Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmatNya yang
telah diberikan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang NOVEL
ANGKATAN 20-30an.
Adapun makalah ini kami buat dengan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan dari berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusunan bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada
dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran
dan kritik kepada kami, sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………. i
DAFTAR ISI………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………….…………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah……….………………………………. 1
1.3 Tujuan …………….…………………………………….. 1
1.4 Metode………………………….……………………….. 1
BAB II PEMBAHASAN MATERI
2.1 Judul-Judul Pengarang Novel Angkatan 20-30an……….. 2
2.2 Sinopsis Sengsara membawa Nikmat…. …………….….. 10
2.3 Kebiasaan, Adat Dan Etika Novel Sengsara
Membawa Nikmat …………….…………………..…….. 12
2.4 Kaitan kebiasaan, adat, dan etika novel “Sengsara Membawa Nikmat”
dengan kehidupan sekarang ….……..…………….. 12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………… 13
3.2 Saran………………………………………………….… 13
DAFTAR PUSTAKA…….…………………………………………. 14
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
NAMA PENULIS
HAMKA
ARJJIMIN PANE
SANUSI PANE
TENGKU AMIR HAMZAH
KARIM HALIM
RUSTAM EFENDI
SARIAMIN ISMAIL
J.E TATENGKENG
Novel Sengsara Membawa Nikmat ini merupakan salah satu novel klasik Indonesia yang
sangat populer. Bahkan kisahnya telah diangkat ke layar kaca dan menjadi tontonan wajib di
masanya. Kisah ini pada intinya bertemakan cinta yang dibalut intrik-intrik. Tokoh utama novel
Sengsara membawa Nikmat ini adalah seorang pemuda berdarah Minang bernama Midun. Ia
seorang yang santun, berperangai baik, taat agama, pandai ilmu silat dan rendah hati. Karena
sederet kebaikan inilah sehingga Midun sangat disukai warga sekampungnya. Hal ini mengusik
rasa iri hati serta dengki pemuda lainnya bernama Kacak. Kacak sendiri digambarkan sebagai
seorang yang congkak, sombong dan angkuh. Ia merupakan keponakan orang terpandang di
Padang. Ia sangat iri pada Midun karena ia menganggap Midun tak pantas disayangi banyak
orang sebab ia hanya anak seorang petani miskin.
Secara umum, kisah ini bercerita mengenai suka duka Midun yang menghadapi banyak
cobaan sebelum hidup bahagia bersama isteri dan keluarganya. Salah satu cobaan terbesar Midun
adalah rasa dengki dari Kacak. Ia sering dicurangi dan difitnah oleh Kacak. Pernah isteri Kacak
terseret arus sungai, karena Midun berada di tempat yang sama, ia langsung menolong dan
menyelamatkan isteri Kacak. Namun, bukannya berterimakasih, Kacak malah memfitnah Midun
hendak memperkosa isterinya. Kacak melaporkan hal tersebut pada pimpinan desa dan mereka
mempercayai fitnah tersebut. Dan sebagai akibatnya, Midun dihukum untuk melakukan
pekerjaan tanpa digaji. Ia melakukan hukuman tersebut di bawah pengawasan Kacak.
Tidak berhenti sampai di situ, Kacak masih gerah melihat Midun masih berkeliaran di
desa mereka. Ia akhirnya merencanakan sejumlah hal dengan tujuan membunuh Midun. Usaha
tersebut selalu gagal tetapi Kacak masih bisa memfitnah Midun sehingga pada akhirnya ia
dijebloskan ke dalam penjara. Di dalam penjara Midun menjadi seorang yang disegani sebab ia
memiliki hati yang baik dan kepandaian dalam bela diri. Dalam menjalani masa tahanannya,
Midun suatu hari bertugas menyapu jalanan. Secara tidak sengaja ia melihat seorang gadis cantik
yang duduk termenung sendiri. Setelah gadis itu pergi, Midun bermaksud menyapu di tempat
gadis tersebut tadi duduk. Ia kaget dan mendapati sebuah kalung yang tercecer milik gadis
tersebut. Akhirnya setelah mengembalikan kalung tersebut, ia bisa berkenalan dengan gadis yang
ternyata bernama Halimah tersebut. Halimah hidup bersama dengan ayah tirinya. Ia merasa tidak
bahagia dan berniat mencari ayah kandungnya di Bogor. Midun berjanji setelah menjalani masa
hukumannya, ia akan membantu Halimah mencari ayahnya di Bogor.
Singkat cerita, Midun akhirnya keluar dari penjara dan membawa Halimah lari ke Bogor
mencari ayahnya. Setelah menemukan ayah Halimah, Midun menetap di rumah tersebut selama
2 bulan. Dia merasa tak enak dan kemudian memutuskan berangkat ke Batavia mencari
pekerjaan. Saat di Batavia, Midun mendapat banyak sekali cobaan dan rintangan. Ia meminjam
uang pada rentenir dan memulai usahanya yang akhirnya sukses. Si renternir menjadi iri dan
memfitnah Midun. Akhirnya, ia masuk ke penjara sekali lagi. Setelah bebas, ia berjalan ke pasar
baru dan secara tidak sengaja menolong seorang sinyo Belanda yang diganggu penjahat. Sinyo
Belanda tersebut ternyata anak seorang pejabat terkenal. Sebagai rasa terimakasih, Midun diberi
pekerjaan dan akhirnya ia ke Bogor menikahi Halimah. Seiring perjalanan waktu, karir Midun
menanjak dan dipercaya memimpin sebuah operasi di Medan. Hal tersebut mempertemukannya
dengan sang adik bernama Manjau. Manjau bercerita bahwa keadaan keluarganya sangat
menyedihkan. Akhirnya sekembali ke Batavia, Midun meminta agar ditugaskan di kampung
halamannya. Ia akhirnya kembali ke sana dan bertemu dengan keluarganya juga Kacak. Kacak
sangat menyesali perbuatannya dulu pada Midun. Dan pada akhirnya, mereka hidup bahagia di
kampung halamannya.
Sinopsis novel Sengsara Membawa Nikmat ini disusun agar Anda bisa mengetahui cerita
dalam karya yang satu ini secara umum. Jika ingin mengetahui detil cerita, Anda bisa membaca
novelnya langsung. Kabarnya novel ini merupakan karya Tulis Sutan Sati yang paling baik di
antara karya sastra hasil pikirannya yang lain.
2.4 kaitan kebiasaan, adat, dan etika novel “Sengsara Membawa Nikmat”dengan
kehidupan sekarang.
Karena adanya nilai-nilai dan kehidupan sekarang karena adanya nilai-nilai dan pesan
moral yang tergantung dalam cerita isi novel tetap relevan (sesuai) dengan kehidupan masa kini.
Bahkan, kita dapat belajar banyak tentang kearifan dan keluhuran budi melalui pengalaman para
tokoh. Melalui tokoh Sutan Sati dalam Novel Sengsara Membawa Nikmat, misalnya kita dapat
belajar, bahwa dulu mengahadapi persoalan-persoalan yang rumit dengan cara gotong royong
dan dikehidupan sekarangpun kita selalu bergotong royong dalam menghadapi kegiatan/
persoalan apapun.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas kami dapat menyimpulkan sebagai berikut:
Sastra merupakan salah satu seni kreatif yang dibuat untuk memenuhi batiniah dengan
unsur keindahan yang ada di dalamnya. Unsur keindahan sastra itu sendiri terletak dalam
ungkapan bahasa yang menyenangkan. Sehingga mnimbulkan rasa senang, nikmat, terharu,
jengkel dan menyegarkan perasaan dan menarik perhatian pembaca. Sastra tersebut dapat
memberikan pengetahuan pengalaman, pandangan, atau pengertian yang berkaitan dengan nilai
kehidupan. Sastra dalam bentuk novel biasanya yang mengandung hal-hal yang bermanfaatbagi
manusia dan kehidupanya. Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif ini yang
objeknya adalah manusia dan kehidupanya. Dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya.
Sebagai seni kreatif bagi manusia dan kehidupannya, makasastra merupakan suatu media untuk
menyampaikan serta menampung ide teori atau sistem berpikir sehingga sastra menjadi wadah
dalam menampilkan ide.
3.2 Saran-Saran
Dari seluruh pembahasan di atas kami harapkan semoga para pembaca dapat mengetahui
tentang novel angkatan 20-30an dan mengetahui kebiasaan, adat dan etika novel angkatan 20-
30an, serta dapat menjadikan karya terdahulu sebagai bahan acuan untuk kita berkarya untuk
menambah referensi karya sastra di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Sawali, Sunaryo. Dkk. 2005. Bahasa Dan Sastra Indonesia, Yogyakarta: PT. Macanan Jaya
Cemerlang.
Asep Yudha Wirajaya. Sudarmawati. 2008. Berbahasa dan Bersastra Indeonesia, Jakarta: Pusat
Perbukuan.