Titrasi Reduksi - Oksidasi
Titrasi Reduksi - Oksidasi
Fuada H. R.
70100112023
Farmasi A
Samata – Gowa
2013
1
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR
الر ِحيْـــــم
َّ الرحْ َم ِن
َّ ِْــــــــــــــم هللا
ِ ِبس
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan oleh
dosen pembimbing mata kuliah Kimia Analisis Farmasi pada semester genap di
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Penulis
3
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
4
Bab II
Pembahasan
B. Indikator redoks
Indikator yang umumnya digunakan untuk digunakan dalam titrasi
redoks adalah amilum, yang membentuk kompleks biru degan iodin.
Penampakan warna dari indicator ini sangat spesifik untuk titrasi ini.
Indikator spesifik lainnya ialah indikator tiosanat yang mana
digunakan pada titrasi Fe(III) sebagai partisipan. Sebagi contoh hilangnya
warna merah dari Fe(III) atau kompleks tiosanat merupakan tanda titik akhir
titrasi dengan standar titanium(III).
5
Indikator redoks yang baik akan memberikan respon terhadap
perubahan potensial elektroda suatu sistem. Indikator ini secara suatu
subtansial lebih banyak digunakan jika dibandingkan dengan indikator yang
spesifik. Persamaan kimia dari setengah reaksi dari indikator redoks dapat
ditulis sebagai berikut.
lnox + n e- ↔ lnred
Perubahan indikator dari bentuk teroksidasi kebentuk tereduksi
tergantung dari perbandingan kosentrasi sebesar;
lnred / lnox
Perubahan warna indikator redoks haruslah kira-kira 100 kali perubahan pada
perbandingan dari kosentrasi kedua bentuk.
Untuk indikator yang menggunakan peralihan warna, titrasi
seharusnya dapat menyebabkan perubahan potensial sebesar 0.118/n dari
suatu sistem.
Indikator harus bisa megalami raksi reduksi atau oksidasi dengan cepat.
6
C. Pemahaman metode permanganometri, serimetri, iodo-iodimetri,
bromato-bromometri, iodatometri, bikromatometri dan nitritometri
a) Metode permanganometri
7
Dan dalam suasana basa atau [OH-] ≥ 0,1 N, ion permanganat akan mengalami
reduksi sebagai berikut: MnO4- + e- MnO42- Eo = 0,56 Volt
b) Serimetri
Serium dapat berada dalam 2 tingkat oksidasi, yaitu +4 dan +3. dalam tingkat
oksidasi +4 merupakan oksidator kuat,
Ce4+ + e ↔ Ce3+
Ion seri sebagai pentitrasi biasanya digunakan dalam larutan asam kuat
karena dalam larutan asam lemah akan mengalami hidrolisis.
Keuntungan senyawa seri sebagai oksidator adalah:
1. Hanya ada satu tingkat valensi yaitu ion seri (III) (Ce3+), pada waktu
ion seri (IV) direduksi, hingga stiokiometri tertentu dan sederhana.
2. Merupakan oksidator kuat dan intensitas daya oksidasi dapat diubah
dengan pemilihan asam yang digunakan.
3. Larutan asam sulfat ion seri (IV) adalah sangat stabil dan dapat
disimpan lama tanpa mengalami perubahan konsentrasi. Larutan dalam
asam nitrit atau asam perklorat terurai lambat.
4. Ion klorida dalam konsentrasi sedang, tidak langsung teroksidasi
walaupun dengan adanya besi. Larutan seri dalam asam klorida tidak
stabil jika konsentrasi asamnya lebih dari 1N.
Walaupun ion seri (IV) berwarna kuning, warna ini tidak menyebabkan
keukaran pada pembacaan buret, terkecuali jika konsentrasinya lebih besar
dari 0,1 N ion besi (III) tidak berwarna.
c) Iodimetri, iodometri, iodatometri
Oksidator + KI → I2 + 2e
8
I2 + Na2 S2O3 → NaI + Na2S4O6
Dalam beberapa proses tak langsung banyak agen pengoksid yang kuat dapat
dianalisis dengan menambahkan kalium iodida berlebih dan mentitrasi iodin
yang dibebaskan. Karena banyak agen pengoksid yang membutuhkan larutan
asam untuk bereaksi dengan iodin, Natrium tiosulfat biasanya digunakan
sebagai titrannya. Titrasi dengan arsenik membutuhakn larutan yang sedikit
alkalin.
Dalam larutan yang sedikit alkalin atau netral, oksidasi menjadi sulfat tidak
muncul terutama jika iodin dipergunakan sebagai titran. Banyak agen
pengoksid kuat, seperti garam permanganat, garam dikromat yang mengoksid
tiosulfat menjadi sulfat, namun reaksinya tidak kuantitatif.
9
A ( Reduktor ) + I2 → A ( Teroksidasi ) + 2 I -
Iod merupakan oksidator yang tidak terlalu kuat (lemah) , sehingga hanya
zat-zat yang merupakan reduktor kuat yang dapat dititrasi. Indikator yang
digunakan adalah amilum yang akan memberikan warna biru pada titik akhir
penitaran .
I2 + 2 e - → 2 I-
Iod merupakan zat padat yang sukar larut dalam air (0,00134 mol/L) pada
25◦C , namun sangat larut dalam larutan yang mengandung ion iodida . iod
membentuk kompleks triiodida dengan iodida :
I2 + I- → I3-
I2 + H2O → HIO + H+ + I-
Larutan standar iod harus disimpan dalam botol gelap untuk mencegah
peruraian HIO oleh cahaya matahari .
Warna larutan iod 0,1 N cukup tua sehingga iod dapat bertindak sendiri
sebagai indikator . Iod juga memberikan suatu warna ungu atau lembayung
pada pelarut seperti CCl4 atau kloroform, dan kadang-kadang itu digunakan
untuk mendeteksi titik akhir. Namun lebih lazim digunakan suatu larutan
kanji, karena warna biru tua kompleks pati-iod berperan sebagai uji kepekaan
terhadap iod. Kepekaan itu lebih besar dalam larutan sedikit asam dari pada
dalam larutan netral dan lebih besar dengan adanya ion iodida . Molekul iod
diikat pada permukaan beta amilosa, suatu konstituen kanji.
10
Larutan iod sering distandardisasi dengan larutan Na2S2O3 . selain itu bahan
baku primer yang paling banyak digunakan ialah As2O3 pada pH tengah,
Berdasarkan reaksi :
———————————————————————–
Iodatometri
11
d) Bromato-bromometri
Bromometri: larutan baku Br2 sebagai pereaksi (seperti I2)
1. Reaksi Subtitusi
12
2. Reaksi Adisi
Terjadi pada senyawa obat yang mengandung gugus tidak jenuh (titrasi
langsung).
Br
─C─C═C─C─ + Br2 ↔ ─C ─C ─C ─C ─
Br
3. Reaksi Oksidasi
Terjadi pada senyawa obat dengan gugus fungsi yang mudah dioksidasi,
misalnya Vitamin C, Isoniazid.
Cara Titrasi:
13
Metil red dirusak/terdestrusi oleh Br2 → tidak berwarna
14
2. Benzokain (Anestesin)
e) Dikromatometri
f) Nitritometri
Penetapan kadar zat dengan jalan titrasi mengunakan natrium nitrit
sebagai titran dinamakan nitrimetri. Titrasi ini digunakan untuk penetapan
kadar amina primer aromatik berdasarkan reaksi pembentukan garam
diazonium dengan asam nitrit pada suhu di bawah 15oC. Dalam kondisi
terkontrol, reaksi tersebut berlangsung secara kuantitatif. Oleh karena
reaksi tersebut tidak begitu cepat maka titrasi dilakukan perlahan-lahan.
15
Untuk menjaga suhu di bawah 15oC dapat digunakan pecahan es atau
sirkulator. Di atas 15oC, garam diazonium yang terbentuk akan terhidrolisa
menjadi fenol.
16
Bab III
Penutup
Kesimpulan:
17
Daftar Pustaka
Svehla, G. 1995. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimakro. Kalman Media Pustaka. Jakarta.
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/pemisahan-
kimia-dan-analisis/titrasi-redoks/
http://khairunnisasiregar.wordpress.com/titrasi-reduksi-oksidasi/
http://mipa-farmasi.blogspot.com/2012/03/titrasi-reduksi-oksidasi-
redoks.html
http://aisyah-poetrisunda.blogspot.com/2012/02/jenis-jenis-titrasi-
redoks.html
http://nuelchemistry.blogspot.com/2012/01/makalah-jenis-jenis
titrasi.html
http://salsabila-ravina.blogspot.com/2012/11/titrasi-iodimetri-dan-
iodometri.html
http://auroracahya.wordpress.com/2012/06/12/titrasi-redoks/
18