PENDAHULUAN
Roti merupakan salah satu makanan yang disukai oleh masyarakat Indonesia
maupun Internasional. Roti biasanya dimakan untuk sarapan, namun tidak jarang
roti disantap sebagai hidangan utama dalam setiap kesempatan. Sudah ada
berbagai macam jenis roti yang ada di pasar, seperti roti tawar, roti pandan, roti
panggang, roti goreng, dll. Oleh karena itu, kami membuat hidangan variasi dari
roti agar masyarakat memiliki pilihan dalam menyantapnya.
Sosis merupakan olahan daging yang digulung atau dibungkus dengan plastik
dengan bentuk melengkung panjang atau lonjong. Bahan utama dari sosis-pun
bermacam-macam ada yang dari daging sapi, daging ayam, bahkan daging ikan
pun ada. Jenis makanan yang menggunakan sosis-pun bervariasi ada yang
dibakar, digoreng dan digunakan untuk bahan tambahan makanan. Oleh karena
itu, kami menggunakan sosis untuk bahan isi roti kami karena mudah diolah dan
ditemukan juga.
Kami disini ingin membuat variasi olahan dari roti dan sosis, yang bisa disantap
sebagai sarapan, cemilan ataupun makanan utama oleh konsumen.
BAB II
PROFIL USAHA
A. Kajian Teori
a. Roti
Roti adalah makanan berbahan dasar utama tepung terigu dan air, yang
difermentasikan dengan ragi, tetapi ada juga yang tidak menggunakan ragi.
Namun kemajuan teknologi manusia membuat roti diolah dengan berbagai bahan
seperti garam, minyak, mentega, ataupun telur untuk menambahkan
kadar protein di dalamnya sehingga didapat tekstur dan rasa tertentu. Roti
termasuk makanan pokok di banyak negara Barat. Roti adalah bahan
dasar pizza dan lapisan luar roti lapis. Roti biasanya dijual dalam bentuk sudah
diiris, dan dalam kondisi "fresh" yang dikemas rapi dalam plastik.
Dalam beberapa budaya, roti dipandang sangat penting sehingga menjadi bagian
ritual keagamaan.
biskuit
scone
baguette
bagel
tortilla
pita
lavash
pretzel
donat
b. Sosis
c. Keju
Keju adalah sebuah makanan yang dihasilkan dengan memisahkan zat-zat padat
dalam susu melalui proses pengentalan atau koagulasi. Proses pengentalan ini
dilakukan dengan bantuan bakteri atau enzim tertentu yang disebut rennet. Hasil
dari proses tersebut nantinya akan dikeringkan, diproses, dan diawetkan dengan
berbagai macam cara. Dari sebuah susu dapat diproduksi berbagai variasi produk
keju. Produk-produk keju bervariasi ditentukan dari tipe susu, metode
pengentalan, temperatur, metode pemotongan, pengeringan, pemanasan, juga
proses pematangan keju dan pengawetan. Umumnya, hewan yang dijadikan
sumber air susu adalah sapi. Air susu unta, kambing,domba, kuda,
atau kerbau digunakan pada beberapa tipe keju lokal.
Makanan ini dikenal di seluruh dunia, namun diduga pertama kali dikenal di
daerah sekitar Timur Tengah. Meskipun tidak dapat dipastikan kapan keju pertama
kali ditemukan, menurut legenda keju pertama kali ditemukan secara tidak sengaja
oleh seorang pengembara dari Arab.
Asal usul
Keju sudah diproduksi sejak zaman prasejarah walaupun tidak ada bukti pasti
kapan pembuatan keju pertama kali dilakukan. Masyarakat prasejarah mulai
meninggalkan gaya hidup nomadendan beralih menjadi beternak kambing, domba
maupun sapi. Karena kebersihan yang kurang, terkena sinar matahari secara
langsung atau terkena panas dari api maka susu dalam bejana tersebut menjadi
asam dan kental. Setelah dicoba ternyata susu tersebut masih dapat dimakan, dan
itulah pertama kalinya manusia menemukan keju krim asam (sour cream cheese).
Keju krim manis (sweet cream cheese) juga ditemukan secara
kebetulan. Sebuah legenda yang menceritakan bahwa beberapa pemburu yang
membunuh seekor anak sapi, kemudian membuka perutnya dan menemukan
sesuatu berwarna putih yang memiliki rasa yang enak. Adanya enzim rennet di
dalam perut sapi menyebabkan susunya menjadi kental, sehingga menjadi apa
yang kita sebut keju saat ini. Cerita lainnya mengatakan bahwa keju ditemukan
pertama kali di Timur Tengah oleh seorang pengembara dari Arab. Pengembara
tersebut melakukan perjalanan di padang gurun mengendarai kuda dengan
membawa susu di pelananya. Setelah beberapa lama, susu tersebut telah berubah
menjadi air yang pucat dan gumpalan-gumpalan putih. Karena pelana penyimpan
susu terbuat dari perut binatang (sapi, kambing ataupun domba) yang
mengandung rennet, maka kombinasi dari rennet, cuaca yang panas dan
guncangan-guncangan ketika mengendarai kuda telah mengubah susu menjadi
keju, dan setelah itu orang-orang mulai menggunakan enzim dari perut binatang
untuk membuat keju.
Pada masa pemerintahan Charles Agung, para biarawan dan biarawati memegang
peranan penting dalam produksi keju dan variasinya. Banyak resep yang ditulis
oleh para biarawan walaupun tidak dapat dipastikan apakah resep tersebut ditulis
sendiri atau disalin dari penduduk lokal. [4] Karena pekerjaan para biarawan dan
biarawati, maka orang-orang tidak perlu kelaparan di musim dingin ketika susu
sulit didapat.
Di abad ke 19, Ferdinand Cohn menjadi orang pertama yang menemukan bahwa
proses pematangan keju diarahkan oleh mikroorganisme. Setelah itu, semakin
banyak pula riset yang dilakukan berhubungan dengan keju dan proses
pembuatannya. Dengan berkembangnya pengetahuan tentang keju baik dari segi
biologis maupun kimiawi, proses pembuatan keju pun menjadi umum di
masyarakat. Hasilnya, perusahaan-perusahaan kecil maupun peternakan-
peternakan berlomba-lomba memproduksi keju mereka sendiri.
Pabrik pertama yang memproduksi keju dibuka pada tahun 1815 di Swiss, tetapi
di Amerika Serikatlah produksi keju skala besar pertama kali sukses. Saat ini,
diperkirakan ada lebih dari 400 jenis keju di dunia. Pada masa Perang Dunia II,
keju buatan pabrik semakin populer, mengalahkan keju yang dibuat secara
tradisional. Sejak saat itu, pabrik-pabrik telah menjadi sumber penghasil keju
terbesar di Amerika dan Eropa.
Pembuatan Keju
Keju memiliki gaya dan rasa yang berbeda-beda, tergantung jenis air susu yang
digunakan, jenis bakteri atau jamur yang dipakai dalam fermentasi, lama proses
fermentasi maupun penyimpanan ("pematangan"). Faktor lain misalnya jenis
makanan yang dikonsumsi oleh mamalia penghasil susu dan proses pemanasan
susu. Walaupun ada ratusan jenis keju yang diproduksi di seluruh dunia, namun
keju secara mendasar dibuat dengan cara yang sama.
Ada lima tahapan utama dalam pembuatan keju. Tahapan-tahapan tersebut adalah:
Pengasaman
Pengentalan
Pengolahan dadih
Penambahan garam dilakukan setelah keju dibentuk agar keju tidak terasa tawar,
dan terdapat empat cara yang berbeda untuk mengasinkan keju. Bagi beberapa
keju, garam ditambahkan langsung ke dalam dadih. Cara yang kedua adalah
dengan menggosokkan atau menaburkan garam pada bagian kulit keju, yang akan
menyebabkan kulit keju terbentuk dan melindungi bagian dalam keju agar tidak
matang terlalu cepat. Beberapa keju-keju yang berukuran besar diasinkan dengan
cara direndam dalam air garam, yang menghabiskan waktu berjam-jam sehingga
berhari-hari. Cara yang terakhir adalah dengan mencuci bagian permukaan keju
dengan larutan garam; selain memberikan rasa, garam juga membantu
menghilangkan air berlebih, mengeraskan permukaan, melindungi keju agar tidak
mengering serta mengawetkan dan memurnikan keju ketika memasuki
proses maturasi.
Pematangan
Stretching: Dadih diusung dan lalu diadoni dalam air panas untuk
menghasilkan tekstur yang berserabut. Contoh keju yang melewati proses ini
adalah keju Mozzarella dan Provolone.
Cheddaring: Dadih yang sudah dipotong kemudian ditumpuk untuk
menghilangkan kelembaban. Dadih tersebut lalu digiling untuk waktu yang
cukup lama. Contoh keju yang mengalami proses ini
adalahkeju Cheddar dan Keju Inggris lainnya.
Macam-macam Keju
Saat ini diperkirakan ada lebih dari 400 macam keju di berbagai negara di
dunia. Variasi jenis keju ini didapatkan dari penggunaan susu dan bakteri yang
berbeda juga lamanya proses pematangan. Selain itu, makanan yang dimakan
oleh binatang yang akan diambil susunya pun berpengaruh terhadap keju yang
akan dihasilkan.
Berdasarkan tekstur
Keju keras: Maksimum kadar air pada keju tipe ini adalah 56%, semakin
sedikit kadar air dalam keju maka keju akan semakin keras. Walaupun begitu,
tidak semua keju tipe ini memiliki tekstur yang keras, sebagai contoh keju
Edam lebih lunak dari keju Parmesan dan bisa dengan mudah diiris sedangkan
Parmesan harus diparut. Keju keras umumnya menjadi matang dalam tiga
bulan, namun proses pematangan dapat berlangsung hingga satu tahun dan
membuat keju kehilangan lebih banyak air dan menjadi lebih keras.
Keju iris: Maksimum kadar air pada keju iris berkisar antara 54-63% dan
karenanya menjadi matang lebih cepat dan lebih mudah diiris dibandingkan
keju keras.
Keju iris semi keras: Kadar air pada keju jenis ini berkisar antara 61-69%,
dan sebagian besar keju ini diproduksi dengan krim rendah kalori. Lama
pematangan pada keju-keju tipe ini berbeda-beda, sebagai contoh keju iris
semi keras adalah Roquefort, Tetilla, dan Weisslacker.
Keju lunak: Keju lunak memiliki kadar air lebih dari 67%. Karena
banyaknya air pada keju ini, maka kadar lemak yang terdapat pada keju ini
pun lebih rendah dibandingkan dengan keju yang lebih keras.
Bakteri yang dimatangkan dari dalam: Contoh keju dari kelompok ini
adalah Cheddar, keju Gouda, dan Parmesan. Keju-keju dalam kategori ini
menjadi lebih keras ketika matang. Kematangannya akan terjadi seragam di
seluruh bagian luar keju.
Keju yang dicuci kulitnya: Contoh keju dari kelompok ini
adalah Limburger dan Liederkranz. Keju-keju ini secara periodik dicuci
bagian permukaannya dengan air asin pada tahap pertama pematangan. Keju
tipe ini memiliki kulit yang berwarna oranye atau kemerah-merahan.
Biasanya, keju ini akan menjadi lebih lunak ketika matang dan memiliki
aroma yang tajam.
Keju berkulit keras: Ciri-ciri dari keju ini adalah bentuknya yang besar,
memerlukan waktu lebih lama untuk matang, dan melalui proses penekanan
untuk menghilangkan kelembaban. Contoh keju jenis ini
adalah Raclette, Gruyere, dan Gouda.
Keju yang tertutup dengan bulu halus: Keju jenis ini kulitnya halus dan
berbulu. Contoh keju jenis ini adalah Brie.
Keju berkulit alami: Bagian dalam dari keju ini memiliki tekstur yang
lembut dan kulitnya berwarna abu-abu atau biru yang berubah-ubah ketika
keju mulai menua. Contoh keju tipe ini antara lain Sainte Maure dan Pouligny
St. Pierre.
Keju yang kulitnya dicuci dengan air asin: Keju-keju kategori ini
dimandikan di dalam air asin ketika matang. Contohnya adalah keju
Munster dan Feta.
Keju biru: Keju biru memiliki coreng-coreng yang berwarna biru atau
hijau. Warna tersebut didapat dari membiakkan bakteri pada keju. Contoh keju
biru adalah Stilton, Roquefort danGorgonzola.
Keju segar: Ciri-ciri dari keju segar adalah tidak memiliki kulit, memiliki
kandungan air yang tinggi dan tidak melalui proses pematangan. Contohnya
antara lain adalah Demi-sel, Ricottadan Mascarpone.
Keju dari susu kambing: Banyak orang yang lebih memilih untuk
menggunakan susu kambing karena kandungan lemak dan laktosa yang
rendah dan mengandung banyak nutrisi.
Keju dari susu domba atau biri-biri: Karena pada umumnya domba
menghasilkan susu yang lebih sedikit dibandingkan sapi dan kambing maka
keju jenis ini pun sulit ditemukan dan lebih mahal harganya.
Keju dari susu campuran: Keju tipe ini dibuat dari kombinasi dua jenis
susu atau lebih.
Keju dari susu mentah: Banyak yang berpendapat bahwa proses pasteurasi
dapat menghilangkan rasa keju sehingga mereka menggunakan susu mentah.
Keju proses
Keju proses berbeda dengan keju-keju kategori lainnya karena keju ini tidak
diproduksi langsung dari susu segar tetapi dibuat dari keju yang sudah matang.
Sisa-sisa dari berbagai macam keju dicampur menjadi satu kemudian digiling,
diberi garam dan dipanaskan. Keju proses tersedia dalam berbagai macam bentuk.
Keju segar
Keju segar tidak melalui proses pematangan seperti keju-keju lainnya. Bagian
padat dari keju ini mencapai 20%.
Pasta filata
Pasta filata merupakan nama untuk sekelompok keju yang dadihnya dipanaskan
dengan air panas, diadoni dan dibuat menjadi untaian tali setelah diasamkan. Keju
tipe ini berasal dari Italia dan kemudian ditambahkan kepada Daftar Keju
Resmi Jerman pada tahun 1999. Kelompok keju ini bervariasi dari keju segar
hingga keju keras. Beberapa keju jenis pasta filata adalah Mozzarella, Provolone,
dan Scamorza. Kandungan air pada keju jenis ini berkisar antara 62-76%.
Kandungan air pada keju krim asam berkisar antar 60-73%. Keju tipe ini
diproduksi dari keju asam rendah lemak, karena itulah keju ini memiliki
kandungan kalori yang rendah dan protein yang tinggi.
Keju vegetarian
Sebagian besar keju diproduksi dengan menggunakan rennet yang berasal dari
binatang, yang diambil dari perut sapi atau domba. Saat ini, ada banyak alternatif
pengganti rennet yang berasal dari binatang.
Penyimpanan
Semakin keras suatu keju dan semakin lama proses pematangannya maka keju
tersebut akan bertahan lebih lama. Cottage cheese dapat bertahan selama
seminggu, sedangkan keju Parmesan yang belum dipotong dapat bertahan hingga
setahun atau lebih. Keju lembut seperti Brie, Camembert dan Liederkranz tidak
dapat bertahan lama. Keju-keju tersebut adalah keju yang langka karena umurnya
hanya satu minggu setelah keju itu matang dan sebelum menjadi terlalu
matang. Keju lainnya tidak terlalu sulit dalam penyimpanannya selama ditaruh di
dalam lemari pendingin dan dibungkus plastik.
Penyajian
Keju harus selalu disajikan bersuhu ruangan dan bukan keju dingin langsung dari
lemari pendingin. Hanya keju yang bersuhu ruanganlah yang dapat
mengembangkan rasanya dengan baik. Hal ini tidak berlaku pada keju yang tidak
melalui proses pematangan. Keju harus dipotong sebelum penyajian agar keju
tidak menjadi kering.
Kandungan Gizi
Keju merupakan makanan yang penuh dengan nutrisi. Keju memiliki banyak
elemen yang sama dengan susu, yaitu protein, lemak, kalsium dan vitamin. Satu
pon keju memiliki protein dan lemak yang sama jumlahnya dengan satu galon
susu. Keju dengan tingkat kelembaban yang tinggi memiliki konsentrasi nutrisi
yang lebih rendah dibandingkan dengan keju yang tingkat kelembabannya rendah.
Lemak
Lemak memberikan rasa dan tekstur yang unik pada keju. Kandungan lemak pada
keju berbeda-beda pada satu jenis keju dengan yang lainnya. Keju segar memiliki
kandungan lemak hingga 12%. Sedangkan kandungan lemak pada keju yang
sudah dimatangkan berkisar antara 40-50%.
Protein
Mineral
Keju sangat kaya akan kalsium, fosfor dan seng. Satu ons keju mengandung
sekitar 200ml kalsium Kandungan kalsium pada keju akan berbeda, tergantung
pada apakah keju tersebut dikoagulasi menggunakan enzim atau asam. Keju yang
dikoagulasi menggunakan enzim mengandung kalsium dua kali lebih banyak
dibandingkan dengan yang menggunakan asam. Keju juga kaya akan sodium,
karena penambahan garam saat proses pembuatannya.
Vitamin
Saat susu murni digunakan untuk membuat keju, vitamin A dan D yang larut
dalam lemak tinggal pada dadih. Namun, banyak vitamin yang larut dalam air
yang hilang terbawa air dadih.Hanya sekitar seperempat dari riboflavin (vitamin
B2) dan seperenam dari tiamina (vitamin B1) yang tinggal pada keju Cheddar,
sedangkan niasin, vitamin B6, vitamin B12, biotin, asam pantothenic,
dan folat terbawa bersama air dadih.
Laktosa
Kandungan laktosa pada keju sangatlah kecil, yaitu berkisar 4.5-4.7%. Hal ini
dikarenakan dalam prosesnya sebagian besar laktosa dalam susu keluar bersama
air dadih dan yang tersisa diubah menjadi asam laktat saat proses
pematangan. Karena itu, keju merupakan makanan yang aman dikonsumsi oleh
orang yang memiliki intoleransi laktosa dan penderita diabetes.
B. Nama Usaha
Nama usaha yang akan kami dirikan yaitu “Roti Tawar Isi Sosis”.
C. Produk
Usaha ini bergerak di bidang produksi yaitu pengolahan dan pemasaran Roti Isi
Sosis. Konsep bisnis ini menjual Roti Isi Sosis. Selain rasanya enak, Roti Isi Sosis
ini juga makanan yang disukai oleh masyarakat yang ingin mencoba variasi dari
Roti.
D. Pangsa Pasar
Pangsa pasar yang kami tujukan yaitu masyarakat sekitar. Tempat yang akan
direncanakan untuk usaha ini yaitu di kampus dan sekitarnya.
E. Lokasi Usaha
Tempat yang akan direncanakan untuk usaha ini yaitu di kampus dan
sekitarnya. Pertimbangan kami memilih lokasi tersebut yaitu:
F. Proses Produksi
Kompor
Penggorengan
Komposisi Bahan:
G. Strategi Pemasaran
Berikut ini adalah strategi pemasaran yang kami lakukan :
1. Kebijakan Produk
Usaha ini bergerak di bidang produksi, yaitu Roti Isi Sosis. Bisnis ini menjual
produk berupa variasi dari Roti yang sudah ada.
2. Kebijakan Harga
Harga masih merupakan faktor yang perlu mendapat perhatian khusus agar
pangsa pasar yang dituju dapat dicapai karena sesuai dengan tingkat
pendapatan mereka. Oleh karena itu kami menawarkan harga yang cukup
terjangkau oleh masyarakat khususnya mahasiswa dengan harga Rp 8.000,- -
10.000,-
3. Kebijakan Promosi
H. Pemakaian Dana