TINJAUAN PUSTAKA
Pakan ternak ruminansia pada umumnya terdiri dari hijauan dan konsentrat.
Pakan hijauan adalah bahan yang berfungsi sebagai sumber serat atau sekaligus
sebagai sumber vitamin sedangkan pakan konsentrat adalah suatu bahan pakan
dengan nilai gizi tinggi yang dipergunakan bersama bahan pakan lain untuk
meningkatkan keserasian gizi dari keseluruhan pakan. Pakan hijauan untuk ternak
ruminansia dapat berupa hijauan segar yang terdiri dari rumput dan daun-daunan
atau dapat berupa limbah pertanianbaik yang segar maupun yang kering (Nuschati,
2006 dalam Raharjo, dkk, 2013).
Hijauan makanan ternak adalah makanan pokok ternak ruminansia yang
berupa rerumputan dan daun-daunan. Bshsn hijauan makanan ternak dapat
dikelompokkan menjadi hijauan segar, hijauan limbah pertanian, hijauan awetan,
dan limbah pengolahan pertanian. Pakan yang berkualitas baik atau mengandung
gizi yang cukup akan berpengaruh baik terhadap ternak tersebut, yaitu tumbuh
sehat, cepat gemuk, berkembang biak dengan baik, jumlah ternak yang mati atau
sakit akan berkurang, serta jumlah anak yang lahir dan hidup sehat sampai disapih
meningkat (Rukmana, 2005).
Bahan pakan hijauan merupakan bahan pakan yang berasal dari tanaman
dan dapat dimakan ternak. Secara garis besar bahan pakan hijauan digolongkan
kedalam lima kelompok yaitu graminae (rumput-rumputan), cypetaceae (teki-
tekian), leguminosa (kacang-kacangan), browse (rambanan), dan limbah
pertanian. Pada umumnya hijauan seperti rerumputan dan dedaunan merupakan
bahan pakan berserat (Syarifudin, 2011).
Sifat fisik suatu bahan pakan adalah salah satu factor yang sangat penting
untuk diketahui. Keefisienan suatu proses penanganan, pengolahan dan
penyimpanan dalam industry pakan tidak hanya membutuhkan informasi tentang
komposisi kimia dan nilai nutrisi saja tetapi juga menyangkut sifat fisik. Oleh
karena itu kerugian akibat kesalahan penanganan bahan pakan dapat dihindari
(Khalil, 1999).
Banyaknya kadar air dalam suatu bahan pakan dapat diketahui bila bahan
pakan tersebut dipanaskan pada suhu 108o C dalam peranti pemanas, seperti oven.
Kadar air adalah presentase kandungan air suatu bahan yang dapat dinyatakan
berdasarkan berat basah (wet basis) atau berat kering (dry basis). Metode
pengeringan melalui oven sangat memuaskan untuk sebagian besar makanan, akan
tetapi beberapa makanan seperti silase, bahan yang mudah terbang (atsiri) bias
hilang pada pemanasan tersebut (Winarno, 1997).
Serat kasar adalah semua zat organic yang tidak dapat larut dalam H2SO4
0.3 N dalam NaOH 1.5 N yang berturut-turut dimasak selama 30 menit. Hasil
endapannya di cuci, dikeringkan dan ditimbang lalu dibakar dana bunya di timbang.
7
Fraksi serat kasar mengandung selulosa, lignin dan hemiselulosa tergantung pada
spesies dan fase pertumbuhan bahan tanaman (Anggorodi, 1994).
Lemak dan minyak beberapa tahun lalu secara praktis menunjukan semua
bahan yang sudah di ekstraksi dengan ether dari makanan atau jaringan. Asam
lemak bebas ditentukan sebagai kandungan asam lemak yang didapat paling banyak
dalam minyak tertentu. Asam lemak yang terdapat dalam bahan pakan tersebut
mudah tengik atau tidak jika penyimpanannya terlalu lama (Rasyaf, 1990).
Lemak atau lipid sederhana yaitu ester dari tiga asam lemak atau trihybrid
alcohol gliserol. Lemak termasuk dalam air yang tidak larut dalam golongan zat-
zat yang tidak larut dalam air yang disebut lipid lemak. Lipid lemak apabila ditinjau
dari sudut tubuh merupakan bagian yang paling besar didalam tubuh hewan
dibandingkan dengan lipid yang lain (Tillman, 1991).
Penetapan asam lemak bebas berprinsip bahwa lemak bebas yang terdapat
paling banyak pada minyak tertentu (Sutardi, dkk, 2003). Analisis ini
diperhitungkan banyaknya zat yang larut dalam basa atau asam didalam kondisi
tertentu. Asam lemak bebas tidak mengurangi antioksidan dan melindungi ternak.
Apabila penambahan terlalu banyak kadar lemak bebas, akan merusak mesin karena
asam lemak mudah bereaksi dengan bagian methan yang akhirnya menyebabkan
karat. Asam lemak dengan grup-grup fungsional seperti epoksi dan hidroksi sulit
8
sekali untuk di esterifikasi tanpa merusaknya terlebih dahulu. Katalis ester yang
sulit dilakukan dengan metode kimiawi tersebut menjadi sederhana dengan
pemanfaatan teknologi enzimatik lipase (Sudarmadji, 1996).
Analisis kadar energy adalah usaha untuk mengetahui kadar energy bahan
baku pakan, dalam analisis biasanya ditentukan energy bruto lebih dahulu dengan
cara membakar sejumlah bahan baku pakan sehingga diperoleh hasil-hasil oksidasi
yang berupa karbondioksida, air dan gas lainnya. Untuk mengukur panas yang
ditimbulkan oleh pembakaran digunakan suatu alat bomb calorimeter. Penentuan
energy bruto menentukan jumlah kalori dalam bahan pakan yang di analisis
(Kartadisastra, 1994).