Anda di halaman 1dari 17

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

A. Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis


Dalam matematika penalaran merupakan suatu aktivitas berpikir untuk
menarik kesimpulan baru yang berdasar pada beberapa pernyataan yang diketahui
benar ataupun yang dianggap benar (penalaran induktif dan deduktif), sedangkan
pemecahan masalah, yaitu suatu proses diterimanya tantangan (challenge) yang
ada serta usaha untuk menemukan jawabannya. Kedua aktivitas berpikir tadi
harus dikomunikasikan secara lisan ataupun tertulis sehingga dapat diketahui
orang lain.
The Common Core of Learning ( dalam Department of Education, 1996 :
2 ), menyarankan, semua siswa seharusnya “ …justify and communicate solutions
to problems”. Siswa-siswa mempelajari matematika seakan-akan mereka
berbicara dan menulis tentang apa yang mereka sedang kerjakan. Mereka
dilibatkan secara aktif dalam mengerjakan matematika, ketika mereka diminta
untuk memikirkan ide-ide mereka, atau berbicara dengan dan mendengarkan
siswa lain, dalam berbagi ide, strategi dan solusi. Menulis mengenai matematika
mendorong siswa untuk merepleksikan pekerjaan mereka dan mengklarifikasi ide-
ide untuk mereka sendiri. Membaca apa yang siswa tulis adalah cara yang
istimewa untuk para guru dalam mengidentifikasi pengertian dan miskonsepsi dari
siswa.
Melalui komunikasi (NCTM, 2000). Greenes dan Schulman (Saragih,
2007) mengemukakan bahwa komunikasi matematik merupakan: (1) kekuatan
sentral bagi siswa dalam merumuskan konsep dan strategi, (2) modal keberhasilan
bagi siswa terhadap pendekatan dan penyelesaian dalam eksplorasi dan investigasi
matematika, (3) wadah bagi siswa dalam berkomunikasi dengan temannya untuk
memperoleh informasi, berbagi pikiran dan penemuan, curah pendapat, menilai
dan mempertajam idea untuk meyakinkan yang lain.
Sementara, Yeager, A dan Yeager, R. (2008) mendefinisikan komunikasi
matematik sebagai kemampuan untuk mengomunikasikan matematika baik secara
lisan, visual, maupun dalam bentuk tertulis, dengan mengunakan kosa kata

1
matematika yang tepat dan berbagai representasi yang sesuai, serta
memperhatikan kaidah-kaidah matematika. Orang tidak akan memahami konsep
dan solusi suatu masalah matematika atau mungkin salah menafsirkannya jika
konsep dan solusi itu tidak dikomunikasikan dengan menggunakan bahasa
matematis yang tepat
Pendapat lain, dikemukakan oleh Franks dan Jarvis (2009),komunikasi
mempunyai makna yang lebih luas, yaitu; meliputi diskusi dan menulis masalah
serta gagasan yang dapat memberikan pengaruh positif pada ingatan dan
pengembangan konsep serta kemampuan pemecahan masalah. Misalnya dalam
diskusi kelompok, siswa berkomunikasi dengan teman sebaya dan gurunya ketika
mereka mengorganisasikan dan memahami informasi. Mereka mengkritik
pekerjaan mereka sendiri dan pernyataan teman-temannya untuk mengembangkan
pemahaman matematika baru.
Pengertian yang lebih luas tentang komunikasi matematik dikemukakan
oleh Romberg dan Chair, yaitu: menghubungkan benda nyata, gambar, dan
diagram ke dalam idea matematika; menjelaskan idea, situasi dan relasi matematik
secara lisan atau tulisan dengan benda nyata, gambar, grafik dan aljabar;
menyatakan peristiwa seharihari dalam bahasa atau simbol matematika;
mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika; membaca dengan
pemahaman suatu presentasi matematika tertulis, membuat konjektur, menyusun
argumen, merumuskan definisi dan generalisasi; menjelaskan dan membuat
pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari (Saragih, 2007).
Jika dicermati dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa, kemampuan komunikasi matematik mencakup dua hal yakni kemampuan
siswa menggunakan matematika sebagai alat komunikasi (bahasa matematika),
dan kemampuan mengkomunikasikan matematika yang dipelajari.

B. Pentingnya Kemampuan Komunikasi Matematis

Komunikasi matematik merupakan salah satu kompetensi penting yang


harus dikembangkanpada setiap topik matematika.

2
Menurut Guerreiro (2008), komunikasi matematik merupakan alat bantu
dalam transmisi pengetahuan matematika atau sebagai fondasi dalam membangun
pengetahuan matematika. Komunikasi memungkinkan berfikir matematis dapat
diamati dankarena itu komunikasi memfasilitasi pengembangan berfikir.
Komunikasi merupakan kemampuan untuk menggunakan bahasa
matematik untuk mengekspresikan gagasan matematik dan argument dengan
tepat, singkat dan logis. Komunikasimembantu siswa mengembangkan
pemahaman mereka terhadap matematika dan mempertajamberfikir matematis
mereka.Ketika para siswa berpikir, merespon, berdiskusi, menjelaskan, menulis,
membaca,mendengarkan dan mengkaji tentang konsep-konsep matematika,
mereka meraup keuntunganganda yaitu; mereka berkomunikasi untuk
mempelajari matematika, dan mereka belajar untukberkomunikasi secara
matematika (NCTM, 2000). Ketika melakukakan tugas matematikaterdapat
beberapa proses matematik yan terjadi, yaitu; pemecahan masalah, representasi,
refleksi,penalaran dan pembuktian, koneksi, pemilihan alat dan strategi
komputasi, dan komunikasi
(Yeager, A dan Yeager, R., 2008). Komunikasi mempunyai hubungan
yang sangat kuat dengan proses-proses matematik yang lain, dimana komunikasi
diperlukan untuk melengkapi dari setiapproses matematik yang lain.Pentingnya
komunikasi matematik, juga dikemuakan oleh Peressini dan Bassett (dalam
NCTM, 1996). Mereka berpendapat bahwa tanpa komunikasi dalam matematika
kita akan memiliki sedikit keterangan, data, dan fakta tentang pemahaman siswa
dalam melakukan proses dan aplikasi matematika. Ini berarti, komunikasi dalam
matematika menolong guru memahami kemampuan siswa dalam
menginterpretasikan dan mengekspresikan pemahamannya tentang konsep dan
proses matematika yang mereka pelajari. Mempekuat pendapat Guerreiro,
Lindquist
(NCTM, 1996) mengemukakan, jika kita sepakat bahwa matematika itu
merupakan suatu bahasa dan bahasa tersebut sebagai bahasa terbaik dalam
komunitasnya, maka mudah dipahami bahwa komunikasi merupakan esensi dari
mengajar, belajar, dan meng-assess matematika.

3
Ada dua alasan penting yang dikemukakan oleh Baroody (dalam Lim dan
Chew,2007), mengapa komunikasi menjadi salah satu fokus dalam pembelajaran
matematika :
1. Matematika pada dasarnya adalah sebuah bahasa bagi matematika itu
sendiri. Matematika tidak hanya merupakan alat berpikir yang membantu
kita untuk menemukan pola, memecahkan masalah dan menarik
kesimpulan, tetapi juga sebuah alat untuk mengomunikasikan pikiran kita
tentang berbagai ide dengan jelas, tepat dan ringkas. Bahkan, matematika
dianggap sebagai “bahasa universal” dengan simbol-simbol dan struktur
yang unik. Semua orang di dunia dapat menggunakannya untuk
mengomunikasikan informasi matematika meskipun bahasa asli mereka
berbeda,
2. Belajar dan mengajar matematika merupakan aktivitas sosial yang
melibatkan paling sedikit dua pihak, yaitu guru dan murid. Dalam proses
belajar dan mengajar, sangat penting mengemukakan pemikiran dan
gagasan itu kepada orang lain melalui bahasa. Pada dasarnya pertukaran
pengalaman dan ide ini merupakan proses mengajar dan belajar. Tentu
saja,berkomunikasi dengan teman sebaya sangat penting untuk
pengembangan keterampilan berkomunikasi sehingga dapat belajar
berfikir seperti seorang matematikawan dan berhasil menyelesaikan
masalah yang benar-benar baru. pemikiran mereka (dalam Lim dan Chew,
2007). Ini menyiratkan pentingnya menjamin kemahiran murid dalam
berbahasa sehingga mereka mampu berkomunikasi dan belajar yang baik
dengan menggunakan bahasa tersebut.Kendatipun kemampuan
komunikasi matematika itu penting, namun ironisnya,pembelajaran
matematika selama ini masih kurang memberikan perhatian terhadap
pengembangan kemampuan ini, sehingga penguasaan kompetensi ini bagi
siswa masih rendah. Membangun komunikasi matematika menurut
National Center Teaching Mathematics (NCTM) memberikan manfaat
pada siswa berupa:

4
3. Memodelkan situasi dengan lisan, tertulis, gambar, grafik, dan secara
aljabar.
4. Merefleksi dan mengklarifikasi dalam berpikir mengenai gagasan-gagasan
matematika dalam berbagai situasi.
5. Mengembangkan pemahaman terhadap gagasan-gagasan matematika
termasuk peranan definisi-definisi dalam matematika.
6. Menggunakan keterampilan membaca, mendengar, dan menulis untuk
menginterpretasikan dan mengevaluasi gagasan matematika.
7. Mengkaji gagasan matematika melalui konjektur dan alasan yang
meyakinkan.
8. Memahami nilai dari notasi dan peran matematika dalam pengembangan
gagasan matematika.

C. Jenis – Jenis Kemampuan Komunikasi Matematis


Ada banyak cara orang melakukan komunikasi, dapat dengan nyanyian,
percakapan, tanda suara tertentu, isyarat nonverbal, gambar, bahasa tubuh, kontak
mata dan tulisan. Menurut Glynn dan Muth (dikutip Wood, 2011) bahwa
pengetahuan dan matematika digunakan sebagai wahana dalam mengajar bahasa
dan kedua adalah dimana bahasa digunakan untuk mengajarkan matematika atau
pengetahuan, dari contoh membaca dan menulis untuk mempelajari pengetahuan.
Ada dua cara yang dapat dikembangkan kemampuan dalam belajar menurut
Wood (2011) yaitu :
1) Speaking (Berbicara)
 Presenting seminars
Pada kondisi ini, ide matematika dapat dikombinasikan antara kemampuan
mendengar dan berbicara dengan struktur semi formal, kemudian siswa
juga mendiskusikan suatu wacana termasuk dengan kemampuan membaca.
 Talking with colleagues and management
Komunikasi lisan sesama teman sekelompok dalam menyelesaikan suatu
wacana.
 Negotiating and selling ideas

5
Bekerjasama dan negosiasi dengan kelompok kecil dan mendiskusikan
sesuatu masalah yang dianggap sulit, berbicara tentang ide matematika dan
bagaimana memberikan ide sehingga menghasilkan pembuktian yang
sederhana.
2) Writing (Menulis)
 Informal writing
 Formal writing
Adapun Ake-Larsson (2007) menyatakan bahwa ide umum berupa cara
yang dapat dinyatakan siswa dalam matematika, mengubah kemampuan untuk
dipublikasikan atau ditunjukkan argumen secara logika dan memberikan mereka
beberapa pengalaman dalam komunikasi lisan dan tulisan. Sedangkan Lopatto
(2003:141) menyatakan bahwa kemampuan komunikasi ada tiga, yaitu :
1) Kemampuan komunikasi lisan (Skill at oral communication)
2) Kemampuan komunikasi tulisan (Skill at written communication)
3) Kemampuan komunikasi melihat (Skill at visual communication).

Baroody (1993) mengemukakan lima jenis komunikasi, kelima jenis itu


adalah:

(1) Representasi (representing), membuat representasi berarti membuat bentuk


yang lain dari ide atau permasalahan, misalkan suatu bentuk tabel
direpresentasikan ke dalam bentuk diagram atau sebaiknya. Representasi dapat
membantu anak menjelaskan konsep atau ide dan memudahkan anak
mendapatkan strategi pemecahan. Selain itu dapat meningkatkan fleksibelitas
dalam menjawab soal matematika. Namun mulai dari NCTM 2000, kemampuan
representasi matematis merupakan kemampuan tersendiri dan terpisah dari
kemampuan komunikasi matematis.

(2) Mendengar (listening), aspek mendengar merupakan salah satu aspek yang
sangat penting dalam diskusi. Kemampuan dalam mendengarkan topik-topik yang
sedang didiskusikan akan berpengaruh pada kemampuan siswa dalam
memberikan pendapat atau komentar.

6
(3) Membaca (reading), proses membaca merupakan kegiatan yang kompleks,
karena di dalamnya terkait aspek mengingat, memahami, membandingkan,
menganalisis, serta mengorganisasikan apa yang terkandung dalam bacaan.

(4) Diskusi (Discussing), di dalam diskusi siswa dapat mengungkapkan dan


merefleksikan pikiran-pikirannya berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari.
Siswa juga bisa menanyakan hal-hal yang tidak diketahui atau masih ragu-ragu.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan siswa diarahkan untuk mengetahui
“Bagaimana bisa memperoleh suatu penyelesaian masalah ?” dan tidak sekedar
“Apa penyelesaian masalahnya ?”. Dalam diskusi, pertanyaan-pertanyaan
“Bagaimana” lebih berkualitas dibandingkan dengan pertanyaan “Apa “ (Huggins,
1999).

(5) Menulis (writing), menulis merupakan kegiatan yang dilakukan dengan sadar
untuk mengungkapkan dan merefleksikan pikiran, yang dituangkan dalam media,
baik kertas, komputer maupun media lainnya. Menulis adalah alat yang
bermanfaat dari berpikir karena siswa memperoleh pengalaman matematika
sebagai suatu aktivitas yang kreatif. Dengan menulis, siswa mentransfer
pengetahuan yang dimilikinya ke dalam bentuk tulisan. Parker (Huggins, 1999)
menyatakan bahwa menulis tentang sesuatu yang dipikirkan dapat membantu para
siswa untuk memperoleh kejelasan serta dapat mengungkapkan tingkat
pemahaman para siswa tersebut. Begitu juga menulis tentang konsep-konsep
matematika dapat menuntun siswa untuk menemukan tingkat pemahamannya.

Bansu Irianto Ansari (2003) menelaah kemampuan Komunikasi matematika


dari dua aspek yaitu :

1) Komunikasi lisan (talking)

Komunikasi lisan diungkap melalui intensitas keterlibatan siswa dalam kelompok


kecil selama berlangsungnya proses pembelajaran.

7
2) Komunikasi tulisan (writing).

Komunikasi matematika tulisan (writing) adalah kemampuan dan keterampilan


siswa menggunakan kosa kata (vocabulary), notasi dan struktur matematika untuk
menyatakan hubungan dan gagasan serta memahaminya dalam memecahkan
masalah. Kemampuan ini diungkap melalui representasi matematika.

Ernest (1994: 19) menjelaskan bahwa ada dua jenis komunikasi


matematik, yaitu tulisan (non-verbal) dan lisan (verbal). (a) komunikasi
matematik non-verbal menekankan pada interaksi siswa dalam dunia yang kecil
dan penafsiran non-verbal serentak mereka terhadap interaksi lainnya, dan (b)
komunikasi matematik lisan (verbal) menekankan interaksi lisan mereka satu
sama lain dan dengan guru ketika mereka membangun tujuan dengan membuat
pembagian yang sesuai. Kedua jenis komunikasi matematik ini memainkan peran
penting dalam interaksi sosial siswa di kelas matematika. Guru yang
membiasakan siswa mampu mengkomunikasikan ide melalui bahasa lisan dan
tulisan ini dapat membantu meningkatkan kemampuan komunikasi matematik
siswa sesuai standar komunikasi matematika yang ditetapkan.

D.Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis

Adapun indikator kemampuan komunikasi matematis siswa menurut NCTM


(dalam Fachrurazi : 2011) dapat dilihat dari :
1) Kemapuan mengekspresikan ide-ide matematis melalui lisa, tulisan, dan
mendemonstrasikannya serta menggambarkannya secara visual .
2) Kemampuan memahami, menginterpretasikan dan mengevaluasi ide-ide
matematis baik secara lisan ,tulisan maupun dalam bentuk visual lainnya.
3) Kemampuan dalam mengunakan istilah-istilah, notasi-notasi matematika dan
struktur- strukturnya untuk menyajikan ide-ide menggambarkan hubungan-
hubungan dengan model di situasi tertentu.
Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
komunikasi matematika merupakan kemampuan menyatakan ide matematika

8
melalui lisan dan tulisan. Kemampuan komunikasi matematika lisan siswa dapat
diukur saat siswa tersebut mengemukakan pengetahuan matematika mereka.
Kemampuan komunikasi matematika tulisan dapat diukur melalui tulisan siswa
mengenai matematika.
. Ada beberapa indicator yang menunjukkan adanya komunikasi yang
diungkapkan oleh TIM PPPG Matematika ( Romadhina : 2007) antaralain:
1) Menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar dan diagram
2) Mengajukan dugaan (conjegtures)
3) Melakukan manipulasi matematika
4) Menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap
beberapa solusi
5) Menarik kesimpulan dari pernyataan
6) Memeriksa kesahihan suatu argument
7) Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi.

Pada makalah ini, indikator dari komunikasi matematika adalah :


1) Membaca wacana matematika dengan pemahaman berarti mengetahui apa yang
diketahui dan ditanya dari soal yang diberikan.
2) Mengembangkan bahasa dan simbol matematika berarti mampu
mengekspresikan melalui lisan, tulisan, dan menggambarkan secara visual serta
merefleksikan gambar, diagram ke dalam ide matematika.
3) Merumuskan dan memecahkan masalah berarti mampu menggunakan istilah,
notasi, dan struktur matematika untuk menyajikan ide-ide sehingga mampu
membuat polanya dengan model matematika.

Sedangkan menurut Sumarmo (2003) komunikasi matematis meliputi


kemampuan siswa untuk :
1) Menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam idea matematika;
2) Menjelaskan idea, situasi dan relasi matematik secara lisan atau tulisan dengan
benda nyata, gambar, grafik dan aljabar;
3) Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika;

9
4) Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika;
5) Membaca dengan pemahaman atau presentasi matematika tertulis;
6) Membuat konjektur, menyusun argument, merumuskan definisi dan
generalisasi;
7) Menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari.
Jadi jelaslah bahwa komunikasi matematika merupakan kemampuan
merepleksikan pemahaman matematik dengan berbagai bentuk baik itu tulisan,
lisan, gambar, grafik dan lain sebagainya.

D. Rubrik Kemampuan Komunikasi Matematis

Rubrik merupakan salah satu alat evaluasi yang dapat digunakan untuk
melakukan assessment, karena rubrik dapat menjamin ketepatan penilaian dan
dapat meminimalisir perbedaan persepsi dan subyektifitas guru dalam melakukan
penilaian hasil pengerjaan soal cerita yang dilakukan oleh siswa. Sehingga hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi dunia
pendidikan,untuk menambah dan memperkaya wawasan, pengetahuan serta
pengembangan dunia pendidikan, khususnya dalam melakukan penilaian proses
pembelajaran. Secara singkat rubrik terdiri dari beberapa elemen, yaitu:

1. Dimensi, yang akan dijadikan dasar menilai kinerja siswa;


2. Definisi dan contoh, yang merupakan penjelasan mengenai setiap
dimensi;
3. Skala yang akan digunakan untuk menilai dimensi;
4. Standar untuk setiap kategori kinerja.

Pengertian Rubrik Menurut beberapa para ahli :

Menurut Bernie Dodge dan Nancy Pickett(2007) : “Rubrik adalah

10
1) Menurut Bernie Dodge dan Nancy Pickett(2007) : “Rubrik adalah alat skoring
untuk asesmen yang bersifat subjektif, yang didalamnyaterdapat satu set kriteria
dan standar yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang akan diases ke
anak didik.”
2) Menurut Heidi Goodrich Andrade(1997) : “Rubrik adalah suatu alat penskoran
yang terdiri dari daftar seperangkat kriteria atau apa yang harus dihitung.”alat
skoring untuk asesmen yang bersifat subjektif, yang didalamnya terdapat satu set
kriteria dan standar yang berhubungan dengan tujuanpembelajaran yang akan
diases ke anak didik.”

berikut merupakan contoh rubrik penilaian kemapuan komunikasi matematis:

E. Rubrik Penilaian Komunikasi Matematika


Ada dua jenis rubrik yang akan digunakan yaitu rubrik untuk mengetahui
kemampuan komunikasi lisan dan rubrik untuk mengetahui kemampuan
komunikasi tulis. Rubrik yang sering digunakan untuk mengukur kamampuan
komunikasi adalah Maine Holistic Rubric for Mathematics yang dibuat oleh
Maine Department of Education, Maryland Math Communication Rubric yang
dibuat oleh Maryland State Department of Education dan QUASAR General
Rubric yang dibuat oleh Suzanne Lane (Johnson, 2004).
Rubrik komunikasi lisan
Level Kriteria
1. Memberikan penjelasan yang tidak ambigu dan/atau keterangan.
2. Penjelasan terstruktur dari mulai apa yang diketahui, ditanya, jawaban dan dasar teori.
3. Berkomunikasi secara efektif kepada khalayak yang teridentifikasi.
4
4. Menyajikan argumen yang kuat secara logis dan lengkap disertai dasar teori sekaligus
menyertakan contoh-contoh dan kontra-contoh.
5. Memberikan respon lengkap dengan penjelasan.
3 1. Memberikan respon yang cukup lengkap dengan penjelasan atau deskripsi cukup jelas.

11
2. Penjelasan terstruktur dari mulai apa yang diketahui, ditanya, jawaban dan dasar teori.
3. Menyajikan mendukung argumen yang logis tapi mungkin mengandung beberapa
celah kecil seperti kesalahan dalam menyampaiakn teori.
1. Belum mampu memberikan respon
2. Penjelasan kurang terstruktur dari mulai apa yang diketahui, ditanya, jawaban dan
dasar teori.
3. Melakukan lompatan-lompatan dalam menjelaskan jawaban akan tetapi masih
2
mengetahui hubungannya.
4. Memberikan penjelasan atau deskripsi yang ambigu atau tidak jelas.
5. Komunikasi sulit untuk ditafsirkan.
6. Argumen tidak lengkap atau didasarkan pada premis yang tidak logis
1. Belum mampu memberikan respon atau feedback.
2. Memiliki beberapa unsur yang memuaskan pada saat menjelaskan tetapi mungkin
gagal untuk menyelesaikan atau mungkin menghilangkan bagian-bagian penting dari
masalah.
3. Penjelasan atau deskripsi mungkin hilang atau sulit untuk diikuti akan tetapi masih
1
mampu menjelaskan.
4. Penjelasan kurang terstruktur dari mulai apa yang diketahui, ditanya, jawaban dan
dasar teori. Melakukan lompatan-lompatan dalam menjelaskan jawaban tidak
mengetahui mengetahui hubungannya.
5. Tidak dapat menyampaiakan dasar teori
1. Berkomunikasi tidak efektif, kata-kata tidak mencerminkan masalah.
2. Penjelasan atau deskripsi tidak sesuai dengan masalah.
0 3. Penjelasan tidak terstruktur.
4. Tidak dapat memberikan penjelasan dan feedback.
5. Tidak dapat menyampaiakan dasar teori.
Rubrik komunikasi tulisan
Level Kriteria
1. Menggunakan bahasa matematika (istilah, simbol dan tanda) yang sangat efektif,
4
akurat dan menyeluruh untuk menggambarkan operasi, konsep dan proses.

12
2. Solusi benar dan strategi yang sesuai ditunjukkan, dan solusi ditunjukkan dengan label
yang benar, ada deskripsi.
1. Menggunakan matematika bahasa (istilah, simbol, tanda) yang sebagian efektif, akurat,
dan menyeluruh untuk menjelaskan operasi, konsep dan proses.
2. Sesuatu yang lengkap, strategi yang sesuai ditunjukkan atau dijelasakan tapi solusi
3
yang tidak benar diberikan karena perhitungan atau pemahaman yang salah.
3. Solusi yang benar dan strategi yang sesuai ditunjukkan tapi tidak dilabelkan secara
benar ketika diperlukan.
1. Menggunakan matematika bahasa (istilah, simbol, tanda, dan atau representasi) yang
minimal efektif dan akurat,untuk menjelaskan operasi, konsep dan proses.
2. Solusi yang benar dengan strategi yang tidak sesuai atau penjelasan yang tidak
2 ditunjukkan.
3. Beberapa bagian strategi yang sesuai ditunjukkan tapi tidak lengkap.
4. Beberapa bagian strategi yang sesuai ditunjukkan dengan beberapa bagian yang tidak
sesuai.
1. Menggunakan matematika bahasa (istilah, simbol, tanda, dan atau representasi) yang
tidak akurat, dan menyeluruh untuk menjelaskan operasi, konsep dan proses.
2. Respon salah, ditunjukkan dengan adanya penjelasan tertulis tentang cara mengerjakan
meskipun tidak terselesaikan.
1
3. Ada beberapa pekerjaan atau penjelasan di luar menyalin data kembali, tetapi
pekerjaan tidak akan mengarah pada solusi yang tepat.
4. Tidak terdapat strategi penyelesaian
5. Satu atau lebih pendekatan tidak dijelaskan.
1. Menggunakan matematika bahasa (istilah, simbol, tanda, dan / atau representasi) yang
tidak akurat.
2. Tidak ada solusi diberikan.
0 3. Tidak terbaca, kosong atau tidak mencukupi untuk skor.
4. Tidak dikerjakan atau tidak ada solusi yang ditunjukkan.
5. Solusi tidak benar dan tidak ada pekerjaan yang ditunjukkan. Beberapa data dari
masalah disalin, tetapi tidak ada bukti dari strategi apapun ditampilkan atau dijelaskan.

13
Pemberian Skor Komunikasi Matematika
Kategori
Nilai Kategori Kuantitatif Representatif
Kualitatif
Penjelasan secara matematika Kosa kata
Jawaban lengkap masuk akal dan benar, meskipun atau bahasa
dan benar, serta kekurangan dari segi bahasa. sehari-hari.
lancar dalam Melukiskan diagram, gambar, atau
Menggambar.
4 memberikan tabel secara lengkap dan benar
bermacam-macam Model
Membentuk model matematik,
jawaban benar matematika
kemudian melakukan perhitungan
yang berbeda. atau
secara lengkap dan benar.
persamaan.
Penjelasan secara matematika
Jawaban hampir masuk akal dan benar namun ada Kosa kata.
lengkap dan benar, sedikit kesalahan.
serta lancer dalam Melukiskan diagram, gambar, atau
3 memberikan tabel secara lengkap namun ada Menggambar.
bermacam-macam sedikit kesalahan.
jawaban benar Menggunakan model matematika
Model
yang berbeda. dan melakukan perhitungan,
matematika.
namun ada sedikit kesalahan.
Penjelasan secara matematika Kosa kata.
masuk akal dan benar, namun
hanya sebagian lengkap dan benar.
Jawaban sebagian Melukiskan diagram, gambar, atau Menggambar.
2
lengkap dan benar. tabel namun kurang lengkap dan
benar.
Menggunakan model matematika, Model
dan melakukan perhitungan, matematika.

14
namun hanya sebagian yang benar
dan lengkap.
Menunjukkan pemahaman yang Kosa kata
Jawaban samar- terbatas baik isi, tulisan, diagram, Menggambar
1 samar dan gambar, atau tabel maupun Persamaan.
prosedural. penggunaan model matematika
dan perhitungan.
Jawaban diberikan menunjukkan Kosa kata
Jawaban salah dan tidak memahami konsep, sehingga Menggambar
0
tidak cukup detil. informasi yang diberikan tidak Persamaan.
cukup detil.

RUBRIK PENILAIAN KOMUNIKASI


level Kategori
Bukan jawaban yang sesuai. Tidak menggunakan istilah-istilah dalam
0
bahasa pengukuran, data dan peluang, aljabar, geometri dan bilangan
1 Jawaban salah, tetapi beberapa alasan dicoba mengemukakan
2 Jawaban benar, tetapi penalarannya tidak lengkap
Jawaban benar dan penalaran baik. Penjelasannya lebih lengkap dari
3 level 2, tetapi mengandalkan pada pengetahuan konkret atau visual
dari pengetahuan abstrak
Jawaban sempurna, siswa menggunakan pengetahuan dari bahasa
4
pengukuran, aljabar, geometri dan bilangan.

15
Daftar Pustaka

Ake-Larsson. (2007). Communication of mathematic as a tool to improve


students’ general communicative skills. In Proceedings of the 3rd International
CDIO Conference, MIT, Cambridge, Massachusetts, USA, June 11 – 14, 2007.
Tersedia : http://cdio.org. Diakses 4 November 2011.

Baroody A.J (1993).Problem Solving, Reasoning, and Comunication.Uk

Fachrurazi, (2011), Strategi Jitu Mencapai Kesuksesan Belajar. Alexa Media


Komputindo.Jakarta

NCTM. (1989). Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics.


Reston, VA : NCTM

NCTM. 2000. Principles and Standards for School Mathematics. Reston: NCTM
Peraturan Menteri Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan.

Ramadhina, D. 2007. Pengaruh kemampuan bernalar dan kemampuan


Komunikasi Matematika Terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita
Melalui Model Pembelajaran Pemecahan Masalah. Jakarta

Saragih, S. (2007). Mengembangkan Kemampuan Berpikir Logis Dan


Komunikasi Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Pendekatan
Matematika Realistik . Disertasi.UPI: Tidak diterbitkan

Sumarmo, U. (2003). Daya dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa dan


Bagaimana Dikembangkan pada Siswa Sekolah Dasar dan Menengah.
http://www.suaraguru.wordpress.com

Widjajanti, Djamilah Bondan. (2008). Kemampuan komunikasi matematis


mahasiswa calon guru matematika : Apa dan bagaimana mengembangkannya.
Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan
Penerapan MIPA.2008. Yogyakarta.

16
Within. (1992). Mathematics Task Centre; Proffesional Development and
Problem Solving. In J Wakefield and L. Velardi (Ed). Celebrating Mathematics
Learning. Melbourne: The Mathematical Association of Victoria

Wood, Leigh N. (2011). Practice and conceptions : Communicating mathematics


in the workplace. Diakses : 02 November 2011.UK

Yeager, A dan Yeager, R. (2008). Teaching through the Mathematical Processes.


[online]. Tersedia: gains-camppp.wikispaces.com

17

Anda mungkin juga menyukai