Balagah Sebagai Cabang Bahasa Arab PDF
Balagah Sebagai Cabang Bahasa Arab PDF
RAHIMAH
1. Pendahuluan
1.2. Masalah
Pelajaran ilmu Balaghah (semantik Arab) ini sangat berat untuk dipahami, terutama
sekali bagi orang-orang yang tidak mempunyai ilmu-ilmu dasar bahasa Arab, seperti ilmu Sari
dan Nahwu serta leksikologi (Dirasat Mu'jamiyat). Hal seperti ini tampak jelas dikalangan
mahasiswa di Jurusan bahasa Arab Universitas Sumatera Utara Medan.
Pada buku-buku Balaghah yang ada saat ini, kebanyakan contoh-contoh kalimat dikutip
dari nukilan-nukilan, syair-syair Arab serta contoh Ayat-Ayat Suci AI-Quran dan Hadist maupun
AI-Hikam (kata-kata yang mengandung pesan hikmah).
Kalimat-kalimat tersebut tidak selalu dijumpai dalam kalimat percakapan sehari-hari,
mempunyai perbedaan jauh dari kalimat yang dibahas pada pelajaran Nahwu dan Sarf, namun
tetap mempunyai hubungan dengan peraturan tata bahasa. Sebagai salah seorang tenaga
pengajar yang mengasuh mata kuliah Balaghah ini, penulis merasa sangat penting untuk
membuat solusi, sehingga mahasiswa termotivasi untuk mengembangkan ilmunya.
αPembatasan masalah balaghah sangat luas dan sukar jika diuraikan secara terperinci
dan mendetail sekali. Ilmu balaghah ini tida bisa terlepas dari ilmu tata bahasa Arab dan
pertalian dengan ilmu-ilmu agama. Diantara ilmu fikih, Usul Fikih, Ilmu Hadist, Ilmu Tafsir,
Ilmu Tasauf, Ilmu Ahklaq dan sebagainya.
Dari sekian banyak masalah yang dapat diulas itu penulis membatasinya pada
keberadaan ilmu balaghah sebagai salah satu sisi Ilmu bahasa Arab. Keterkaitannya dengan
ilmu Nahwu dan manfaatnya dalam memterjemahkan bahasa Arab terutama sekali ayat-ayat
2. BAHASA ARAB
Jika ditinjau dari segj perbidangan linguistik maka pembagian ilmu bahasa Arab tersebut
diatas termasuk bidang interdisiplioner linguistik yang saling terkait satu dan lainnya.
Bidang ilmu Balghah (semantik Arab) terangkum dalam komponen ilmu bayan, Ma'ani
dan Badi'.
Maka apabila dilihat dari keterkaitan ilmu-ilmu yang telah disebutkan itu, tak satupun
ilmu bahasa Arab itu diabaikan, namun yang terlebih masyhur dikalangan masyarakat
Indonesia yang harus benar-benar dipelajari adalah Ilmu Nahwu saja, ini merupakan anggapan
yang keliru.
Maka untuk mengetahui kebenarannya , penulis mencoba untuk menguraikan sisi
keterkaitanya, pada bab- bab berikut ini.
3. ILMU BALAGHAH
Untuk lebih mengetahui tentang ilmu Balaghah, maka hendaklah diketahui pengertian
dari Balaghah. Meskipun pengertian singkat dari komponen ilmu balaghah itu secara singkat
dipandang perlu pula untuk mengetengahkan uraian tentang iImu balaghah agar tampak jelas
keurgensian (keberadaan) ilmu Balaghah tersebut.
Adapun pengertian dari segi etimologi adalah sampai atau berkesudahan atau sampai.
Menurut pengertian dari sisi kesusastraan ialah "Penonjokan makna dan pengertian kalimat
yang jelas, sampai tertanam pada hati pembaca dan pendengarnya (diungkapkan oleh Syaid
Ahrnad Aal-Hasymy).
Al-Mukaffa menyatakan bahwa Balaghah adalah beberapa makan yang terpancar dari
suatu kalimat melalui beberapa cam, sebagian dengan isayarat , berbicara, berpidato, diskusi,
surat-menyurat, karangan yang umumnya merupakan "wahyu" pada kalimat indah, ringkas
tepat dan lugas.
Jika kita perhatikan dari keterangan-keterangan fakar ilmu balaghah dari beberapa
regenerasi dapat disimpulkan bahwa :
llmu Balaghah adalah ilmu yang mengungkapkan metode untuk mengungkapkan bahasa
yang indah, mempunyai nilai estetis (keindahan seni), memberikan makna sesuai dengan
muktadhal hat (situasi dan kondisi), serta memberikan kesan sangat mendalam bagi pendengar
dan pembacanya.
Ungkapan yang mempunyai nilai sastra tinggi telah lama dimiliki oleh orang orang Arab,
babkan sebelum tersebarnya agama Islam, tidak mengherankan dari keindahan bahasa
membuat mereka terkesima mendengarkan ayat-ayat suci AI-Quran dan bahasa Hadist.
Alam tarakaifa dharaba L-Lahu masalan kalimatin Thayyibatin kasyajaratin ashluha a-sabitun
wa far'uha fi s-sa,a'I.
Apakah engkau tidak melihat Allah memberikan suatu perumpamaan dengan kalimat yang baik
seperti sebatang pohon yang baik akarnya kokoh dan cabangnya menjulang kelangit.
3.2.1.Ilmu Bayan
Ilmu Bayan adalah ilmu yang menjelaskan seluk beluk bahasa Arab dimulai dari
mengetahui uslub (ragam bahasa) puisi dan prosa.
Pembagian ilmu Bayan meliputi :
Tasybih, rukun tasbih. Pembahagian Tasybih dan kegunaan ungkapan Tasybih .
Balaghah dan pengaruhnya bagi orang Arab dan bahasa Arab bagi para pembicara dan
lawan bicara
Pembahasan tentang Majaz serta pembahagiannya
Isti'ara (kata pinjaman) beserta pembahagiannya.
Kinayah dan pembahagiannya.
Keterangan ringkas mengenai pembahasan ilmu Bayan :
a. Tasybih
Jika dilihat dari asal kata, tasybih berasal dari kata ٩شب/Syabbaha, mengingat masamuda,
mensifatkan kecantikan gadis. (Muhammad Yunus, 1973:188). Dari segi ilmu Balaghah adalah
menyempakan sesuatu kepada sesuatu yang lain dalam bahasa arab disebut :
Itu ditujukan
supaya dapat menggambarkan hal rang tersembunyi, hal yang jauh, dan yang dekat,
menambah ketinggian derajat, memuji keindahan, kelebihan seseorang atau kelompok,
sehingga menyentuh perasaan orang.
Arkanutasybih yaitu:
Musyabbah : yaitu suatu yang dipersamakan
Musyabbah bih : yaitu yang diumpamakan
Adat Tasybih : yaitu lapaz yang dipergunakan untuk membuat suatu perumpamaan
Wajah syabah : suatu sisi yang dipersamakan.
2. Muakkad
3. Mujmal
Musyabbah : musyabah bih : Adat tasybih : Wajah Syabah
4. Mufassal
Musyabah : musyawarah bih : Adat tasybih : Wajah Syabah
5. Baligh
Musaybbah : musyabah bih : Adat tasybih : Wajah Syabah
7. Ghairu t-tamtsil (wajah syabah yang lugas, tidak memerlukan banyak hayalan dan
Penafasiran).
Tasybih jika dilihat dari sudut linguistik dapat dipadankan dengan istilah gaya bahasa
Metafora
c. Isti’arah
Ist’arah merupakan kata pinjaman yaitu penggunaan kata dengan tujuan memperkuat makna
yang terkandungdalam kata tersebut (makna tersirat) (Hasymy 303).
Isti’arah terbagi dua :
a. Tasyrihiyah : dipadankan dengan anti klimaks yakni penitik makna pada lapaz
musyabbah bih.
Contoh :
b. Makniyah: Dari peristilahan semantik indonesia di sebut gaya bahasa klimaks, pada isti'arah
makniyah ini lafaz musyabbah bih dibuang dan digantikan dengan kata yang lazin
dipergunakan sebagai rangkaian kata tadi.
Contoh :
d.Kinayah
Kinayah (gaya bahasa Antonomasia) adalah gaya bahasa yang mengandung makna kiasan dan
sindiran.
Kinayah ini dibagi kepada dua bahagian yakni :
1. Kinayah Sifat : suatu sindiran yang ditujukan untuk menyatakan sifat seseorang.
Contoh :
Contoh 2:
Nukilan sajak Abu Nawas (penyair seribu satu malam)
'Ar- rizqu wa l-hirmanu majrahuma bima qadha L-Lahu wa ma Qaddaral/ Rezki dan kehormatan
itu sama-sama dilimpahkan sesuai dengan ketentuan Allah dan sesuai dengan ukurannya.
dari segi bahasa Indonesia, Musnad ilayhi ini bisa disebut subjek dan musnad adalah predikat.
a. Kalam Khabari
Kelompok kalam khabari, yang lebih dekat pengertiannya adalah kalimat yang
mengandung makna berita. Berita yang diungkapkan oleh si pembicara mempunyai tujuan
tertentu demikian pula bagi sipendengar/pembaca berita.
Fakar ilmu balaghah menentukan keadaan ini dan menamakan pokok bahasan tentang
2. Bila kalimat itu sebelum diketahui oleh sipendengar/pembaca atau offing ke dua maka
disebut
'/
Selanjutnya khabari inipun dilihat dari kegunaannya sesuai dengan konteks kalimat
serta situasi dan kondisi kalimat itu disampaikan atau / al-ghardhu tufhamu mill siyaqi l-kalam/
Dilihat dari konteks klaimatnya ini hkabari dibagi kepada :
1. /istirhamu/penghormatan
l /C h/_"_
2. _ / Izharu tahassuri/ keluhan
4. /al-fihkri/Bangga
(contoh dari masing-masing hal ini dapat diperhatikan dalam buku Al-Balaghatu l-wadhihah
144-147, Mustafa amin, tanpa tahun) khabari ditinjau dari kepentingan si lawan bicara terbagi
kepada tiga bahagian yaitu :
1. Bila orang kedua sama sekali belum mengetahui barita, maka khabar tidak perlu
mengunakan huruf tawkid (tanda penguat berita). Disebut khabar Ibtida'i.
2. Bila orang ke dua ragu akan berita yang disampaikan padahal dia belum mengetahuinya
maka dikemukakan kbahar dengan penambahan huruf taukid (tanda penguat).
3. Bila orang kedua tetap tidak percaya (munkir) atas berita yang disampaikan meskipun
ada dalil yang telah ditentukan, maka wajib diberikan huruf taukid, satu taukid atau
lebih. Konteks ini disebut khabar Inkari.
Huruf-huruf taukid (ada waktu -t-taukidi) sebagai berikut ini :
Inna, anna, waw qasam, lam ibtida', nun taukid, ahrufu t-tanbih, hurufu z-zaidah, qad, amma
syarthiyah.
c. Kalam lnsya'I
Kalam insya'I terbagi kepada dua kelompok yaitu:
Insya' Thalaby dan insya' Gbayru Thalaby.
lnsya' Thalaby : yaitu menuntut sesuatu yang tidak berhasil pada waktu
kata - kata itu diungkapkan yakni bentuk amar, Nahyi,
Tamanny dan Nida'i.
lnsya' Gbayru Thalaby : yaitu tidak ada tuntutan sesuatu terdiri dari bentuk,
Ta'ajjub, Madah , Zam, Qasam Af'alu, r-raja dan
bentuk-bentuk lain selain insya' thalaby.
Untuk melihat keterkaitan ilmu Balaghah dengan tata bahasa Arab maka penulis hanya
menerangkan tentang beberapa sisi dari Insya' Thalaby saja.
/ Do'a/Do’a
/amanny/'bercita-cita'
/Takhyir/'memilih'
/Taswiyah/'Mempersamakan'
/ Ta'jizl' Melemahkan'
/Tahdid/Ancaman'
/bahah/’ membolehkan'
contoh Amar :
1.
Amma ba'du fa aqin linasi l-hajji/' Seteleh itu maka peritahkanlah hajji kepada manusia' .
2.
3.
/Wa bi l-walidayni ihsanan/ ' Berbuat baiklan kepada kedua orang tuamu'
- Nahyi
Nahyi adalah menurut memberhentikan perbuatan dari orang yang lebih tinggi. Bentuk bahyi
berasal dari fi'il mudhari' didahului oleh la nahiyyah.
Contoh :
/Wa La taqrabu mala l-yatimi ilia billati hiya ahsanu/ Dan janganlah kamu mendekati harta
anak yatim kecuali untuk kebaikan.
Ahli ilmu Balaghah mengkategorikan arti nahyi dilihat dari (Siyaqu l-kalam kepada :
/ Do'a/Doa'
/ Tamanny/'Cita-cita'
/ Taubih/'Menjelaskan'
/ Tay'is/Menyesal'
/ Tahdid/' Ancaman'
/ Tahqir/'Hinaan'
Menganalisis analisis makna Nahyi dri konteks kalimat itu memerlukan perhatian yang
jeli, sehingga nampak keistimewaan artinya. Ini merupakan hal yang penting bagi
penterjemah, sehingga terjemahan tidak terjebak pada kesalahan arti, terutama sekali bagi
penterjemahan ayat-ayat Al Quran dan Hadist Rasul.
- Istifham
Istilah adalah bentuk kalimat rang dipergunakan untuk mendaptkan informasi yang jelas
tentang sesuatu masalah, yang belum diketahui sebelumnya.
Cara pembentukan Istifham adalah dengan mempergunakan ada watu istifham.
Adawa tu l-istifham adalah :
ﻣن/min/’dari/,ﺤل/hal/’adalah’, ﮐﻣ/kam/’berapa,ﻣﺎ/ma/’apa’, ﻣﺎ ت/mata/’bila أ/’a/’apa, أت/anna/’bagaimana,
أ ﻳن/aina/’dimana’, اﻲ/ay/’apa’/ﺁ ﻳﺁنﺂ/ayyana/’bagaimana, kapan’.
- Tamanny
Tamanny adalah menuntut sesuatu urusan rang sangat disukai tetap adakalanya hal yang
mustahil tercapai dapat juga disebut sebagai angan-angan. Tamanny ini dibentuk dengan
menggunakan huruf tamanny : ﺤل/hal/’, ﻟﻳت/layta/’sekiranya’,ﻟو/lau/ ‘kalu sekiranya’,
ﻟﻌﻞ/la’alla/’mudah-mudahan’
2.
3.
An-nida
An-nida adalah panggilan kepada seseorang pada mulanya annida' ini ditujukan hanya
untuk memanggil seseorang saja, namun pada tahapan selanjutnya An- nida' ini ditujukan pula
untuk menyeru ;
An-nida' (seruan) menggunakan huruf Nida' yaitu:
Ỉ/hamzah/’hai', ﺁي/ay/'hai' ,mari, ﻳﺂ/ya/'hai,mari, ي/ya /و/wa/ ׀ي/ayya/ﺤﺎ ﻳﺂ/hayya/. Semua ini
digunakan untuk menyeru orang yang dekat. أ/hamzah, digunakan untuk menyeru orang yang
dekat
أي/Ay/menyeru kepada yang dekat dihati dan selalu hadir dalam benaknya. Adakalanya
diperuntukkan أي/ /Ay/ dan أ/hamzah/untuk memanggil orang yang tinggi martabatnya, dengan
penuh kesopanan.
ﻳﺎ/ya/digunakan untuk yang dekat meskipun tidak nampak, atau pada tempat yang jauh.
Contoh: ﻳﺎ ﺮب/Ya rabbi/'Ya Tuhanku.
Ilmu Balaghah yang sekilas berbeda dengan ilmu-ilmu babasa yang lain seperti ilmu
Nahwu dan Sarf, Qira'ah dan muthala'ah, berbeda dengan Dirasatu 1-mu'jamiyah dan ilmu as-
ashaut, namun bila dianalisis secara seksama maka dapat diperincikan keterangan mengenai
keterkaitan ilmu Al-Balaghah dengan ilmu-ilmu bahasa yang lain.
Keberadaan ilmu Balaghah sebagai salah satu dari cabang ilmu bahasa akan tampak
jelas jika diperbandingkan antara ilmu-ilmu tersebut.
Keberadaan ilmu Balaghah sebagai ilmu Bahasa Arab tahapan awal terlihat pada
kelompok llmu Bayan.
Dalam ilmu Bayan terdapat kalam (kalimat yang sempurna) yang terdapat juga dalam
ilmu Nahwu yang disebut dengan al-jumlatu I-mufidatu (kalimat yang sempurna)
/la takullahuma uffun' /"janganlah kau katakan ah, pada kedua orang tua mu".
Kalau seseorang tidak menggunakan ilmu balaghah maka ia tidak akan sampai kepada
arti sebenarnya yang terkandung dalam kalimat itu. Makna sebenarnya jauh lebih dalam dari
apa yang diterjemahkan ini.
Makna tersirat (tersembunyi) dari kalimat diatas adalah sedangkan mengucapkan ah
saja dilarang dalam Islam apa lagi berbuat kasar dan tidak baik terhadap orang tua.
Sindiran-sindiran halus dari bahasa Al-Quran akan terasa membekas di dalam benak
seseorang, apabila ia telah mengetahui balaghah dan dasar-dasar ilmu terjemah.
5. KESIMPULAN
5.1. Saran
Setiap orang akan merasa kesukaran apabila menggunakan bahasa yang bukan bahasa
ibunya.
Kendala untuk mengerti ilmu Balaghah atau bahasan mengenai sastra akan lebih sulit
dimengerti apabila tidak mempunyai dasar pengetahuan awal. Sebagai staf pengajar penulis
menyarankan agar setiap, mahasiswa mempelajari tentang ilmu nahwu dan Morfologi Arab
dengan baik agar lebih mudah menyerap, terutama ilmu balaghah yang dianggap sulit itu akan
lenyap sendiri.
Abu Zayid Zayad, Abdu al-Roziy, Siria 1992. Tatawuru Mafhum Al-Balaghah.
Ash-shabuny, Muhammad Ali. Rawai'I-Bayani Tafsiru I-ayati I-ahkami mina I-Ourani. Makkah
Al-Mukarramah, 1979
Ash-shabuny, Muhammad Ali. 'Ijazu l-Bayani fi suwari I-Qurani. Maktabah Al-Ghazali Makkah,
1979.
Al- Hasyimi, Saleh Muhammad AI-Balaghahtu, l-wadhihatu King Ibnu Suud Riyadh, 1987.
Basyir Hasan Kamal, DR Binau s-surati I-fanniyah fibayani I-arabi. Damaskus Bairut. 1987.
Ridwan Muhammad Mustafa, dkk. At-tamhidu fi n-nahwi wa s-sarfi. Jami'ah kari YunusLibanon,
1973.
Siregar Said Ahmad. Fakultas Sastra USU. Sejarah Study Bahasa Indonesia. Fakultas Sastra
USU 1982.