Kemampuan Komunikasi Matematis
Kemampuan Komunikasi Matematis
1
matematika yang tepat dan berbagai representasi yang sesuai, serta
memperhatikan kaidah-kaidah matematika. Orang tidak akan memahami konsep
dan solusi suatu masalah matematika atau mungkin salah menafsirkannya jika
konsep dan solusi itu tidak dikomunikasikan dengan menggunakan bahasa
matematis yang tepat
Pendapat lain, dikemukakan oleh Franks dan Jarvis (2009),komunikasi
mempunyai makna yang lebih luas, yaitu; meliputi diskusi dan menulis masalah
serta gagasan yang dapat memberikan pengaruh positif pada ingatan dan
pengembangan konsep serta kemampuan pemecahan masalah. Misalnya dalam
diskusi kelompok, siswa berkomunikasi dengan teman sebaya dan gurunya ketika
mereka mengorganisasikan dan memahami informasi. Mereka mengkritik
pekerjaan mereka sendiri dan pernyataan teman-temannya untuk mengembangkan
pemahaman matematika baru.
Pengertian yang lebih luas tentang komunikasi matematik dikemukakan
oleh Romberg dan Chair, yaitu: menghubungkan benda nyata, gambar, dan
diagram ke dalam idea matematika; menjelaskan idea, situasi dan relasi matematik
secara lisan atau tulisan dengan benda nyata, gambar, grafik dan aljabar;
menyatakan peristiwa seharihari dalam bahasa atau simbol matematika;
mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika; membaca dengan
pemahaman suatu presentasi matematika tertulis, membuat konjektur, menyusun
argumen, merumuskan definisi dan generalisasi; menjelaskan dan membuat
pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari (Saragih, 2007).
Jika dicermati dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa, kemampuan komunikasi matematik mencakup dua hal yakni kemampuan
siswa menggunakan matematika sebagai alat komunikasi (bahasa matematika),
dan kemampuan mengkomunikasikan matematika yang dipelajari.
2
Menurut Guerreiro (2008), komunikasi matematik merupakan alat bantu
dalam transmisi pengetahuan matematika atau sebagai fondasi dalam membangun
pengetahuan matematika. Komunikasi memungkinkan berfikir matematis dapat
diamati dankarena itu komunikasi memfasilitasi pengembangan berfikir.
Komunikasi merupakan kemampuan untuk menggunakan bahasa
matematik untuk mengekspresikan gagasan matematik dan argument dengan
tepat, singkat dan logis. Komunikasimembantu siswa mengembangkan
pemahaman mereka terhadap matematika dan mempertajamberfikir matematis
mereka.Ketika para siswa berpikir, merespon, berdiskusi, menjelaskan, menulis,
membaca,mendengarkan dan mengkaji tentang konsep-konsep matematika,
mereka meraup keuntunganganda yaitu; mereka berkomunikasi untuk
mempelajari matematika, dan mereka belajar untukberkomunikasi secara
matematika (NCTM, 2000). Ketika melakukakan tugas matematikaterdapat
beberapa proses matematik yan terjadi, yaitu; pemecahan masalah, representasi,
refleksi,penalaran dan pembuktian, koneksi, pemilihan alat dan strategi
komputasi, dan komunikasi
(Yeager, A dan Yeager, R., 2008). Komunikasi mempunyai hubungan
yang sangat kuat dengan proses-proses matematik yang lain, dimana komunikasi
diperlukan untuk melengkapi dari setiapproses matematik yang lain.Pentingnya
komunikasi matematik, juga dikemuakan oleh Peressini dan Bassett (dalam
NCTM, 1996). Mereka berpendapat bahwa tanpa komunikasi dalam matematika
kita akan memiliki sedikit keterangan, data, dan fakta tentang pemahaman siswa
dalam melakukan proses dan aplikasi matematika. Ini berarti, komunikasi dalam
matematika menolong guru memahami kemampuan siswa dalam
menginterpretasikan dan mengekspresikan pemahamannya tentang konsep dan
proses matematika yang mereka pelajari. Mempekuat pendapat Guerreiro,
Lindquist
(NCTM, 1996) mengemukakan, jika kita sepakat bahwa matematika itu
merupakan suatu bahasa dan bahasa tersebut sebagai bahasa terbaik dalam
komunitasnya, maka mudah dipahami bahwa komunikasi merupakan esensi dari
mengajar, belajar, dan meng-assess matematika.
3
Ada dua alasan penting yang dikemukakan oleh Baroody (dalam Lim dan
Chew,2007), mengapa komunikasi menjadi salah satu fokus dalam pembelajaran
matematika :
1. Matematika pada dasarnya adalah sebuah bahasa bagi matematika itu
sendiri. Matematika tidak hanya merupakan alat berpikir yang membantu
kita untuk menemukan pola, memecahkan masalah dan menarik
kesimpulan, tetapi juga sebuah alat untuk mengomunikasikan pikiran kita
tentang berbagai ide dengan jelas, tepat dan ringkas. Bahkan, matematika
dianggap sebagai “bahasa universal” dengan simbol-simbol dan struktur
yang unik. Semua orang di dunia dapat menggunakannya untuk
mengomunikasikan informasi matematika meskipun bahasa asli mereka
berbeda,
2. Belajar dan mengajar matematika merupakan aktivitas sosial yang
melibatkan paling sedikit dua pihak, yaitu guru dan murid. Dalam proses
belajar dan mengajar, sangat penting mengemukakan pemikiran dan
gagasan itu kepada orang lain melalui bahasa. Pada dasarnya pertukaran
pengalaman dan ide ini merupakan proses mengajar dan belajar. Tentu
saja,berkomunikasi dengan teman sebaya sangat penting untuk
pengembangan keterampilan berkomunikasi sehingga dapat belajar
berfikir seperti seorang matematikawan dan berhasil menyelesaikan
masalah yang benar-benar baru. pemikiran mereka (dalam Lim dan Chew,
2007). Ini menyiratkan pentingnya menjamin kemahiran murid dalam
berbahasa sehingga mereka mampu berkomunikasi dan belajar yang baik
dengan menggunakan bahasa tersebut.Kendatipun kemampuan
komunikasi matematika itu penting, namun ironisnya,pembelajaran
matematika selama ini masih kurang memberikan perhatian terhadap
pengembangan kemampuan ini, sehingga penguasaan kompetensi ini bagi
siswa masih rendah. Membangun komunikasi matematika menurut
National Center Teaching Mathematics (NCTM) memberikan manfaat
pada siswa berupa:
4
3. Memodelkan situasi dengan lisan, tertulis, gambar, grafik, dan secara
aljabar.
4. Merefleksi dan mengklarifikasi dalam berpikir mengenai gagasan-gagasan
matematika dalam berbagai situasi.
5. Mengembangkan pemahaman terhadap gagasan-gagasan matematika
termasuk peranan definisi-definisi dalam matematika.
6. Menggunakan keterampilan membaca, mendengar, dan menulis untuk
menginterpretasikan dan mengevaluasi gagasan matematika.
7. Mengkaji gagasan matematika melalui konjektur dan alasan yang
meyakinkan.
8. Memahami nilai dari notasi dan peran matematika dalam pengembangan
gagasan matematika.
5
Bekerjasama dan negosiasi dengan kelompok kecil dan mendiskusikan
sesuatu masalah yang dianggap sulit, berbicara tentang ide matematika dan
bagaimana memberikan ide sehingga menghasilkan pembuktian yang
sederhana.
2) Writing (Menulis)
Informal writing
Formal writing
Adapun Ake-Larsson (2007) menyatakan bahwa ide umum berupa cara
yang dapat dinyatakan siswa dalam matematika, mengubah kemampuan untuk
dipublikasikan atau ditunjukkan argumen secara logika dan memberikan mereka
beberapa pengalaman dalam komunikasi lisan dan tulisan. Sedangkan Lopatto
(2003:141) menyatakan bahwa kemampuan komunikasi ada tiga, yaitu :
1) Kemampuan komunikasi lisan (Skill at oral communication)
2) Kemampuan komunikasi tulisan (Skill at written communication)
3) Kemampuan komunikasi melihat (Skill at visual communication).
(2) Mendengar (listening), aspek mendengar merupakan salah satu aspek yang
sangat penting dalam diskusi. Kemampuan dalam mendengarkan topik-topik yang
sedang didiskusikan akan berpengaruh pada kemampuan siswa dalam
memberikan pendapat atau komentar.
6
(3) Membaca (reading), proses membaca merupakan kegiatan yang kompleks,
karena di dalamnya terkait aspek mengingat, memahami, membandingkan,
menganalisis, serta mengorganisasikan apa yang terkandung dalam bacaan.
(5) Menulis (writing), menulis merupakan kegiatan yang dilakukan dengan sadar
untuk mengungkapkan dan merefleksikan pikiran, yang dituangkan dalam media,
baik kertas, komputer maupun media lainnya. Menulis adalah alat yang
bermanfaat dari berpikir karena siswa memperoleh pengalaman matematika
sebagai suatu aktivitas yang kreatif. Dengan menulis, siswa mentransfer
pengetahuan yang dimilikinya ke dalam bentuk tulisan. Parker (Huggins, 1999)
menyatakan bahwa menulis tentang sesuatu yang dipikirkan dapat membantu para
siswa untuk memperoleh kejelasan serta dapat mengungkapkan tingkat
pemahaman para siswa tersebut. Begitu juga menulis tentang konsep-konsep
matematika dapat menuntun siswa untuk menemukan tingkat pemahamannya.
7
2) Komunikasi tulisan (writing).
8
melalui lisan dan tulisan. Kemampuan komunikasi matematika lisan siswa dapat
diukur saat siswa tersebut mengemukakan pengetahuan matematika mereka.
Kemampuan komunikasi matematika tulisan dapat diukur melalui tulisan siswa
mengenai matematika.
. Ada beberapa indicator yang menunjukkan adanya komunikasi yang
diungkapkan oleh TIM PPPG Matematika ( Romadhina : 2007) antaralain:
1) Menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar dan diagram
2) Mengajukan dugaan (conjegtures)
3) Melakukan manipulasi matematika
4) Menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap
beberapa solusi
5) Menarik kesimpulan dari pernyataan
6) Memeriksa kesahihan suatu argument
7) Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi.
9
4) Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika;
5) Membaca dengan pemahaman atau presentasi matematika tertulis;
6) Membuat konjektur, menyusun argument, merumuskan definisi dan
generalisasi;
7) Menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari.
Jadi jelaslah bahwa komunikasi matematika merupakan kemampuan
merepleksikan pemahaman matematik dengan berbagai bentuk baik itu tulisan,
lisan, gambar, grafik dan lain sebagainya.
Rubrik merupakan salah satu alat evaluasi yang dapat digunakan untuk
melakukan assessment, karena rubrik dapat menjamin ketepatan penilaian dan
dapat meminimalisir perbedaan persepsi dan subyektifitas guru dalam melakukan
penilaian hasil pengerjaan soal cerita yang dilakukan oleh siswa. Sehingga hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi dunia
pendidikan,untuk menambah dan memperkaya wawasan, pengetahuan serta
pengembangan dunia pendidikan, khususnya dalam melakukan penilaian proses
pembelajaran. Secara singkat rubrik terdiri dari beberapa elemen, yaitu:
10
1) Menurut Bernie Dodge dan Nancy Pickett(2007) : “Rubrik adalah alat skoring
untuk asesmen yang bersifat subjektif, yang didalamnyaterdapat satu set kriteria
dan standar yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang akan diases ke
anak didik.”
2) Menurut Heidi Goodrich Andrade(1997) : “Rubrik adalah suatu alat penskoran
yang terdiri dari daftar seperangkat kriteria atau apa yang harus dihitung.”alat
skoring untuk asesmen yang bersifat subjektif, yang didalamnya terdapat satu set
kriteria dan standar yang berhubungan dengan tujuanpembelajaran yang akan
diases ke anak didik.”
11
2. Penjelasan terstruktur dari mulai apa yang diketahui, ditanya, jawaban dan dasar teori.
3. Menyajikan mendukung argumen yang logis tapi mungkin mengandung beberapa
celah kecil seperti kesalahan dalam menyampaiakn teori.
1. Belum mampu memberikan respon
2. Penjelasan kurang terstruktur dari mulai apa yang diketahui, ditanya, jawaban dan
dasar teori.
3. Melakukan lompatan-lompatan dalam menjelaskan jawaban akan tetapi masih
2
mengetahui hubungannya.
4. Memberikan penjelasan atau deskripsi yang ambigu atau tidak jelas.
5. Komunikasi sulit untuk ditafsirkan.
6. Argumen tidak lengkap atau didasarkan pada premis yang tidak logis
1. Belum mampu memberikan respon atau feedback.
2. Memiliki beberapa unsur yang memuaskan pada saat menjelaskan tetapi mungkin
gagal untuk menyelesaikan atau mungkin menghilangkan bagian-bagian penting dari
masalah.
3. Penjelasan atau deskripsi mungkin hilang atau sulit untuk diikuti akan tetapi masih
1
mampu menjelaskan.
4. Penjelasan kurang terstruktur dari mulai apa yang diketahui, ditanya, jawaban dan
dasar teori. Melakukan lompatan-lompatan dalam menjelaskan jawaban tidak
mengetahui mengetahui hubungannya.
5. Tidak dapat menyampaiakan dasar teori
1. Berkomunikasi tidak efektif, kata-kata tidak mencerminkan masalah.
2. Penjelasan atau deskripsi tidak sesuai dengan masalah.
0 3. Penjelasan tidak terstruktur.
4. Tidak dapat memberikan penjelasan dan feedback.
5. Tidak dapat menyampaiakan dasar teori.
Rubrik komunikasi tulisan
Level Kriteria
1. Menggunakan bahasa matematika (istilah, simbol dan tanda) yang sangat efektif,
4
akurat dan menyeluruh untuk menggambarkan operasi, konsep dan proses.
12
2. Solusi benar dan strategi yang sesuai ditunjukkan, dan solusi ditunjukkan dengan label
yang benar, ada deskripsi.
1. Menggunakan matematika bahasa (istilah, simbol, tanda) yang sebagian efektif, akurat,
dan menyeluruh untuk menjelaskan operasi, konsep dan proses.
2. Sesuatu yang lengkap, strategi yang sesuai ditunjukkan atau dijelasakan tapi solusi
3
yang tidak benar diberikan karena perhitungan atau pemahaman yang salah.
3. Solusi yang benar dan strategi yang sesuai ditunjukkan tapi tidak dilabelkan secara
benar ketika diperlukan.
1. Menggunakan matematika bahasa (istilah, simbol, tanda, dan atau representasi) yang
minimal efektif dan akurat,untuk menjelaskan operasi, konsep dan proses.
2. Solusi yang benar dengan strategi yang tidak sesuai atau penjelasan yang tidak
2 ditunjukkan.
3. Beberapa bagian strategi yang sesuai ditunjukkan tapi tidak lengkap.
4. Beberapa bagian strategi yang sesuai ditunjukkan dengan beberapa bagian yang tidak
sesuai.
1. Menggunakan matematika bahasa (istilah, simbol, tanda, dan atau representasi) yang
tidak akurat, dan menyeluruh untuk menjelaskan operasi, konsep dan proses.
2. Respon salah, ditunjukkan dengan adanya penjelasan tertulis tentang cara mengerjakan
meskipun tidak terselesaikan.
1
3. Ada beberapa pekerjaan atau penjelasan di luar menyalin data kembali, tetapi
pekerjaan tidak akan mengarah pada solusi yang tepat.
4. Tidak terdapat strategi penyelesaian
5. Satu atau lebih pendekatan tidak dijelaskan.
1. Menggunakan matematika bahasa (istilah, simbol, tanda, dan / atau representasi) yang
tidak akurat.
2. Tidak ada solusi diberikan.
0 3. Tidak terbaca, kosong atau tidak mencukupi untuk skor.
4. Tidak dikerjakan atau tidak ada solusi yang ditunjukkan.
5. Solusi tidak benar dan tidak ada pekerjaan yang ditunjukkan. Beberapa data dari
masalah disalin, tetapi tidak ada bukti dari strategi apapun ditampilkan atau dijelaskan.
13
Pemberian Skor Komunikasi Matematika
Kategori
Nilai Kategori Kuantitatif Representatif
Kualitatif
Penjelasan secara matematika Kosa kata
Jawaban lengkap masuk akal dan benar, meskipun atau bahasa
dan benar, serta kekurangan dari segi bahasa. sehari-hari.
lancar dalam Melukiskan diagram, gambar, atau
Menggambar.
4 memberikan tabel secara lengkap dan benar
bermacam-macam Model
Membentuk model matematik,
jawaban benar matematika
kemudian melakukan perhitungan
yang berbeda. atau
secara lengkap dan benar.
persamaan.
Penjelasan secara matematika
Jawaban hampir masuk akal dan benar namun ada Kosa kata.
lengkap dan benar, sedikit kesalahan.
serta lancer dalam Melukiskan diagram, gambar, atau
3 memberikan tabel secara lengkap namun ada Menggambar.
bermacam-macam sedikit kesalahan.
jawaban benar Menggunakan model matematika
Model
yang berbeda. dan melakukan perhitungan,
matematika.
namun ada sedikit kesalahan.
Penjelasan secara matematika Kosa kata.
masuk akal dan benar, namun
hanya sebagian lengkap dan benar.
Jawaban sebagian Melukiskan diagram, gambar, atau Menggambar.
2
lengkap dan benar. tabel namun kurang lengkap dan
benar.
Menggunakan model matematika, Model
dan melakukan perhitungan, matematika.
14
namun hanya sebagian yang benar
dan lengkap.
Menunjukkan pemahaman yang Kosa kata
Jawaban samar- terbatas baik isi, tulisan, diagram, Menggambar
1 samar dan gambar, atau tabel maupun Persamaan.
prosedural. penggunaan model matematika
dan perhitungan.
Jawaban diberikan menunjukkan Kosa kata
Jawaban salah dan tidak memahami konsep, sehingga Menggambar
0
tidak cukup detil. informasi yang diberikan tidak Persamaan.
cukup detil.
15
Daftar Pustaka
NCTM. 2000. Principles and Standards for School Mathematics. Reston: NCTM
Peraturan Menteri Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan.
16
Within. (1992). Mathematics Task Centre; Proffesional Development and
Problem Solving. In J Wakefield and L. Velardi (Ed). Celebrating Mathematics
Learning. Melbourne: The Mathematical Association of Victoria
17