Anda di halaman 1dari 12

PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA UNTUK PERHOTELAN DI

HOTEL L SEMINYAK
(Disusun Untuk Memenuhi tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar Kesehatan Dan Keselamatan Kerja)

OLEH :

KELOMPOK 11

1. NI PUTU YUNI NOVIYANTI 1320015011


2. ANINDITA ISTI RAMADHANI 1320015025
3. I NYOMAN SATRIA ARIMBAWA 1320015039

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2013

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat-Nya tugas kami yang berjudul “Program kesehatan dan keselamatan kerja untuk
perhotelan di Hotel L Seminyak” ini dapat selesai tepat waktu.

Di samping itu, kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna. Oleh
sebab itu, kami mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekeliruan didalam tugas ini.
Demikian pula halnya kami juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif
demi penyempurnaan tugas ini untuk selanjutnya dapat menjadi lebih baik dan memiliki
potensi untuk dikembangkan.
Sebagai akhir kata, dengan selesainya tugas ini, maka seluruh isi tugas ini semoga
bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.

Denpasar, Desember 2013

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada tahun 1996, Menteri Tenaga Kerja Indonesia mengeluarkan Peraturan Menteri
Tenaga Kerja Nomor: PR : 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (SMK3). Dimana pada pasal 3 Peraturan Menteri Tenaga tersebut
menjelaskan bahwa setiap perusahaan yang memperkerjakan tenaga kerja sebanyak 100
orang atau lebih dan/atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik
proses atau bahan produksi yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja seperti, peledakan,
kebakaran, pencemaran, dan penyakit akibat kerja, wajib menerapkan Sistem Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Mengingat perusahaan-perusahaan berkembang pesat dan SDM yang dibutuhkan
semakin tinggi, maka potensi bahaya dan resiko yang terjadi juga semakin besar salah
satunya di hotel. Ketentuan mengenai keselamatan kerja dan kesehatan kerja diatur dalam
Undang-Undang No 13 Tahun 2003 dinyatakan bahwa setiap pekerja atau buruh mempunyai
hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral, dan
kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-nilai agama.
Peraturan ini menjelaskan bahwa dengan sistem produksi yang makin modern sehingga
peralatan dan bahan-bahan yang dipergunakan juga semakin membahayakan, maka menjadi
kewajiban bagi perusahaan untuk menjamin keselamatan kepada karyawan yang mengalami
kecelakaan di dalam menjalankan pekerjaannya. Setiap organisasi harus tanggap terhadap isu
keselamatan. Pertimbangan lain adalah pada isu kesehatan yang timbul pada lingkungan
kerja yang berbahaya.
Keselamatan dan kesehatan kerja di perhotelan sangat menarik untuk dibahas secara
lanjut. Maka dari itu kami akan membahas mengenai Penerapan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja di Hotel L Seminyak

B. TUJUAN
1. Memahami permasalahan yang dihadapi oleh tenaga kerja di perhotelan dalam
menjalankan tugasnya ditempat kerja.
2. Melakukan pengamatan dan atau mendiskusikan permasalah yang dihadapi oleh
tenaga kerja di perhotelan
3. Mengenal kebijakan hotel dalam pemanfaatan atau mengatur tenaga kerja
4. Memberikan alternatif pemecahan terhadap kemungkinan dampak buruk yang
dihadapi oleh tenaga kerja di perhotelan
C. METODOLOGI

1. Studi pustaka (library research), yaitu dengan mempelajari buku-buku dan sumber dari
internet yang berhubungan dengan obyek pengamatan
2. Studi Lapangan (field study)
a. Wawancara (interview), yaitu tanya jawab langsung dengan pegawai yang bersangkutan
untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
b. Observasi (observation), yaitu dengan melakukan pengamatan langsung pada bagian
yang bersangkutan dan melakukan pencatatan-pencatatan yang bersangkutan.

BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Hotel


Hotel merupakan salah satu unsur pariwisata yang mempunyai peranan besar di
dalam memberikan pelayanan bagi wisatawan. Hotel bukan suatu tujuan wisatawan tetapi
merupakan tempat dimana wisatawan beristirahat dan mengatur kegiatan selanjutnya. Oleh
karena itu hotel dengan berbagai fasilitasnya harus mampu memenuhi kebutuhan wisatawan.
Sebagai tempat tujuan wisata, Bali memiliki berbagai macam tempat penginapan ,
salah satunya Hotel L Seminyak yang beralamat di Jalan Petitenget menjadi tempat
pengamatan kali ini. L Hotel berdiri pada bulan September tahun 2012 , yang dioperasikan
dan di manage oleh L Hotel & Resorts Singapura. Hotel ini memiliki 30 kamar suite yang
berkonsep modern, eksklusif,namun disesuaikan dengan budaya.
Hotel dengan sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan untuk
memenuhi harapan tamu, maka dari itu memiliki karyawan yang berkualitas menjadi sesuatu
yang berarti dan penting di dalam hotel oleh karena tamu-tamu yang ingin menikmati
berbagai fasilitas yang terdapat di dalam hotel hampir semuanya menginginkan pelayanan
dengan sumber daya manusia yang berkualitas.
Manajemen hotel yang terus menerus melakukan evaluasi dan peningkatan pelayanan
disamping produk-produknya pasti dapat meningkatkan kualitas yang sesuai dengan apa
yang diharapkan oleh tamu. Peningkatan kualitas seringkali beehubungan dengan nilai dari
suatu produk terlebih lagi pada peningkatan jasa terutama pelayanan, sehingga didalam
penerapannya sesuai dengan harapan konsumen.
Selain mengevaluasi dalam peningkatan pelayanan menejemen hotel mampu juga
mengevaluasi keselamatan dan kesehatan para pegawainya sehingga dalam pelayanan dan
dalam berkerja para pegawai mampu berkerja dengan baik dan akan menimbulkan kepuasan
dalam berkerja sehingga mereka dapat melaksanakan tugas dengan sungguh-sungguh dan
penuh tanggung jawab serta disiplin yang tinggi.

B. Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa program Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) perlu diterapkan pada perusahaan dan organisasi guna menjamin keselamatan dan
kesehatan para pegawainya. Apa sebenarnya definisi atau pengertian Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3)? Dan apa pula tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)?

a. Definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang bebas dari resiko
kecelakaan atau kerusakan atau dengan resiko yang relatif sangat kecil dibawah nilai
tertentu (Simanjuntak, 1994). Sedangkan kesehatan kerja dapat diartikan sebagai kondisi
yang dapat mempengaruhi kesehatan para pekerja (Simanjuntak, 1994). Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu kondisi kerja
yang terbebas dari ancaman bahaya yang mengganggu proses aktivitas dan
mengakibatkan terjadinya cedera, penyakit, kerusakan harta benda, serta gangguan
lingkungan. OHSAS 18001:2007 mendefinisikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
sebagai kondisi dan factor yang mempengaruhi atau akan mempengaruhi keselamatan
dan kesehatan pekerja (termasuk pekerja kontrak dan kontraktor), tamu atau orang lain di
tempat kerja. Dari definisi keselamatan dan kesehatan kerja di atas serta definisi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dan
OHSAS dapat disimpulkan bahwa Keselamatan dan Kesehatan kerja adalah suatu
program yang menjamin keselamatan dan kesehatan pegawai di tempat kerja.

b. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Tujuan dari penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah sebagai berikut:
1) Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja
2) Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai secara aman dan efisien, Menjamin
proses produksi berjalan lancar.
c. Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Di era globalisasi dengan persaingan bebas dan terbuka, sosialisasi dan
penggunaan standart acuan untuk industri seperti standart kualitas, manajemen kualitas,
manajemen lingkungan dan juga kesehatan dan keselamatan kerja. Definisi atau
pengertian dari sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja adalah merupakan
bagian dari sistem manajemen keseluruhan yang meliputi struktur organisasi,
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan atau implementasi, prosedur, proses dan
sumber daya-sumber daya yang diperlukan dalam pengembangan dan penerapannya,
studi pencapaian dan pemeliharaan dari kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja agar
pengendalian resiko yang berhubungan dengan aktifitas kerja, penggunaan alat,
penciptaan tempat kerja yang aman dan nyaman, produktif dan efisien.

d. Masalah kesehatan dan keselamatan kerja yang dihadapi tenaga kerja di L


Hotel Seminyak
Pada pengamatan yang dilakukan kelompok kami, kami mewawancarai beberapa
pegawai hotel diantaranya bagian Housekeeping, Front Office, Management, Technician,
Office boy dan Kitchen. Hasil yang kami dapatkan dari wawancara dan pengamatan yaitu
para pegawai hotel pernah mengalami bahaya-bahaya yang terjadi ditempat kerja yang di
kelompokkan yaitu :
1) Chemical Hazard (bahaya kimia) adalah bahaya kimia seperti bahan-bahan kimia
yang bentuknya gas, cair atau padat yang sifatnya beracun (toxic),
iritan, asphysian. Ada juga yang sifatnya mudah terbakar, mudah meledak, dan lain-
lain. Dalam hal ini debu termasuk bahaya (hazard). Resiko (risk) yang terjadi apabila
terkena bahan-bahan tersebut misalnya sesak nafas, iritasi mata, dan lain-lain.
2) Physical Hazard (bahaya fisik) adalah bahaya yang mula-mula timbul akibat bising.
Dengan kata lain fungsi pendengaran secara fisiologis dapat terganggu. Front Office
merupakan bagian yang paling banyak bertemu dengan pelanggan / tamu. Sehingga
kadang mereka merasa pembicaraan atau instruksi dalam pekerjaan tidak dapat
didengar secara jelas sehingga dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Pembicara
terpaksa berteriak-teriak, selain memerlukan tenaga ekstra juga menimbulkan
kebisingan. Kebisingan yang kadang terjadi didalam hotel juga dapat mengganggu
tekanan darah.
3) Biological Hazard adalah bahaya yang berasal dari microorganism seperti jamur,
bakteri, serangga. Bagian Housekeeping dan Kitchen sering mengalami hal ini.
Dimana pada bagian Housekeeping mereka seing membersihkan bagian hotel,
sehingga dapat terpapar langsung dengan mikroorganisme yang berbahaya. Pada
bagian Kitchen, mencuci bahan makanan dan alat-alat yang digunakan bila tidak
dibersihkan secara teratur juga menjadi tempat mikroorganisme muncul. Resiko (risk)
yang ditimbulkan misalnya infeksi parasit dan alergi.
4) Ergonomic Hazard adalah gangguan kesehatan pada pekerja akibat ketidaksesusaian
pekerjaan dengan pekerja. Misalnya penyakit varies yang terjadi pada pekerja yang
banyak berdiri juga sakit punggung akibat mengangkat benda berat tidak sesuai
dengan prosedur. Hal ini sering dialami oleh Office boy atau Office girl.
5) Mechanical Hazard adalah bahaya yang biasanya berasal dari benda-benda atau
proses yang bergerak. Misalnya tangan terpotong, tertusuk, tersayat dan tergores. Hal
ini sering dialami pada bagian Kitchen, dimana didapur, sering terjadi proses
pengolahan makanan yang membutuhkan benda tajam, seperti pisau, blender, alat
pemotong dan lainnya. Selain itu dari hasil wawancara, telah terjadi kebakaran kecil
yang terjadi di dapur yang disebabkan oleh meledaknya tabung gas. Korban
mengalmi luka bakar ringan.
6) Electrical Hazard adalah bahaya yang berasal dari arus listrik. Resiko yang
ditimbulkan misalnya tersetrum. Bagian Housekeeping sering mengalami hal ini ,
misalnya pada saat memakai vacuum cleaner, dan bagian Techinician yang sering
memperbaiki kerusakan pada alat-alat listrik di hotel tersebut.
7) Physchological Hazard adalah bahaya yang terjadi atau bersifat psikis atau kejiwaan
seperti pekerjaan yang tidak sesuai dengan minat dan kemampuan, tanggung jawab
yang terlalu berat, suasana kerja yang monoton, dan seringnya complain dari tamu
karena pelayanan yang kurang. Resiko yang ditimbulkan, yaitu semangat kerja yang
menurun, stress dan lain-lain.

e. Alternatif Cara Pengendalian Bahaya (Hazard)


Ada beberapa macam cara pengendalian yang dapat dilakukan agar dapat
terhindar dari penyakit akibat kerja, yaitu:

1) Eliminasi

Eliminasi merupakan upaya yang dilakukan untuk menghilangkan bahayanya,


jadi resikonya menjadi nol. Dikarenakan bahaya bisa datang dari material, proses dan
bisa juga dari teknologi yang sedang digunakan. Misalnya dengan tidak melakukan hal
atau pekerjaan tersebut sama sekali kecuali pekerjaan itu dikerjakan oleh tenaga yang
berpengalaman.
2) Subtisusi
Subtitusi merupakan upaya yang kedua yang dilakukan apabila upaya pertama
tidak dapat dilakukan, yaitu merupakan upaya yang pengendalian dengan mengganti
beberapapotensial hazard (material ataupun proses) dengan yang
mempunyai hazard yang lebih rendah. Misalnya apabila kita membersihkan toilet
bowl dengan bolt side bisa diganti dengan menggunakan veem yang hazardnya lebih
rendah. Mengingat bolt side merupakan chemical yang keras
3) Miniminasi
Miniminasi merupakan upaya pengendalian yang digunakan apabila material, cara
kerja ataupun proses tidak dapat diganti bisa dilakukan dengan upaya miniminasi atau
dikurangi jumlah penggunaan yang digunakan.
4) Engineering Control
Engineering Control merupakan pengendalian dengan menghindarkan sumber
bahaya di tempat kerja.
5) Administrative Control
Administrative Control merupakan pengendalian dengan menggunakan peraturan-
peraturan seperti, penerapan prosedur dan instruksi kerja dan memasang rambu-rambu
peringatan (safety sign).

6) Personal Protective
Personal Protective merupakan pengendalian dengan menekankan pada tenaga
kerjanya seperti penggunaan alat pelindung diri. Alat pelindung diri merupakan alat atau
sarana yang digunakan oleh pekerja yang melekat pada tubuh pekerja dengan tujuan
untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuh pekerja pada saat melaksanakan pekerjaan
dari kemungkinan terpajang oleh bahaya yang melebihi batas yang diperbolehkan.
Contohnya memakai gogless pada saat membersihkan kamar , memakai helmet
pada saat membetulkan instalasi listrik ketika terjadi gangguan, hand gloves pada saat
mencuci bahan makanan atau memotong bahan makanan, masker dan lain-lain.
Selain itu, usaha-usaha yang dilakukan pihak hotel menerapkan peraturan untuk
mencegah dan memperkecil resiko adalah sebagai berikut:
a. Mengadakan pengaturan tata cara kerja, antara lain dengan melakukan
penjadwalan yang baik dan jam kerja rasional serta adanya istirahat berkala
diantara jam kerja.
b. Menerapkan dan mematuhi aturan undang-undang lamanya jam kerja.
c. Menerapkan rolling kerja (shift/jam kerja) dengan jenis pekerjaan yang akan
dilakukan. Hasil ini perlu dilakukan untuk menghindari pekerjaan dari kejenuhan
dan kebosanan yang berakibat terjadinya kecelakaan. Semakin teliti dan halus
suatu pekerjaan, makin harus diperpendek juga lamanya bekerja dan harus
diselang dengan waktu istirahat.
d. Pemeriksaan alat-alat yang bersifat Hazard
e. Pemeriksaan kesehatan secara rutin terhadap pegawai dan program hiburan atau
rekreasi.

f. Undang-Undang yang mengatur tenaga kerja

 Undang-undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Keselamatan Kerja


 Undang-undang No. 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
 Undang-undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN
Ketentuan mengenai keselamatan kerja dan kesehatan kerja diatur dalam Undang-
Undang No 13 Tahun 2003 dinyatakan bahwa setiap pekerja atau buruh mempunyai hak
untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral, dan
kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-nilai agama.
Peraturan ini menjelaskan bahwa dengan sistem produksi yang makin modern sehingga
peralatan dan bahan-bahan yang dipergunakan juga semakin membahayakan, maka
menjadi kewajiban bagi perusahaan untuk menjamin keselamatan kepada karyawan yang
mengalami kecelakaan di dalam menjalankan pekerjaannya
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan di Hotel L Seminyak Dapat kami
simpulkan bahwa, para karyawan hotel pernah mengalami gangguan kesehatan dan
keselamatan kerja dalam menjalankan tugasnya. Salah satu contohnya adalah pada
Housekeeping Departement yang paling sering terkena bahaya (hazard) dari
pekerjaannya, misalnya pada saat membersihkan ruangan terkena debu, kotoran, bahan
kimia pembersih. Salah satu pengendalian hazard yang dapat dilakukan diantaranya pada
saat membersihkan ruangan, sebaiknya menggunakan masker, sarung tangan untuk
meminimasi terjadinya bahaya. Selain itu pemeriksaan kesehatan yang rutin terhadap
karyawan juga penting untuk dilakukan.

B. SARAN
Saran dari kelompok kami, agar sistem manajemen kesehatan dan keselamatan
kerja di Hotel L Seminyak Dapat terlaksana dengan baik, bukan hanya sekedar peraturan
yang dibuat hotel tesebut, melainkan harus dilaksanakan dengan baik, demi
meningkatakan kinerja karyawan yang dimana akan berdampak baik bagi Hotel itu
sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Andy,Fahmi.2013. Kesehatan dan Keselamatan di Hotel.


(Diunduh di http://seramoe-printstation.blogspot.com/2013/02/kesehatan-dan-
keselamatan-di-hotel.html , 30 November 2013)
Simanjuntak,PJ.1994. Manajemen Keselamatan Kerja. Himpunan Pembina Sumber Daya
Manusia(HIPMSI), Jakarta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.1988.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta.


Balai Pustaka

http://jurnalk3.com/bagaimana-penerapan-smk3-di-dunia-kerja-part-1.html (diunduh pada


tanggal 12 Desember 2013)

http://www.tasikhotel.com/2013/04/hukum-tentang-perhotelan.html (diunduh pada tangal 12


Desember 2013)
OHSAS 18001:2007. http://www.ohsas.org/ (diunduh pada tanggal 18 Desember 2013)
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai