Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

NOVEL ANGKATAN 20-30 an


D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NUR AISYAH
NURUL ATIKA
RAJINA
KELAS IX C

TAHUN AJARAN 2018/2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmatNya yang
telah diberikan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang NOVEL
ANGKATAN 20-30an.
Adapun makalah ini kami buat dengan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan dari berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusunan bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada
dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran
dan kritik kepada kami, sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………. i
DAFTAR ISI………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………….…………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah……….………………………………. 1
1.3 Tujuan …………….…………………………………….. 1
1.4 Metode………………………….……………………….. 1
BAB II PEMBAHASAN MATERI
2.1 Judul-Judul Pengarang Novel Angkatan 20-30an……….. 2
2.2 Sinopsis Sengsara membawa Nikmat…. …………….….. 10
2.3 Kebiasaan, Adat Dan Etika Novel Sengsara
Membawa Nikmat …………….…………………..…….. 12
2.4 Kaitan kebiasaan, adat, dan etika novel “Sengsara Membawa Nikmat”
dengan kehidupan sekarang ….……..…………….. 12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………… 13
3.2 Saran………………………………………………….… 13
DAFTAR PUSTAKA…….…………………………………………. 14

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Karya sastra yang lahir pada periode 1920-1930 sering disebut sebagai karya sastra
angkatan 20an atau angkatan balai pustaka disebut angkatan 20an karena novel yang pertama
kali terbit adalah pada 1920, yakni novel azah dan sengsara karya mereta Siregar. Karya yang
lahir pada periode itu disebut pula angkatan balai pustaka. Karya yang lahir sekitar 30an pada
umumnya berbeda dengan karya sastra angkatan sebelumnya. Karya-karya pada periode ini
mulai memancarkan jiwa yang dinamis, individualistis dan tidak lagi mempersoalkan tradisi
sebagai tema sentralnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa judul-judul pengarang novel angkatan 20-30an?
2. Bagaimana ringkasan cerita novel?
3. Apa kebiasaan, adat dan etika novel tersebut?
4. Apa kaitan kebiasaan, adat, dan etika novel tersebut dengan kehidupan sekarang?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui judul-judul pengarang novel angkatan 20-30an.
2. Untuk mengetahui ringkasan cerita novel.
3. Untuk mengetahui kebiasaan, adat dan etika novel tersebut.
4. Untuk mengetahui kaitan kebiasaan, adat, dan etika novel tersebut dengan kehidupan sekarang.
1.4 Metode
Metode yang kami gunakan dalam membuat makalah ini :
1. Metode diskusi
Kami selalu mendiskusikan dengan teman kelompok kami.
2. Metode pustaka
Kami menggunakan buku-buku yang ada di perpustakaan.
3. Metode internet
Dalam membuat makalah ini kami menggunakan media internet.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Judul-Judul Pengarang Novel Angkatan 20-30an


Ciri-ciri karya 20-an (Angkatan Balai Pustaka)
1. Menggambarkan tema pertentangan paham antara kaum tua dan kaum muda, soal pertentangan
adat, soal kawin paksa, permaduan, dlll.
2. Soal kebangsaan belum mengemuka, masih bersifat kedaerahan
3. Gaya bahasanya masih menggunakan perumpamaan yang klise, pepatah, peribahasa, tapi
menggunakan bahasa percakapan sehari-hari lain dengan bahasa hikayat sastra lama
4. Puisinya berupa syair dan pantun
5. Isi karya sastranya bersifat didaktis
6. Alirannya bercorak romantik

NAMA PENULIS JUDUL KARYA

ABDUL MUIS 1. Salah Asuhan(novel, 1928, difilmkan Asrul Sani, 1972)


2. Pertemuan DJodoh (novel, 1933)
3. Surapati (novel, 1950)
4. Robert Anak Surapati(novel, 1953)
MARAH RUSLI 1. Siti Nurbaya. Jakarta : Balai Pustaka. 1920 mendapat hadi
2. La Hami. Jakarta : Balai Pustaka. 1924.
3. Anak dan Kemenakan. Jakarta : Balai Pustaka. 1956.
4. Memang Jodoh (naskah roman dan otobiografis)
5. Tesna Zahera (naskah Roman)
6. Gadis yang Malang (novel Charles Dickens, 1922).
7. Muhammad Yamin
8. Tanah Air (1922)
9. Indonesia, Tumpah Darahku (1928)
10. Kalau Dewi Tara Sudah Berkata
11. Ken Arok dan Ken Dedes (1934)
TULIS SUTAN SATI 1. Tak Disangka (1923)
2. Sengsara Membawa Nikmat (1928)
3. Syair Rosina (1933)
4. Tjerita Si Umbut Muda (1935)
5. Tidak Membalas Guna
6. Memutuskan Pertalian (1978)
7. Sabai nan Aluih: cerita Minangkabau lama (1954)
8. Tak Membalas Guna (1932)
SUMAN HASIBUAN 1. “Pertjobaan Setia” (1940)
2.“ Mentjari Pentjuri Anak Perawan” (1957)
3. “Kasih Ta’ Terlarai” (1961)
4. Kawan Bergelut” (kumpulan cerpen)
5. “Tebusan Darah“
HAJI ABDUL MALIK KARIM 1. Khatibul Ummah, Jilid 1-3. Ditulis dalam huruf Arab.
2. Si Sabariah. (1928)
3. Pembela Islam (Tarikh Saidina Abu Bakar Shiddiq),1929.
4. Adat Minangkabau dan agama Islam (1929).
5. Ringkasan tarikh Ummat Islam (1929).
6. Kepentingan melakukan tabligh (1929).
7. Hikmat Isra’ dan Mikraj.
8. Arkanul Islam (1932) di Makassar.
9. Laila Majnun (1932) Balai Pustaka.
10. Majallah ‘Tentera’ (4 nomor) 1932, di Makassar.
11. Majallah Al-Mahdi (9 nomor) 1932 di Makassar.
12. Mati mengandung malu (Salinan Al-Manfaluthi) 1934.
13. Di Bawah Lindungan Ka’bah (1936) Pedoman Masyarakat
14. Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck (1937), Pedoman Ma
15. Di Dalam Lembah Kehidupan 1939, Pedoman Masyarakat, B
16. Merantau ke Deli (1940), Pedoman Masyarakat, Toko Buku
17. Margaretta Gauthier (terjemahan) 1940.
18.Tuan Direktur 1939.
19. Dijemput mamaknya,1939.
20. Keadilan Ilahy 1939.
21. Tashawwuf Modern 1939.
22. Falsafah Hidup 1939.
23 Lembaga Hidup 1940.
24. Lembaga Budi 1940.
25. Majallah ‘SEMANGAT ISLAM’ (Zaman Jepun 1943).
26. Majallah ‘MENARA’ (Terbit di Padang Panjang), sesudah
27. Negara Islam (1946).
28. Islam dan Demokrasi,1946.
29. Revolusi Pikiran,1946.
30. Revolusi Agama,1946.
31. Adat Minangkabau menghadapi Revolusi,1946.
32. Dibantingkan ombak masyarakat,1946.
33. Didalam Lembah cita-cita,1946.
34. Sesudah naskah Renville,1947.
35. Pidato Pembelaan Peristiwa Tiga Maret,1947.
36. Menunggu Beduk berbunyi,1949 di Bukittinggi,Sedang Ko
37. Ayahku,1950 di Jakarta.
38. Mandi Cahaya di Tanah Suci. 1950.
39. Mengembara Dilembah Nyl. 1950.
40. Ditepi Sungai Dajlah. 1950.
41. Kenangan-kenangan hidup 1,autobiografi sejak
42. Kenangan-kenangan hidup 2.
43. Kenangan-kenangan hidup 3.
44. Kenangan-kenangan hidup 4.
45. Sejarah Ummat Islam Jilid 1,ditulis tahun 1938
46. Sejarah Ummat Islam Jilid 2.
47. Sejarah Ummat Islam Jilid 3.
48. Sejarah Ummat Islam Jilid 4.
49. Pedoman Mubaligh Islam,Cetakan 1 1937 ; Ce
50. Pribadi,1950.
51. Agama dan perempuan,1939.
52. Muhammadiyah melalui 3 zaman,1946,di Pada
53. 1001 Soal Hidup (Kumpulan karangan dr Pedo
54. Pelajaran Agama Islam,1956.
55. Perkembangan Tashawwuf dr abad ke abad,19
56. Empat bulan di Amerika,1953 Jilid 1.
57. Empat bulan di Amerika Jilid 2.
58. Pengaruh ajaran Muhammad Abduh di Indones
59. Soal jawab 1960, disalin dari karangan-karang
60. Dari Perbendaharaan Lama, 1963 dicetak oleh
61. Lembaga Hikmat,1953 oleh Bulan Bintang, Jak
62. Islam dan Kebatinan,1972; Bulan Bintang.
63. Fakta dan Khayal Tuanku Rao, 1970.
64. Sayid Jamaluddin Al-Afhany 1965, Bulan Bint
65. Ekspansi Ideologi (Alghazwul Fikri), 1963, Bu
66. Hak Asasi Manusia dipandang dari segi Islam
67. Falsafah Ideologi Islam 1950(sekembali dr Me
68. Keadilan Sosial dalam Islam 1950 (sekembali
69. Cita-cita kenegaraan dalam ajaran Islam (Kulia
70. Studi Islam 1973, diterbitkan oleh Panji Masya
71. Himpunan Khutbah-khutbah.
72. Urat Tunggang Pancasila.
73. Doa-doa Rasulullah S.A.W,1974.
74. Sejarah Islam di Sumatera.
75. Bohong di Dunia.
76. Muhammadiyah di Minangkabau 1975,(Menya
77. Pandangan Hidup Muslim,1960.
78. Kedudukan perempuan dalam Islam,1973.
79. [Tafsir Al-Azhar][1] Juzu’ 1-30, ditulis pada m

MERARI SIREGAR 1.Azab dan Sengsara (1920)


2.Binasa kerna Gadis Priangan (1931)
3.Cinta dan Hawa Nafsu
Djamaluddin Adinegoro 1. Darah Muda (1927)
2. Asmara Jaya (1928)
Abas Soetan Pamoentjak 1. Pertemuan (1927)

Aman Datuk Madjoindo 1. Menebus Dosa (1932)


2. Si Cebol Rindukan Bulan (1934)
3. Sampaikan Salamku Kepadanya (1935)
NUR SUTAN ISKANDAR 1. Apa Dayaku karena Aku Perempuan (Jakarta: Balai Pustak
2. Cinta yang Membawa Maut (Jakarta: Balai Pustaka, 1926)
3. Salah Pilih (Jakarta: Balai Pustaka, 1928)
4. Abu Nawas (Jakarta: Balai Pustaka, 1929)
5. Karena Mentua (Jakarta: Balai Pustaka, 1932)
6. Tuba Dibalas dengan Susu (Jakarta: Balai Pustaka, 1933)
7. Dewi Rimba (Jakarta: Balai Pustaka, 1935)
8. Hulubalang Raja (Jakarta: Balai Pustaka, 1934)
9. Katak Hendak Jadi Lembu (Jakarta: Balai Pustaka, 1935)
10. Neraka Dunia (Jakarta: Balai Pustaka, 1937)
11. Cinta dan Kewajiban (Jakarta: Balai Pustaka, 1
12. Jangir Bali (Jakarta: Balai Pustaka, 1942)
13. Cinta Tanah Air (Jakarta: Balai Pustaka, 1944)
14. Cobaan (Turun ke Desa) (Jakarta: Balai Pustak
15. Mutiara (Jakarta: Balai Pustaka, 1946)
16. Pengalaman Masa Kecil (Jakarta: Balai Pustak
17. Ujian Masa (Jakarta: JB Wolters, 1952, cetaka
18. Megah Cerah: Bacaan untuk Murid Sekolah R
19. Megah Cerah: Bacaan untuk Murid Sekolah R
20. Peribahasa (Karya bersama dengan K. Sutan P
21. Sesalam Kawin (t.t.)

ADI NEGORO 1. Darah Muda. Batavia Centrum : Balai Pustaka. 1931


2. Asmara Jaya. Batavia Centrum : Balai Pustaka. 1932.
3. Melawat ke Barat. Jakarta : Balai Pustaka. 1950.
II. JUDUL NOVEL KARYA ANGKATAN 30-AN
Ciri-ciri Angkatan 30-an (Pujangga Baru)
1. Menggambarkan pertentangan kehidupan orang-orang kota, soal emansipasi wanita
2. Hasil karyanya mulai bercorak kebangsaan; memuat soal kebangunan bangsa
3. Gaya bahasanya sudah tidak menggunakan perumpamaan klise, pepatah, peribahasa
4. Puisinya bukan pantun lagi, muncul bentuk soneta dari Barat
5. Isinya masih mirip dengan Angkatan 20-an (tendensius dan didaktis)
6. Masih bercorak romantik

NAMA PENULIS

SUTAN TAKDIR ALISJAHBANA

HAMKA

ARJJIMIN PANE

SANUSI PANE
TENGKU AMIR HAMZAH

KARIM HALIM

SAID DAENG MUNTU

RUSTAM EFENDI

SARIAMIN ISMAIL

FATIMAH HASAN DELAISE

J.E TATENGKENG

ANAK AGUNG PANJI TISNA

2.2 Sinopsis Sengsara membawa Nikmat


Penulis: Tulis ST Sati
Penerbit: Balai Pustaka
Tahun Pertama Terbit: 1929
Jumlah Halaman: 192

Novel Sengsara Membawa Nikmat ini merupakan salah satu novel klasik Indonesia yang
sangat populer. Bahkan kisahnya telah diangkat ke layar kaca dan menjadi tontonan wajib di
masanya. Kisah ini pada intinya bertemakan cinta yang dibalut intrik-intrik. Tokoh utama novel
Sengsara membawa Nikmat ini adalah seorang pemuda berdarah Minang bernama Midun. Ia
seorang yang santun, berperangai baik, taat agama, pandai ilmu silat dan rendah hati. Karena
sederet kebaikan inilah sehingga Midun sangat disukai warga sekampungnya. Hal ini mengusik
rasa iri hati serta dengki pemuda lainnya bernama Kacak. Kacak sendiri digambarkan sebagai
seorang yang congkak, sombong dan angkuh. Ia merupakan keponakan orang terpandang di
Padang. Ia sangat iri pada Midun karena ia menganggap Midun tak pantas disayangi banyak
orang sebab ia hanya anak seorang petani miskin.
Secara umum, kisah ini bercerita mengenai suka duka Midun yang menghadapi banyak
cobaan sebelum hidup bahagia bersama isteri dan keluarganya. Salah satu cobaan terbesar Midun
adalah rasa dengki dari Kacak. Ia sering dicurangi dan difitnah oleh Kacak. Pernah isteri Kacak
terseret arus sungai, karena Midun berada di tempat yang sama, ia langsung menolong dan
menyelamatkan isteri Kacak. Namun, bukannya berterimakasih, Kacak malah memfitnah Midun
hendak memperkosa isterinya. Kacak melaporkan hal tersebut pada pimpinan desa dan mereka
mempercayai fitnah tersebut. Dan sebagai akibatnya, Midun dihukum untuk melakukan
pekerjaan tanpa digaji. Ia melakukan hukuman tersebut di bawah pengawasan Kacak.
Tidak berhenti sampai di situ, Kacak masih gerah melihat Midun masih berkeliaran di
desa mereka. Ia akhirnya merencanakan sejumlah hal dengan tujuan membunuh Midun. Usaha
tersebut selalu gagal tetapi Kacak masih bisa memfitnah Midun sehingga pada akhirnya ia
dijebloskan ke dalam penjara. Di dalam penjara Midun menjadi seorang yang disegani sebab ia
memiliki hati yang baik dan kepandaian dalam bela diri. Dalam menjalani masa tahanannya,
Midun suatu hari bertugas menyapu jalanan. Secara tidak sengaja ia melihat seorang gadis cantik
yang duduk termenung sendiri. Setelah gadis itu pergi, Midun bermaksud menyapu di tempat
gadis tersebut tadi duduk. Ia kaget dan mendapati sebuah kalung yang tercecer milik gadis
tersebut. Akhirnya setelah mengembalikan kalung tersebut, ia bisa berkenalan dengan gadis yang
ternyata bernama Halimah tersebut. Halimah hidup bersama dengan ayah tirinya. Ia merasa tidak
bahagia dan berniat mencari ayah kandungnya di Bogor. Midun berjanji setelah menjalani masa
hukumannya, ia akan membantu Halimah mencari ayahnya di Bogor.
Singkat cerita, Midun akhirnya keluar dari penjara dan membawa Halimah lari ke Bogor
mencari ayahnya. Setelah menemukan ayah Halimah, Midun menetap di rumah tersebut selama
2 bulan. Dia merasa tak enak dan kemudian memutuskan berangkat ke Batavia mencari
pekerjaan. Saat di Batavia, Midun mendapat banyak sekali cobaan dan rintangan. Ia meminjam
uang pada rentenir dan memulai usahanya yang akhirnya sukses. Si renternir menjadi iri dan
memfitnah Midun. Akhirnya, ia masuk ke penjara sekali lagi. Setelah bebas, ia berjalan ke pasar
baru dan secara tidak sengaja menolong seorang sinyo Belanda yang diganggu penjahat. Sinyo
Belanda tersebut ternyata anak seorang pejabat terkenal. Sebagai rasa terimakasih, Midun diberi
pekerjaan dan akhirnya ia ke Bogor menikahi Halimah. Seiring perjalanan waktu, karir Midun
menanjak dan dipercaya memimpin sebuah operasi di Medan. Hal tersebut mempertemukannya
dengan sang adik bernama Manjau. Manjau bercerita bahwa keadaan keluarganya sangat
menyedihkan. Akhirnya sekembali ke Batavia, Midun meminta agar ditugaskan di kampung
halamannya. Ia akhirnya kembali ke sana dan bertemu dengan keluarganya juga Kacak. Kacak
sangat menyesali perbuatannya dulu pada Midun. Dan pada akhirnya, mereka hidup bahagia di
kampung halamannya.
Sinopsis novel Sengsara Membawa Nikmat ini disusun agar Anda bisa mengetahui cerita
dalam karya yang satu ini secara umum. Jika ingin mengetahui detil cerita, Anda bisa membaca
novelnya langsung. Kabarnya novel ini merupakan karya Tulis Sutan Sati yang paling baik di
antara karya sastra hasil pikirannya yang lain.

2.3 Kebiasaan, Adat Dan Etika Novel Sengsara Membawa Nikmat


Kalau kita cermati novel Sengsara Membawa Nikmat karya Sultan Sakti memberikan
gambaran masyarakat Sumatra yang sangat menjunjung tinggi agama terutama Islam. Mengenai
warisan harta benda yang ditinggalkan oleh yang meninggal menjadi hak/ diambil alih oleh
keluarga asal bukan kelarga setelah menikah. Kehidupan bergotong royong. Aturan adat sangat
ketat, dan bagi yang melanggar hukumannya berat.

2.4 kaitan kebiasaan, adat, dan etika novel “Sengsara Membawa Nikmat”dengan
kehidupan sekarang.
Karena adanya nilai-nilai dan kehidupan sekarang karena adanya nilai-nilai dan pesan
moral yang tergantung dalam cerita isi novel tetap relevan (sesuai) dengan kehidupan masa kini.
Bahkan, kita dapat belajar banyak tentang kearifan dan keluhuran budi melalui pengalaman para
tokoh. Melalui tokoh Sutan Sati dalam Novel Sengsara Membawa Nikmat, misalnya kita dapat
belajar, bahwa dulu mengahadapi persoalan-persoalan yang rumit dengan cara gotong royong
dan dikehidupan sekarangpun kita selalu bergotong royong dalam menghadapi kegiatan/
persoalan apapun.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas kami dapat menyimpulkan sebagai berikut:
Sastra merupakan salah satu seni kreatif yang dibuat untuk memenuhi batiniah dengan
unsur keindahan yang ada di dalamnya. Unsur keindahan sastra itu sendiri terletak dalam
ungkapan bahasa yang menyenangkan. Sehingga mnimbulkan rasa senang, nikmat, terharu,
jengkel dan menyegarkan perasaan dan menarik perhatian pembaca. Sastra tersebut dapat
memberikan pengetahuan pengalaman, pandangan, atau pengertian yang berkaitan dengan nilai
kehidupan. Sastra dalam bentuk novel biasanya yang mengandung hal-hal yang bermanfaatbagi
manusia dan kehidupanya. Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif ini yang
objeknya adalah manusia dan kehidupanya. Dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya.
Sebagai seni kreatif bagi manusia dan kehidupannya, makasastra merupakan suatu media untuk
menyampaikan serta menampung ide teori atau sistem berpikir sehingga sastra menjadi wadah
dalam menampilkan ide.

3.2 Saran-Saran
Dari seluruh pembahasan di atas kami harapkan semoga para pembaca dapat mengetahui
tentang novel angkatan 20-30an dan mengetahui kebiasaan, adat dan etika novel angkatan 20-
30an, serta dapat menjadikan karya terdahulu sebagai bahan acuan untuk kita berkarya untuk
menambah referensi karya sastra di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Sawali, Sunaryo. Dkk. 2005. Bahasa Dan Sastra Indonesia, Yogyakarta: PT. Macanan Jaya
Cemerlang.
Asep Yudha Wirajaya. Sudarmawati. 2008. Berbahasa dan Bersastra Indeonesia, Jakarta: Pusat
Perbukuan.

Anda mungkin juga menyukai