Proposal Cindi PCO Revisi 1
Proposal Cindi PCO Revisi 1
1 Mahasiswa/i
Prevalensi Posterior Capsular Opacity paska operasi fakoemulsifikasi pada pengguna foldable Intra
Okular Lensa di RS PGI Cikini dan RS FMC
Tidak diterima
(mohon diberikan komentar)
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa operasi katarak yang sudah modern, dengan desain intra okular
lensa (IOL) yang lebih baik, dapat menurunkan angka kejadin PCO, dari 9,2% pada 2003 sampai 8,82%
pada tahun 2010. Berdasarkan penelitian, teknik fakoemulsifikasi menjadi pilihan utama untuk operasi
katarak. World Health Organization (WHO) menganalisa 11,408 pasien yang telah menjalankan operasi
katarak dari 50 negara pada tahun 2008, mengatakan bahwa rata-rata pasiennya berusia 65 tahun, yang
berarti berhubungan dengan katarak senilis degeneratif.4
Faktor-faktor yang terkait dengan terjadinya PCO antara lain, desain Intra Okular Lensa (IOL), jenis
operasi katarak, dan pasien dengan penyakit sistemik. Dengan menggunakan teknik fakoemulsifikasi,
akan meningkatkan hasil oprasi yang lebih baik, seperti pada tingkat ketajaman visual, insisi pada kornea
yang lebih kecil, dan penyembuhan luka lebih cepat dan juga berkurangnya komplikasi. Selain itu,
penggunaan IOL dengan material yang lebih baik juga menurunkan angka kejadian PCO. Penelitian
mengatakan bahwa IOL dengan bahan hydrophilic paling banyak digunakan, desain yang dapat dilipat
pada lensa ini sesuai dengan lebar sayatan pada teknik fakoemulsifikasi.2,3
Oleh karena itu, pentingnya penelitian ini dikarenakan untuk mengetahui mengenai angka kejadian dan
faktor-faktor terjadinya PCO. Dengan diketahuinya hal tersebut, diharapkan angka kejadian Posterior
Capsular Opacity dapat menurun dan dapat membantu meningkatkan kualitas pengelihatan pasien.
Hipotesis:
1. Angka kejadian Posterior Capsular Opacity terjadi lebih tinggi pada pemasangan foldable lensa
intra okuler dengan material Hydrophilic Acrylic dibandingkan dengan foldable lensa intra okuler
dengan material Hydrophobic Acrylic.
3. Angka kejadian Posterior Capsular Opacity terjadi lebih tinggi pada pemasangan foldable lensa
intra okuler dengan bentuk round optic edge dibandingkan dengan square optic edge.
10 Tujuan Penelitian Uraikan tujuan khusus dan makna penelitian harus diuraikan dengan jelas.
Tujuan Khusus:
1. Untuk mengetahui biokompatibilitas material lensa intra okuler yang lebih baik, yaitu antara
foldable lensa intra okuler dengan material Hydrophobic Acrylic dengan foldable lensa intra
okuler dengan material Hydrophilic Acrylic.
2. Untuk mengetahui biokompatibilitas bentuk lensa intra okuler yang lebih baik, yaitu antara
foldable lensa intra okuler dengan bentuk round optic edge dan square optic edge.
Manfaat Penelitian :
1. Manfaat bagi mahasiswa :
Manfaat bagi mahasiswa adalah untuk memperluas wawasan mahasiswa mengenai teori tersebut untuk
diterapkan dalam praktek klinis. Kemudian, bermanfaat untuk menyelesaikan tugas akhir dalam jenjang
perkuliahan sebagai persyaratan untuk kelulusan Sarjana Kedokteran di Universitas Kristen Krida
Wacana.
11 Landasan Teori
Di bagian perifer kapsul lensa terdapat zonula zinn yang menggantungkan lensa di seluruh ekuatornya
pada badan siliar. Di sebelah anterior lensa terdapat humor aquoeus dan disebelah posterior terdapat
vitreus. Lensa terdiri dari 65% air, 35% protein, dan sedikit sekali mineral yang biasa ada di jaringan
tubuh lainnya. Kandungan kalium lebih tinggi di lensa daripada di kebanyakan jaringan lain. Asam
askorbat dan glutation terdapat dalam bentuk teroksidasi maupun tereduksi. Tidak ada serat nyeri,
pembuluh darah ataupun saraf di lensa.5,6
Secara fisiologi lensa mempunyai sifat tertentu, yaitu kenyal atau lentur karena memegang peranan
terpenting dalam akomodasi untuk menjadi cembung, lensa bersifat jernih atau transparan karena
diperlukan sebagai media pengelihatan, dan lensa harus terletak di tempatnya. Lensa berfungsi sebagai
media refraksi, bersamaan dengan kornea, badan kaca, humor aqueous, dsb. Lensa mata normal memiliki
indeks refraksi sebesar 1,4 di bagian sentral dan 1,36 di bagian tepi, kekuatan bias lensa kira-kira +20D.5,6
Patofisiologi
PCO dapat dikatakan sebagai katarak sekunder, berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapatkan
patogenesis dari PCO, yaitu terjadinya proliferasi, migrasi, dan diferensiasi yang tidak normal pada sel
epitel lensa dan jaringan pada kapsul. Proliferasi dari sisa sel epitel lensa terjadi paling tinggi dalam 3
sampai 4 hari setelah operasi katarak. Pengangkatan dari jaringan otot lensa pada saat operasi katarak
akan memicu terjadinya proliferasi sel epitel lensa. Selain itu, proliferasi dapat juga dipicu oleh benda
asing yang dipasangkan ke mata, yaitu IOL.4
Bentuk lain yang merupakan proliferasi epitel lensa pada PCO berupa mutiara Elsching dan cincin
Soemmering. Cincin Soemmering akan bertambah besar karena daya regenerasi epitel yang terdapat
didalamnya. Cincin Soemmering ini terjadi oleh karena kapsul anterior yang pecah ke arah pinggir-
pinggir dan melekat pada kapsula posterior dan meninggalkan daerah yang jernih di tengah sehingga
membentuk gambaran cincin. Pada cincin ini akan tertimbun oleh serabut epitel lensa yang berproliferasi.
Mutiara Elsching adalah epitel subkapsular yang berproliferasi dan membesar sehingga tampak seperti
busa sabun atau telur kodok.8
Migrasi sel epitel lensa ke kapsul posterior difasilitasi oleh berbagai molekul pelekatan sel yang ada pada
sel epitel lensa. Salah satu contohnya adalah Matriks metalloproteinase (MMPs), yang merupakan
Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai dua jenis material foldable IOL yang akan digunakan, yaitu
hydrophobic acrylic dan hydrophilic acrylic (gambar 2). Bahan acrylic tersebut mempunyai kemampuan
adeshi atau daya lekat yang lebih kuat dibandingkan dengan silikon dan juga polymethylmethacrylate
(PMMA) IOL. Oleh karena itu, adhesi antara IOL dengan kapsula posterior akan lebih kuat, sehingga
dapat mencegah sel epitel lensa bermigrasi dan berproliferasi. Berdasarkan penelitian tersebut,
hydrophobic acrylic memiliki biokompatibilitas kapsul yang lebih baik daripada hydrophilic acrylic.3
Pada penelitian yang dilakukan di RS Cipto Mangunkusumo mengatakan bahwa insiden PCO lebih tinggi
ditemukan pada pemasangan lensa hydrophilic acrylic daripada lensa hydrophobic acrylic. Beberapa
penelitian juga mengungkapkan bahwa insiden PCO lebih tinggi pada pemasangan lensa hydrophilic
acrylic (42.0% - 64,4%) dibandingkan dengan pemasangan lensa hydrophobic acrylic (8.9%- 34.4%).12-3
Insiden PCO di RS Cipto Mangunkusumo dalam waktu 3 tahun adalah 8,82% dengan waktu kejadian
PCO rata-rata 21 bulan (1.75 tahun). Dimana insiden yang lebih tinggi terjadi pada pemasangan lensa
hydrophilic acrylic daripada lensa hydrophobic acrylic.3
10
3. Penyakit Sistemik
Berdasarkan penelitian yang tertera di dalam jurnal mengenai hubungan antara diabetes mellitus (DM)
dengan terjadinya PCO, dimana dari hasil follow up 12 bulan setelah operasi katarak tidak terdapat hasil
yang signifikan dengan terjadinya PCO. Tetapi, dari hasil follow up 18 bulan, angka kejadian PCO
meningkat secara signifikan. Sehingga dapat disimpulkan, pasien penderita DM yang telah menjalani
operasi katarak, kemungkinan terjadinya PCO akan lebih besar daripada pasien yang tidak menderita
DM.11
4. Usia
Berdasarkan data yang didapatkan, PCO paling banyak ditemukan pada pasien yang lebih muda dari
seluruh pseudoafakia pasien. Dari penelitian yang didapatkan, usia adalah faktor yang penting pada
kejadian PCO, penelitian tersebut menyimpulkan bahwa pada pasien yang lebih muda mempunyai potensi
pertumbuhan sel epitel lensa yang lebih cepat. Sel epitel lensa yang bermigrasi dan berploriferasi dari
bagian ekuator ke tengah dapat menutupi media refraksi dan menyebabkan penurunan pengelihatan, dan
biasanya pengelihatan pasien menjadi buram.4,12
11
Patofisiologi
Posterior Capsular
Epidemiologi Opacity Definisi
Kerangka Teori
Material IOL
Penyakit Sistemik 12
Posterior Capsular
Opacity
12 Rencana Penelitian Uraikan dengan jelas tetapi ringkas strategi umum dari penelitian yang diusulkan serta
pendekatan khusus dan metode yang akan digunakan. Apabila diperlukan fasilitas di institusi lain, tunjukan bahwa
lembaga yang bersangkutan telah dihubungi dan memberikan persetujuan. Jangan melebihi 3 halaman spasi tunggal
(12 pts Font)
Penelitian ini dilakukan di RS Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Cikini dan RS Family
Medical Center (FMC) Sentul. Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai biokompatibilitas
13
14
12.3.2 Sample
Pasien yang telah menjalani operasi katarak dengan teknik fakoemulsifikasi dan berobat ke RS PGI
Cikini dan RS FMC Sentul pada Januari 2016 – November 2018, dan memenuhi kriteria inklusi.
Kriteria yang mendukung penelitian ini adalah :
Kriteria Inklusi :
Semua pasien yang telah menjalani operasi katarak dengan teknik fakoemulsifikasi yang dilakukan
oleh dr.Margrette Paliyama Sp.M M.Sc dan sudah menggunakan lensa intra okuler di RS PGI Cikini
dan RS FMC Sentul.
Kriteria Eksklusi :
1. Pasien dengan riwayat katarak kongenital.
2. Pasien yang memiliki riwayat penyakit sistemik lainnya.
12.4 Sampling
Pemilihan sampel secara consecutive sampling, yaitu pemilihan sampel dengan menggunakan subjek
15
sehingga jumlah klien yang diperlukan terpenuhi. Pada penelitian ini sampel di ambil dari rekam medis
dalam periode waktu Januari 2016 – November 2018 di RS PGI Cikini dan RS FMC Sentul.
Jumlah sampel minimum didapatkan melalui perhitungan rumus sebagai berikut:
n=
Keterangan:
n = jumlah sampel minimum
Z = nilai Z pada tabel sesuai dengan nilai dimana untuk = 0.05 (5%) didapatkan Z=1.96
P = proporsi atau prevalensi masalah yang diteliti oleh Departement of Ophthalmology di RS
Cipto Mangunkusumo Jakarta yang di lakukan oleh Anggraini dan Hutauruk, mengatakan bahwa angka
kejadian PCO adalah 9.2% (47 dari 513 mata) pada tahun 2003. Sehingga di dapatkan proporsinya
adalah :
= 0,09
n= = = 125,85 ≈ 126
16
12.6.3 Cara
Sampel yang telah memenuhi kriteria inklusi akan dicatat identitasnya. Setelah itu, akan
dibandingkan angka kejadian antara pasien yang terdiagnosis PCO setelah operasi katarak
dengan teknik fakoemulsifikasi dan sudah menggunakan foldable lensa intra okuler dengan
material hydrophilic acrylic atau foldable lensa intra okuler dengan material hydrophobic
acrylic, dan juga pasien yang sudah menggunakan foldable lensa intra okuler dengan
bentuk round optic edge atau dengan square optic edge.
17
19
20
Implikasi Etik Eksperimental pada Manusia Berikan pernyataan singkat mengenai permasalahn etik
yang dapat timbul dari eksprimentasi, dan jelaskan bagaimana permasalahan tersebut dapat diatasi. Permasalahan etik
termasuk (a) bahaya dan komplikasi perlakuan, (b) kerahasiaan data (confidentiality), (c) Informed consent, dan sebagainya.
21
1. Suhardjo SU, Hartono. Ilmu Kesehatan Mata. Yogyakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Mata
Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada; 2012 .h.66-9.
2. Wifaaq T. Hubungan antara resiko terjadinya katarak sekunder dengan berbagai teknik
operasi katarak di RSUD dr. Saiful Anwar Malang periode Januari-Desember 2008. Malang:
Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah; 2008.
3. Sita P. Ayuningtyas, Tjahjono D. Gondhowiardjo. Incidence and associated factors of
posterior capsule opacification in pseudophakic patients at Cipto Mangunkusumo Hospital.
Department of Ophthalmology, Faculty of Medicine Universitas Indonesia, Cipto
Mangunkusumo Hospital. 2015.
4. Raj SM, Vasavada AR, Johar SRK, Vasadava VA, Vasavada VA. Post-operative capsular
opacification: a review. Int J Biomed Sci. 2007;3(4):237-50.
5. J Suhardjo SU, Hartono. Ilmu Kesehatan Mata. Yogyakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Mata
Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada; 2012.h.1-2.
6. Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu penyakit mata. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2011.h.9.
7. Posterior Capsular Opacity. Diunduh dari https://www.researchgate.net/figure/An-eye-with-
posterior-capsule-opacification-before-A-and-after-Nd-YAG-posterior_fig4_236909811, 21
Maret 2018.
8. Erman I, Elviani Y, Soewito B. Hubungan umur dan jenis kelamin dengan kejadian katarak di
instalasi rawat jalan (poli mata) RS Dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas Tahun 2014. Dosen
Prodi Keperawatan Lubuklinggau Politeknik Kesehatan Palembang. 2014.
9. Kristiani Sri Dr. Th. Kekuatan rata-rata lensa intra okuler pada penderita katarak senilis yang
menjalani oprasi ekstraksi katarak ekstrakapsular di RSPUD Dr. Kariadi Semarang. Bagian
Mata Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. 2002.
10. Mata yang telah di pasang oleh IOL (Follow-up 4 tahun). Diunduh dari
https://www.researchgate.net/figure/An-eye-at-the-4-years-follow-up-with-AcyrSof-IOL-
implanted-in-the-bag-There-is-no_fig3_236909811, 21 Maret 2018.
11. Hayashi K1, Hayashi H, Nakao F, Hayashi F. Posterior capsule opacification after cataract
surgery in patients with diabetes mellitus. Am J Ophthalmol. 2002 Jul;134(1):10-6.
12. Wormstone IM, Wang L, Liu C. Posterior capsule opacification. Experimental Eye Research.
22
23