Anda di halaman 1dari 4

DJJ ABNORMAL’

DJJ abnormal, djj kuran dari 100 x/menit, djj lebih dari 180x/menit, gawat
janin, makalah, merujuk,tata cara merujuk

0
DJJ kurang dari 100 atau lebih dari 180 x/menit

pada dua kali penilaian dengan jarak 5 menit

(gawat janin)

1. Pengertian Gawat Janin


Gawat janin terjadi bila janin tidak menerima O2 cukup, sehingga mengalami
hipoksia. Situasi ini dapat terjadi kronik (dalam jangka waktu lama) atau akut. Gawat
janin dalam persalinan dapat terjadi bila :

1. Persalinan berlangsung lama


2. Induksi persalinan dengan oksitosin
3. Ada perdarahan atau infeksi
4. Insufisiensi plasenta : postterm , preeklamsi.
Tanda-tanda gawat janin tersebut :
1. Denyut Jantung Janin (DJJ) kurang dari 100 per menit atau lebih dari 180 per
menit.
2. Air ketuban hijau kental.
DJJ ireguler dalam persalinan sangat bervariasi dan dapat kembali setelah beberapa
waktu. Bila DJJ tidak kembali normal setelah kontraksi, hal ini menunjukkan adanya
hipoksia.

DJJ lambat (kurang dari 100 per menit) saat tidak ada his, menunjukkan adanya gawat
janin. dan DJJ cepat (lebih dari 180 per menit) yang disertai takhikardi ibu bisa karena
ibu demam, efek obat, hipertensi, atau amnionitis. Jika denyut jantung ibu normal,
denyut jantung janin yang cepat sebaliknya dianggap sebagai tanda gawat janin.

1. Alasan
Alasan merujuk pasien dengan DJJ kurang dari 100 atau lebih dari 180 x/menit, yaitu:

1. Terhadap Janin
Beresiko akan menimbulkan kematian janin

1. Terhadap Ibu
Beresiko akan menimbulkan

1. Perawatan Selama Merujuk


Jika denyut jantung janin diketahui tidak normal, lakukan hal-hal sebagai berikut:
2. Pasien dibaringkan miring ke kiri dan anjurkan untuk bernafas secara teratur. Hal
ini dilakukan agar vena cafa inferior tidak tertekan oleh janin, sehingga pasokan
oksigen ke bayi dapat terpenuhi.
3. Pemberian oksigen 8-12 l/menit. Perubahan posisi dan pemberian O2 8-12 l/menit
membantu mengurangi demam pada maternal dengan hidrasi anti piretik dan
tindakan pendinginan.
1. Hentikan infus oksitosin (jika sedang diberikan infus oksitosin). Pasang infuse
menggunakan jarum berdiameter besar (ukuran 16 atau 18) dan berikan Ringer
Laktat atau garam fisiologis (NS) dengan tetesan 125 cc/jam.
2. Jika sebab dari ibu diketahui (seperti demam, obat-obatan) mulailah penanganan
yang sesuai dengan kondisi ibu:
1. Istirahat baring
2. Banyak minum
3. Kompres untuk menurunkan suhu tubuh ibu
4. Jika sebab dari ibu tidak diketahui dan denyut jantung janin tetap abnormal
sepanjang paling sedikit 3 kontraksi, lakukan pemeriksaan dalam untuk mencari
penyebab gawat janin:
1. Jika terdapat perdarahan dengan nyeri yang hilang timbul atau menetap,
pikirkan kemungkinan solusio plasma.
2. Jika terdapat tanda-tanda infeksi (demam, sekret vagina berbau tajam) berikan
anti biotik untuk amnionitis.
3. Jika tali pusat terletak di bawah janin atau dalam vagina lakukan penanganan
prolaps tali pusat.
4. Jika denyut jantung janin tetap abnormal atau jika terdapat tanda-tanda lain
gawat janin (mekonium kental pada cairan amnion, rencanakan persalinan
dengan kolaborasi atau merujuk).
Sesuai dengan standart pelayanan bidan diharapkan dapat mengambil bagian terbesar
pada pertolongan persalinan normal dengan mempergunakan potograf WHO.
Kewaspadaan dalam persalinan sudah dilakukan sejak semula(salah satunya
pemantauan denyut jantung janin) sehingga setiap saat keadan ibu dan janin dapat
diketahui dengan pasti. Puncak kewaspadaan dilaksanakan dengan melakukan rujukan
penderita kepusat pelayanan dengan fasilitas setelah melampaui garis waspada agar
penderita diterima di pusat peleyanan dalam keadaan optimal. Bidan diharapkan dapat
berkrjasama dengan tenaga kesehatan lain sehingga dapat mendeteksi secara dini
keadaan pasien.

Dalam hal ini bidan harus berkolaborsi atau merujuk, karena upaya menyelesaikan
pertolongan persalinan dengan intervensi kekuatan dari luar bukan tugas utama bidan,
sehingga setiap persalinan yang diduga akan mengalami kesulitan sudah dirujuk ke
pusat dengan fasilitas yang mencukupi. Sehingga dalam pertolongan pertamanya
bidan perlu melakukan tindakan medis:

1. Perubahan posisi lataran dan pemberian O2 8-12 l/menit membantu mengurangi


demam pada maternal dengan hidrasi anti piretik dan tindakan pendinginan.
2. Jika sebab dari ibu diketahui (seperti demam, obat-obatan) mulailah penanganan
yang sesuai dengan kondisi ibu:
a. Istirahat baring

b. Banyak minum

c. Kompres untuk menurunkan suhu tubuh ibu

1. Ibu di miringkan kekiri


2. Pemsantauan DJJ dengan rutin.
3. Mengantar atau mendampingi pasien untuk mendapatkan pertolongan lebh lanjut,
sehingga dapat memberikan keterangan atau memberikan keterangan tertulis.
4. Intervensi lainnya tidak perlu dilakukan sebab kemungkinan akan menambah
bahaya ibu maupun janin dalam kandungan.
Demikianlah kewenangan bidan dalam menghadapi persalinan dengan DJJ<100 atau
>180 sehingga mata rantai pelayanan dan pengayoman medis dapat lebih bermutu dan
menyeluruh.

Anda mungkin juga menyukai