Presentasi Kasus Orchitis
Presentasi Kasus Orchitis
Diajukan Kepada :
dr. Sunarto, Sp. B
Disusun Oleh :
Santo juliansyah
20100310044
PRESENTASI KASUS
26 Mei 2015
Disusun oleh :
Santo juliansyah
20100310044
Disetujui oleh :
Dokter Pembimbing
LAPORAN KASUS
A. Identitas
Nama : Tn. Mujiono
Umur : 35 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Kerkop
Masuk Rumah Sakit : 21 Mei 2015
Keluar Rumah Sakit : 22 Mei 2015
No CM : 629090
B. Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis serta pemeriksaan fisik pada
tanggal 22 Mei 2015 di bangsal Bougenvile.
Keluhan Utama
Nyeri pada buah zakar kanan & kiri 5 hari SMRS
Keluhan Tambahan
Benjolan pada buah zakar kanan & kiri 5 hari SMRS
Riwayat Sosial:
Pasien tidak mengkonsumsi alkohol, merokok, tidak pernah jajan di luar
Anamnesis Sisitem
Sistem Cerebrospinal : Pasien sadar
Sistem Respirasi : Tidak ada batuk, sesak dan tidak nyeri dada.
Sistem Kardiovaskular : Tidak ada nyeri dada dan berdebar-debar.
Sistem Gastrointestinal : Terdapat nyeri perut , BAB taka da keluhan
Sistem Urinaria : BAK lancar dan tidak ada nyeri saat BAK.
Sistem Muskuloskeletal : Tidak ada nyeri dan tidak ada keterbatasan
gerak.
Resume Anamnesis
Pasien laki-laki berumur 35 tahun datang ke IGD RSUD dengan keluhan
nyeri pada buah zakar kanan & kiri 5 hari SMRS. benjolan terasa nyeri, mula-
mula pada buah zakar sebelah kiri kemudian selang 2 hari yang kiri juga ikut
membesar dan nyeri. seminggu sebelumnya pasien meneluh demam dan
gondongan. tidak terdapat discharge yang keluar dari kemaluan, BAB dan BAK
tidak ada keluhan. Riwayat pernah mengalami hal serupa disangkal, trauma
pada daerah genital disangkal, di keluarga tidak ada keluhan penyakit serupa.
C. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Kesadaran : Compos mentis
GCS : E4 V5 M6 = 15
Tanda-tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
RR : 22 kali/menit
T : 36,6 ° C
Status Generalis
a. Kulit :
Warna coklat sawo matang, tidak ikterik, tidak pucat, tampak tinea vesikolor
tidak merata, tidak tampak ada tanda peradangan, tugor kuit baik.
b. Kepala : Simetris, bentuk mesocephal, tidak tampak adanya peradangan
1. Rambut : Berwarna hitam, distribusi merata tidak mudah dicabut.
2. Wajah : Simetris, tidak terdapat adanya tanda perdangan dan massa.
3. Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, refleks cahaya
positif, pupil isokor.
4. Hidung : Simetris, tidak ada deviasi septum dan deformitas, tidak ada
discharge dari hidung, napas cuping hidung tidak ada.
5. Telinga : Simetris, tidak ada deformitas, tidak keluar discharge tidak
ada krepitasi dan tidak ad nyeri tekan.
6. Mulut : bibir tak tampak kering, tidak sianosis, tidak ada stomatitis,
lidah tidak kotor, tidak ada atrofi papil lidah, uvula dan tonsila tidak
membesar dan tidak hiperemis, faring tampak sedikit hipremis, lidah tidak
tremor.
7. Gigi :443211112344
443211112344
c. Pemeriksaan Leher
Tidak Simetris, trakhea berada di tengah dan tidak ada jejas.
Tekanan jugular vena tidak meningkat.
Tampak leher sebelah kiri membengkak, tiroid tidak membesar, nyeri tekan
tidak ada.
d. Pemeriksaan Paru
1. Inspeksi : Simetris kanan dan kiri, tidak ada deformitas, tidak ada
ketinggalan gerak, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada jejas.
2. Palpasi : Fokal fremitus seimbang antara paru-paru kanan dan kiri,
tidak ada krepitasi, dan tidak ada nyeri tekan pada dada.
3. Perkusi : Seluruh lapang paru sonor, batas atas hepar SIC VI
midclavicula kanan.
4. Auskultasi : Suara dasar paru vesikuler meningkat, tidak terdapat suara
tambahan paru.
e. Pemeriksaan Jantung
1. Inspeksi : Ictus Cordis tidak terlihat
2. Palpasi : Ictus Cordis tidak teraba.
3. Perkusi : Batas Jantung
Kanan atas : SIC II Linea Para Sternalis dextra
Kanan bawah : SIC V Linea Para Sternalis dextra
Kiri atas : SIC III Linea Mid Clavicula sinistra
Kiri bawah : SIC VI Linea Axilaris anterior sinistra
4. Auskultasi : S1>S2, irama regular normal, tidak terdapat bising
jantung.
f. Pemeriksaan Abdomen
1. Inspeksi : Datar, dinding perut sejajar dengan dinding dada, tidak
tampak adanya massa
2. Auskultasi : Bising usus normal
3. Perkusi : Timpani.
4. Palpasi : Supel, terdapat nyeri tekan, hepar dan lien tidak teraba, tidak
ada defence muscular.
g. Pemeriksaan Genital
Tidak tampak adanya massa, tampak adanya tanda peradangan pada kedua
testis, tampak bengkak.
Urin warna kuning jernih, tidak nyeri waktu BAK.
h. Pemeriksaan Ekstremitas
Superior : Bentuk normal anatomis tidak deformitas. Akral hangat dan
tidak udem. Tak tampak adanya jejas dan tak tampak adanya
tanda peradangan.
Inferior : Bentuk normal anatomis tidak deformitas. Akral hangat dan
tidak udem. Tak tampak adanya jejas dan tak tampak adanya
tanda peradangan.
Status Lokalis:
Inspeksi: Tak tampak discharge, tampak tanda peradangan pada kedua testis,
kedua testis tampak membesar, ukuran testis bervariasi, testis kiri
ukuran 7cm x 4cm, testis kanan 4cm x 3cm
Palpasi: Teraba bengkak pada kedua scrotum, terdapat nyeri tekan, Phren test
positif, Refleks kremaster positif
D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Leukosit 7.9 3,5 – 10,0
Hemoglobin 15.4 11,0 – 16,5
Hematokrit 43 35,0 – 50,0
Trombosit 111 150 – 390
Eosinofil 0.00 2.00 - 4.00
Basofil 0.10 0–1
Netrofil 59.80 50 – 70
Limfosit 31.20 25 – 40
Monosit 8.90 2–8
Eritrosit 5.3 4.40 – 5.90
MCV 80 80 – 100
MCH 29 26 – 34
MCHC 36 32 – 36
E. Diagnosa Banding
- Orchitis
- Tumor testis
- Hernia skrotalis
- Hidrokel
- Epididimitis
- Torsio testis
F. Diagnosis
Orchitis Dextra & Sinistra
G. Usulan Pemeriksaan
- Darah Rutin
- Analisa urin
- Kultur urin
- VDRL
- USG testis
H. Penatalaksanaan
Inf RL 20 tts/m
Amoxicillin 2x2
ofloxacin 2x400mg
Antalgin 3x1
I. Progosis
Ad Vitam:Dubia ad bonam
Ad Sanationam:Dubia ad malam
Ad Functionam :Dubia ad bonam
J. Follow up
Kamis 21 mei 2015
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi testis
Testis merupakan sepasang struktur organ yang berbentuk oval dengan
ukuran 4x2,5x2,5 cm dan berat kurang lebih 20 gr. Terletak di dalam scrotum
dengan axis panjang pada sumbu vertical dan biasanya testis kiri lebih rendah
diabnding kanan, Letak anatomis testis adalah caudolateral dan craniomedial.
Testis diliputi oleh tunica albuginea pada 2/3 anterior kecuali pada sisi dorsal
dimana terdapat epidiymis dan pedikel vaskuler. Sedangkan epididymis
merupakan organ yang berbentuk kurva yang terletak di sekeliling bagian dorsal
dari testis. Suplai darah arteri pada testis dan epididimis berasal dari arteri renalis.
Jaringan ikat testis dibagi menjadi 250 lobus pada bagian anterior dan
lateral testis dibungkus oleh suatu lapisan serosa yang disebut tunica vaginalis
yang meneruskan diri menjadi lapisan parietal. Lapisan ini langsung berhubngan
dengan kulit terutam skrotum. Di sebelah posterolateral testis berhubungan
dengan epididimis, terutama pada pool atas dan bawahnya.
B. Definisi Orchitis
infeksi. Sebagian besar kasus berhubungan dengan infeksi virus gondong, namun
virus lain dan bakteri dapat menyebabkan orchitis. Orchitis (inflamasi pada testis)
dapat disebabkan oleh bakteri atau akibat septicemia. Biasanya kedua testis
terkena, dan jika terjadi bilateral kemandulan sering diakibatkannya, steril tidak
C. Etiologi
Orchitis bisa disebabkan oleh sejumlah bakteri dan virus. Virus yang
lainnya meliputi Coxsackie virus, varicella, dan echovirus. Bakteri yang biasanya
menyebabkan Orchitis antara lain Neisseria gonorhoeae, Chlamydia trachomatis,
D. Epidemiologi
dan terjadi pada laki-laki yang aktif secara seksual lebih tua dari 15 tahun
atau pada pria lebih tua dari 50 tahun dengan hipertrofi prostat jinak (BPH).
E. Faktor resiko
Instrumentasi dan pemasangan kateter merupakan factor resiko yang
umum untuk epididimis akut. Urethritis atau prostatitis juga bisa menjadi factor
resiko. Refluks urin terinfeksi dari urethra prostatic ke epidiymis melalui saluran
sperma dan vas deferens bisa dipicu melalui valsava atau pendesakan kuat.
disebabkan oleh kuman neiserria gonorrheae yang menyerang uretra pada laki-
F. Patofisiologi
Peradangan pada testis bisa disebabkan oleh berbagai virus ataupun
bakteri. Hal ini akan menimbulkan proses inflamasi pada testis yang meliputi
kalor, rubor, dolor, tumor, dan function laesa. Orchitis paling umum disebabkan
oleh infeksi bakteri. Virus maupun trauma. Infeksi virus (mumps) bisa
G. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala Orchitis dapat berupa demam, semen mengandung darah,
keluar nanah dari penis, pembengkakan skrotum, testis yang terkena terasa berat,
membengkak, dan teraba lunak, serta nyeri ketika berkemih, buang air
nyeri.
H. Pemeriksaan penunjang
I. Diagnosis
Anamnesis
Sebagian besar pasien dengan orchitis datang dengan keluhan nyeri dan
bengkak pada testis. Keluhan biasanya disertai dengan demam. Keluhan
tambahan berupa nyeri dan panas saat berkemih. Kadang disertai
pembesaran getah bening.
Pemeriksaan fisik
Pada inspeksi ditemukan tanda-tanda radang pada testis yaitu: testis
berwarna kemerahan, suhu raba terasa hangat, bengkak dan nyeri saat
dipalpasi.
Laboratorium
Pada orchitis yang disebebabkan oleh bakteri dan virus terjadi peningkatan
leukosit.
Ultrasonografi
J. Differensial Diagnosis
1. Torsio Testis
Torsio testis adalah terpuntirnya funikulus spermatikus, sehingga terjadi
hambatan aliran darah ke testis, sehingga apabila 5-6 jam (golden period) tidak
mendapatkan terapi akan terjadi atrofi testis. Karena perfusi oleh vasa spermatika
interna menurun. Torsio paling sering terjadi pada usia pubertas. Torsi dimulai
dari kontraksi testis sebelah kiri, dimana testis kiri berputar berlawanan dari arah
jarum jam sehingga terjadi oedem testis dan funikulus spermatikus akibatnya
terjadi iskemia.
Gambaran klinis torsio testis, biasanya pasien mengeluh nyeri hebat di
daerah skrotum, yang sifatnya mendadak dan diikuti pembengkakan pada testis.
Nyeri dapat menjalar ke daerah inguinal.
Pada pemeriksaan fisik tampak testis membengkak, letaknya lebih tinggi
dan lebih horizontal daripada testis kontralateral. Kadang-kadang pada torsio
yang baru aja terjadi. Dapat diraba adanya lilitan atau penebalan funikulus
spermatikus. Keadaan ini biasanya tidak disertai dengan demam. Pemeriksaan
sedimen urine tidak menunjukkan adanya leukosit dalam urine dan pemeriksaan
darah tidak menunjukkan tanda inflamasi. Pada torsio testis tidak didapatkan
adanya aliran darah ke testis sedangkan pada keradangan akut testis lainnya
terjadi peningkatan aliran darah ke testis.
Terapi torsi testis: (1) detorsi manual, yaitu dengan mengembalikan posisi
testis ke asalnya dengan memutar testis kea rah berlawanan dengan arah torsio,
dengan local anastesi (lidokain 1%) pada funikulus spermatikus di annulus 10-20
ccbila gagal dilakukan operasi. (2) operasi, tujuannya adalah untuk
mengembalikan testis kea rah yang benar. Bila testis viabeldilakukan
orkidopeksi pada tunica dartos, dilanjutkan orkidopeksi sisi kontralateral pada 3
tempat. Bila testis nekrosisdilakukan orkidektomi disusul orkidopeksi sisi
kontralateral.
2. Epididimitis
Epididimitis adalah reaksi inflamasi yang terjadi pada epididimis. Reaksi
inflamasi ini dapat terjadi secara akut atau kronis. Diduga reaksi inflamasi ini
berasal dari bakteri yang berada di dalam buli-buli, prostat atau uretra yang
secara ascending menjalar ke epididimis. Dapat pula terjadi refluks urine melalui
duktus ejakulatorius atau penyebaran bakteri secara hematogen atau langsung ke
epididimis. Mikroba penyebab infeksi pada pria dewasa muda (<35 tahun) yang
tersering adalah chlamidia trachomatis atau neisseria gonorhoika, sedangkan pada
anak-anak dan orang tua yang tersering adalah E.coli atau ureoplasma
ureolitikum. Biasanya pasien datang dengan keluhan nyeri mendadak pada
daerah skrotum diikuti dengan bengkak pada kauda hingga caput epididimis.
Tidak jarang disertai demam, malese, dan nyeri dirasakan hingga ke pinggang.
Pada pemeriksaan menunjukkan pembengkakan pada hemiskrotum dan kadang
kala pada palpasi sulit memisahkan antara epididimis dengan testis. Reaksi
inflamasi dan pembengkakan dapat menjalar ke funikulus spermatikus pada
daerah inguinal. Gejala klinis epididimitis akut sulit dibedakan dengan torsio
testis. Pada epididimitis akut jika dilakukan elevasi (pengangkatan) testis, nyeri
akan berkurang; hal ini berbeda dengan torsio testis.
3. Hidrokel
Hidrokel adalah penumpukkan cairan yang berlebihan di antara lapisan
parietalis dan visceralis tunica vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang
berbeda di dalam rongga itu memang ada dan berada dalam keseimbangan antara
produksi dan reabsorbsi oleh system limfatik disekitarnya. Hidrokel bisa
disebabkan oleh (1) belum sempurnanya penutupan processus vaginalis atau (2)
belum sempurnanya system limfatik di daerah skrotum dalam melakukan
reabsorbsi cairan hidrokel. Keluhan utama pada hidrokel adanya benjolan yang
tidak nyeri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya benjolan di kantong
skrotum dengan konsistensi kistus dan pada pemeriksaan penerawangan
menunjukkan adanya transiluminasi.
K. Penatalaksanaan
Contoh antibiotik:
1. Ceftriaxone
2. Doxycycline
L. Komplikasi
Sampai dengan 60% dari testis yang terkena menunjukkan beberapa derajat
atrofi testis.
Gangguan kesuburan dilaporkan 7-13%.
Kemandulan jarang dalam kasus-kasus orchitis unilateral.
Hidrokel communican atau pyocele mungkin memerlukan drainase bedah
untuk mengurangi tekanan dari tunika.
Abscess scrotalis
Infark testis
Rekurensi
Epididymitis kronis
Impotensi tidak umum setelah epididymitis akut, walaupun kejadian
sebenarnya yang didokumentsikan tidak diketahui. Gangguan dalam kualitas
sperma biasanya hanya sementara.
Yang lebih penting adalah azoospermia yang jauh lebih tidak umum, yang
disebabkan oleh gangguan saluran epididymal yang diamati pada laki-laki
penderita epididymitis yang tidak diobati dan yang diobati tidak tepat.
Kejadian kondisi ini masih belum diketahui.
M. Prognosis
• Sebagian besar kasus orchitis karena mumps menghilang secara spontan
dalam 3-10 hari.
• Dengan pemberian antibiotik yang sesuai, sebagian besar kasus orchitis
bakteri dapat sembuh tanpa komplikasi.
N. Kesimpulan
Orchitis merupakan reaksi inflamasi akut dari testis terhadap infeksi,
penyebab orchitis adalah virus (mumps) dan bakteri (e.coli, N.gonorrea,
chlamidia,klebseilla, pseudomona dll). Gejala yang ditimbulkan adalah bengkak
dan nyeri pada testis dan kadang disertai demam. Penatalaksanaan orchitis
adalah dengan terapi suportif yaitu bed rest dan elevasi skrotum. Terapi spesifik
yaitu dengan pemberian antibiotic.
BAB III
PEMBAHASAN
Sebelum dilakukan terapi, diagnosis pada kasus ini adalah orchitis et causa
mengeluh nyeri dan bengkak pada buah zakar, pertama pada testis kiri setelah itu
diikuti testis kanan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda yang mendukung
diagnosis yaitu bengkak, hangat dan terdapat nyeri tekan dan tidak terdapat adanya
Kemungkinan peradangan pada pasien ini bisa berasal dari virus yang
Selain itu, diagnosis orchitis pada pasien ini juga ditegakkan berdasarkan hasil
pemeriksaan penunjang yaitu tidak adanya peningkatan nilai leukosit pada pada
pemeriksaan darah rutin. Maka dapat disimpulkan bahwa diagnose orchitis pada kasus
ini adalah disebabkan oleh infeksi virus mumps (parotitis) yang menjalar secara
descending ke testis.
infeksi.
DAFTAR PUSTAKA