Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KASUS

NOISE INDUCED HEARING LOSS

Oleh:

Tryas Yulitha, S.Ked

NIM 0710713037

Pembimbing:

dr. Ahmad Dian, Sp.THT-KL

BAGIAN ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK


KEPALA DAN LEHER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
RUMAH SAKIT Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
2011

0
LAPORAN KASUS

 IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Karmadi
Umur : 61 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pensiunan petugas PLN
Alamat : Karang soko, Pasuruan
Agama : Islam
Status pernikahan : Menikah
Pendidikan terakhir : SMA
Register : 10545548
Tanggal pemeriksaan : 23 Juni 2011 (Poliklinik THT RSSA)

 ANAMNESA (autoanamnesis) (Tanggal 22 Juni 2011)


Keluhan utama : Telinga kiri kurang dengar

Anamnesa khusus :
• Pasien mengeluh pendengaran menurun pada kedua telinga, terutama
telinga sebelah kiri, ini terjadi sejak ±10 hari yang lalu. Gejala penurunan
pendengaran dirasakan di telinga sebelah kiri dahulu kemudian telinga
kanan. Telinga berdenging +/+. Hidung dan tenggorok tidak ada keluhan.
Riwayat keluar cairan dari telinga -/-, batuk (-), pilek (-)

• Riwayat kerja di PLN bagian tegangan tinggi dan terpapar bising selama ±30
tahun.

• Riwayat penyakit sebelumnya : Hipertensi (-), DM (-).

1
ANAMNESA UMUM THT
Telinga Hidung
Korek telinga - / - Rinore - / -
Nyeri telinga - / - Lamanya : -
Bengkak - / - Terus-menerus : -
Otore - / - Kumat-kumatan : -
Lama : - Cair/lendir/nanah : -
Terus menerus : - Campur darah/bau: -
Kumat-kumatan : - Hidung buntu - / -
Cair/lendir/nanah : - Lamanya : -
Tuli + / + Terus-menerus : -
Tinitus + /+ Kumat-kumatan : -
Vertigo - Bersin - / -
Mual - Dingin/lembab : -
Muntah - Debu rumah : -
Mau jatuh - Berbau -/-
Muka menceng - / - Mimisen -/-
Nyeri hidung -
Suara sengau -

Tenggorok Laring
Sukar menelan - Suara parau -
Sakit menelan - Lamanya : -
Lamanya : - Terus menerus : -
Frekuensi : - Kumat-kumatan : -
Yang terakhir : - Afonia -
Badan panas - Sesak nafas -
Lamanya : - Rasa sakit -
Frekuensi : - Rasa mengganjal -
Yang terakhir : -
Trismus -
Ptyalismus -
Rasa mengganjal -
Rasa berlendir -
Rasa kering -
STATUS PRAESENS : tanggal 22 Juni 2011

2
Status Generalis
Keadaan umum : baik Sesak nafas : -
Kesadaran : compos mentis Sianosis : -
Gizi : Baik Stridor inspirasi : -
Anemia : tidak diperiksa Retraksi suprasternal : tidak diperiksa
Tensi : tidak diperiksa Interkostal : tidak diperiksa
Nadi : tidak diperiksa Epigastrial : tidak diperiksa
Suhu badan : - Thorak -jantung : tidak diperiksa
Muntah : - -paru : tidak diperiksa
Kejang : - Abdomen : tidak diperiksa
Nistagmus : - Ekstremitas : tidak diperiksa
Parese/paralise n.fasialis: -

Status Lokalis THT


Telinga Hidung Tenggorok
Pembengkakan : -/- Deformitas : -/- Palatum molle : paralisis -/-
Fluktuasi : -/- Hematoma : -/- Uvula deviasi : -/-
Fistel auris kongen : -/- Krepitasi : -/- Tonsil : T1 / T1
Infiltrat/abses : -/- Nyeri : -/- Hiperemi -/-
Nyeri tekan : -/- Rinoskopi anterior : Detritus -/-
MAE : Vestibulum : edema (-), Kripta melebar -/-
Hiperemi : -/- krusta(-),sekret (-) Arkus ant : N/N
Edema : -/- Cavum Nasi : edema(-), Arkus post : N/N
Penyempitan : -/- sekret(-) Faring :
Furunkel : -/- Luas : Normal Edema :-
Fistel : -/- Mukosa : hiperemi -/- Hiperemi :-
Sekret, sifat : -/- Massa : -/- Granula :-
Granulasi : -/- Sekret : -/- Lendir :-
Polip : -/- Konka : N/N
Kolesteatoma : -/- Septum :N
Foetor : -/- Fenomena palatum molle:+
Membran timpani :
Warna kemerahan,
retraksi (-), intak/ putih Gb. Gb.

3
mengkilap
Perforasi -/-
Pulsasi -/-
RC ↓/↓ T1 T1
Laringoskopi indirek
Tidak dilakukan

Edema -/- Regio colli : pembesaran


Gb. KGB -/-
Hiperemi-/-
Sekret-/-
Darah-/-
Rinoskopi posterior
Tidak dilakukan
Kanan: intak, reflek
cahaya + ↓
Transiluminasi
Kiri: intak, reflek
Tidak dilakukan
cahaya+

Tes garpu tala:


(tidak dilakukan)

PEMERIKSAAN PENUNJANG : (23 Juni 2011)

Audiometri Nada Murni

4
Telinga kanan
Aud. M Pemerik. Tanggal
dB
23/6/2011
0

20 < mo
<o 2
<o2e2
o 5
55
40 < o 2
5

60
o 2
< 5
o 2
80 5

100

120
Hz
125 250 500 1000 2000 4000 8000

Kode Audiogram:
Udara (AC) Tulang (BC)
Telinga Tanpa Masker Tanpa Masker
Masker Masker
Ka o 2
<
Ki 5
X >
AD= 20+15+15+65
4
= 26,25 dB

Terdapat takik di frekuensi 4000Hz

Tuli sensorineural derajat ringan pada telinga kanan.

Telinga Kiri
Aud. M Pemerik. Tanggal
dB

5
23/6/2011
0

>X
20 >
>X
X
>
X
40
>
X X>
60
X

80

100

120 Hz
125 250 500 1000 2000 4000 8000

AD= 25+15+20+65
4
= 31,25 dB

Tuli sensorineural derajat ringan pada telinga kiri.

Audiometri Tutur

Kanan : SRT 30 dB SDS 100%


Kiri : SRT 29 dB SDS 100%

Audiometri Impedans

a. Timpanometri
Kanan : tipe A
Kiri : tipe A

RESUME

Identitas Tn. K/ pria / 61 tahun

6
Anamnesis • Pendengaran menurun pada kedua telinga, terutama telinga
kiri, sejak ±10 hari yang lalu.

• Penurunan pendengaran disertai telinga berdenging ka/ki

• Riwayat kerja di PLN dan terpapar bising selama ±30 tahun

Pemeriksaan Status generalis : Keadaan umum baik, Kesadaran compos


Fisik mentis
Status lokalis :
Telinga : Membran timpani
Kanan : intak, RC menurun
Kiri : intak, RC menurun
Pemeriksaan  Audiometri Nada Murni :
Telinga kanan : Tuli sensorineural derajat ringan, dengan
penunjang
takik pada frekuensi 4000Hz
Telinga kiri : Tuli sensorineural derajat ringan
 Audiometri Tutur :
Kanan : SRT 30 dB SDS 100%
Kiri : SRT 29 dB SDS 100%
 Audiometri Impedans
a. Timpanometri
Kanan : tipe A
Kiri : tipe A
b. Reflex stapideus
Kanan : +
Kiri :+

MASALAH
Diagnosis Kerja
 Tuli sensorineural telinga kanan derajat ringan e.c Noise Induced Hearing
Loss (NIHL)
 Tuli sensorineural telinga kiri derajat ringan e.c Noise Induced Hearing
Loss (NIHL)

RENCANA DIAGNOSA
(-)

RENCANA TERAPI
 Pemasangan alat bantu mendengar (ABM)
 Psikoterapi agar pasien dapat menerima keadaannya yang mungkin tidak
bisa kembali seperti sebelumnya

7
 Rehabilitasi pendengaran
 Rehabilitasi suara

RENCANA MONITOR (pada waktu pasien kontrol)


 Keluhan subyektif
 Efisiensi dari pemakaian ABM

RENCANA EDUKASI
 Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit yang diderita yaitu
gangguan pendengaran akibar terpapar bising yang cukup keras dalam
jangka waktu yang lama. Telinga kanan dan kiri mengalami tuli ringan.
 Menjelaskan tindakan penanganan yang akan dilakukan yaitu dengan
pemasangan alat bantu dengar. Sesudah pemasangan, rehabilitasi
pendengaran akan dilakukan supaya dapat menggunakan ABM dengan
efisien.
 Menjelaskan tindakan pencegahan yang dapat, yaitu dengan menghindari
bising lingkungan. Jika itu tidak memungkinkan dapat menggunakan alat
pelindung telinga (sumbat telinga, tutup telinga).

PROGNOSA : kurang baik

Anda mungkin juga menyukai