Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN

PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS

Laporan Praktikum Ini Disusun Guna Melengkapi Tugas


Dan Sebagai Syarat untuk Menempuh Responsi pada
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

Tahun Diklat
2012/2013

Nama :MUHAMMAD IPNU WIDAYAT


NIM : 410012248
Kelas : 4
Kelompok : 4C
Jurusan : TEKNIK GEOLOGI

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIOANAL YOGYAKARTA


2012/2013

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 1


HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Kimia Analisis disusun oleh :

Nama : Muhammad Ipnu Widayat

NIM : 410012248

Kelas : 04

Kelompok : 4C

Telah disahkan oleh Asisten Dosen Kimia Analisis Sekolah Tinggi


Teknologi Nasional Yogyakarta

Yogyakarta, 28 Mei 2013

Mengesahkan,

Asisten Dosen Kimia Analisis

(..............................)

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 2


KATA PENGANTAR

Atas Ridho Allah yang maha Pengasih lagi maha Penyayang. Penulis

bersyukur kepada Allah atas bimbingan-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Laporan Praktikum Kimia Analisis ini.

Laporan Praktikum Kimia Analisis ini penulis susun guna memenuhi syarat

untuk mengikuti Responsi tahun diklat 2012/2013 pada SEKOLAH TINGGI

TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA.

Dalam memperlancar penyusunan laporan Praktikum Kimia Analisis ini

Kerja, penulis telah memperoleh bantuan baik berupa pemikiran atau yang lain

serta bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima

kasih kepada :

1. Bapak Budiran selaku pengelola laboratorium Kimia analisis

2. Para asisten dosen yang telah mebimbing praktikan dalam

melakukan praktikum

Penulis menyadari bahwa Laporan Praktikum ini masih banyak

kekurangan dan kesalahan oleh karena itu demi kesempurnaan, maka kritik yang

bersifat konstruktif sangat diharapkan, mudah-mudahan laporan ini dapat

bermanfaat untuk penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Yogyakarta,.................. 2013

Penulis

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 3


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………. 1

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………... 2

KATA PENGANTAR……………………………………………... 3

DAFTAR ISI………………………………………………………. 4

BAB I

1.1 PENDAHULUAN…………………………….. 6

1.2 MAKSUD PRAKTIKUM…………………….. 7

1.3 TUJUAN PRAKTIKUM……………………… 7

BAB II

ANALISIS KUALITATIF

2.1 ANALISIS ANION

2.1.1 DASAR TEORI……………………... 8

2.1.2 BAHAN DAN ALAT PERCOBAAN.. 10

2.1.3 CARA KERJA DAN KESIMPULAN..12

2.1.4 LAPORAN ANION………………….. 16

2.2 ANALISIS KATION

2.2.1 DASAR TEORI………………………..21

2.2.2 BAHAN DAN ALAT PERCOBAAN...23

2.2.3 CARA KERJA DAN KESIMPULAN...25

2.2.4 LAPORAN KATION………………….30

ANALISIS KUANTITATIF

2.3.1 DASAR TEORI…………………………… 36

2.3.2 BAHAN DAN ALAT PERCOBAAN…… 42

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 4


2.3.3 CARA KERJA DAN KESIMPULAN…. 43

2.2.4 LAPORAN ANALISIS KUANTITATIF..45

BAB III

3.1 KESIMPULAN……………………………….... 54

3.2 SARAN………………………………………… 55

3.3 LAMPIRAN …………………………………....55

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 5


BAB I

1.1 PENDAHULUAN

Pada dasarnya kimia analit dibagi menjadi dua yaitu kimia analit kualitatif
dan kimia analit kuantitatif.kimia analit kualitatif adalah suatu analisis kimia yang
bertujuan untuk mengidentifikasi penyusun-penyusun suatu zat,campuran-
campuran zat atau larutan-larutan yang biasanya unsur-unsur penyusun zat
tersebut bergabung antara satu dengan yang lain,sedangkan kimia analit
kuantitatif dimaksudkan untuk menentukan perbandingan relative dari penyusun-
penyusun tersebut.

Jadi dengan demikian jelaslah bahwa kimia analitik kualitatf harus


dilakukan sebelum kimia analitk kuantitatif,karna analisa secara kualitatif akan
memberikan suatu petunjuk tentang penyusun-penyusun yang ada dan terdapat
dalam suatu zat yang akan dianalisa,disamping itu juga akan membantu sabagai
pemandu pada metoda-metoda yang akan digunakan dalam analisa secara
kuantitatif.

Biasanya identifikasi pada suatu zat dilakukan dengan penambahan zat


lain yang susunannya telh diketahui,sehingga terjadi suatu perubahan.perubahan
ini disebut dengan reaksi kimia.zat yang susunannya tealah diketahui dan yang
menyebabkan terjadinya perubahan tersebut disebut ”pereaksi”.

Analisa secara kualitatif dapat dilakukan dengan dua cara,yang pertama


yaitu cara basah(dimana reaksi terjadi dalam larutan yang biasanya sebagai
pelarutnya dalam air).dan cara yang kedua adalah cara kering,dari kedua cara
tersebut yang lebih penting adalah cara basah.

Adapun keuntungan cara basah terhadap cara kering adalah bahwa reaksi
dapat terjadi dengan cepat,dan relative lebih mudah dikerjakan.perubahan-
perubahan yang terjadi dengan cara ini antara lain,terjadinya suatu
endapan,terjadinya perubahan warna larutan,atau timbulnya suatu gas.

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 6


Dalam analisa secara kualitatif,reaksi-reaksi yang digunakan sebagian
besar adalah reaksi-reaksi:asam-asam,basa-basa,dan garam-garam anorganik
dalam larutan air,adapun pelarut-pelarut lain jarang digunakan,kecuali untuk
keadan-keadan tertentu,oleh karenanya perlu diberikan pengertian-pengertian
umum dari keadaan yang ada dalam larutan.

1.2 MAKSUD PRAKTIKUM

Maksud diadakannya praktikum kimia analit ini adalah untuk mengetahui


bagaimana reaksi suatu zat terhadap zat yang berbeda,dan dari itu kita dapat
menganalisa apa yang terjadi pada larutan zat tersebut.pada dasarnya kimia
analitik dibagi menjadi dua,yaitu:kimia analitik kualitatif dan kimia analitik
kuantitatif.

1.3 TUJUAN PRAKTIKUM

Tujuan diadakannya praktikum kimia analitik di semester kedua jurusan


Teknik Geologi STTNAS Yogyakarta adalah, untuk membantu mahasiswa dalam
melakukan praktikum di laboratorium kimia ataupun dilapangan.sehingga
mahasiswa mempunyai cukup bekal dalam menentukan kandungan mineral-
mineral yang ada di lapangan.selain itu dengan mempunyai kemampuan
penguasaan materi prraktikum dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari atau
lingkungan kerja nantinya sebagai seorang geologist yang handal.

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 7


BAB II

2.1 ANALISIS ANION

2.1.1 DASAR TEORI

Dalam analisa terhadap anion-anion, sebetulnya belum ada suatu cara yang
ada untuk mendeteksi anionnya dengan lebih sistematik seperti dalam analisa
terhadap kation. Sampai saat ini belum pernah dikemukakan suatu skema yang
benar-benar memuaskan, sehingga memungkinkan penggolongan anion ke dalam
golongan utama dan pada pemeriksaan selanjutnya dapat menghasilkan anggota-
anggota golongan yang tidak diragukan lagi. Dalam analisa terhadap anion-anion
dalam bab ini akan kita lakukan dengan pemeriksaan reaksi-reaksi anion dan
penyelidikan anion dalam larutan.

Metode yang tersedia untuk mendeteksi anion tidaklah sesistematis seperti


metode yang telah diuraikan dalam bab-bab terdahulu untuk kation.Sampai kini
belum pernah dikemukakan suatu skema yang benar-benar memuaskan yang
memungkinkan pemisahan anion-anion yang umum ke dalam golongan-golongan
utamadan pemisahan berikutnya yang tanpa ragu dan masing-masing golongan
tersebut yang berdiri sendiri.Namun, harus kita sebutkan disini, bahwa kita
memang bisa memisahkan anion-anion dalam golongan utama, bergantung pada
kelarutan garam peraknya, garam kalsium, dan garam zinknya.Namun, ini hanya
boleh dianggap berguna untuk memberi indikasi dari keterbatasan-keterbatasan
metode ini.Dan untuk memastikan hasil-hasil yang diperoleh dengan prosedur-
prosedur yang lebih sederhana.

Skema klasifikasi yang berikut ternyata telah berjalan dengan baik dalam
praktik. Skema ini bukanlah skema yang kaku karena beberapa anion termasuk
dalam lebih dari satu sub golongan, lagipula tak punya dasar teoritis. Pada
hakekatnya, proses-proses yang dipakai dapat dibagi ke dalam

1. Proses yang melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah menguap

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 8


yang diperoleh pada pengolahan denga asam-asam.
2. Proses yang bergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan.

Kelas A dibagi lagi ke dalam sub kelas (i) gas-gas yang dilepaskan dengan
asam klorida encer atau asam sulfat encer, dan (ii) gas atau uap dilepaskan dengan
asam sulfat pekat. Kelas B dibagi lagi ke dalam subkelas (i) reaksi pengendapan
dan (ii) oksidasi dan reduksi dalam larutan.

Kelas A:

1. Gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat


encer : karbonat, hidrogen karbonat (bikarbonat), sulfit,
tiosulfat, sulfida, nitrit, hipoklorit, sianida, dan sianat.

2. Gas atau uap asam dilepaskan dengan asam sulfat pekat.

Ini meliputi zat-zat dari (i) plus zat yang berikut : fluorida,
heksaflurosilikat, klorida, bromida, iodida, nitrat, klorat, perklorat, permanganat,
bromat, borat, heksasianoferat (II), heksasianoferat (III), tiosianat, format, asetat,
oksalat, tartrat, dan sitrat.

Kelas B:

1. Rekasi PengendapanSulfat, peroksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit,


arsenat, arsenit, kromat, dikromat, silikat, heksaflurosilikat, salisilat,
benzoat dan suksinat.

2. Okidasi dan Reduksi dalam larutanManganat, permanganat, kromat, dan


dikromat.

Reaksi-reaksi dan semua anion ini akan kita pelajari secara sistematis pada
halaman-halaman berikut. Untuk memudahkan reaksi dari asam-asam organik
tertentu, dikelompokkan bersama-sama, ini meliputi asetat, format, oksalat, tartrat,
sitrat, salisilat, benzoat, dan suksinat sendiri, membentuk suatu golongan yang

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 9


lain lagi, semuanya memberi pewarnaan atau endapan yang khas setelah
ditambahkan larutan besi (III) kloridakepada suatu larutan yang praktis netral.

Reaksi dalam anion ini akan lebih dipelajari secara sistematis untuk
memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-
sama. Hal ini meliputi asetat, formiat, oksalat, sitrat, salisilat, dan benzoat.

Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sistematis seperti yang


digunakan untuk kation.Namun skema klasifikasi pada anion bukanlah skema
yang kaku karena beberapa anion termasuk dalam lebih dari satu golongan.

Anion-anion dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1.
Anion sederhana seperti O2, F- atau CN-
2.
Anion oksodiskret seperti NO3- atau SO42-
3. Anion polimer okso seperti silikat, borat, atau fosterkondensasi.
4. Anion kompleks halide seperti TaF6 dan komples anion berbasa banyak

2.1.2 Bahan dan alat percobaan

1.Anion Klorida(Cl--)

 Bahan: larutan NaCl,H2SO4,AgNO3,AgCl,NH4OH,HNO3

 Alat percobaan: penjepit,lampu spirtus,pipet,dan tabung


reaksi

2.Anioniodida( I )

 Bahan:larutanKi2%,AgNO3,AgI,Na2S2O3,NH4OH,CuSO4,
CuI,HgCl2,HgI2

 Alat percobaan: penjepit,lampu spitus,pipet,dan tabung


reaksi

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 10


3.Anion Ferrosianida Fe(CN)64- dan Rhodaniada(CNS-)

 Bahan:
K4Fe(CN)6,KCNS,Pb(CH3COOH)2,HNO3,AgNO3,FeCl3,N
a2CO3,H2SO4

 Alat percobaan: Tabung reaksi,pipet,penjepit

4.Anion karbonat(CO3-) dan Tiosulfat(S2O3-)

 Bahan : Na2CO3,AgNO3,Ag2CO3,Na2S2O3,H2SO4

 Alat percobaan : Tabung reaksi,pipet,penjepit

5.Anion Sulfat(SO42-)

 Bahan : Na2SO4,BaCl2,Pb(CH3COO)2,H2SO4

 Alat percobaan : Tabung reaksi,pipet,penjepit

6.Anion Borat(BO34-)

 Bahan : AgNO3,BaCl2,Na2b4O7,

 Alat percobaan : Tabung reaksi,pipet,lampu spirtus,penjepit

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 11


2.1.3 Cara kerja dan kesimpulan

1.Anion Klorida(Cl--)

Digunakan larutan NaCl encer:

Masukkana 3 buah tabung reaksi masing-masing 4 ml larutan NaCl


kemudian lakukan percobaan berikut :

 Berikan larutan asam sulfat(H2SO4)encer,maka tidak akan


terjadi reaksi.panaskan larutan tersebut,lalu amati apa yg
akan terjadi

 Berikan larutan perak nitrat(AgNO3),maka akan diperoleh


endapan AgCl yang berwarna putih.ambilah endapan
tersebut dan masukkan ke dalam 2 buah tabung reaksi yang
bersih,kemudian berikan pada tabung masing-masing
larutan ammonia,dan larutan asam nitrat.perhatikan reaksi
yang terjadi,endapan larut dalam ammonia tetapi tidak larut
dalam asam nitrat.

 Berikan larutan Pb(CH3CooH)maka kan terbentuk endapan


PbCl2.coba larutkan dalam ammonia,maka endapan tidak
larut sempurna

2.Anion iodida( I )

Digunakan kalium iodida.

Masukkan 2 buah tabung reaksi masing-masing 4ml Ki2%


kemudian lakukan percobaan sebagai berikut:

 Berikan larutan AgNO3,maka akan terjadi endapan


berwarna kuning dari Agl.bagi endapan menjadi 2 bagian

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 12


kemudian ujilah endapan tersebut dengan larutan natrium
tiosulfat(Na2S2O3),dan yang satunya ditambah larutan
ammonia.hal yang terjadi adalah endapan larut sempurna.

 Berikan larutan CuSO4 maka akan terbentuk endapan CuI


dan I2 yang larut dalam natrium Tiosulfat.makan warna
larutan akan menjadi putih susu dan endapan larut.

 Berikan larutan HgCl2 maka akan terbentuk endapan


HgI2,yang larut dalam KI berlebih,maka endapan akan larut
sempurna

3.Anion Ferrosianida Fe(CN)64- dan Rhodaniada(CNS-)

Digunakan larutan K4Fe(CN)6 dan larutan KCNS,masukkan larutan


pertama kedalam sebuah tabung reaksi dan larutan ke dua
masukkan ke dalam dua buah tabung reaksi dan berikan pereaksi
berikut ini:

 Pada larutan pertama tambahkan larutan timbal


asetat,Pb(CH3COOH)2,maka akan terjadi endapan
putih,endapan ini tidak larut dalam asam nitrat encer.

 Pada larutan kedua berikan pada tabung reaksi satu larutan


perak nitrat,maka akan terrbentuk endapan AgCNS yang
berwarna putih.

 Pada tabung satunya berikan larutan FeCl3 maka akan


terbentuk senyawa kompleks berwarna merah ferri
rhodanida.

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 13


4.Anion karbonat(CO3-) dan Tiosulfat(S2O3-)

Digunakan larutan Na2CO3 dan larutan Na2S2O3.

Masukkan larutan pertama kedalam sebuah tabung reaksi dan


larutan kedua ke dalam dua buah tabung reaksi,dan masing-masing
tambahkan pereaksi berikut:

 Larutan pertama pada xebuah tabung reaksi tambahkan


larutan AgNO3(perak nitrat)maka akan terbentuk endapan
Ag2CO3,tambahkan AgNO3 berlebih maka endapan
Ag2CO3 akan bertambah banyak

 Pada larutan kedua tambahkan pada tabung reaksi satu


larutan asam sulfat encer maka akan terbentuk gas yang
berbau merangsang,H2S dan endapan belerang S.

 Pada tabung reaksi yang satunya tambahkan larutan perak


nitrat,maka akan terbentuk endapan putih Ag2S2O3,yang
kemudian mejadi kuning,coklat dan akhirnya hitam karena
terbentuk Ag2S.

5.Anion Sulfat(SO42-)

Digunakan larutan Na2SO4.

Masukkan larutan tersebut ke dalam dua buah tabung reaksi dan


tambahkan masing-masing peraksi berikut ini :

 Tambahkan larutan BaCl2 maka akan terbentuk endapan


BaSO4.

 Tambahkan larutan Pb(CH3COO)2(Pb Asetat) maka akan


terbentuk endapan putih dari timbal sulfat,endapan ini larut
dalam asam sulfat pekat dan ammonium asetat.

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 14


6.Anion Borat(BO34-)

Dipakai larutan borat Na2b4O7.

Masukkan larutan tersebut ke dalam dua buah tabung


reaksi,masing-masing tambahkan pereaksi berikut ini:

 Berikan larutan perak nitrat(AgNO3),maka terjadi endapan


putih dari perak metaborat,jika dipanaskan terbentuk Ag2O
yang berwarna hitam.

 Berikan larutan BaCl2,maka akn terbentuk endapan putih


barium metaborat.

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 15


2.1.4 Laporan Anion

1.Anion Klorida(Cl--)

No Percobaan Pengamatan Reaksi Kesimpulan

NaCl+H2SO4(
1.a Tidak terjadi reaksi - -
e)

Larutan warna
Saat bening, Keluar 2NaCl+H2SO4NaSO4+ Muncul asap dan bau
dipanaskan gelembung dan 2HCl menyengat
asap

Larutan berwarna
putih dan terdapat Timbul endapan warna
b NaCl+AgNO3 NaCl+AgNO3NaNO3+
endapan berwarna putih
AgCl
putih

AgCl+NH4OH Endapan larut sempurna


Endapan larut AgCl+NH4OHAg(NH3)
2Cl+2H2O

AgCl+HNO3 Endapan tidak larut


AgCl+HNO3 Endapan tidak larut
AgNO3+HCl sempurna
sempurna

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 16


2.Anion iodida( I )

No Percobaan Pengamatan Reaksi Kesimpulan


Larutan berwarna
2.a KI+AgNO3 KI+AgNO3AgI+KNO3 Timbul endapan AgI
kuning
keputihan.endapan
berwarna kuning

Warna larutan Agl+NaS2O3Ag2O3+2


AgI+Na2S2O3 Endapan larut sempurna
kuning Nal

Agl+NH4OH Tidak terjadi reaksi Endapan larut sempurna

Larutan berwarna
b KI+CuSO4 Kl+CuSO4Cul+l2+Kso4 Larutan berwarna kuning
kuning,terdapat
coklat,terdapat endapan
endapan warna
CuI warna putih susu
coklat
CuI+(Na2S2O3
Larutan berwarna CuI+(Na2S2O3)→
) Larutan berwarna putih
putih susu
susu,endapan larut

CuI+HgCI2 Larutan berwarna CuI+HgCI2→


Larutan berwarna orange
Orange
terdapat endapan HgI2

HgCI2+Ki Larutan bening HgCl2+KiKCl+HgI42- Endapan larut sempurna


berlebih

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 17


3.Anion Ferrosianida Fe(CN)64- dan Rhodaniada(CNS-)

No Percobaan Pengamatan Reaksi Kesimpulan


Larutan berwarna
K4Fe(CN)6 + K4Fe(CN)6 + Timbul endapan
1.a putih
pb(CH3CooH) pb(CH3CooH)2  (pb4Fe(CN)6) dan bau
kekuningan,endapa
2 K4(CH3Coo)2 + merangsang
n berwarna putih
PbFe(CN)6
keruh

Pb4Fe(CN)6 + Larutan berubah Pb4Fe(CN)6 + HNO3


HNO3 bening PbNo3 + HFe (CN)6 Endapan tidak larut
KCNS + Larutan berwarna
b KCNS + AgNO3  Timbul endapan AgCNS
AgNO3 putih keruh dan
timbul endapan
KNO3 + AgCNS6
putih susu
Tidak terbentuk
endapan,tetapi
terbentuk senyawea
kompleks
Larutan berwarna
KCNS + FeCl3  KCl3 +
c KCNS + FeCI3 merah
FeCNS
ferrirhodanida

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 18


4.Anion karbonat(CO3-) dan Tiosulfat(S2O3-)

No Percobaan Pengamatan Reaksi Kesimpulan


Larutan berwarna
Na2CO3+AgN Na2CO3+AgNO3NaN
2.a putih,dan Timbul endapan Ag2CO3
O3 O3+Ag2CO3
terbentuk endapan

Ag2CO3+AgN Endapan tetap Ag2CO3+AgNO3Ag2N Endapan bertambah


O3 berlebih berwarna putih O3+AgCO3 banyak

Larutan berwarna
Na2S2O3+H2S putih kekuningan Na2S2O3+H2SO4Na2S Timbul bau menyengat
O4 terdapat endapan O4+H2S2O3 dan endapan S
b
putih

Larutan berwarna
kuning, lalu Na2S2O3 + AgNO3
Na2S2O3+AgN berubah menjadi NaNO3 + Ag2S2O3 Terbentuk endapan
O3 coklat, lama berwarna putih AgS2O3
c
kelamaan berubah lalu timbul endapan
menjadi hitam dan warna hitam pekat Ag2S.
timbul endapan
hitam pekat.

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 19


5.Anion Sulfat(SO42-) dan Anion Borat(BO34-)

No Percobaan Pengamatan Reaksi Kesimpulan


Anion sulfat

1.a Na2SO4+BaCl2 Larutan berwarna Na2SO4+BaCl2BaSO4+ Endapan berwarna


bening.timbul NaCl putih(BaSO4)
endapan putih

b Na2SO4+pb(C Larutan berwarna Na2SO4+pb(CH3Coo)2 Endapan berwarna


H3Coo)2 putih.terdapat pbSO4+NaCH3CooNa putih pbSO4
endapan putih

C pbSO4+H2SO4 Larutan bening pbSO4+H2SO4pbSO4+ Endapan tidak larut


endapan berkurang H2SO4 sempurna.suhu naik

2.a Anion Borat

Na2b4o7+AgN Larutan berwarna Na2b2O7+AgHO3Ag2b Timbul endapan


O3 putih.endapan 4O7+NaNO3 putih kental.perak
berwarna putih metaborat(Ag2B4O7)
kental

Na2b4O7+AgN Larutan berubah Na2b4O7+AgNO3Ag2b Timbul


O3 bening.timbul 4O7+NaNO3 endapan(AgNO3)ber
 endapan hitam warna hitam
pada saat
dipanaskan
menggelembung

b Na2b4O7+BaCl Larutan berwarna Na2b4O7+BaCl2Ba2b4 Terbentuk endapan


2 putih dan timbul O7+NaCl metaborat(BaBo3)ber
endapan putih warna putih

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 20


2.2 Analisis Kation

2.2.1 Dasar Teori

Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation – kation


diklasifikasikan dalam lima golongan bedasarkan sifat – sifat kation itu
terhadap beberapa reagensia. Reagensia golongan yang dipakai untuk
klasifikasi kation yang peling umum adalah asam klorida, hidrogen
sulfida, ammonium sulfida, dan ammonium karbonat. Klasifikasi ini
didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia – reagensia
ini dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh dikatakan bahwa
klasifikasi kation yang paling umum, didasarkan atas kelarutan dari
klorida, sulfida, dan karbonat dari kation tersebut. Kelima golongan kation
dan ciri – ciri khas golongan – golongan ini adalah sebagai berikut :

1. Golongan I (golongan perak)

Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida


encer. Endapan yang terjadi semua berwarna putih. Ion – ion golongan ini
adalah timbel, merkurium (I) atau raksa, dan perak.

2. Golongan II ( IIA - golongan tembaga ; IIB – golongan arsen )

Kation - kation golongan II diendapkan sebagai garam sulfidanya


dengan cara mengalirkan H2S dalam larutan analit yang suasanya asam.

Endapan sulfida warnanya bermacam – macam, sehingga dapat digunakan


untuk menduga kation yang ada.

3. Golongan III (IIIA- golongan besi ; IIIB-golongan seng)

Kation – kation golongan IIIA (golongan besi) diendapkan sebagai


hidroksidanya dengan menambahkan NH4Cl dan NH4OH. Endapan

hidroksida pada golongan ini warnanya bermacam-macam. Kation

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 21


golongan IIIB (golongan seng) diendapkan sebagai garam sulfidanya
dengan mengalirkan gas H2S dalam larutan analit yang suasananya basa (

dengan larutan buffer NH4Cl + NH4OH )

4. Golongan IV (golongan kalsium)

Kation golongan ini tak bereaksi dengan reagensia golongan I, II,


dan III. Kation – kation ini membentuk endapan dengan ammonium
karbonat dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana netral atau
sedikit asam, kation – kation golongan ini adalah : kalsium, stronsium, dan
barium. Beberapa sistem klasifikasi golongan meniadakan pemakaian
ammonium klorida disamping ammonium karbonat senagai reagensia
golongan; dalam hal ini, magnesium harus juga dimasukkan kedalam
golongan ini. Tetapi, karena dalam pengerjaan analisis yang sistematis,
ammonium klorida akan terdapat banyak sekali ketika kation – kation
golongan keempat hendak diendapka, adalah lebih logis untuk tidak
memasukkan magnesium kedalam golongan IV.

5. Golongan V (golongan alkali)

Kation – kation golongan V merupakan golongan sisa, setelah


dilakukan pemisahan golongan secara berurutan. Untuk menentukan

adanya kation NH4+, harus diambil dari larutan analit mula – mula

(sebelum dilakukan pemisahan). untuk kation Ca2+, Ba2+, Sr2+, Na2+m

dan K+, identifikasi dapat dilakukan dengan uji nyala. Analisis kation
dalam tiap – tiap golongan dilakukan sesuai langkah – langkah tertentu,
sehingga ,asing – masing kation akhirnya dapat diidentifikasi.

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 22


2.2.2 Bahan dan alat percobaan

kation golongan 1

1.perak(Ag+)

 Bahan:AgNO3,HCl,NH4OH,NaOH,HNO3,k2CrO4,KI,Na2S2
O3

 Alat percobaan:Tabung reaksi,pipet,penjepit.

Kation golongan 2

1.Merkuri(Hg+)

 Bahan:HgCl2,NaOH,K2CrO4,NH4OH,HCl,KI

 Alat percoobaan : Tabung reaksi,pipet,penjepit,lampu


spirtus.

2.Kupri(Cu2+)

 Bahan:CuSO4,NaOH,Na2CO3,NH4OH,KI

 Alat percobaan: Tabung reaksi,pipet,penjepit,lampu


spirtus.

3.kadmium(Cd2+)

 Bahan:CdSO4,(NH4)2CO3,NaOH,NH4OH

 Alat percobaan: Tabung reaksi,pipet,penjepit,lampu


spirtus.

Kation golongan 3

1.Alumunium (Al3+)

 Bahan:Alcl3,NI4OH,H2O,KOH

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 23


 Alat percobaan:Tabung reaksi,pipet,penjepit.

2.Ferri (Fe3+)

 Bahan:FeCl3,KOH,HCl,K4(CN)6,KCNS

 Alat percobaan: Tabung reaksi,pipet,penjepit.

3.Nikel(Ni2+)

 Bahan:NiSO4,NaOH,HNO3,NH4OH,K2CrO4

 Alat percobaan: Tabung reaksi,pipet,penjepit.

Kation golongan 4

1.Barium(Ba2+)

 Bahan:Ba(NO3)2,K2CrO4.H2SO4 encer

 Alat percobaan: Tabung reaksi,pipet,penjepit.

2.Magnesium(Mg2+)

 Bahan :MgCl2,NaOH

 Alat percobaan: Tabung reaksi,pipet,penjepit.

Kation golongan 5

1.Amonium(NH4+)

 Bahan:NH4OH,NaOh,HClpekat

 Alat percobaan: Tabung reaksi,pipet,penjepit.

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 24


2.2.3 Cara kerja dan kesimpulan

Kation golongan I:

1.Perak (Ag+)

Digunakan larutan AgNO3-.

Masukkan 4ml latutan AgNO3pada empat buah tabung


reaksi,kemudian tambahkan pereaksi berikut ini:

 Asam klorida encer,maka akan terbentuk endapan


AgCl putih yang larut dalam larutan ammonia.

 NaOH,maka akan terbentuk endapan Ag2O


berwarna coklat,endapan ini dalam ammonia dan
asam nitrat

 Kalium kromat maka akan terbentuk endapan merah


perak kromat,endapan ini larut dalam ammonia dan
asam nitrat

 KI,maka akan terbentuk AgI yang berwarna


kunin,sedikit larut dalam ammonia,dan larut
sempurna dalam natrium tiosulfat.

Kation golongan II

1.Merkuri(Hg2+)

Digunakan larutan HgCl2.

Masukkan ke dalam 4 buah tabung reaksi kemudian


masing-masing berikan pereaksi berikut ini:

 NaOH,maka akan terjadi endapan kuning HgO.

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 25


 K2CrO4,maka akan terjadi endapan kuning merkuri
kromat,jika dipanaskan akan berubah warna
menjadi merah,karna terjadi garam basa.

 Ammonia,maka akan terjadi endapan putih dari


merkuri ammonia klorida.endapan ini larut dalam
asam klorida dan juga dapat bereaksi dengan larutan
ammonium klorida.

 KI,maka akan terjadi endapan merah HgI2,larut


dalam KI berlebih.

2,kupri(Cu2+)

Digunakan larutan CuSO4.

Masukkan larutan kedalam 4 buah tabung reaksi,masing-


masing tambahkan pereaksi berikut ini:

 NaOH,maka akan terjadi endapan biru dari


Cu(OH)2.jika dipanaskan terbentuk CuO yang
berwarna hitam.

 Na2CO3,maka akan terjadi endapan hijau biru dari


basa karbonat.pada penambahan Na2CO3 berlebih
maka akan terbentik Kristal CuCO3,dan
Cu(OH)2.H2O,endapan tersebut larut dalam
ammonia.

 NH4OH,maka akan terjadi endapan hijau dari garam


basa,jika ditambah ammonia berlebih akan larut,dan
larutan akan berwarna biru.

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 26


 KI,maka akan terjadi endapan putih CuI2 dan
terbentuk I2 bebas yang menyebabkan larutan
berwarna coklat.

3.kadmium(Cd2+)

Digunakan larutan CdSO4.

Masukkan larutan tersebut ke dalam 3 buah tabunng


reaksi,dan tambahkan masing-masing pereaksi berikut ini:

 Ammonium karbonat(NH4)2CO3,maka terjadi


endapan putih dari basa karbonat yang berwarna
kuning-coklat.

 NaOH,maka akan terjadi endapan putih dari


Cd(OH)2,jika dipanaskan maka akan terbentuk CdO
yang berwarna putih menggumpal.

 Ammonia,maka akan terjadi endapan putih dari


Cd(OH)2 yang larut dalam ammonia berlebih.

Kation golongan III

1.Alumunium(Al3+)

Digunakan larutan AlCl3.

Masukkan larutan tersebut ke dalam 2 buah tabung


reaksi,kemudian berikan masing-masing pereaksi berikut
ini:

 NH4OH,maka akan terbentuk endapan putih


Al(OH)3,yang tidak larut dalam air.

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 27


 KOH,maka kan terbentuk endapan putih dari
Al(OH)3,endapan ini larut dalam KOH berlebih.

2.Ferri(Fe3+)

Digunakan larutan ferri klirida.

Masukkan larutan tersebut ke dalam 3 buah tabung


reaksi,kemudian tambahkan pereaksi berikut ini:

 Larutan KOH,maka akan terbentuk endapan


Fe(OH)3 yang berwarna coklat.endapan ini larut
dalam asam,diantaranya
adalah(HCl,H2SO4,CH3COOH).

 Larutan K4Fe(CN)6,maka akan terjadi warna biru


karena karna terbentuk ferri ferrosianida.

 Larutan KCNS,maka akan terjadi larutan berwarna


merah ferri rhodanida.

3,Nikel(Ni2+)

Digunakan larutan NiSO4.

Masukkan larutan tersebut ke dalam 3 buah tabung reaksi


dan tambahkan masing-masing pereaksi berikut ini:

 Larutan NaOH,maka terjadi endapan hijau


Ni(OH)2,perhatikan apa yang terjadi jika dilarutkan
dalam HCl atu HNO3.

 Larutan NH4OH,maka terbentuk endapan hijau,yang


larut dalam ammonia berlebih.

 Larutan K2CrO4,dalam keadaan panas(dipanaskan)


terjadi endapan coklat dari Na2CrO4,NiO.

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 28


Kation golongan IV

1.Barium(Ba2+)

Digunakan larutan barium Nitrat.

Masukkan larutan tersebut ke dalam 2 buah tabungg


reaksi,masing-masing tambahkan pereaksi berikut ini:

 Larutan K2CrO4,maka terbentuk endapan kuning


barium kromat.

 Larutan asam sulfat encer,terbentuk endapan BaSO4


putih,berbentuk koloid.

2.Magnesium(Mg2+)

Digunakan larutan MgCl2.

Masukkan lautan tersebut ke dalam sebuah tabung reaksi


dan tambahkan pereaksi berikut ini:

 Larutan NaOH,maka terbentuk endapan putih dari


Mg(OH)2.

Kation golongan V

Amonium (NH4+)

Digunakan larutan Amonium hidroksida.

Masukkan larutan tersebut ke dalam tabung reaksi dan


tambahkan NaOH,ambil pengaduk gelas dan basahi dengan
HCl (p),taruh diatas tabung reaksi,jika perlu dengan
pemanasan.

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 29


2.2.4 Laporan kation

kation golongan 1

1.perak(Ag+)

No Percobaan Pengamatan Reaksi Kesimpulan


1.a AgNO3+HCl Larutan AgNO3+HCl→ Timbul endapan
berwarna putih AgCl+HNO3 putih(AgCl)
susu dan
endapan putih

AgCl+NH4OH Endapan AgCl+NH4OH→ Timbul bau


berkuran,larutan AgOH+NH4Cl menyengat,endapan larut
bening tidak sempurna

b AgNO3+NaOH Larutan AgNO3+NaOH→ Timbul endapan(Ag2O)


berwarna Ag2O+NaNO3+HNO3
coklat,endapan
berwarna coklat

Ag2O+NH4OH Larutan berubah Ag2O+NH4OH→ Endapan(Ag2O)larut


bening,endapan AgOH+NH4Cl sempurna
larut

Ag2O+NHO3 Larutan Ag2O+NHO3→ Endapan (Ag2O)larut


keruh,endapan AgO3+NH2O sempurna
larut

C K2CrO4+AgNO3 Larutan K2CrO4+AgNO3→ Timbul endapan merah


berwarna Ag2CrO4+2KNO3 perak kromat(Ag2CrO4)
kuning,endapan
merah

Ag2CrO4+NH4OH Larutan Ag2CrO4+NH4OH→ Endapan larut sempurna


berwarna Ag2OH+NH4CrO4
kuning,endapan
larut

Ag2CrO4+HNO3 Larutan Ag2CrO4+HNO3→ Endapan larut sempurna


berwarna
kuning,endapan

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 30


larut
d AgNO3+KI Larutan berubah AgNO3+KI→AgI+KNO3 Timbul endapan AgI warna
menjadi kuning
kuning,endapan
kuning
AgI+NH4OH
Larutan kuning AgI+NH4OH→ Endapan AgI tidak larut
memudar

AgI+Na2S2O3
Larutan AgI+Na2S2O3→ Endapan AgI larut tidak
keruh.endapan sempurna
larut

Kation golongan 2

1.Merkuri(Hg2+)

No Percobaan Pengamatan Reaksi Kesimpulan


1.a HgCl2+NaOH Larutan bening,timbul HgCl2+NaOH→HaO+2Hgo+2H2 Timbul endapan(HgO)
endapan warna O
orange

b HgCl2+K2CrO4 Larutan berwarna HgCl2+K2CrO4→HgCrO4+2KCl Timbul endapan kuning


kuning, merkuri kromat

HgCl2+K2CrO→ Larutan berawarna HgCl2+K2CrO→→2KCl2+HgCrO4 Endapan larut tidak


↑ kuning,endapan ↑ sempuran
berwarna merah

c HgCl2+NH4OH Larutan berwarna HgCl2+NH4OH→2H4HgO+NH4C Timbul endapan putih


putih,endapan putih l2+H+ merkuri amonia korida

H4NH4Cl+HCl Larutan bening H4NH4Cl+HCl→NH4Cl3+H+ Endapan larut sempurna


endapan larut

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 31


H4NH4Cl+NH4Cl Larutan berwarna H4NH4Cl+NH4Cl→NH4Cl3+H4Cl Timbul endapan berwarna
putih,endapan putih putih

d HgCl2+KI Larutan berwarna HgCl2+KI→HgI+KCl Timbul endapan warna


merah merah HgI2
orange,endapan
merah ke orangean

Hgcl2+KIberlaebih Larutan bening timbul Hgcl2+KI→ HgI+KCl Endapan larut sempurna


endapan

2.kupri(Cu2+)

No Percobaan Pengamatan Reaksi Kesimpulan

1.a CuSO4+NaOH Larutan CuSO4+NaOH→CuOH2+NaSO4 Timbul endapan


bening,endapan warna biru(Cu(OH)2)
biru
Cu(OH)2→ Cu(OH)2→→ Timbul endapan
↑ Larutan bening dan ↑ hitam(CuO)
menggelembung,en
dapan menjadi
hitam
b CuSO4+Na2CO3 CuSO4+Na2CO3→Na2SO4+CuCO3 Timbul endapan
warna hijau
Larutan biru(CuCO3)
bening,endapan
CuCO3+Na2CO3 lebih hijau biru CuCO3+Na2CO3lebih→
Na2CO3+CUO3 Terbentuk kristal
Endapan tidak larut CuCO3 dan
CuCO3+NH4OH tetapi mengkristal CU(OH)2.H2O
CuCO3+NH4OH→NH4CO3+CuO
H Endapan larut
CuSO4+NH4OH Larutan berubah sempurna
C biru,endapan larut
CuSO4+NH4OH→ NH4SO4+CuOH Timbul endapan
CuSO4+NH4OHlebih Endapan berwarna warna hijau dari
hijua,larutan keruh garam basa
CuSO4+NH4OHlebih→NH4SO4+Cu
CuSO4+KI Larutan berawarna OH Timbul larutan biru
d biru
Larutan berwarna CuSO4+KI→KSO4+CuI
kuning,endapan Timbul endapan putih
putih CuI2.I2

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 32


3.kadmium(Cd2+)

No Percobaan Pengamatan Reaksi Kesimpulan


a CdSO4+(NH4)3 Larutan CdSO4+(NH4)3CO3→(NH4)2SO4+C Timbul endapan putih
CO3 putih,endapan dCO3 dari basa karbonat
putih
b CdSO4+NaOH CdSO4+NaOH→NaSO4+CdOH Timbul endapa putih
Larutan Cd(OH)2
bening,endapan
putih kental
Cd(OH)2→ Cd(OH)2→ Endapan Cd(OH)2
↑ Larutan ↑ menggumpal
menggelembung,en
dapan putih
c CdSO4+NH4OH CdSO4+NH4OH→NH4SO4+CdOH Timbul endapan
Larutan putih(Cd(OH)2)
bening,endapan Cd(OH)+NH4OHlebih→
Cd(OH)+NH4OH putih NH4SO4+CdOH Endapan larut
lebih Larutan sempurna
bening,endapan
larut

Kation golongan III

1.Alumunium(Al3+) dan Ferri(Fe3+)

No Pecobaan Pengamatan Reaksi Kesimpulan


1.a AlCl3+NH4OH Larutan AlCl3+NH4OH→Al(OH)3+3NH4Cl Timbul endapan
keruh,endapan putih(Al(OH)3)
putih

Al(OH)3+H2O Larutan (Al(OH)3)+H2O→Al2O+H(OH)3 Endapan tidak larut


bening,endapan
putih tidak larut

b AlCl3+KOH Larutan AlCl3+KOH→ Al(OH)3+3KCl Timbul endapan


putih,endapan putih Al(OH)3
putih kental

Al(OH)3+KOHlebih Larutan Al(OH)3+KOHlebih→Al(OH)3+3KOH Endapan larut


bening,endapan sempurna
larut

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 33


FeCl3+KOH FeCl3+KOH→Fe(OH)3+KCl
Larutan timbul endapan
2.a bening,endapan Fe(OH)3
coklat
FeCl3+HCl FeCl3+HCl→Fe(Cl)3+KCl
Larutan berubah Endapan tidak larut
bening sempurna
FeCl3+K4Fe(CN)6 FeCl3+K4Fe(CN)6→FeFe2(CN)+3KCl
Larutan berwarna Timbul endapan
b biru pekat,endapan warna biru
berwarna biru
FeCl3+KCNS FeCl3+KCNS→3KCl+Fe(CNS)3
Larutan berwarna Timbul larutan merah
c merah ferri ferrirhodanida dan
rhodanida,endapan endapan warna
berawarna kuning kuning

2.Nikel(Ni2+)

No Percobaan Pengamatan Reaksi Kesimpulan


1.a NiSO4+NaOH Larutan NiSO4+NaOH→Ni(OH)2+NaSO4 Timbul
bening,timbul endapan(Ni(OH)2)
endapan hijau

b Ni(OH)2+HNO3 Larutan Ni(OH)2+HNO3→Ni(NO)3+H(OH)3 Endapan larut


bening,endapan
larut sempurna

c NiSO4+NH4OH Larutan NiSO4+NH4OH→Ni(OH)2+NH4OH Timbul endapan


berawarna warna biru
biru,endapan biru
muda

NiSO4+NH4OHlebih Larutan berwarna NiSO4+NH4OHlebih→Ni(OH)2+NH4OH Endapan larut


bening,endapan
larut sempurna

NiSO4+K2CrO4→ Larutan NiSO4+K2CrO4→→NiCrO4+k2SO4 Timbul endapan


↑ menggelembung ↑ warna
berubah warna coklat(NaCrO4NiO)
menjadi coklat

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 34


Kation golongan 4

Barium(Ba2+) danMagnesium(Mg2+)

No Percobaan Pengamatan Reaksi Kesimpulan


1.a Ba(NO3)2+K2CrO4 Larutan Ba(NO3)2+K2CrO4→ Timbul endapan
bening,endapan BaCrO4+2KNO3 warna kuning(BaCrO4)
kuning

B Ba(NO3)2+H2SO4e Larutan Ba(NO3)2+H2SO4encer→ Timbul endapan putih


ncer keruh,endapan BaSO4+2HNO3 BaSO4
putih

2 MgCl2+NaOH Larutan MgCl2+NaOH→Mg(OH)2+2NaCl Timbul endapan putih


bening,Endapan kental(Mg(OH)2)
putih kental

Kation golongan 5

Amonium(NH4+)

No Percobaan Pengamatan Reaksi Kesimpulan


1.a NH4OH+NaOH Larutan bening NH4OH+NaOH→NH4(OH)3+NaO Larutan bening
H

b NH4OH+NaOH+ Larutan bening NH4OH+NaOH+HCLpekat→ Timbul asap warna


HCLpekat timbul asap putih dari ujung
putihdari ujung batang pengaduk
batang pengaduk menuju ke larutan
yang dibasahi
HCLpekat menuju
permukaan
larutan

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 35


ANALISIS KUANTITATIF

2.3.1 DASAR TEORI


Analisis kuantitatif adalah pengukuran banyaknya komponen yang
diinginkan Dalam cuplikan yang dianalisis. Analisis kuantitatif berkaitan
dengan penetapan berapa banyak suatu zat tertentu yang terkandung dalam
suatu sampel. Zat yang ditetapkan tesebut, sering kali dinyatakan sebagai
konstituen atau analit, menyusun entah sebagian kecil atau sebagian besar
sampel yang dianalisis jika zat yang dianalisa menyusun lebih 1% dari
sampel, maka analit ini dianggap sebagai konstituen utama.

Analisis kuantitatif dapat diklasifikasikan dengan dasar metode


analisis atau diklasifikasikan berdasarkan skala analisisnya. Klasifikasi itu
dapat dibagi atas metode-metode yang mencakup metode analisis klasik
seperti gravimetri atau volumetri dan yang mencakup instrumentasi cangih,
yang kemudian dikenal sebagai tekhnik analisis moderen. Pada mulanya
metode yang baru ini tidak dapat menjamin hasil yang reprodusibel. Untuk
mendapatkan hasil yang reprodusibel maka harus diperoleh contoh yang
benar-benar reprpresentaitif dan bebas dari unsur-unsur pengganggu. Karena
unsur-unsur pengganggu dapat membuat hasil pengukuran yang tidak
akurat.

I.Asidi dan Alkalimetri


Asidi alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion
hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari
basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi juga dapat
dikatakan sebagai reaksi antara pemberi proton (asam) dengan penerima
proton. Metode titrimetri masih digunakan secara luas karena merupakan
metode yang tahan, murah, dan mampu memberikan ketapatan yang
tinggi. Keterbatasan metode ini adalah bahwa metode titrimetrik kurang
spesifik. Dalam analisis titrimetri atau analisis volumetri atau analisis
kuantitatif dengan mengukur volume, sejumlah zat yang diselidiki

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 36


direaksikan dengan larutan baku (standar) yang kadar (konsentrasinya)
telah diketahui secara teliti dan reaksinya berlangsung secara
kuantitatif. Suatu titrasi yang ideal adalah jika titik akhir titrasi sama
dengan titik ekivalen teoritis. Dalam kenyataannya selalu ada perbedaan
kecil. Beda ini disebut dengan kesalahan titrasi yang dinyatakan dengan
mililiter larutan baku. Oleh karena itu, pemilihan indikator harus dilakukan
sedemikian rupa agar kesalahan ini sekecil-kecilnya. Dalam larutan, kadar
bahan yang terlarut (solut) dinyatakan dengan konsentrasi. Istilah ini
berarti banyaknya massa yang terlarut dihitung sebagai berat (gram) tiap
satuan volume (mililiter) atau tiap satuan larutan, sehingga satuan kadar
seperti ini adalah gram/mililiter.

Asidimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap


senyawa-senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan baku asam.
Sebaliknya, alkalimetri merupakan penetapan kadar senyawa-senyawa
yang bersifat asam dengan menggunakan baku basa. Keasaman permukaan
merupakan jumlah asam total (asam Brønsted dan asam Lewis) pada
permukaan padatan yang dinyatakan sebagai jumlah milimol asam
perberat sampel.

Pada analisis titrimetri atau volumetrik, untuk mengetahui saat


reaksi sempurna dapat dipergunakan suatu zat yang disebut indikator.
Indikator umumnya adalah senyawa yang berwarna, dimana senyawa
tersebut akan berubah warnanya dengan adanya perubahan pH. Indikator
dapat menanggapi munculnya kelebihan titran dengan adanya perubahan
warna. Indikator berubah warna karena sistem kromofornya diubah oleh
reaksi asam basa.

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 37


II.Argentometri

Argentometri merupakan salah satu metode analisis kuantitatif yang


bertujuan untuk mengetahui konsentrasi analit dengan menggunakan larutan
baku sekunder yang mengandung unsur perak. Larutan baku sekunder yang
digunakan adalah AgNO3, karena AgNO3 merupakan satu-satunya senyawa
perak yang bisa terlarut dalam air. Produk yang dihasilkan dari titrasi ini
adalah endapan yang berwarna.

Dasar titrasi argentometri adalah yang pembentukkan endapan


tidak mudah larut antara titran dengan analit. Sebagai contoh yang banyak
dipakai adalah titrasi penentuan NaCl dimana ionAg+ dari titran akan
bereaksi dengan ion Cl- dari analit membentuk garam yang tidak mudah
larut AgCl.

Ag(NO3)(aq) + NaCl(aq) -> AgCl(s) + NaNO3(aq)

Setelah semua ion klorida dalam analit habis maka kelebihan ion
perak akan bereaksi dengani ndicator. Indikator yang dipakai biasanya
adalah ion kromat dimana dengan indicator ini ion perak akan membentuk
endapan berwarna coklat kemerahan sehingga titik akhir titrasi dapat
diamati. Inikator lain yang bisa dipakai adalah tiosianidat dan indikator
adsorbsi.Selain menggunakan jenis indicator diatas maka kita juga dapat
menggunakan metode potensiometri untuk menentukan titik
ekuivalen.Ketajaman titik ekuivalen tergantung dari kelarutan endapan yang
terbentuk dari reaksi antara analit dan titrant.

METODE-METODE TITRASI ARGENTOMETRI

1. Metode Mohr

Metode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromida
dalamsuasana netral dengan larutan baku perak nitrat dengan penambahan larutan

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 38


kalium kromat sebagai indikator.Titrasi ini harus dilangsungkan dalam suasana
netral atau sedikit alkali lemah, dengan pH 6,5-9,karena pada suasana asam akan
terjadi reaksi pembentukan senyawa dikromat .

2. Metode Volhard

Metode Volhard dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida,


bromida, dan iodida dalam suasana asam. Caranya dengan menambahkan larutan
baku perak nitrat berlebihan, kemudian kelebihan larutan baku perak nitrat
dititrasi kembali dengan larutan baku tiosianat. Indikator yang digunakan adalah
besi (III) nitrat atau besi (III) ammonium sulfat .

3. Metode Fajans

Pada metoda ini digunakan indikator adsorpsi, yang mana pada titik
ekivalen, indikator teradsorpsi oleh endapan. Indikator ini tidak memberikan
perubahan warna terhadap larutan, tetapi pada permukaan endapan.ada titrasi
argentometri dengan metode Fajans, Jika AgNO3 ditambahkan pada larutan NaCl
yang mengandung flourescein maka titik akhir titrasi akan diamati dengan
perubahan warna dari kuning cerah ke merah muda. Warna endapan yang terlihat
akan tampak berwarna sedangkan larutannya tampak tidak berwarna hal ini
disebabkan adanya indikator adsorbsi yang teradsorb pada permukaan endapan
AgCl. Warna dari endapan akan termodifikasi saat indikator teradsorbsi pada
permukaan endapan. Reaksi adsorbsi ini dapat dilihat dengan contoh indikator
yang bermuatan negatif seperti flouroscein.

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 39


III.Permanganometri

Permanganometri merupakan metode titrasi dengan menggunakan


kalium permanganat, yang merupakan oksidator kuat sebagai titran. Titrasi
ini didasarkan atas titrasi reduksi dan oksidasi atau redoks. Kalium
permanganat telah digunakan sebagai pengoksida secara meluas lebih dari
100 tahun. Reagensia ini mudah diperoleh, murah dan tidak memerlukan
indikator kecuali bila digunakan larutan yang sangat encer. Permanganat
bereaksi secara beraneka, karena mangan dapat memiliki keadaan oksidasi
+2, +3, +4, +6, dan +7.

Dalam suasana asam atau [H+] ≥ 0,1 N, ion permanganat


mengalami reduksi menjadi ion mangan (II) sesuai reaksi :

MnO4- + 8H+ + 5e- Mn2+ + 4H2O Eo = 1,51 Volt

Dalam suasana netral, ion permanganat mengalami reduksi


menjadi mangan dioksida seperti reaksi berikut :

MnO4- + 4H+ + 3e- MnO2 + 2H2O Eo = 1,70 Volt

Dan dalam suasana basa atau [OH-] ≥ 0,1 N, ion permanganat akan
mengalami reduksi sebagai berikut:

MnO4- + e- MnO42- Eo = 0,56 Volt

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai, karena tidak bereaksi
terhadap permanganat dalam larutan encer. Dengan asam klorida, ada
kemungkinan terjadi reaksi :

2MnO4- + 10Cl- + 16H+ 2Mn2+ + 5Cl2 + 8H2O

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 40


dan sedikit permanganat dapat terpakai dalam pembentukan klor. Reaksi
ini terutama berkemungkinan akan terjadi dengan garam-garam besi,
kecuali jika tindakan-tindakan pencegahan yang khusus diambil. Dengan
asam bebas yang sedikit berlebih, larutan yang sangat encer, temperatur
yang rendah, dan titrasi yang lambat sambil mengocok terus-menerus,
bahaya dari penyebab ini telah dikurangi sampai minimal. Pereaksi kalium
permanganat bukan merupakan larutan baku primer dan karenanya perlu
dibakukan terlebih dahulu. Pada percobaan ini untuk membakukan kalium
permanganat ini dapat digunakan natrium oksalat yang merupakan standar
primer yang baik untuk permanganat dalam larutan asam.

Untuk pengasaman sebaiknya dipakai asam sulfat, karena asam ini


tidak menghasilkan reaksi samping. Sebaliknya jika dipakai asam klorida
dapat terjadi kemungkinan teroksidasinya ion klorida menjadi gas klor dan
reaksi ini mengakibatkan dipakainya larutan permanganat dalam jumlah
berlebih. Meskipun untuk beberapa reaksi dengan arsen (II) oksida,
antimoni (II) dan hidrogen peroksida, karena pemakaian asam sulfat justru
akan menghasilkan beberapa tambahan kesulitan. Kalium pemanganat
adalah oksidator kuat, oleh karena itu jika berada dalam HCl akan
mengoksidasi ion Cl- yang menyebabkan terbentuknya gas klor dan
kestabilan ion ini juga terbatas. Biasanya digunakan pada medium asam
0,1 N. Namun, beberapa zat memerlukan pemanasan atau katalis untuk
mempercepat reaksi. Seandainya banyak reaksi itu tidak lambat, akan
dijumpai lebih banyak kesulitan dalam menggunakan reagensia ini.

MnO4- + 8H+ + 5e Mn2+ + 4H2O E0 = 1,51V

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 41


2.3.2 BAHAN DAN ALAT PERCOBAAN

ALAT-ALAT
a. Erlenmeyer
b. Gelas ukur
c. Corong
d. Kompor listrik
e. Pipet ukur
f. Pipet tetes

BAHAN-BAHAN
a. Larutan campuran NaOH
b. Na2CO3
c. HCl 0,4 N
d. aquades
e. Cuplikan ferro,
f. Larutan H2SO4
g. Larutan KmnO4
h. Asam oksalat
i. HCl Xn,
j. 25 ml borax
k. 3 tetes m.o
l. NaOH Yn
m. Indicator pp
n. Larutan AgNO3
o. NaCl
p. Indicator kalium kromat

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 42


2.3.3 CARA KERJA

ASIDISI DAN ALKALIMETRI


 Standarisasi Larutan HCl xN
a. Menggunakan larutan HCl xN kemudian dimasukkan kedalam
buret 50ml.
b. Meracik larutan lain , menyiapkan larutan borax 25ml di masukkan
ke dalam erlenmeyer, warna mula-mula bening kemudian
dicampur indicator m.o sebanyak 3 tetes
c. Menitratisasikan dengan larutan HCl xN 50ml. Percobaan
dilakukan 2 kali
 Standardisasi Larutan NaOH yN
a. Menggunakan larutan HCl xN kemudia dimasukkan kedalam buret
50 ml.
b. Mengambil cuplikan NaOH yN sebanyak 10ml masukkan dalam
erlenmeyer
c. Menambahkan 15 ml aquades dan 3 tetes indicator pp.
d. Menitrasisasikan dengan HCl xN sampai terjadi perubahan warna,
mengulangi percobaan 2 kali.

ARGENTOMETRI
1. Standardisasi larutan AgNO3 cN
a. Memasukkan AgNO3cN kedalam buret sejumlah 50 ml
b. Memasukkan 10 ml larutan NaCl ke dalam erlenmeyer, kemudian
menambahkan indicator kalium kromat 1,0 ml
c. Menetrisasikan dengan larutan AgNO3 cN sampai terjadi
perubahan warna merah yang tidak hilang, mengulangi percobaan
2 kali.
d. Mencatat volume AgNO3 cN yang digunakan

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 43


2.Menetapkan kadar garam dapur dengan cara Mohr
a. Memasukkan larutan AgNO3 kedalam buret 50ml
b. Menyiapkan larutan NaCl pekat 25 ml, ditambahkan indicator
kromat 1,0 ml masukkan dalam erlenmeyer.
c. Menitratisasikan dengam larutan AgNO3 sampai warna merah
tidak hilang. Ulangi titrasi 2 kali
d. Mencatat v AgNO3 cN yang digunakan

MENETAPKAN KADAR LARUTAN DALAM CAMPURAN


 Menentukan kadar NaOH dan Na2CO3
- Larutan HCl 0,4 N dimasukkan kedalam buret 50 ml, memasukkan
larutan campuran NaOH+Na2CO3 25ml, tambahkan aquades dan 3
tetes indicator pp, menetrisasikan dengan HCl 0,4 N sampai warna
merah hilang, mencatat volumenya , menambahkan lagi larutan
erlenmeyer 3 tetes m.o , menitrasikan dengan HCl 0,4 N sampai
warna kuning menghilang. Mencatat volumenya. Mengulangi titrasi
sebanyak 2 kali.
PERMANGANOMETRI]
 Standardisasi Larutan KmnO4 dengan Asam Oksalat
- Larutan KmnO4 dimasukkan kedalam buret 50 ml, mencampurkan
cuplikan ferro sebanyak 20 ml di campur dengan larutan H2SO4 10
ml kemudian di panaskan dengan menggunakan kompor kemudian
dititrasi dengan larutan KmnO4. Mengulangi titrasi sebanyak 2 kali
 Menetapkan Ion Ferro dalam larutan
- Memasukkan larutan cuplikan ferro sebanyak 20 ml dan H2SO4 10
ml kedalam erlenmeyer, menitrasikan dengan KMn O4 sampai
mencapai titik ekivalen dan terjadi perubahan warna dari coklat
menjadi ke merah. Mengulangi titrasi sebanyak 2 kali percobaan.

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 44


2.2.4 LAPORAN ANALISIS KUANTITATIF

BAB I Laporan Adisi dan Alkalimetri

1). Standardisasi larutan HCl x N

Reaksi

B4O7 + 2H+ + 5H2O  4H3BO3

Percobaan I

Warna sebelum titrasi : Orange / Kuning

Warna sesudah titrasi : Merah

V1 = br – bl

= 50 ml – 43,5 ml = 6,5 ml

Percobaan II

Warna sebelum titrasi : Orange / Kuning

Warna sesudah titrasi : Merah

V2 = br – bl

= 43,5 ml – 36,7 ml = 6,8 ml

6,5𝑚𝑙 + 6,8 𝑚𝑙
𝑉𝑟𝑡 =
2
13,3 𝑚𝑙
= = 6,65𝑚𝑙
2
Volume HCl rata – rata : 50 ml

Normalitas : wA

Mr Borat : 381,2

Berat Borat : 200 mgr

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 45


2 𝑥 200 𝑥 1 𝑥 25
𝑁𝑥 =
𝑀𝑟 𝑥 𝑉 𝑥 100
2 𝑥 200 𝑥 1 𝑥 25
=
381,2 𝑥 6,65 𝑥 100
10000
=
153498
= 0,0394 N / 0,4 N

Normalitas dihitung sampai 0,001 N

2). Standardisasi larutan NaOH yN

Reaksi

BaO7- + 2H+ + 5H2O  4H3BO3

Percobaan I

Warna sebelum titrasi : Ungu

Warna sesudah titrasi : Bening

V1 = 5,8 ml

Percobaan II

Warna sebelum titrasi : Ungu

Warna sesudah titrasi : Bening

V2 = 6 ml

𝑉1 + 𝑉2
𝑉𝑟𝑡 =
2

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 46


5,8 𝑚𝑙 + 6 𝑚𝑙
= = 5,9 𝑚𝑙
2
𝑁𝑥 𝑥 𝐴
𝑁𝑦 =
10
0,4 𝑥 5,9
=
10
= 0,236 N

BAB II Laporan Argenometri

1). Standardisasi larutan AgNO3 c N

Reaksi

CrO4- + 2H+ + 2H2O  3C2CrO2

Percobaan I

Warna sebelum titrasi : Kuning Bening

Warna sesudah titrasi : Merah Bata, Endapan Putih

V1 = 11,5 ml

Percobaan II

Warna sebelum titrasi : Kuning Bening

Warna sesudah titrasi : Merah Bata, Endapan Putih

V2 = 10,5 ml

11,5 𝑚𝑙 + 10,5 𝑚𝑙
𝑉𝑟𝑡 = = 11 𝑚𝑙
2

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 47


10 𝑥 0,1
𝑁𝑐 = = 0,09 𝑁
11

2). Menetapkan kadar garam dapur dengan cara Mohr

Reaksi

CrO4- + 2H+ + 2H2O  3C3CrO2

Percobaan I

Warna sebelum titrasi : Kuning Bening

Warna sesudah titrasi : Merah

V1 = 26 ml

Percobaan II

Warna sebelum titrasi : Kuning Bening

Warna sesudah titrasi : Merah

V2 = 28 ml

26 𝑚𝑙 + 28 𝑚𝑙
𝑉𝑟𝑡 = = 27 𝑚𝑙
2
25 𝑥 𝑁𝑐 𝑥 𝑀𝑟 𝑁𝑎𝑐𝑙 𝑥 𝑉𝑟𝑡
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑁𝑎𝐶𝑙 = 𝑥 100 %
100 𝑥 200
25 𝑥 0,09 𝑥 58,5 𝑥 27
= 𝑥 100 %
20000
= 17,8 %

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 48


Laporan Menetapkan Kadar Larutan dalam Campuran

Reaksi I

NaOH + HCl  NaCl + H2O

Percobaan I:

Warna sebelum titrasi : Merah bening

Warna sesudah titrasi : Bening

V1 = 7,8 ml

Percobaan II :

Warna sebelum titrasi : Merah bening

Warna sesudah titrasi : Bening

V2 = 6,8 ml

7,8 + 6,8
𝑉𝐴 = = 7,3 𝑚𝑙
2

Reaksi II

Na2CO3 + HCl  NaCl + NaHCO3

NaHCO3 + HCl  NaCl + H2O + CO2

Percobaan I :

Warna sebelum titrasi : Kuning

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 49


Warna sesudah titrasi : Merah

V1 = 5,4 ml

Percobaan II :

Warna sebelum titrasi : Kuning

Warna sesudah titrasi : Merah

V2 = 5,2 ml

5,4 + 5,2
𝑉𝐵 = = 5,3 𝑚𝑙
2
Dari percobaan tersebut maka dapat diketahui :

NaOH = (VA – VB) x 0,4 x Mr NaOH mgr

= (7,3 - 5,3) x 0,4 x 40 mgr

= 32 mgr

Na2CO3 =2 x VB x 0,4 x 106

= 2 x 5,3 x 0,4 x 106

= 449,44 ml

Perhitungan kadar dalam prosen ( % ) :

𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻
% 𝑁𝑎𝑂𝐻 = 𝑋 100%
𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 + 𝑉Na2CO3
32
= 𝑋 100%
481,5

= 6,64 %

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 50


𝑉 𝑁𝑎2𝐶𝑂3
% 𝑁𝑎2𝐶𝑂3 = 𝑋 100%
𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 + 𝑉Na2CO3

449,5
= 𝑋 100%
481,5

= 93,35 %

BAB III Laporan Permanganometri

Reaksi :

KMnO4 + 8H+ + 5e  Mn2+ + 4H2O

Percobaan I

Warna sebelum titrasi : Bening

Warna sesudah titrasi : Coklat

V1 = 14 ml

Percobaan II

Warna sebelum titrasi : Bening

Warna sesudah titrasi : Coklat

V2= 13 ml

𝑉1 + 𝑉2
𝑉𝑘 =
2
14 + 13
= = 13,5 𝑚𝑙
2

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 51


620 𝑥 2 𝑥 100
𝑁𝑘 =
𝑉𝑘 𝑥 𝑀𝑟 𝑂𝑘𝑠 𝑥 20
620 𝑥 2 𝑥 100
=
13,5 𝑥 126 𝑥 20
124000
=
34020
= 3,64 𝑁

Laporan Menetapkan Ion Ferro

Reaksi

Cuplikan ferro + H2SO4

Percobaan I

Warna sebelum titrasi : Coklat

Warna sesudah titrasi : Merah bata

V1 = 0,4 ml

Percobaan II

Warna sebelum titrasi : Coklat

Warna sesudah titrasi : Merah bata

V2= 0,4 ml

𝑉1 + 𝑉2
𝑉𝑟𝑡 =
2

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 52


0,4 + 0,4
= = 0,4 𝑚𝑙
2

Ferro = Vrt x N KMnO4 x56 mgr

= 0,4 x 3,64 x 56 mgr

= 81,536 N

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 53


BAB III

3.1 KESIMPULAN
 Pada identifikasi anion klorida dan iodida semua anion dapat
diendapkan menggunakan regensia perak nitrat(AgNO3)
endapan yang dihasilkan berwarna putih(AgCl) untuk anion cl-
dan berwarna kuning (AgI) untuk anion I-.
 Faktor kuantitas banyak sedikitnya larutan yang direaksikan
sangat penting, karena kelebihan sedikit saja hasilnya akan
berbeda dengan tujuan utamanya.
 Jika antara Cl- dan I- direaksikan dengan asam nitrat maka
tidak akan terjadi reaksi dan larut sempurna
 CO32- dapat diidentifikasikan dengan menggunakan Na2CO3
yang membentuk endapan kuning.
 Br- dapat diidentifikasikan dengan HNO3, AgNO3 dan
NH4OH dengan membentuk endapan kuning.
 I- dapat diidentifikasikan dengan HNO3 dan AgNO3.
 Anion maupun kation dapat diidentifikasi ddengan
menambahkan reagen yang dapat mengendapkan kation/anion
tersebut.
 Anion dan kation dapat dilihat berdasarkan endapan yang
terbentuk, warna larutan maupun gas yang terbentuk.
 Dalam penyimpulan analisis kuantitatif sangat dibutuhkan
ketelitian yang baik dan juga konsentrasi larutan yang baik.
Karena sangat berhubungan dengan lama waktu dan juga
volume yang digunakan saat proses titrasi, besarnya sedikit nya
volume tersebut sangat berhubungan dengan perhitungan
selanjutnya. Jadi tingkat kecermatan dan ketelitian dalam
praktikum ini juga sangat diperhitungkan.

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 54


3.2 SARAN

 Sebaiknya dalam buku laporan praktikum jangan langsung di


sebutkan hasilnya, dimaksudkan agar praktikan lebih
mengetahui kesalahannya apabila belum sesuai prosedurnya.
Dan juga agar menambah rasa penasaran siswa untuk proses-
proses selanjutnya agar terciptanya suatu pembelajaran yang
tidak membosankan.
 Sebaiknya praktikum dibuat lebih mendetail lagi namun juga
memperhatikan keefektifan waktu.
 Sebaiknya peralatan dan bahan-bahan praktikum lebih
diperhatikan lagi.
 Sebaiknya diharuskan adanya interaksi dan komunikasi yang
baik antara praktikan dan asdos saat praktikum berlangsung
agar materi yang disampaikan dapat masuk.

3.3 LAMPIRAN

Lampiran yang terlampir adalah hasil laporan sementara yang telah diteliti
dan dikoreksi oleh asdos kimia analisis yaitu laporan sementara dari acara
praktikum Bagian I yaitu Analisis Kualitatif yang terdiri dari :
Bab I Analisis Anion : Anion Klorida ( Cl-), Anion Iodida ( I ), Anion
Ferrosianida Fe (CN)6 4- dan Rhodanida (CNS-), Anion Karbonat (CO3-) dan
Anion Tiosulfat (S2O3-), Anion Sulfat (SO42-), dan Anion borat (BO33-).
Bab II yaitu Analisa kation yang terdiri dari : kation golongan 1,
perak(Ag+) Kation golongan 2 Merkuri(Hg+), Kupri(Cu2+), dan kadmium(Cd2+)
Kation golongan 3 Alumunium (Al3+), Ferri (Fe3+) dan Nikel(Ni2+) Kation
golongan 4 Barium(Ba2+) dan Magnesium(Mg2+) Kation golongan 5
Amonium(NH4+).

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 55


Acara praktikum Bagian II yaitu Analisis Kuantitatif yang terdiri
dari :
Bab I Asidi dan Alkalimetri, 1. Standardisasi larutan HCL x N dan 2.
Standardisasi larutan NaOH yN.
Bab II Argentometri, 1. Standardisasi AgNO3 c N 2. Menetapkan kadar
garam dapur dengan cara mohr, Menetapkan kadar larutan dalam campuran.
Bab III Permanganometri dan Menetapkan ion Ferro dalam campuran

Laporan Praktikum Kimia Analis Page 56

Anda mungkin juga menyukai