Anda di halaman 1dari 5

ISSN No.

1978-3787 Media Bina Ilmiah 45

PENURUNAN MUTU DAN PENDUGAAN UMUR SIMPAN SAUS TOMAT


PADA SUHU BERBEDA

Oleh

Ni Wayan Putu Meikapasa


Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Mahasaraswati Mataram

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penurunan mutu saus tomat selama penyimpanan satu
bulan pada suhu penyimpanan 100C, 250C dan 350C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pH saus tomat
cenderung menurun seiring dengan lamanya waktu penyimpanan. Sedangkan jumlah mikroba mengalami
peningkatan seiring dengan meningkatnya suhu dan lama penyimpanan. Sementara tidak terdapat
pengaruh suhu dan lama penyimpanan terhadap aktivitas air. Meskipun demikian aw cenderung
mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya suhu dan lama penyimpanan. Hasil pendugaan
umur simpan dengan model Arrhenius berdasarkan parameter Aktivitas air (aw) mengacu pada rumus
penurunan mutu orde satu yang menunjukkan umur simpan saus adalah 151,75 hari dengan laju
penurunan mutu 0,001068/hari pada suhu penyimpanan 100C; 96,07 hari dengan laju penurunan mutu
0,001685/hari pada suhu penyimpanan 250C dan 72,6 hari dengan laju penurunan mutu 0,002227/hari
pada suhu penyimpanan 350C. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penyimpanan pada suhu 100C
dapat memperpanjang umur simpan kedua produk saus tomat.

Kata kunci : penyimpanan, umur simpan, saus tomat, aktivitas air, aw, arrhenius

PENDAHULUAN
Saus tomat merupakan salah satu produk hasil tinggi dapat mengalami kerusakan dalam beberapa
olahan yang saat ini banyak diproduksi oleh para hari saja, misalnya sayur-sayuran dan daging-
produsen yang bergerak di bidang pangan. Saus dagingan (Palupi, dkk., 2007).
tomat seringkali dipergunakan sebagai bahan Semua bahan pangan bersifat dapat rusak,
penyedap makanan. Seiring dengan meningkatnya artinya setelah penyimpanan tertentu terjadi
kreativitas masyarakat dalam menciptakan serta perubahan-perubahan yang menyebabkan
mengolah masakan, penggunaan saus tomat kemunduran mutu sampai batas tertentu sehingga
menjadi kian populer. Saus tidak saja hadir dalam menjadikan produk tersebut menjadi tidak layak
sajian seperti mie bakso atau mie ayam, tetapi juga konsumsi. Pada produk saus tomat, kerusakan
dijadikan bahan pelengkap nasi goreng, mie utama dicirikan dengan perubahan warna, bau
goreng dan aneka makanan fast food. Peningkatan bahkan cita rasanya. Selain penyimpangan secara
ini juga dapat dilihat dari semakin banyaknya organoleptik tersebut, saus tomat juga dapat
produk saus tomat di pasaran. mengalami perubahan dalam hal kadar air, pH
Meski secara umum saus yang ada sudah maupun mikroorganisme.
didaftarkan di Departemen Kesehatan karena Informasi masa kaduluarsa atau umur simpan
kandungannya yang dianggap tidak merupakan salah satu informasi yang wajib
membahayakan konsumen, akan tetapi tidak dicantumkan oleh produsen pada kemasan produk
sedikit dari produk tersebut yang belum pangan. Pencantuman informasi umur simpan
mencantumkan umur simpan atau masa menjadi sangat penting karena terkait dengan
kadaluarsanya sehingga tidak jarang produk saus keamanan produk pangan tersebut dan untuk
tomat yang banyak beredar di pasaran tersebut menghindari pengkonsumsian pada saat kondisi
semestinya sudah tidak layak konsumsi namun produk sudah tidak layak dikonsumsi. Kewajiban
masih tetap dijual bahkan dikonsumsi. produsen untuk mencantumkan informasi umur
Penentuan mengenai masa kadaluarsanya simpan ini telah diatur oleh pemerintah dalam UU
suatu produk berhubungan erat dengan kerusakan Pangan tahun 1996 serta PP Nomor 69 tahun 1999
yang terjadi pada produk tersebut. Suatu produk tentang Label dan Iklan Pangan, dimana setiap
yang dipasarkan memiliki kecepatan kerusakan industri pangan wajib mencantumkan tanggal
yang sangat bervariasi. Satu faktor utama kadaluarsa (umur simpan) pada setiap kemasan
kerusakan bahan pangan adalah kandungan air produk pangan (Arpah, 2001).
aktif secara biologis dalam jaringan. Bahan mentah Pendugaan umur simpan saus tomat dapat
dengan kandungan air aktif secara biologis yang dilakukan dengan mengidentifikasi tanda-tanda

_____________________________________

http://www.lpsdimataram.com Volume 10, No. 12, Desember 2016


46 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787

penurunan mutu atau kerusakan yang mungkin steril dan disimpan pada suhu 100C, 250C dan 350C
terjadi selama penyimpanan. Kerusakan saus selama ±30 hari. Tiap 5 hari sekali dilakukan
banyak dipengaruhi oleh sanitasi ditempat analisis mengenai parameter kritis pada sasus
pembuatan, transportasi, pemasaran dan cara tomat yang meliputi: nilai aktivitas air (aw), pH dan
penyimpanan. Selama proses tersebut peranan total jumlah mikroba.
mikrooranisme sangat besar dalam percepatan 1. Aktivitas air diukur dengan menggunakan aw
kerusakan saus tomat, sehingga pada kondisi meter yang telah dikalibrasi dengan BaCl2.
tertentu memungkinkan produk tersebut tidak 2. Analisis keasaman (pH)
layak untuk dikonsumsi. Untuk mengetahui Nilai pH diukur menggunakan pH-meter
kelayakan tersebut seringkali tidak mungkin yang telah dikalibrasi dengan buffer pH 3.0
dilakukan hanya dengan menggunakan alat indera dan buffer pH 7.0. Semua sampel
atau uji organoleptik yang bersifat kualitatif diencerkan terlebih dahulu dengan
semata, akan tetapi juga diperlukan analisis yang menambahkan akuades sebanyak 50 ml ke
lebih mendalam seperti faktor fisikokimia dan dalam 5 gram produk lalu dihomogenkan
mikrobiologis yang dapat diuji secara kuantitatif. dan pengukuran pH dapat dilakukan.
Segala kemungkinan perubahan yang akan 3. Analisis Total jumlah mikroba (TPC)
terjadi pada produk selama proses penyimpanan mikroba dianalisis dengan menggunakan
tersebut tidak terlepas dari faktor lingkungan yang metode pengenceran cawan tuang. Dengan
juga turut mempengaruhinya, salah satunya yaitu mengencerkan sampel terlebih dahulu
suhu penyimpanan. Suhu penyimpanan yang kemudian dituang dalam medium PDA
cenderung berubah-ubah dapat mempengaruhi selanjutnya sampel diinkubasi selama 1x24
mutu makanan termasuk saus tomat. Semakin jam pada suhu 400C. perhitungan jumlah
tinggi suhu penyimpanan maka laju reaksi koloni menggunakan alat coloni caunter.
berbagai senyawa kimia akan semakin cepat oleh Berdasarkan tiga parameter tersebut, dipilih
karena itu, dalam menduga kecepatan penurunan salah satu yaitu aw sebagai parameter untuk
mutu makanan selama penyimpanan, faktor suhu menentukan umur simpan produk saus tomat
harus selalu diperhitungkan (Syarief dan Halid, dengan menggunakan model perhitungan
1993). Arrhenius.
Selama penyimpanan distribusi produk Data aw diolah dengan menggunakan regresi
terbuka pada kondisi lingkungan seperti suhu, linier sederhana untuk mengetahui hubungan
kelembaban, kandungan oksigen dan cahaya dapat antara variabel yang diukur dengan lama
memicu beberapa reaksi yang menyebabkan penyimpanan, persamaannya yaitu :
penurunan mutu produk. y = ax + b
Model Arrhenius biasanya digunakan untuk dimana : y = variabel yang diukur
produk yang sensitif terhadap perubahan suhu x = masa simpan
penyimpanan. Menurut model ini, selama a = nilai variabel yang diukur pada saat mulai
penyimpanan bahan pangan keadaan suhu disimpan
penyimpanan selayaknya dalam keadaan tetap dari b = laju kerusakan (k)
waktu ke waktu (konstan), akan tetapi pada Selanjutnya, nilai laju penurunan mutu
kenyataannya keadaan suhu tersebut relatif berdasarkan parameterdi atas, digunakan untuk
berubah-ubah. Mengacu pada hal yang dipaparkan pendugaan umur simpan produk saus tomat dengan
di atas, maka diperlukan adanya suatu kajian untuk menggunakan persamaan Arrhenius yaitu:
menentukan umur simpan saus tomat pada suhu k = k0. e (–Ea/RT)
yang berbeda berdasarkan parameter penurunan ln k = ln k0 – ((Ea/R) x (1/T)
mutunya dengan mengacu pada model Arrhenius. karena ln k0 dan Ea/R merupakan bilangan
konstanta, maka persamaan tersebut dapat
PENELITIAN dituliskan sebagai:
ln k0 = A + B x (1/T)
Penelitian ini merupakan penelitian
Nilai k yang diperoleh dari persamaan regresi
eksperimen untuk mengamati perubahan mutu saus
diterapkan pada persamaan Arrhenius yaitu :
tomat yang dilihat berdasarkan parameter aktivitas
k = ko.e-E/RT
air. Saus tomat menggunakan bahan baku tomat
dimana :
dengan usia panen ±90 hari semenjak semai. Saus
k = konstanta penurunan mutu
sebelumnya dimasak pada suhu 800C selama 30
ko= konstanta (tidak tergantung pada suhu)
menit untuk memperoleh total padatan sesuai SNI.
E = energi aktivasi
Selanjutnya, saus dimasukkan dalam botol gem
T = suhu mutlak (C + 273)
_____________________________________________

Volume 10, No.12, Desember 2016 http://www.lpsdimataram.com


ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 47

R = konstanta gas, 1,986 kal/mol dengan peningkatan suhu dan lama penyimpanan.
nilai “k” yang akan dimasukkan ke dalam Pada penyimpanan 0 hari tidak terdeteksi adanya
rumus umum penurunan mutu. Berdasarkan sejumlah mikroba tertentu, hal ini desebabkan
parameter yang diamati pada penelitian ini, karena proses pembuatan saus tomat melalui
ditemukan suatu indikasi bahwa aktivitas air proses pemasakan pada suhu tinggi yaitu 800C
senantiasa akan mengalami peningkatan oleh selama 30 menit.
karena itu, tetapan rumus laju reaksi yang
digunakan mengacu pada tetapan laju reaksi ordo
satu yaitu :
ts = (ln Q0 – ln Qt) / k
dimana, ts = umur simpan produk (hari)

HASIL DAN PEMBAHASAN


a. Penurunan Mutu Berdasarkan Keasaman
(pH)
Nilai pH menunjukkan konsentrasi ion
hidrogen yang menggambarkan tingkat keasaman.
Gambar 1 menunjukkan rentang pH tertinggi
yaitu pada produk saus yang disimpan pada suhu
350C. Untuk kurva rentang pH terendah yaitu pada Gambar 2. Total jumlah mikroba produk saus
suhu penyimpanan 100C. Berdasarkan gambar tomat pada berbagai suhu dan lama
tersebut, pH cenderung menunjukkan garis linier penyimpanan yang berbeda.
meskipun kenaikan pH tidak pasti. Berdasarkan analisis sidaik ragam tampak
adanya pengaruh nyata antara suhu dan lama
penyimpanan terhadap jumlah mikroba pada kedua
produk
Pada suhu penyimpanan 100C selama
penyimpanan 30 hari terlihat jumlah mikroba yang
paling sedikit yaitu sebanyak 70 cfu/g. Sedangkan
pada suhu penyimpanan 350C nampak rentang
rata-rata jumlah mikroba terbanyak yakni sebanyak
150 cfu/g.
Berdasarkan ketentuan standar mutu saus
tomat menurut SNI 01-3546-1994 batas
maksimum cemaran mikroba pada saus tomat
yakni tidak lebih dari 105 koloni/g. Berdasarkan
hasil penelitian ini maka penyimpanan saus tomat
Gambar 1. Kurva pH produk saus tomat pada pada suhu 100C selama lebih dari 30 hari masih
berbagai suhu dan lama penyimpanan cukup aman karena tidak melebihi batas
yang berbeda. maksimumnya. Sedangkan penyimpanan pada
Berdasarkan hasil baik pada suhu 100C, 250C suhu 250C selama lebih dari 25 hari menyebabkan
dan 350C, pH saus tomat yang disimpan selama 0 cemaran mikroba pada saus melebihi standar mutu
hari menunjukkan pH yang tergolong asam (< 6) dan penyimpanan pada suhu 350C menyebabkan
dan nilai ini cenderung tidak mengalami penurunan cemaran mikroba pada saus terlihat telah melebihi
ataupun kenaikan yang nyata selama waktu standar mutu sejak hari penyimpanan ke 15 dan 20
penyimpanan satu bulan. hari.

b. Penurunan Mutu Berdasarkan Total c. Penurunan Mutu Berdasarkan Aktivitas


Jumlah Mikroba (TPC) air (aw)
Uji total mikroba ini dilakukan untuk Aktivitas air (aw) merupakan jumlah air bebas
mengetahui pertumbuhan bakteri maupun yang dapat digunakan oleh mikroorganisme untuk
kapang-khamir selama penyimpanan. pertumbuhannya serta reaksi degradasi lainnya.
Berdasarkan Gambar 2 terlihat kurva Aktivitas air (aw) produk tampak mengalami
pertumbuhan mikroba pada saus tomat dimana peningkatan seiring dengan meningkatnya suhu
terlihat adanya kecenderungan peningkatan seiring dan lama penyimpanan. Gambar 3 menunjukkan
_____________________________________

http://www.lpsdimataram.com Volume 10, No. 12, Desember 2016


48 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787

peningkatan aktivitas air selama waktu


0.79 y35 = 0.002x + 0.689
penyimpanan 0 hari sampai dengan 30 hari.
0.77 R² = 0.955

Aktivitas air (aw)


0.75 y25 = 0.002x + 0.665
0.73 R² = 0.893
0.71
y10 = 0.001x + 0.682
R² = 0.806
0.69
0.67
0.65
0 5 10 15 20 25 30 35
Lama penyimpanan (Hari)
Gambar 4. Grafik regresi aktivitas air (aw) produk
saus tomat pada berbagai suhu dan
lama penyimpanan yang berbeda.
Gambar 3. Kurva aktivitas air (aw) produk saus
Tabel 1. Nilai (1/T) dan ln k aktivitas air produk
tomat pada berbagai suhu dan lama
saus tomat pada masing-masing suhu
penyimpanan yang berbeda.
penyimpanan,
Berdasarkan Gambar tersebut, kurva
Perhitungan regresi penurunan aktivitas
menunjukkan peningkatan aw produk seiring air
dengan bertambahnya lama penyimpanan. Kurva Suhu
Suhu
pada suhu penyimpanan 100C, 250C dan 350C 1/T b atau k ln k
(T+273)
menunjukkan hubungan saling berhimpit, namun 100C 283 0.00353 0.001 -6.90776
secara rata-rata penyimpanan pada suhu 350C
250C 298 0.00336 0.002 -6.21461
menunjukkan rentang aw yang paling tinggi
dibandingkan pada suhu lainnya. 350C 308 0.00325 0.002 -6.21461
Adanya kecenderungan peningkatan aktivitas Data yang terdapat pada Tabel 1 di atas
air (aw) seiring dengan meningkatnya suhu dan selanjutnya digunakan untuk menunjukkan
lama penyimpanan mengindikasikan bahwa suhu hubungan antara 1/T dengan ln k sebagai grafik
dan lamanya waktu dapat meningkatkan kegiatan plot Arrhenius seperti yang digambarkan pada
air yang semula terkandung cukup tinggi pada Gambar 5 berikut.
produk.
Selama penyimpanan dalam waktu tertentu, -6.0
air yang terdapat dalam produk diduga semakin
meningkat kegiatannya akibat adanya proses -6.2
pelarutan dan pelunakan matrik pati, protein -6.4 y = -2561x + 2.207
maupun senyawa tertentu lainnya yang terkandung
ln k

R² = 0.8584
di dalam produk pangan. -6.6

-6.8
d. Perhitungan Umur Simpan Saus Tomat
Berdasarkan Aktivitas air (aw) -7.0 1/T
Sebagaimana yang terlihat pada kurva
aktivitas air produk saus tomat opal pada Gambar
4 terlihat adanya perubahan besarnya aktivitas air Gambar 5. Hubungan antara ln k dengan 1/T
pada produk. berdasarkan parameter aktivitas air (aw)
Berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh saus tomat
maka dapat dibuat suatu bentuk persamaan regresi
Melalui rumus Arrhenius, k = k0. e-E/RT,
yang menunjukkan adanya suatu hubungan antara maka diperoleh konstanta laju penurunan mutu
lama penyimpanan terhadap aktivitas air produk
produk saus tomat opal untuk masing-masing suhu
pada masing-masing suhu yang berbeda.
penyimpanan (k). Tabel 2 menunjukkan besarnta
konstanta laju penurunan mutu untuk parameter
aktivitas air berikut beserta umur simpan produk
saus tomat pada tiga suhu penyimpanan berbeda

_____________________________________________

Volume 10, No.12, Desember 2016 http://www.lpsdimataram.com


ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 49

Tabel 2. Laju penurunan mutu dan umur simpan Chirife, J. dan Iglesias, H. A. (1978). Equation for
saus tomat pada suhu penyimpanan Fitting Water Sorption Isotherm of
berbeda. Foods. Part I – a review. J. Food Tech.
13:159-593.
Suhu Laju Umur Simpan
Christaman, (2007). Pendugaan Umur Simpan
Penyimpaa Penurunan (ts)
Produk Kopi Instan Formula Merk-Z
nan Mutu (k)
dengan Metode Arrhenius. Skripsi
100C 0.001068/hari 151,75 hari Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi
250C 0.001685/hari 96,7 hari FATETA. Institut Pertanian Bogor.
350C 0.002227/hari 72,60 hari Bogor.
Christian, J.H.B., (1980). Reduced Water Activity.
Pada Tabel 2 diketahui umur simpan saus Microbial Ecology of Foods. Academic
tomat berbeda pada tiap suhu penyimpanan. Press, New York.
Semakin kecil nilai laju penurunan mutu (k) pada Effendi, M.S. (2012). Teknologi Pengolahan dan
produk maka diperoleh umur simpan yang semakin Pengawetan Pangan. Alfabeta. Bandung.
lama begitu pula sebaliknya. Berdasarkan Tabel 2 Ellis, M. J. (1994). The Methodology of Shelf Life
juga terlihat umur simpan produk saus tomat yang Determination. Di dalam : Shelf Life
paling lama yaitu pada produk yang disimpan pada Evaluation of Foods. C. M. D. Man dan
suhu 100C (151,75 hari) dan umur simpan produk A. A. Jones, hal 27. Blackie Academic &
saus tomat yang paling singkat yaitu pada produk Professional, London.
yang disimpan pada suhu 350C (72,60 hari). Fitria, M., Kusnandar, F., dan Dede, R. (2007).
Pendugaan Umur Simpan produk Biskuit
SIMPULAN dengan Metode Akselerasi Berdasarkan
1. Jumlah mikroba mengalami pening-katan Pendekatan Kadar Air Kritis.
seiring dengan meningkatnya suhu dan lama Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan,
penyimpanan. Sementara tidak terdapat Fakultas Teknologi Pertanian, IPB.
pengaruh suhu dan lama penyimpanan Floros, J.D. and V. Gnanasekharan. (1993). Shelf
terhadap pH dan aktivitas air. Meskipun Life Prediction of Packaged Foods:
demikian pH saus tomat cenderung menurun Chemichal, Biological, Physical, and
dan aw cenderung meningkat seiring dengan Nutritional Aspects. G.Chlaralambous
meningkat-nya suhu dan lama penyimpanan. (Ed.). Elsevier Publ.,London.
2. Hasil pendugaan umur simpan dengan model Herawati, H. (2008). Penentuan Umur Simpan
Arrhenius berdasarkan parameter Aktivitas air pada Produk Pangan. Balai Pengkajian
(aw) mengacu pada rumus penurunan mutu Teknologi Pertanian Jawa Tengah. Jurnal
orde satu yang menunjukkan umur simpan Litbang Pertanian 27(4).
saus adalah 151,75 hari dengan laju Kusnandar, F. (2006). Disain Percobaan dalam
penurunan mutu 0,001068/hari pada suhu Penetapan Umur Simpan Produk Pangan
penyimpanan 100C; 96,07 hari dengan laju dengan Metode ASLT (Model Arrhenius
penurunan mutu 0,001685/hari pada suhu dan Kadar Air Kritis). Modul Pelatihan:
penyimpanan 250C dan 72,6 hari dengan laju Pendugaan dan Pengendalian Umur
penurunan mutu 0,002227/hari pada suhu Simpan Bahan dan Produk Pangan. 7-8
penyimpanan 350C. Agustus 2006, Bogor.
3. Penyimpanan pada suhu 100C dapat Labuza TP. (1982). Open Shelf Life Dating of
memperpanjang umur simpan kedua produk Foods. Food and Nutrition Press, West
saus tomat. Port CT.
Syarief R dan Halid H. (1993). Teknologi
DAFTAR PUSTAKA Penyimpanan Pangan. Jakarta: Arcan.
Winarno, F.G., Fardiaz, S., Fardiaz, D. (1980).
Arpah, M., (2001), Penentuan Kadaluarsa Produk Pengantar Teknologi Pangan. Gramedia.
Pangan, Buku dan Monograf, Program Jakarta.
Studi Ilmu Pangan, Program Pasca
Sarjana Institut Pertanian Bogor.

_____________________________________

http://www.lpsdimataram.com Volume 10, No. 12, Desember 2016

Anda mungkin juga menyukai