tenggorokan?
RHINORHEA GANGGUAN PENGHIDU
Keluhan utama : Keluhan utama :
 Ada yang bisa saya bantu? Sejak kapan?  Ada yang bisa saya bantu?
 RPS  RPS
 Apakah pada satu (dewasa: sinusitis/keganasan; anak: corpus  Sejak kapan?
aliennum) /kedua rongga hidung (infeksi)  Apakah hilang penciuman atau hanya berkurang?
 Bagaimana konsistensi cairan: encer, bening seperti air  Apakah disertai hidung tersumbat?
(rhinitis alergica/LCS), kental, nanah (infeksi)?  Apakah disertai keluar cairan dari hidung?
 Warna cairan? (hijau:polip; jernih-purulent: infeksi, kuning-  Riwayat infeksi hidung, infeksi sinus, trauma kepala?
kehijauan: sinusitis hidung; bercampur darah:tumor) RO  Apakah sudah pernah berobat sebelumnya?
 Berbau/tidak?(infeksi; benda asin:satu sisi)
 Obat apa yang diminum untuk mengurangi nyeri?
 Apakah sekret hanya keluar di pagi hari/ waktu tertentu
 Apakah ada alergi obat?
misalnya musim hujan?
 Apakah disertai bersin-bersin? Apakah timbul akibat RPD  Apakah pernah mengalami hal serupa sebelumnya?
menghirup sesuatu diikuti keluar cairan dan rasa gatal di Kapan dan berapa kali?
MTHT? (alergi)  Apakah ada riw. HT,DM, trauma, keganasan?
 Apakah disertai demam?  Apakat ada riwayat stroke atau penyakit jantung?
 Apakah ada riwayat trauma kepala? RPK  Apakah keluarga ada riw. HT,DM, trauma, keganasan?
PERDARAHAN HIDUNG (epistaksis)
RK  Apakah sering merokok, konsumsi alkohol?
Keluhan utama :
 Ada yang bisa saya bantu?
 RPS
 Sejak kapan? (fraktur hidung : singkat, berhenti spontan,
kadang terulang beberapa jam hingga beberapa hari)
 Seberapa banyak?
 Sudah berapa kali?
 Apakah terus menerus / hilang timbul?
 Apakah pada satu (keganasan) / dua rongga hidung /
bergantian?
 Mudah dihentikan dengan memencet hidung?
 Apakah darah terutama mengalir ke dalam tenggorokan (ke
posterior) atau keluar dari hidung depan (anterior) bila pasien
duduk tegak?
 Apakah pernah mengalami hal yang sama sebelumnya?
 Adakah riwayat pilek, trauma wajah, kelainan darah?
 Apakah ada penyakit sistemik seperti hipertensi, kencing
manis, demam berdarah?
 Apakah ada konsumsi obat antikoagulan, aspirin,
fenilbutazon?
NYERI KEPALA DAN WAJAH
Keluhan utama :

Ketrampilan Klinik Dasar THT – FKU TRISAKTI 6


Nadya Yosvara 03012183

ANAMNESIS TENGGOROK  KELUHAN UTAMA PADA THT


Telinga dan keseimbangan:
Selamat pagi Bu, saya dokter Nadya. Silahkan duduk. - TULI
Identitas pasien - OTALGIA
NYERI TENGGOROK (odinofagia) - OTOREA
Keluhan utama : - TINNITUS
 Ada yang bisa saya bantu? - VERTIGO
 RPS - SPEAK DISTURBANCE
 Sejak kapan? - Muka mencong (parese fasialis)
 Apakah sering mengalami hal ini? - Benda asing
 Hilang timbul/ menetap?
Hidung dan sinus paranasal:
 Apakah ada batuk pilek? Sejak kapan? (pilek sulit sembuh:
sinusitis) - TERSUMBAT/rinore
 Apakah ada gangguan bernapaf? (OSAS) - PERDARAHAN HIDUNG
 Apakah ada demam? - NYERI/rasa berat pada wajah
 Apakah ada perubahan suara? (tumor pita suara) - GANGGUAN PENCIUMAN/nafas berbau
 Apakah ada kesulitan memnuka mulut? (abses, tetanus, - DISCHARGE dan PND
meningitis) - DEFORMITAS HIDUNG
 Apakah nyeri menjalar ke telinga/gangguan pendengaran?
- Bersin
(penyakit laring dari pangkal lidah, epiglotis, atau sinus
piriformis) - Benda asing
 Apakah merokok/konsumsi alkohol? Tenggorok:
SULIT MENELAN (disfagia) - NYERI TENGGOROK/sakit menelan
Keluhan utama : - ODINOFAGIA
 Ada yang bisa saya bantu? - BANYAK DAHAK
 RPS - DISFAGIA
 Sejak kapan? - RASA MENGGANJAL
 Apakah disertai muntah?
- PEROKOK/PEMINUM
 Apakah ada penurunan berat badan?
 Apakah ada riwayat sakit sebelumnya? - SUARA SERAK (dis/afoni)
SUARA SERAK (disfonia/afonia) - Sesak napas, batuk, batuk darah
Keluhan utama : - Mengorok
 Ada yang bisa saya bantu? - Benjolan pada leher
 RPS - Benda asing
 Sejak kapan?
 Apakah mendadak atau perlahan-lahan/bertahap?  OBAT YANG BERSIFAT OTOTOKSIK
 Apakah bertambah berat?
Mekanisme:
 Apakah ada demam, batuk pilek, sinusitis?
 Apakah pernah menderita penyakit paru seperti TBC? 1. Degenerasi stria vaskularis
 Apakah ada penurunan berat badan? (tumor) 2. Degenerasi sel epitel sensori pada organ corti dan labirin
 Pekerjaan (vocal abuse) vestibular
 Apakah ada riwayat operasi daerah leher? (struma) 3. Degenerasi sel ganglion
 Ada sesak napa? Bertambah berast sesaknya? Macam obat ototoksik:
 Adakah riwayat trauma leher? (KDRT= dicekik)
1. Aminoglikosida
 Apakah ada benjolan dileher? (struma, metastase karsinoma
Mengakibatkan:
nasofaring, tumor laring)
 Apakah merokok/konsumsi alkohol? - tuli bilateral dan bernada tinggi sesuai dengan kehilangan sel-
RO  Apakah sudah pernah berobat sebelumnya? sel rambut pada putaran basal koklea
 Obat apa yang diminum untuk mengurangi nyeri? - tuli unilateral
 Apakah ada alergi obat? - gangguan vestibular
RPD  Apakah pernah mengalami hal serupa sebelumnya? Contoh obat: streptomisin, neomisin, kanamisin, gentamisin,
Kapan dan berapa kali? tobramisin, amikasin
 Apakah ada riw. HT,DM, trauma, keganasan? 2. Eritromisin intravena
 Apakat ada riwayat stroke atau penyakit jantung? Gejala: kurang pendengaran subjektif tinnitus yang meniup,
RPK  Apakah keluarga ada riw. HT,DM, trauma, keganasan? kadang disertai vertigo, tuli sensori neural nada tinggi bilateral
RK  Apakah sering merokok, konsumsi alkohol? Vankomisin, viomisin, capreomisin, monisiklin dapat
mengakibatkan ototoksisitas bila pasien ada gang. fungsi ginjal.
3. Loop diuretics (furosemid, bumetanide)
4. Obat Anti Inflamasi
Salisilatmengakibatkan tuli sensorineural berfrekuensi tinggi
dengan tinnitus.

Ketrampilan Klinik Dasar THT – FKU TRISAKTI 7


Nadya Yosvara 03012183

5. Obat Anti Malaria (kina dan klorokuin) = gang. Pendengaran dan


tinnitus
6. Obat anti Tumor
CIS platinum mengakibatkan tuli subjektif, tinnitus, otalgia, gang.
keseimbangan
7. Obat tetes telinga yang mengandung neomisin dan polimiksin B

 TONSILITIS
Peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin
waldayer
Indikasi menurut The American of Otolarynglogy-Head and Neck
(AAO-HNS):
Indikasi relatif:
1. 3 episode radaung tonsil / tahun selama 3 th berturut-turut
5 episode radaung tonsil / tahun selama 2 th berturut-turut
7 episode radaung tonsil / tahun
2. Halitosis
3. Tonsilitis karena Strept. B hemoliticus group A yang tidak
membaik dengan Ab
Indikasi absolut :
1. Pembengkakan tonsil → obstruksi saluran napas, disfagia
berat, gangguan tidur, komplikasi kardiopulmoner
2. Tonsilitis yang membutuhkan biopsi→PA
3. Abses peritonsil
4. Tonsilitis yang menyebabkan demam kejang
Kontraindikasi absolut:
1. Penyakit darah: leukemia, anemia aplastik, hemofilia dan
purpura
2. Penyakit sistemik yang tidak terkontrol: diabetes melitus,
penyakit jantung dansebagainya
Kontraindikasi relatif:
1. Palatoschizis
2. Anemia (Hb <10 gr% atau HCT <30%)
3. Infeksi akut saluran nafas atau tonsil (tidak termasuk abses
peritonsiler)
4. Poliomielitis epidemik
5. Usia di bawah 3 tahun (sebaiknya ditunggu sampai 5 tahun)

 Mengapa dipakai garpu tala 512 Hz


Bunyi yang dapat di dengar oleh telinga normal : 20-18000 Hz
Yang paling efektif : 500-2000 Hz
512 Hz adalah penala yang paling tidak dipengaruhi oleh bising
 Manuever valsava dan toynbee dan kontraindikasinya
Perasat Valsalva dilakukan dengan cara meniupkan dengan keras
dari hidung sambil hidung dipencet serta mulut ditutup. Bila tuba
terbuka maka terasa udara masuk ke dalam rongga telinga
tengah yang menekanmembrane timpani ke arah lateral. Perasat
ini tidak boleh dilakukan apabila ada infeksi padasaluran
pernapasan atas.
Perasat Toynbee dilakukan dengan cara menelan ludah
sambilhidung dipencet serta mulut ditutup. Bila tuba terbuka
maka akan terasa membrane timpani tertarik ke medial. Perasat
ini lebih fisiologis

Ketrampilan Klinik Dasar THT – FKU TRISAKTI 8

Anda mungkin juga menyukai