Anda di halaman 1dari 7

BAGIAN ILMU BEDAH ORTOPEDI JURNAL

FAKULTAS KEDOKTERAN FEBRUARI 2014


UNIVERSITAS HASANUDDIN

TERAPI PADA DISLOKASI SENDI SIKU YANG LAMA TIDAK


TEREDUKSI

DISUSUN OLEH:

Yuka Purbani
C 111 09 304

PEMBIMBING :
dr. M. Rivai H

SUPERVISOR :
dr. Jufri Latief, Sp.B, Sp.OT

BAGIAN ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014

1
Terapi pada Dislokasi Sendi Siku yang Lama Tidak Tereduksi
Chowdhury AM, Hossain MA, Rahman MM, Ahsan K

Detail klinik, kami menyajikan prosedur operasi dengan jumlah 1 5 kasus


dislokasi sendi siku posterior yang lama tidak tereduksi. Dari 10 kasus pra bedah
sebelumnya diterapi oleh dukun, sedangkan 5 kasus lainnya tidak mendapat terapi
medis. Dari pengamatan pasca operasi kami menemukan 4 kasus dengan hasil yang
baik, 7 kasus dengan hasil yang kurang baik, dan 4 kasus dengan hasil yang buruk, ini
berdasarkan kriteria krishnamoorty et al. Pada semua kasus range of motion mereka
kembali normal dibandingkan range of motion sebelum dilakukan operasi.

Pendahuluan
Dislokasi lama yang tidak tereduksi merupakan msalah umum di Bangladesh.
Kebanyakan pasien mencari pengobatan pada dukun patah tulang segera setelah
mengalami kecelakaan dan akhirnya pasien yang mengalami dislokasi yang tidak
tereduksi pada sendi siku terlambat datang ke ahli ortopedi. Penanganan untuk kasus-
kasus dislokasi yang lama tidak tereduksi merupakan tantangan utama untuk ahli
ortopedi. Beberapa pandangan berbeda mengenai peran dari open reduction. Wilson
menegaskan mengenai hasil yang buruk dari open reduction sehingga menyarankan
terutama arthrodesis untuk lobourers dan arthoplasty pada individu normal. Tapi
beberapa papar terbaru mendukung open reduction sebagai prosedur yang berarti
terlepas dari usis, dan lamanya dislokasi. Speed 1925 memperkenalkan Triceps
lengthening dengan metode V-Y musculo-plasty untuk late open reduction dimana
kontraksi tricep menghalangi terjadinya reduksi. Teknik ini telah diadopsi oleh
banyak penulis. Di dalam penilitian ini kami ingin menyajikan hasil dari open
reduction menggunakan teknik V-Y musculo-plasty yang diperkenalkan oleh speed,
tujuan penelitian ini untuk melihat hasil akhir open reduction pada dislokasi lama
yang tidak tereduksi dengan prosedur V-Y.

2
Metode
Penelitian prospektif ini dilaksanakan dari juli 2005 sampai oktober 2007 di
departemen ortopedi Dinajpur Medical College Hospital dan klinik swasta Dinajpur.
Total pasien yaitu 20 orang dengan dislokasi sendi siku untuk penelitian ini. 12 kasus
diambil dari rumah sakit dan 8 kasus diambil dari klinik swasta. Dislokasi yang
disertai fraktur, tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Lima kasus dengan
kehilangan pengamatan selama 2 bulan pasca operasi. Penelitian dari 15 kasus
dilakukan pengamatan selama 3-5 bulan. Semua dislokasi bersifat unilateral, 10 kasus
dengan dislokasi sebelah kanan dan 5 kasus dengan dislokasi sebelah kiri pada sendi
siku. Perbandingan laki-laki dan perempuan yaitu 1.4 : 1. Usis pasien berkisar 15
sampai 40 tahun. Semua kasus dengan mekanisme kecelakaan berupa terjatuh dengan
tangan dalam keadaan out-stretched. Deformitas dan pembatasan gerak sebagai
keluhan utama. Gambaran radiologi berupa dislokasi posterior atau postolateral pada
sendi siku. Lama dislokasi 6-12 minggu dan sebelum operasi tidak terdapat gangguan
neuro-vaskuler.
Melalui insisi posterolateral, Triceps apponeurosis diangkat sedistal menurut
flap, kemudian otot triceps dibebaskan subperiostealnya dan kemudian sendi siku
yang mengalami dislokasi akan terlihat. Pada semua kasus olecranon dan fosa coroid
terisi oleh jaringan lunak, setelah semua jaringan lunak telah dieksisi, ligament
medial dan lateral dari sendi dipisahkan sebelum direduksi. Reduksi dilakukan
dengan mudah tetapi sendinya menjadi tidak stabil. K-Wire diletakkan diantara
olecranon dan humerus untuk menjaga siku tetap fleksi pada 60-80o. Periosteum
dengan triceps dijahit di bagian posterior dari humerus dengan V-Y strip dari
aponeurosis triceps menutupi pemendekan. Tourniquet dilepaskan sebelum proses
penutupan dan hemostatis telah selesai. Drain tertutup dipasang pada semua kasus.
Setelah 3 minggu, K-Wire dan cast dilepas, collar dan cuff saling dipakaikan selama
3 minggu. Mobilisasi aktif dari siku dilakukan 4-5 hari setelah pelepasan K-Wire

3
ketika nyeri dapat ditoleransi. Kami menggunakan antibiotic spectrum luas sebelum
operasi dan 2 minggu setelah operasi untuk mencegah terjadinya infeksi.

Hasil
Detail klinik pada pasien dapat dilihat pada table 2. Hasil penatalaksanaaan
pada dislokasi sendi siku dapat dilihat pada gambar 1. Terdapat 2 kasus dengan
infeksi pasca operasi mendapat hasil yang buruk. Pasca operasi neuropraxia dengan
catatan dalam 3 kasus sembuh dalam waktu 6-10 minggu.

Diskusi
Kebanyakan dislokasi pada sendi siku dalam seri kami dirawat oleh dukun.
Lebih baik Range of motion setelah dilakukan open reduction dibandingkan range of
motion sebelum dilakukan operasi. Dalam kebanyakan kasus durasi dislokasi kurang
dari 2 minggu. Kami telah melakukan V-Y musculoplasty yang diperkenalkan oleh
speed 1925. Prosedur reduksi dengan cara ini gampang dilakukan tapi dapat membuat
sendi menjadi tidak stabil, karena demikian dibutuhkan K-Wire untuk fiksasi dan
plester untuk immobilisasi yang digunakan dalam 3 minggu pasca operasi. Kami
percaya bahwa triceps plasty hanya dilakukan pada muskulus triceps yang kontraktur.
Reduction yang akurat, maintenance reduksi pasca operasi, dan terapi pasca
operasi merupakan kunci menuju keberhasilan. Balchandani yang ada dalam open
reduction ini berkomentar bahwa terapi pasca operasi merupakan hal penting dalam
mencapai hasil yang baik. Kami tidak bisa memberi terapi yang adekuat karena
kurangnya fasilitas. Hal ini mungkin memberikan hasil yang tidak memuaskan
dibandingkan hasil yang diperoleh orang lain. Semua kasus kontraktur fleksi setelah
dilakukan operasi dapat memfleksikan tangannya 300 – 600. Kami puas dengan hasil
ini, karena range of movement pasien membaik sebagaimana fungsional range of
movement 300-1300 seperti yang dikemukan oleh Morery. Range of movement ini
(ROM) adekuat untuk pasien yang bukan pekerja berat. Penelitian kami hanya
penelitian kecil dan kami memiliki waktu yang terbatas dan tidak bisa memberikan

4
fisioterapi yang adekuat. Mengingat semua hal diatas kami dapat menyimpulkan
bahwa open reduction pada dislokasi siku yang lama tidak tereduksi saat ini
merupakan prosedur yang bernilai.

Tabel I : Grading hasil setelah open reduction sendi siku ( Krishnamoorty)

Table II: Data Pasien

5
Gambar 1. Hasil treatment 15 kasus dislokasi sendi siku yang lama tidak tereduksi

6
Daftar Pustaka
1. Mahaisavariya B et al, Late reduction of Dislocated elbow. J Bone Joint Surgery
[Br]1993;75B:426 –28
2. Billet DM. Unreduced post dislocation of elbow: J Trauma1979;19:186-8
3. Wilson JN ed Watson Jone, Fracture and Joint Injuries, 5th edition vol-2
Edinburgh etc: Churchill Living stone ;176:434.
4. Naido KS,. Unreduced post dislocation of elbow. J Bone Joint Surgery
[Br]1982;64B:603 – 6
5. Krishnamoorthy S, Bose K, et al. Treatment of old unreduced Dislocation of
elbow, Injury 1976; 39–42
6. Fowles JV, Kassab MT, Douik M. Untreated posterior dislocation of elbow in
children, J. Bone Joint Surgery [Am]1984;66A:921 – 6
7. Vangorder G W. Surgical approach in old post. dislocation of elbow J. Bone Joint
Surgery1932;14:127
8. Balchandani RH, Unreduced dislocation of elbow(abstract) JBJS 1969 51B 781
9. Morrey BFet al, A biomechanical study of normal functional elbow motion. J.
Bone Joint Surgery [Am]1981;63A:872 – 7
10. Speed JS, An operation for unreduced post dislocation of elbow, Southern Med.
Journal 1925; 18:193.
11. Edmonson AS [ed], Campbell’s operative Orthopaedics,6th edition. Vol I Louis
Mosby;1980:459

Anda mungkin juga menyukai