Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan Pasal 3 menyebutkan bahwa pembangunan kesehatan
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Dalam Pasal 5 disebutkan bahwa setiap orang berkewajiban untuk
ikut serta dalam memelihara dan meingkatkan derajat kesehatan perseorangan, keluarga dan lingkungannya.
Sementara itu, undang-undang Nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak menyatakan bahwa pemerintah
didukung oleh peran serta masyarakat wajib menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang
komprehensif bagi anak, agar setiap anak memperoleh derajat kesehatan yang optimal.
Posyandu merupakan wujud peran serta masyarakat dalam peningkatan dan pemeliharaan kesehatan ibu dan
anak, peningkatan status gizi masyarakat, keluarga berencana, imunisasi, dan penanggulangan diare serta penyakit
menular lainnya. Upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) ini dapat menjadi pusat kewaspadaan dini dan
pencegahan masalah kesehatan, melalui peningkatan surveilans gizi dan penyakit serta penyehatan lingkungan
oleh masyarakat sendiri yang selanjutnya tidak perlu diulang lagi. Pembagian kriteria Posyandu dalam bentuk
strata akan lebih memudahkan petugas kesehatan dalam menilai status gizi balita di suatu wilayah, kerena dalam
pengelompokkan tersbut posyandu dikriteriakan berdasarkan cakupan pelayanan, serta jenis kegiatan yang
dilakukan. Berdasarkan stratanya Posyandu dikriteriakan menjadi : 4 kategori, yaitu pertama, madya, purnama,
mandiri. Dari 4 strata tersebut, strata terendah adalah pratama, dimana jumlah kadernya kurang dari 5, frekuensi
penimbangan kurang dari 8 kali, sedangkan strata tertinggi adalah mandiri, dengan jumlah kader lebih dari 5,
kegiatannya secara rutin setiap bulan, cakupan program utama lebih dari 50%, ada kegiatan program tambahan
dan cakupan dana sehat sudah melebihi dari 50% kepala keluarga. Pada Posyandu dengan strata tinggi diharapkan
sudah tidak ditemukan lagi adanya balita gizi buruk.
Berdasarkan data DEPKES RI, diketahui pravalensi balita gizi buruk pada tingkat nasional sebanyak 1,88%,
sedangkan berdasarkan data di Propinsi Jawa Tengah kasus gizi buruk sebanyak 2,06%. Sementara itu di
Kabupaten Purworejo pravalensi gizi buruk sebanyak 0,80% (396 balita dari 49497 balita yang ada), angka ini dinilai
relatif tinggi. Berdasarkan pra survai peneliti bulan desember 2005 ditemukan pravalensi gizi buruk di Puskesmas
Mranti sebanyak 1,6% (42 balita da 2575 balita). Dari 42 balita tersebut ternyata penyebarannya ada di semua
strata posyandu, baik purnama, madya maupun mandiri. Berdasarkan laporan bulanan diperoleh jumlah Posyandu
di Puskesmas Mranti Kabupaten Purworejo sebanyak 61 Posyandu, yang terdiri dari Posyandu Pratama tidak ada,
Posyandu Madya 33, Posyandu Purnama 17, Posyandu Mandiri 11.
Sebenarnya keberadaan Posyandu memberikan langkah kontribusi terhadap perhitungan status gizi, karena dalam
Posyandu ada sejumlah kegiatan seperti; PMT (Pemberian Makanan Tambahan) pada balita, pengawasan
pertumbuhan balita, penyuluhan gizi dan kesehatan, jumlah kader, pendidikan kader, lama menjadi kader, status
kader, promosi kesehatan. Akan tetapi berdasarkan data-data yang diperoleh peneliti di dapatkan hasil gizi buruk
menyebar di seluruh strata Posyandu.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti apakah ada hubungan strata Posyandu
dengan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Mranti Kabupaten Purworejo Jawa Tengah.

B. Perumusan Masalah
Apakah ada hubungan Strata Posyandu dengn Status Gizi Balita di wilayah kerja Puskesmas Mranti Kabupaten
Purworejo Jawa Tengah ?
C. Manfaat Penelitian
1. Sebagai masukan kepada Puskesmas Mranti Kabupaten Purworejo Jawa Tengah, agar lebih meningkatkan mutu
Posyandu, agar dapat mengurangi terjadinya gizi buruk pada balita, khususnya balita yang berada di desa Mranti.
2. Untuk Akademik
Sebagai bahan sumbangan ilmu pengetahuan tentan Posyandu bagi Fakultas Kesehatan Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta.
3. Untuk Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti tentang Posyandu dalam meningkatkan status gizi pada
balita.
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum penelitian ini adalah :
Mengetahui Hubungan Strata Posyandu dengan Status Gizi pada balita di wilayah kerja Puskesmas Mranti
Kabupaten Purworejo Jawa Tengah.
2. Tujuan Khusus penelitian ini adalah :
a. Mengetahui distribusi frekuensi strata Posyandu di wilayah kerja Puskesma Mranti Kabupaten Purworejo Jawa
Tengah
b. Mengetahui status gizi balita di Posyandu Puskesmas Mranti Kabupaten Purworejo Jawa Tengah.
c. Mengetahui hubungan strata Posyandu dengan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Mranti Kabupaten
Purworejo Jawa Tengah.

===========================================================================================
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan Pasal 3 menyebutkan bahwa pembangunan kesehatan
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Dalam Pasal 5 disebutkan bahwa setiap orang berkewajiban untuk
ikut serta dalam memelihara dan meingkatkan derajat kesehatan perseorangan, keluarga dan lingkungannya.
Sementara itu, undang-undang Nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak menyatakan bahwa pemerintah
didukung oleh peran serta masyarakat wajib menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang
komprehensif bagi anak, agar setiap anak memperoleh derajat kesehatan yang optimal.
Posyandu merupakan wujud peran serta masyarakat dalam peningkatan dan pemeliharaan kesehatan ibu dan
anak, peningkatan status gizi masyarakat, keluarga berencana, imunisasi, dan penanggulangan diare serta penyakit
menular lainnya. Upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) ini dapat menjadi pusat kewaspadaan dini dan
pencegahan masalah kesehatan, melalui peningkatan surveilans gizi dan penyakit serta penyehatan lingkungan
oleh masyarakat sendiri yang selanjutnya tidak perlu diulang lagi. Pembagian kriteria Posyandu dalam bentuk
strata akan lebih memudahkan petugas kesehatan dalam menilai status gizi balita di suatu wilayah, kerena dalam
pengelompokkan tersbut posyandu dikriteriakan berdasarkan cakupan pelayanan, serta jenis kegiatan yang
dilakukan. Berdasarkan stratanya Posyandu dikriteriakan menjadi : 4 kategori, yaitu pertama, madya, purnama,
mandiri. Dari 4 strata tersebut, strata terendah adalah pratama, dimana jumlah kadernya kurang dari 5, frekuensi
penimbangan kurang dari 8 kali, sedangkan strata tertinggi adalah mandiri, dengan jumlah kader lebih dari 5,
kegiatannya secara rutin setiap bulan, cakupan program utama lebih dari 50%, ada kegiatan program tambahan
dan cakupan dana sehat sudah melebihi dari 50% kepala keluarga. Pada Posyandu dengan strata tinggi diharapkan
sudah tidak ditemukan lagi adanya balita gizi buruk.
Berdasarkan data DEPKES RI, diketahui pravalensi balita gizi buruk pada tingkat nasional sebanyak 1,88%,
sedangkan berdasarkan data di Propinsi Jawa Tengah kasus gizi buruk sebanyak 2,06%. Sementara itu di
Kabupaten Purworejo pravalensi gizi buruk sebanyak 0,80% (396 balita dari 49497 balita yang ada), angka ini dinilai
relatif tinggi. Berdasarkan pra survai peneliti bulan desember 2005 ditemukan pravalensi gizi buruk di Puskesmas
Mranti sebanyak 1,6% (42 balita da 2575 balita). Dari 42 balita tersebut ternyata penyebarannya ada di semua
strata posyandu, baik purnama, madya maupun mandiri. Berdasarkan laporan bulanan diperoleh jumlah Posyandu
di Puskesmas Mranti Kabupaten Purworejo sebanyak 61 Posyandu, yang terdiri dari Posyandu Pratama tidak ada,
Posyandu Madya 33, Posyandu Purnama 17, Posyandu Mandiri 11.
Sebenarnya keberadaan Posyandu memberikan langkah kontribusi terhadap perhitungan status gizi, karena dalam
Posyandu ada sejumlah kegiatan seperti; PMT (Pemberian Makanan Tambahan) pada balita, pengawasan
pertumbuhan balita, penyuluhan gizi dan kesehatan, jumlah kader, pendidikan kader, lama menjadi kader, status
kader, promosi kesehatan. Akan tetapi berdasarkan data-data yang diperoleh peneliti di dapatkan hasil gizi buruk
menyebar di seluruh strata Posyandu.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti apakah ada hubungan strata Posyandu
dengan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Mranti Kabupaten Purworejo Jawa Tengah.

B. Perumusan Masalah
Apakah ada hubungan Strata Posyandu dengn Status Gizi Balita di wilayah kerja Puskesmas Mranti Kabupaten
Purworejo Jawa Tengah ?
C. Manfaat Penelitian
1. Sebagai masukan kepada Puskesmas Mranti Kabupaten Purworejo Jawa Tengah, agar lebih meningkatkan mutu
Posyandu, agar dapat mengurangi terjadinya gizi buruk pada balita, khususnya balita yang berada di desa Mranti.
2. Untuk Akademik
Sebagai bahan sumbangan ilmu pengetahuan tentan Posyandu bagi Fakultas Kesehatan Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta.
3. Untuk Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti tentang Posyandu dalam meningkatkan status gizi pada
balita.
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum penelitian ini adalah :
Mengetahui Hubungan Strata Posyandu dengan Status Gizi pada balita di wilayah kerja Puskesmas Mranti
Kabupaten Purworejo Jawa Tengah.
2. Tujuan Khusus penelitian ini adalah :
a. Mengetahui distribusi frekuensi strata Posyandu di wilayah kerja Puskesma Mranti Kabupaten Purworejo Jawa
Tengah
b. Mengetahui status gizi balita di Posyandu Puskesmas Mranti Kabupaten Purworejo Jawa Tengah.
c. Mengetahui hubungan strata Posyandu dengan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Mranti Kabupaten
Purworejo Jawa Tengah.

Anda mungkin juga menyukai