PENDAHULUAN
Serikat sebagai negara maju, The Centers for Disease Control and Prevention
(CDC) memperkirakan bahwa 20,8 juta orang, atau 7% dari populasi, menderita
memprediksi kenaikan jumlah pasien menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun
obatan modern dan suntikan[5]. Namun penggunaan suntikan insulin sangat tidak
1
Glibenklamid dapat memicu laju absorpsi glukosa gastrointestinal dan
meningkatkan kadar sekresi insulin plasma, bahkan pada saat kadar glukosa
plasma darah berada di bawah ambang sekresi insulin. Hal inilah yang memicu
kelaparan dan pada akhirnya menyebabkan kenaikan berat badan bagi para
pengkonsumsinya[7].
2
penelitian-penelitian tersebut di atas, kombinasi jus keduanya diperkirakan dapat
terhadap penurunan kadar glukosa darah tikus wistar jantan yang diinduksi
aloksan. Efektifitas penurunan kadar glukosa darah kombinasi jus mentimun dan
tomat tersebut akan dibandingkan terhadap jus tunggalnya dan kontrol positif
berupa metformin. Jus dipilih karena lebih mudah dibuat, praktis, dan untuk
diinduksi aloksan?
darah paling baik pada tikus wistar jantan yang diinduksi aloksan?
3
I.3 Tujuan Penelitian
tunggalnya.
penurunan kadar gula darah tikus wistar jantan yang diinduksi aloksan.
lycopersicum L) terhadap penurunan kadar gula darah pada tikus wistar jantan
4
I.4.2 Bagi institusi
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
disekitar Peru, Equador. Setelah itu, menyebar keseluruh bagian daerah tropis
Amerika. Tanaman tomat mulai masuk ke Eropa pada awal abad ke-16.
Selatan pada awal abad ke-18[11]. Tomat dapat tumbuh di ladang, pekarangan
rumah atau ditemukan liar pada ketinggian 1-1600 m dpl. Tanaman ini tidak
tahan hujan, sinar matahari terik, serta menghendaki tanah yang gembur dan
subur[12].
6
II.1.1 Nama Tanaman
II.1.3 Klasifikasi
Bangsa : Solanes
Suku : Solanaceae
Marga : Solanum
II.1.4 Morfologi
tanah dan akar serabut yang tumbuh menyebar kearah samping. Batang
tanaman tomat berbentuk persegi empat hingga bulat, berbatang lunak tetapi
7
cukup kuat, berbulu atau berambut halus dan diantara bulu-bulu tersebut
terdapat rambut kelenjar. Batang tanaman berwama hijau. Pada ruas batang
mengalami penebalan dan pada ruas bagian bawah tumbuh akar-akar pendek.
Selain itu, batang tomat bercabang dan diameter cabang lebih besar jika
berbentuk oval bagian tepi daun bergerigi dan membentuk celah-celah yang
berjumlah sekitar 3-6 cm. Diantara daun yang berukuran besar biasanya
tumbuh 1-2 daun yang berukuran kecil. Daun majemuk pada tanaman tomat
cerah, kelopak bunga berjumlah 5 buah dan berwarna hijau terdapat pada
bagian terindah dari bunga tomat warnanya kuning cerah berjumlah 6 buah.
Bunga tomat merupakan bunga sempurna karena benang sari atau tepung sari
dan kepala putik atau kepala benang sari terbentuk pada bunga yang sama.
bulat, agak bulat, agak lonjong dan bulat telur (oval). Buah yang masih muda
8
II.1.5 Khasiat
dengan dosis sebesar 12 g/KgBB dapat menurunkan kadar gula darah selama 7
hari[10].
solanin (0,007 %), asam folat, asam malat, bioflavonoid (termasuk likopen, α
9
II.2 Mentimun
II.2.1 Klasifikasi
dengan kacang panjang saat ditumis maupun lalapan. Adapun klasifikasi dari
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Cucumis
10
II.2.2 Morfologi
a. Daun
berwarna hijau muda sampai hijau tua. Selain itu daun bergerigi, berbulu
kedudukan daun pada batang tanaman berselang seling antara satu daun
b. Bunga
berumah satu artinya, bunga jantan dan bunga betina terpisah, tetapi masih
dalam satu pohon. Bunga betina mempunyai bakal buah berbentuk lonjong
bunga [20].
Buah mentimun menggantung dari ketiak antara daun dan batang. Bentuk
11
ada pula yang halus.Warna kulit buah antara hijau keputih - putihan, hijau
muda dan hijau gelap sesuai dengan varietas. Biji mentimun berbentuk
Senyawa tersebut berperan utama terhadap penurunan kadar gula dan lemak di
dalam tubuh.
II.2.4 Manfaat
II.3.1 Definisi
12
insulin atau penurunan sensitivitas insulin, atau keduanya dan menyebabkan
II.3.2 Klasifikasi
Tipe ini sering disebut insulin dependent diabetes melitus atau IDDM karena
Pada tipe 2 ini, tidak selalu dibutuhkan insulin, cukup ditangani dengan diet
dan antidiabetik oral. Oleh sebab itu, tipe ini juga disebut non insulin
dependent diabetes melitus atau NIDDM. Jenis yang lain, misalnya (3) DM
penggunaan obat, dan lain – lain[22]. Keterangan lebih lengkap dapat dilihat
pada Tabel 1.
resistensi insulin.
13
Defek genetik fungsi sel β, defek genetik kerja
infeksi.
dimana batas maksimal reabsorbsi glukosa pada tubulus ginjal terlampaui dan
14
katabolisme protein dan lemak. Keadaan ini selain menyebabkan polifagia,
II.3.4 Diagnosis
pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu > 200 mg/dl telah cukup untuk
menegakkan diagnosis DM. Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah puasa >
Tabel 2. Kadar glukosa darah pada pasien normal, pradiabetes, dan diabetes
melitus[26]
antara lain pemeriksaan urin untuk mendeteksi adanya glukosuria, tes toleransi
15
II.3.5 Terapi Nonfarmakologis
II.3.5.1 Diet
dapat dicerna oleh tubuh juga dapat membantu mengatasi rasa lapar yang
II.3.5.2 Olahraga
glukosa[23].
II.3.6.1 Insulin
16
pada penderita DM Tipe 2 yang kadar glukosa darahnya tidak dapat
dan DM gestasional[22,23].
jangka panjang. Pemberian insulin tidak dapat diberikan melalui oral karena
Respon individual terhadap terapi insulin cukup beragam, oleh sebab itu
II.3.6.2.1 Sulfonilurea
depolarisasi membran dan keadaan ini akan membuka kanal Ca. Dengan
granula yang berisi insulin dan akan terjadi sekresi insulin dengan jumlah
17
Efek samping yang terpenting adalah hipoglikemia yang dapat
usus (mual, muntah, diare), sakit kepala, pusing, rasa tidak nyaman di
mulut, juga alergi pada kulit. Peningkatan nafsu makan dan berat badan
II.3.6.2.2 Biguanid
II.3.6.2.3 Tiazolidindion
dalam metabolisme glukosa dan lemak. Selain itu, obat ini juga
α- glukosidase yang terdapat pada dinding usus halus yang berfungsi untuk
18
menghidrolisis oligosakarida pada dinding usus halus. Penghambatan kerja
II.3.6.2.5 Meglitinid
sulfonilurea.
II.4.1 Definisi
tidak kurang dari 98,5% dan tidak lebih dari 101.0% C4H11N5.HCI, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian berupa serbuk hablur putih;
tidak berbau atau hampir tidak berbau; higroskopis. Kelarutan mudah larut
19
dalam air; praktis tidak larut dalam eter dan dalam kloroform; sukar larut
dalam etanol[27].
II.4.2 Farmakodinamik
pada adanya fungsi pankretik sel-sel B. Glukosa tidak menurun pada subjek
normal setelah puasa satu malam, tetapi kadar glukosa darah pasca prandial
II.4.3 Farmakokinetik
sampai 24 jam, tidak terikat pada protein plasma, tidak dimetabolisme dan
dengan dosis[21,28].
20
II.4.4 Efek Samping
mual, muntah, anoreksia dan diare yang selintas serta gangguan penyerapan
vitamin B12. Asidosis laktat dapat timbul pada gangguan ginjal terutama pada
lansia[6,21].
menurunkan gula darah pada orang sehat. Zat ini juga menekan nafsu makan
berat badan[6]
hari, dengan anjuran penggunaan dosis efektif yang paling rendah. Jadwal
lazim dimulai dengan satu tablet tunggal sebesar 500 mg yang diberikan pada
waktu sarapan selama beberapa hari. Jika hal ini berjalan baik tanpa keluhan
21
pada saluran cerna dan hiperglikemia masih tetap berlanjut maka ditambah
dengan tablet kedua sebesar 500 mg yang diberikan pada waktu makan
malam[28].
II.5 Aloksan
II.5.1 Definisi
pankreas dan akan menimbulkan DM. Aloksan dapat larut dalam air maupun
senyawa kimia hidrofilik dan tidak stabil. Sebagai diabetogenik, aloksan dapat
22
II.5.2 Pengaruh Aloksan Terhadap Kerusakan Sel ß Pankreas
intraselul. Aloksan juga diduga berperan dalam reaktivitas grup thiol yang
tetapi tidak berpengaruh pada sekresi glukagon. Efek ini spesifik untuk sel ß
menjadi asam dialurat dan teroksidasi kembali menjadi aloksan. Proses ini
23
menghasilkan siklus redoks yang menghasilkan senyawa radikal peroksida.
Senyawa radikal peroksida ini dapat melepaskan ion Fe3+ dari senyawa
ferritin dan mereduksinya menjadi ion Fe2+. Adanya ion Fe2+ dan senyawa
yang sangat reaktif. Radikal hidroksil ini mampu merusak susunan DNA sel
oxygen species (ROS) dan radikal superoksida dalam siklus redoks. ROS
ion kalsium bebas sitosolik pada sel pankreas. Efek tersebut diikuti oleh
24
sitoplasma. Infkluks kalsium akibat aloksan tersbut mengakibatkan
kalsium ke sel. Akibatnya proses oksidasi sel terganggu dan sel pankreas
akan mengalami kerusakan. Selain itu, aloksan juga diduga berperan dalam
multivariate yang berfungsi untuk membedakan rerata lebih dari dua kelompok
adalah suatu prosedur yang digunakan untuk menghasilkan analisis variansi satu
arah untuk variabel dependen dengan tipe data kuantitatif dengan sebuah
normal dan mempunyai varians yang sama. Data yang digunakan pada One-way
Anova untuk nilai variabel pada faktor harus integer sedangkan variabel
yang digunakan pada One-way Anova, yaitu setiap kelompok pada sampel acak
25
II.7 Landasan Teori
Serikat sebagai negara maju, pusat kontrol dan pencegahan penyakit (CDC)
26
bahwa ekstrak etanol C. sativus dapat menurunkan kadar gula darah mencapai
Induksi aloksan
Penurunan kadar
Tikus wistar jantan glukosa darah pada
tikus
27
II.9 Hipotesis
dan setara dengan kontrol positif (metformin) pada tikus wistar jantan yang
28
BAB III
METODOLOGI
III.1.1 Alat
(Pyrex®), labu ukur (Pyrex®), gelas ukur (Pyrex®), penangas air (Memmert®),
III.1.2 Bahan
aquades, CMC-Na, serbuk Mg, FeCl 3% p.a (Merck®), asam asetat glasial p.a
(Merck®), H2SO4 pekat p.a (Merck®), reagen Mayer, reagen Molisch, pakan
29
III.1.3 Hewan Percobaan
putih jantan galur Wistar dengan berat 150-250 gram. Hewan diaklimatisasi
laboratorium.
darah
30
III.3 Populasi dan Sampel
Pontianak.
1. Tikus putih jantan yang sehat, dengan kriteria bulu tidak berdiri, mata
jernih dan mengalami peningkatan berat badan dalam batas tertentu yang
2. Tikus putih jantan galur wistar usia 2-3 bulan, berat badan 150-250 gram.
2. Tikus putih jantan yang tidak hiperglikemia (GDP < 150 mg/dl) setelah
diinduksi aloksan
31
III.4 Besar Sampel
(t-1) (n-1) ≥ 15
Keterangan :
(n - 1)(t - 1) ≥15
(n - 1)(7 - 1) ≥ 15
(n - 1)(6) ≥15
6n – 6 ≥ 15
6n ≥ 21
konsentrasi optimum.
32
III.5.2 Variabel Terikat
Variabel bebas
Kombinasi jus mentimun (Cucumis Sediaan jus yang terdiri Variasi dosis jus Ordinal
Variabel terikat
Penurunan kadar gula darah pada Hasil penurunan kadar Pengukuran kadar gula Nominal
6 diberi perlakuan
and Post test Group.Penelitian memiliki 2 alur yaitu pada sampel (Gambar 6)
33
Pengumpulan Sampel Mentimun Pengumpulan Sampel Tomat
Evaluasi
Alkaloid Saponin
Visualisasi Tesktur
Flavonoid Triterpenoid
Glikosida Jantung
34
35 Hewan Uji Diaklimatisasi (7 Hari)
Analisis Data
Keterangan:
Kontrol Positif (KP) : Diberi Metformin 9 mg/ 200 g BB Tikus
Kontrol Negatif (KN) : Diberi Aquadest ad libitum
Jus Tunggal 1 (JT1) : Diberi jus tunggal mentimun dengan dosis 2 g/ 200 g BB tikus
Jus Tunggal 2 (JT2) : Diberi jus tunggal tomat dengan dosis 2 g/ 200 g BB tikus
Jus Kombinasi 1(JK1): Diberi kombinasi jus mentimun 2 g/ 200 g BB tikus dan jus tomat 2 g/ 200 g BB tikus
Jus Kombinasi 2(JK2): Diberi kombinasi jus mentimun 4 g/ 200 g BB tikus dan jus tomat 4 g/ 200 g BB tikus
Jus Kombinasi 3(JK3): Diberi kombinasi jus mentimun 8 g/ 200 g BB tikus dan jus tomat 8 g/ 200 g BB tikus
35
III.7.2 Preparasi Bahan Uji
sekitar Kota Pontianak Kalimantan Barat yaitu pasar Teratai dan pasar
Flamboyan.
Java.
dalam menurunkan kadar gula darah total[12]. Sedangkan dosis jus mentimun
g/50 Kg BB.
= 2.8 g/200gBB
=1.4 g/100gBB
36
Dalam penelitian ini akan digunakan dosis bertingkat :
= 1.2 g/100gBB
Tomat 1.2/ 100 grBB 2.4 g/ 100 grBB 4.8 g/ 100 grBB
37
III.7.3.4 Pembuatan Sampel Tunggal
mempengaruhi mutu dan kualitas dari jus yang diperoleh. Jus yang
dari jus yang diperoleh. Jus yang diperoleh kemudian disimpan dalam
wadah kaca gelap untuk selanjutnya diberikan secara oral kepada tikus
38
III.7.4 Pembuatan Sampel Kombinasi
RPM (Rotation per minute) selama 2 menit kemudian disimpan dalam wadah
kaca gelap untuk selanjutnya diberikan secara oral kepada tikus putih jantan
galur Wistar.
RPM (Rotation per minute) selama 2 menit kemudian disimpan dalam wadah
kaca gelap untuk selanjutnya diberikan secara oral kepada tikus putih jantan
galur Wistar.
wadah kaca gelap untuk selanjutnya diberikan secara oral kepada tikus
39
III.7.5 Uji Organoleptik
mutu, kualitas serta rasa dari sampel.Uji organoleptik dilakukan oleh peneliti
c. Uji rasa meliputi manis, asam, asin, pahit, pedas, kelat dan gurih.
III.7.6.1 Alkaloid
40
III.7.6.2 Triterpenoid
III.7.6.3 Flavonoid
flavonoid[35].
III.7.6.4 Saponin
III.7.6.5 Tanin
beberapa tetes FeCl3 5%. Bila terbentuk warna biru tua menunjukkan
keberadaan tanin[35].
41
III.7.6.6 Glikosida Jantung
terbentuknya cincin ungu pada batas kedua cairan menunjukkan adanya gula,
III.7.6.7 Fenol
Tikus putih jantan Wistar dengan berat 150-250 gram yang berumur
uji diberi makan pakan standar dan minum ad libitum. Tikus yang diikut
42
dari 5 ekor tikus. Adapun pembagian kelompok perlakuan dapat dilihat pada
tabel 6 berikut :
Kelompok Perlakuan
secara oral
serta diberi kombinasi jus mentimun 1.4 g/100gBB dan jus tomat
serta diberi kombinasi jus mentimun 2.8 g/100gBB dan jus tomat
43
serta diberi kombinasi jus mentimun 5.6 g/100gBB dan jus tomat
pankreas[29]. Dosis aloksan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 155
= 31 mg/200 grBB
= 31 mg/2 mL
Larutan stok aloksan dibuat 100 ml dalam NaCl 0,9%, tiap pemberian untuk
31 mg x mg
=
2 ml 100 ml
31 mg x 100 ml
x mg =
2 ml
44
= 1,55 g dalam 100 ml NaCl 0,9%
Aloksan dengan berat 1,55 gram dilarutkan sedikit demi sedikit dalam NaCl
0,9%.
sekali minum. Nilai konversi manusia ke tikus (200 gram) adalah 0,018
= 9 mg/200 gr BB
(air minum tetap diberikan). Kadar glukosa darah puasa normal diukur
intraperitoneal dengan dosis 155 mg/kgBB. Tikus diberi makan pellet dan
minum yang mengandung glukosa 10% selama dua hari setelah pemberian
aloksan. Pada hari ke-2 dan seterusnya glukosa 10% diganti dengan air
minum biasa. Penyuntikan dilakukan pada semua kelompok. Pada hari ke-3
(2x24 jam setelah penyuntikan) glukosa darah puasa tikus diukur untuk
melihat hasil induksi. Tikus dinyatakan hiperglikemia jika kadar gula darah
45
III.7.8 Pemberian Jus Kombinasi
jus dilakukan secara oral menggunakan sonde oral setiap hari selama 7 hari
sehari sekali di pagi hari sebelum hewan uji diberi pakan standar.
kadar gula darah dilakukan 4 kali yaitu sebelum diinduksi aloksan, hari ke-3
setelah diinduksi aloksan, hari ke-3 setelah pemberian sediaan uji,dan hari
ke-7 setelah pemberian sediaan uji. Pengukuran terhadap kadar gula darah
Glukometer(EasyTouch®).
menggunakan uji[40] :
a. Uji statistik Paired T- Test, untuk menguji perbedaan data sebelum dan
sesudah perlakuan.
46
c. Uji statistik One-way ANOVA, untuk menguji rata-rata perbandingan data
tiap kelompok.
e. Jika pada uji ANOVA atau Kruskal-wallis menghasilkan nilai p < 0,05,
47