Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PBL MODUL I

GANGGUAN TUMBUH KEMBANG BAYI


SISTEM GERIATRI DAN TUMBUH KEMBANG

Oleh
Kelompok 4
Andi M. Syakir 2010730029
Aziz Rahman Muiz 2010730037
Dimas Dwityo Previanto 2010730117
Adetya Rosiana 2010730074
Rahmi Dwi Winarsih 2010730087
Eka Widia 2010730076
Mentari Cipta S. 2010730060
Diva Adlia Nurandi 2010730106
Rifa Imaroh 2010730092
Nida Amalia S. 2010730109

Tutor: Dr. Pitut

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2012
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah ke hadirat-Nya, akhirnya Laporan PBL


Modul 1 “Gangguan Tumbuh Kembang Bayi” ini dapat kami selesaikan. Laporan ini merupakan
kelengkapan bagi mahasiswa agar dapat memahami konsep masalah yang telah diberikan.
Laporan ini dirancang sedemikian rupa agar materi yang akan disajikan ringkas tapi jelas.
Laporan ini juga diharapkan dapat digunakan oleh mahasiswa dalam menyelesaikan masalah.

Materi modul ini disintesis dari berbagai sumber baik dari media cetak maupun media
elektronik. Modul ini disusun terutama untuk memenuhi tugas yang diberikan dalam rangka
studi kasus.

Penulis telah berusaha untuk menyeleraskan modul ini seringkas dan sejelas mungkin,
tetap lengkap, serta mudah dipahami. Namun tiada gading yang tak retak, maka telah disadari
modul ini masih jauh dari yang diharapkan. Untuk itu saran untuk penyempurnaan sangat
diharapkan.

Jakarta, Desember 2012

Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Deteksi dini gangguan tumbuh kembang penting karena pada tiga tahun pertama dari
kehidupan anak merupakan periode tumbuh kembang yang amat cepat (periode emas/
critical period / window of opportunity).
Jika terjadi gangguan pada tumbuh kembang pada masa ini, maka gangguan tersebut
akan menetap, sehingga amat penting mengenal gejala gangguan perkembangan selama
periode ini (deteksi dini) dan menanganinya secara terpadu dan profesional sehingga
diharapkan dapat dicapai hasil yang maksimal. Perlu diketahui bahwa gangguan
perkembangan yang diintervensi secara dini (lebih cepat) akan memberikan hasil yang lebih
baik, deteksi dini menjadi penentu keberhasilan intervensi.
Di Indonesia, jumlah balita 10 % dari jumlah penduduk, di mana prevalensi (rata-rata)
gangguan perkembangan bervariasi 12.8% s/d 16% sehingga dianjurkan melakukan
observasi/skrining tumbuh kembang pada setiap anak.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan-permasalahan yang muncul
diantaranya sebagai berikut:
1. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan anak sejak lahir sampai akhir masa remaja?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak?
3. Bagaimana monitoring yang dapat dilakukan agar dapat terdeteksi secara dini gangguan
pertumbuhan anak?

1.3 Tujuan Penulisan


 Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami
pertumbuhan, perkembangan, menilai pertumbuhan perkembangan, status gizi, imunisasi
serta kebutuhan dasar anak dan mengetahui keterlambatan/gangguan perkembangan.

 Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mampu melakukan penilaian awal, segera setelah bayi lahir.
2. Memahami konsep pertumbuhan, perkembangan dan tahap-tahap pertumbuhan dan
perkembangan.
3. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak.
4. Mampu mengaplikasikan parameter BB, PB/TB, LK ke dalam kurve pertumbuhan dan
menganalisan pertumbuhan.
5. Mampu menentukan status gizi.
6. Mengetahui saat pemberian dan jenis imunisasi serta kebutuhan dasar anak.
7. Menjelaskan adanya gangguan/keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan.

1.4 Manfaat Penulisan


Memberikan informasi tentang gangguan/keterlambatan tumbuh kembang pada masa
bayi.

BAB II
PEMBAHASAN

Skenario
Seorang anak perempuan B umur 12 bulan, BB 7300 gram, PB 65 cm, LK 41cm, dibawa
ibunya karena tidak mau makan. Riwayat kelahiran ditolong oleh bidan dengan BB 2500 gram,
PB 48 cm, LK 33 cm, tidak langsung menangis, setelah 5 menit bayi menangis lemah. Pasien
dirawat diperinatologi selama 5 hari. Penimbangan 3 bulan terakhir berturut-turut beratnya naik
100 gram tiap bulan. Saat usia 7 bulan pasien pernah dirawat karena kejang lama sampai tidak
sadar. Pada saat ini sehari-hari anak makan bubur denagn sayur, tahu-tempe, kadang telur. Usia 3
bulan pasien sudah diberi susu formula, pisang, bubur bayi, karena sering menangis. Imunisasi
BCG diperoleh saat umur 2 bulan, polio 5 kali, terakhir saat PIN, hepatitis B umur 40 hari &
3bulan, DPT umur 4 bln & 6 bln. Pasien bisa tengkurap bolak-balik usia 5 bulan, blm bisa duduk
sendiri dan berdiri sendiri. Kadang-kadang pasien mengoceh, tanagn belum bisa memegang
kerincingan dengan kuat. Belum bisa makan biskuit sendiri, tak tahu main cilukba. Lingkungan
rumah jendela kamar selalu ditutup karena takut masuk angin, lubang angin ditutup kertas karena
nyamuk sering masuk. Mainan yang dimiliki: kerincingan, boneka, dan sepeda roda tiga. Pasien
anak pertama, tinggal hanya dengan kedua ortu, ibu pasien tak banyak bicara.

Analisa kasus
Pertanyaan
1. Bagaimana tahap-tahap pertumbuhan normal dari 0-12 bln sesuai skenario?
2. Bagaimana tahap-tahap perkembangan normal dari 0-12 bln sesuai skenario?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan sesuai skenario?
4. Faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan sesuai skenario?
5. Jelaskan stimulus normal sesuai skenario!
6. Bagaimana riwayat kelahiran sesuai APGAR Score?
7. Jelaskan imunisasi normal sesuai dengan skenario!
8. Bagaimana asupan gizi yang baik sesuai skenario?
9. Bagaimana penilaian status gizi, pertumbuhan, dan perkembangan?
10. Jelaskan lingkungan yang sesuai berdasarkan kasus!

Jawaban
1. Tahap-tahap pertumbuhan normal.
Pertumbuhan Normal Bayi
PB:
BB: tw I : 2,8 – 4,4 cm / LK:
bulan
tw I = 700-1000 g/bln 6 bln  (+) ± 10 cm
tw II : 1,9 – 2,6 cm /
tw II = 500-600 g/bln bulan 1 tahun  (+) ± 3,5 cm
tw III = 350-450 g/bln
tw III : 1,3 – 1,6 cm / 2 tahun  (+) ± 2,5 cm
tw IV = 250-350 g/bln bulan 3 tahun  (+) ± 1 cm
tw IV : 1,2 – 1,3 cm /bulan
BB 12bulan: PB 12 bulan: LK 12bulan:
7300 gr 65 cm 41 cm

BB normal: PB normal: LK normal:


9500 gr 74.7cm 46 cm

Ideal

Kasus
2. Tahap-tahap perkembangan normal.
 Umur 0-3 bln.
- Mengangkat kepala setinggi 45 derajat.
- Menggerakan kepala dari kiri/kanan ke tengah.
- Melihat dan menatap wajah anda.
- Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh.
- Suka tertawa keras.
- Bereaksi terkejut terhadap suara keras.
- Membalas tersenyum ketika diajak bicara/tersenyum.
- Mengenal ibu dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak.
 Umur 3-6 bln.
- Berbalik dari telungkup ke telentang.
- Mengangkat kepala setinggi 90 derajat.
- Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil.
- Menggenggam pensil.
- Meraih benda yang ada dalam jangkauannya.
- Memegang tangannya sendiri.
- Berusaha memperluas pandangan.
- Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil.
- Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik.
- Tersenyum ketika melihat mainan/gambar menarik saat bermain sendiri.
 Umur 6-9 bln.
- Duduk (sikap tripoid – sendiri).
- Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan.
- Merangkak meraih mainan atau mendekatai seseorang.
- Memindahkan benda sari satu tangan ke tangan lainnya.
- Memungut 2 benda, masing-masing tangan pegang 1 benda pada saat yang bersamaan.
- Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup.
- Bersuara tanpa arti, mamama, bababa, dadada, tatata.
- Mencari mainan/benda yang dijatuhkan.
- Bermain tepung tangan/ciluk ba.
- Bergembira dengan melempar benda.
- Makan kue sendiri.
 Umur 9-12 bln.
- Mengangkat badannnya ke posisi berdiri.
- Belajar berdiri selama 30 detik atau berpengangan di kursi.
- Dapat berjalan dengan dituntun.
- Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang diinginkan.
- Menggenggam erat pensil.
- Memasukan benda ke mulut.
- Mengulang menirukan bunyi yang didengar.
- Menyebut 2 – 3 suku kata yang sama tanpa arti.
- Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja.
- Bereaksi terhadap suara yang perlaha atau bisikan.
- Senang diajak bermain ciluk ba.
- Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum kenal.
3. Faktor-faktor pertumbuhan.
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah,
ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran
berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan
metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik.
Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang
anak, yaitu:
1. Faktor genetik.
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh
kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah
dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas
dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur
pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang. Gangguan pertumbuhan di negara maju
lebih sering diakibatkan oleh faktor genetik. Sedangkan di negara yang sedang
berkembang, gangguan pertumbuhan selain diakibatkan oleh faktor genetik, juga faktor
lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh kembang anak yang optimal. Disamping
itu, banyak penyakit keturunan yang disebabkan oleh kelainan kromosom, seperti
sindrom Down, sindrom Turner, dll.

2. Faktor lingkungan.
Lingkungan ini merupakan lingkungan “bio-fisiko-psiko-sosial” yang mempengaruhi
individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya. Faktor lingkungan ini
secara garis besar dibagi menjadi:
a. Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih di dalam kandungan
(faktor prenatal).
b. Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir (faktor
postnatal).

FAKTOR LINGKUNGAN PRANATAL


1. Gizi ibu pada waktu hamil.
Anak yang lahir dari ibu yang gizinya kurang dan hidup di lingkungan miskin makan
akan mengalami kurang gizi juga dan mudah terkena infeksi dan selanjutnya akan
menghasilkan wanita dewasa yang berat dan tinggi badannya kurang pula. Keadaan
ini merupakan lingkaran setan yang akan berulang dari generasi ke generasi selama
kemiskinan tersebut tidak ditanggulangi.

2. Mekanis.
Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada
bayi yang dilahirkan. Demikian pula dengan posisi janin pada uterus dapat
mengakibatkan talipes, dislokasi panggul, tortikolis kongenital, palsi fasialis, atau
kranio tabes.
3. Toksin/zat kimia.
Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat-zat teratogen.
Misalnya obat-obatan seperti thalidomide, phenitoin, methadion, obat-obat anti
kanker, dan lain sebagainya dapat menyebabkan kelainan bawaan. Demikian pula
dengan ibu hamil yang perokok berat/peminum alkohol kronis sering melahirkan bayi
berat badan lahir rendah, lahir mati, cacat, atau retardasi mental. Keracunan logam
berat pada ibu hamil, misalnya karena makan ikan yang terkontaminasi merkuri dapat
menyebabkan mikrosefali dan palsi serebralis, seperti di Jepang yang dikenal dengan
penyakit Minamata.

4. Endokrin.
Hormon-hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin, adalah
somatotropin, hormon plasenta, hormon tiroid, insulin dan peptida-peptida lain
dengan aktivitas mirip insulin (Insulin-like growth factors/IGFs).
Somatotropin (growth hormone) disekresi oleh kelenjar hipofisis janin sekitar minggu
ke-9. Produksinya terus meningkat sampai minggu ke-20, selanjutnya menetap
sampai lahir. Perannya belum jelas pada pertumbuhan janin.
Hormon plasenta (human placental lactogen = hormon chorionic
somatromammotropic), disekresi oleh plasenta di pihak ibu dan tidak dapat masuk ke
janin. Kegunaannya mungkin dalam fungsi nutrisi plasenta.
Hormon-hormon tiroid seperti TRH (Thyroid Releasing Hormon), TSH (Thyroid
Stimulating Hormon), T3 dan T4 sudah diproduksi oleh janin sejak minggu ke-12.
Pengaturan oleh hipofisis sudah terjadi pada minggu ke-13. Kadar hormon ini makin
meningkat sampai minggu ke-24, lalu konstan. Perannya belum jelas, tetapi jika
terdapat defisiensi hormone tersebut, dapat terjadi gangguan pada pertumbuhan
susunan saraf pusat yang dapat mengakibatkan retardasi mental.
Insulin mulai diproduksi oleh janin pada minggu ke-11, lalu meningkat sampai bulan
ke-6 dan kemudian konstan. Berfungsi untuk pertumbuhan janin melalui pengaturan
keseimbangan glukosa darah, sintesis protein janin, dan pengaruhnya pada
pembesaran sel sesudah minggu ke-30. Sedangkan fungsi IGFs pada janin belum
diketahui dengan jelas.
Cacat bawaan sering terjadi pada ibu diabetes yang hamil dan tidak mendapat
pengobatan pada trimester I kehamilan, umur ibu kurang dari 18 tahun/lebih dari 35
tahun, defisiensi yodium pada waktu hamil, PKU (phenylketonuria), dll.

5. Radiasi.
Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan kematian
janin, kerusakan otak, mikrosefali, atau cacat bawaan lainnya. Misalnya pada
peristiwa di Hiroshima, Nagasaki dan Chernobyl. Sedangkan pada orang laki-laki,
dapat mengakibatkan cacat bawaan pada anaknya.

6. Infeksi.
Infeksi intrauterin yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH
(Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Simplex). Sedangkan infeksi
lainnya yang juga dapat menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela,
Coxsackie, Echovirus, malaria, lues, HIV, polio, campak, listeriosis, leptospira,
mikoplasma, virus influensa, dan virus hepatitis. Diduga setiap hiperpireksia pada ibu
hamil dapat merusak janin.

7. Stres.
Stres yang dialami ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh kembang
janin, antara lain cacat bawaan, kelainan kejiwaan, dll.

8. Imunitas.
Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus, hidrops fetalis, kern
ikterus, atau lahir mati.

9. Anoksia embrio.
Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat,
menyebabkan berat badan lahir rendah.

Faktor lingkungan postnatal:


1. Faktor biologis (Ras/suku bangsa, Jenis kelamin, Umur, Gizi, Hormon, Perawatan
kesehatan, Kepekaan terhadap penyakit, dll).
2. Faktor fisik (Cuaca/musim, Sanitasi, Keadaan rumah, Radiasi).
3. Faktor psikososial (Stimulasi, Motivasi Belajar, Hadiah atau hukuman, Stres, dll).
4. Faktor keluarga dan adat istiadat.

Faktor-faktor Perkembangan.

Perkembangan  bertambahnya kemampuan/fungsi semua sistem organ tubuh; akibat


bertambahnya kematangan fungsi-fungsi sistem organ tubuh. Ciri-ciri perkembangan:
- Perkembangan melibatkan perubahan  setiap pertumbuhan disertai perubahan fungsi,
contoh perkembangan sistem reproduksi disertai perubahan organ kelamin.
- Perkembangan awal menentukan pertumbuhan selanjutnya. Tidak akan bisa melewati
satu tahap perkembangan sebelum melewati tahapan sebelumnya.
- Perkembangan mempunyai pola yang tetap di daerah kepala ke kaudal (sefalokaudal)
di daerah proksimal ke bagian distal (proksimodistal).
- Perkembangan memiliki tahap yang berurutan  pola yang teratur dan berurutan.
- Perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.
- Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan.

 Peningkatan fungsi-fungsi individu


1. sensorik (dengar, lihat, raba, rasa, cium).
2. motorik (gerak kasar, halus).
3. kognitif (pengetahuan, kecerdasan).
4. komunikasi/berbahasa.
5. Emosi-sosial.
6. Kemandirian.
7. Kreativitas.
8. kerjasama dan kepemimpinan.
9. etika, budi pekerti, moral-spiritual.
 Faktor Penentu Perkembangan Anak
1. internal : genetik + proses sejak kehamilan.
2. eksternal : gizi, penyakit, kualitas pengasuh /keluarga, teman, sekolah.
 4 aspek perkembangan
1. motor kasar/gerak kasar.
2. motor halus/gerak halus.
3. bahasa-bicara-kecerdasan.
4. Kemampuan bergaul-mandiri.

5. Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang (stimulus).


Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum di golongkan menjadi 3
kebutuhan dasar (dikutip dari Titi 1993):

1. Kebutuhan fisik-biomedis (ASUH)


- Pangan/gizi merupakan kebutuhan terpenting.
- Perawatan kesehatan dasar, antara lain imunisasi, pemberian ASI, penimbangan
bayi/anak yang teratur, pengobatan kalau sakit, dll.
- Papan/pemukiman yang layak.
- Hygiene perorangan, sanitasi lingkungan.
- Sandang.
- Kesegaran jasmani, rekreasi.

2. Kebutuhan emosi/kasih saying (ASIH)


Pada tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan selaras antara
ibu/pengganti ibu dengan anak merupakan syarat mutlak untuk menjamin tumbuh
kembang yang selaras baik fisik, mental maupun psikososial. Berperannya dan kehadiran
ibu/penggantinya sedini dan selanggeng mungkin, akan menjalin rasa aman bagi bayinya.
Ini diwujudkan dengan kontak fisik (kulit/mata) dan psikis sedini mungkin, misalnya
dengan menyusui bayi secepat mungkin segera setelah lahir. Kekurangan kasih saying
ibu pada tahun-tahun pertama kehidupan mempunyai dampak negatif pada tumbuh
kembang anak baik fisik, mental maupun sosial emosi, yang disebut “Sindrom Deprivasi
Maternal”. Kasih saying dari orang tuanya (ayah-ibu) akan menciptakan ikatan yang erat
(bonding) dan kepercayaan dasar (basic trust).

3. Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)


Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar (pendidikan dan pelatihan)
pada anak. Stimulasi mental (ASAH) ini mengembangkan perkembangan mental
psikososial: kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian,
moral-etika, produktivitas, dsb.

Kebutuhan stimulasi:
Perangsangan / bermain / latihan:
 setiap hari, setiap berinteraksi,
 suasana nyaman, timbulkan rasa aman
 suasana bermain, gembira, kasih sayang
 tidak tergesa-gesa, tidak memaksa
 beri contoh, dorong untuk mencoba
 bervariasi, sesuai dgn minat & kemampuan balita
 beri pujian bila berhasil
 koreksi bila belum bisa, bukan hukuman
 pola asuh demokratik
 Kecerdasan emosional
 Kemandirian, kreativitas
 Kerjasama, kepemimpinan
Stimulasi/rangsangan bermain:
 Yang dirangsang : sensorik, motorik, kognitif, komunikasi-bahasa, sosio-emosional,
kemandirian, kreativitas, kerjasama dan kepemimpinan, moral-spiritual.
 Cara : rangsang suara, musik, gerakan, perabaan, bicara, menyanyi, bermain,
memecahkan masalah, mencoret, menggambar.
 Kapan : setiap kali interaksi dengan anak, memandikan, ganti baju, bermain, nonton TV
dll.

6. Kelahiran normal berdasarkan skor APGAR.

Etiologi nilai APGAR rendah.


Interpretasi Skor APGAR.
• 7-10 = bayi normal
• 4-6 = agak rendah/asfiksia sedang (memerlukan tidakan medis segera seperti penyedotan
lendir yang menyumbat jalan napas, atau pemberian oksigen untuk membantu bernapas)
• 0-3 = sangat rendah/asfiksia berat (memerlukan tindakan medis yang lebih intensif)
Penanganan Bayi Baru Lahir Berdasarkan
NILai APGAR
NILAI APGAR 5 MENIT PERTAMA PENANGANAN

0-3 • Tempatkan ditempat hangat dengan


lampu
sebagai sumber penghangat
• Pemberian oksigen.
• Resusitasi
• Stimulasi rujuk

4-6 • Tempatkan dalam tempat yang hangat.


• Pemberian oksigen
• Stimulasi taktil

7-10 • Dilakukan penatalaksanaan sesuai


dengan
bayi normal.
Powerpoint Templates
Page 37

Kesimpulan:
Berat ringannya asfiksia dinilai pada menit pertama kemudian dilakukan resusitasi dan
dinilai keberhasilan resusitasinya pada menit kelima.
Untuk kasus ini, tidak bisa ditentukan derajat asfiksianya karena kekurangan data yang
mendukung.
Daging Susu &
Sereal Kacang
usia sayuran buah & produk penyajian
gandum & biji2an
protein susu

Langsung
di beri dari
0-6
ASI ibu atau
buln
dngan
sendok

•beras •Pisang •Dimask


•Ubi
putih atau •Pear •Kerng dan di
6 bln kining belum belum
merah •Appel hijau haluskan
•labu
•pepaya disaring

•Tahu
Dimask
•Tempe
•Timun dan di
•Kentang dging •Kacang
7 bln sama suri belum haluskan
• ketimun aym ijo
•blewah disaring
•Ati aym
Powerpoint Templates
Page 41
Daging Susu &
Sereal Kacang
usia sayuran buah & produk penyajian
gandum & biji2an
protein susu

•Bit Masak
•Lobak cincang
•Wortel halus dan
•Daging Rempah
•Gandum •Sawi mulai
•Mangg sapi •Keju alami yg
•Cracker •Bayam finger food
8-9 a •Kalkun •yogurt tidk
/roti •Brokoli dan mlai
•aprikot •Kuning bayi menyeng
•biskuit •Kol minum
telur at
asparagus dengn
•Kacang training
kedelai cup
Sayuran
dan buah
•Buncis di masak
•Pasta
•Kacng dan di
(mie) yg •Nanas •Keju
panjng •Kuning Remph2 potong
10-12 tdk •Kiwi •yogurt
•Kacng telur alami kecil dan
mengand •melon
kapri maknan
ung telur
•Jus syur yg mudah
Powerpoint Templates meleleh
Page 42
dlm mulut

Serea
Daging Susu &
l Kacang
usia sayuran buah & produk penyajian
gand & biji2an
protein susu
um

•Buah
sitrus:
•Jagung
•Jeruk Makanan
•Tomat
•Lemon •Susu keluarga
•Seledri •Daging
•Jeruk balli sapi sgar •Madu yg d
•Daun slada •Ham
•Jeuk limo •Yogurt •Slai potong
12- semu •Bawang •Putih
dll •Susu kacang kasar atau
24 a bombay telur
•Buah bery bubuk •Rempah di tumbuk
• sayuran •Telur
: •Ice 2 linya blajar
yang dimakn uth
•Srowberry cream makan
tanpa di
•Rasberry sendiri
mask
•Kurma
•anggur

Powerpoint Templates
Page 43

Riwayat Asupan Gizi.


7. Penilaian Awal Riwayat Kelahiran Pasien.
Di Skenario:
Riwayat kelahiran anak perempuan umur 12 bulan:
 BB 2500gram, panjang badan 48 cm, lingkar kepala 33 cm.
 Tidak langsung menangis, baru menangis setelah 5 menit dan menangis lemah.
 Pernah dirawat di perinatalogi 5 hari.
Antropometri 37 – 42 minggu Data Skenario

BB Bayi 2,5 – 4 kg 2,5 kg

PB bayi 50 cm 48 cm

Lingkar kepala 33 – 38 cm 33 cm

Interpretasi bayi baru lahir pada kasus


adalah Normal
Powerpoint Templates
Page 48

APGAR SCORE
Merupakan cara yang sangat bermanfaat untuk mengevaluasi bayi yang diterapkan
pada 1menit, 5menit, dan 10menit setelah lahir.
Tanda 0 1 2

A: activity(tonus otot) Lemah, tidak ada gerakan Lengan dan kaki dalam Bergerak aktif dan spontan
posisi fleksi dengan sedikit
gerakan
P: pulse( pulsasi detak Tidak ada < 100/menit ≥ 100/menit
jantung)
G: grimace( refleks) Tidak ada Gerak otot muka sedikit, Menangis
Menangis lemah,

A: appearance( tampak Biru/ pucat Tubuh kemerahan, anggota Seluruh tubuh kemerahan
warna pd kulit) gerak biru

R: respiration( pernapasan) Tidak bernapas pernapasan lambat dan tidak pernapasan baik dan teratur
teratur

Tabel Derajat Asfiksia


Kasus ini tidak dapat
Derajad asfiksia SA
ditentukan derajat SA karena
Tidak asfiksia ≥ 7 - 10 banyaknya data yang kurang
mendukung tetapi
Asfiksia ringan sedang 4-6
kemungkinan pada bayi ini
Asfiksia berat Powerpoint
0-3 Templates mengalami asfiksia
neonatorum Page 49
ASFIKSIA NEONATORUM
Definisi : Klasifikasi berdasarkan APGAR
Keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat Score:
bernapas secara spontan dan adekuat
• Hasil Apgar Score : 0 – 3 : Asfiksia
Etiologi : Berat
Adanya gangguan pertukaran gas dari ibu • Hasil Apgar Score : 4 – 6 : Asfiksia
ke janin.
Gangguan menahun dalam kehamilan: Sedang
-Gizi ibu yang buruk • Hasil Apgar Score : 7 – 10: Normal.
-Penyakit menahun ; anemia, hipertensi,
penyakit jantung,dll. Penatalaksanaan:
Pelaksanaan resusitasi
Gejala Klinik : • Membersihkan, membuka jalan
 Pernapasan terganggu nafas(hidung,mulut)
 Detak jantung menurun, kurang dari • Memposisikan bayi dengan sedikit
100 x/menit menengadahkan kepalanya
 Refleks/ respons bayi melemah • Mencegah kehilangan suhu tubuh/ panas
 Tonus otot menurun (letakkan bayi diatas handuk / kain yang
 Warna kulit biru atau pucat. kering dan hangat)
• Pemberian tindakan vtp (ventilasi tekanan
positif )
Powerpoint Templates
• Pemberian obat-obatan penunjang Page 50

8. Hubungan lingkungan dengan tumbuh kembang anak.


 Lingkungan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Salah
satunya faktor lingkungan keluarga.
 Lingkungan keluarga merupakan aspek yang pertama dan utama dalam mempengaruhi
perkembangan anak. Anak lebih banyak menghabiskan waktunya dengan keluarga karena
dalam keluarga anggota keluarga bertindak seadanya tanpa dibuat buat.
 Cara orangtua dalam mendidik anak juga mempengaruhi perkembangan perilaku dan
kepribadian anak , seperti Contoh Langsung.
 Contoh langsung baik sengaja ataupun tidak dengan sendirinya akan menjadi contoh
berperilaku akan menjadi sumber objek imitasi bagi anak.
 Dalam skenario ini , ibu anak lebih banyak diam sehingga anak lebih cenderung sedikit
mengoceh karena mendapatkan contoh langsung dari ibu nya.
 Motivasi belajar adalah sesuatu yang diperoleh dan dibentuk oleh lingkungan serta
merupakan landasan yang mendorong anak untuk tumbuh berkembang dan maju dalam
mencapai yang diinginkan seperti fungsi nalar, kehidupan, perasaan, keterampilan
psikomotorik maupun ituisinya.
 Sarana belajar juga dianggap sebagai salah satu syarat untuk motivasi belajar,anak
membutuhkan lingkungan yang terbuka,komunikatif,demokratis dan produktif
 Penyatuan fungsi tersebut akan menumbuhkan kreatif anak untuk menempuh hidup
dengan kemampuan yang terarah.
 Dari sini bisa dibaca dari lingkungan rumah yang tertutup,mainan yang kurang memadai
dan orangtua yang tidak komunikatif menyebabkan anak tidak dapat berkembang dengan
baik sehingga terbentuk karakter dan keterlambatan perkembangan pada usianya.

Anda mungkin juga menyukai