Laporan PBL Modul I Gang Tumbuh Kembang Bayi 1
Laporan PBL Modul I Gang Tumbuh Kembang Bayi 1
Oleh
Kelompok 4
Andi M. Syakir 2010730029
Aziz Rahman Muiz 2010730037
Dimas Dwityo Previanto 2010730117
Adetya Rosiana 2010730074
Rahmi Dwi Winarsih 2010730087
Eka Widia 2010730076
Mentari Cipta S. 2010730060
Diva Adlia Nurandi 2010730106
Rifa Imaroh 2010730092
Nida Amalia S. 2010730109
Materi modul ini disintesis dari berbagai sumber baik dari media cetak maupun media
elektronik. Modul ini disusun terutama untuk memenuhi tugas yang diberikan dalam rangka
studi kasus.
Penulis telah berusaha untuk menyeleraskan modul ini seringkas dan sejelas mungkin,
tetap lengkap, serta mudah dipahami. Namun tiada gading yang tak retak, maka telah disadari
modul ini masih jauh dari yang diharapkan. Untuk itu saran untuk penyempurnaan sangat
diharapkan.
Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN
Deteksi dini gangguan tumbuh kembang penting karena pada tiga tahun pertama dari
kehidupan anak merupakan periode tumbuh kembang yang amat cepat (periode emas/
critical period / window of opportunity).
Jika terjadi gangguan pada tumbuh kembang pada masa ini, maka gangguan tersebut
akan menetap, sehingga amat penting mengenal gejala gangguan perkembangan selama
periode ini (deteksi dini) dan menanganinya secara terpadu dan profesional sehingga
diharapkan dapat dicapai hasil yang maksimal. Perlu diketahui bahwa gangguan
perkembangan yang diintervensi secara dini (lebih cepat) akan memberikan hasil yang lebih
baik, deteksi dini menjadi penentu keberhasilan intervensi.
Di Indonesia, jumlah balita 10 % dari jumlah penduduk, di mana prevalensi (rata-rata)
gangguan perkembangan bervariasi 12.8% s/d 16% sehingga dianjurkan melakukan
observasi/skrining tumbuh kembang pada setiap anak.
BAB II
PEMBAHASAN
Skenario
Seorang anak perempuan B umur 12 bulan, BB 7300 gram, PB 65 cm, LK 41cm, dibawa
ibunya karena tidak mau makan. Riwayat kelahiran ditolong oleh bidan dengan BB 2500 gram,
PB 48 cm, LK 33 cm, tidak langsung menangis, setelah 5 menit bayi menangis lemah. Pasien
dirawat diperinatologi selama 5 hari. Penimbangan 3 bulan terakhir berturut-turut beratnya naik
100 gram tiap bulan. Saat usia 7 bulan pasien pernah dirawat karena kejang lama sampai tidak
sadar. Pada saat ini sehari-hari anak makan bubur denagn sayur, tahu-tempe, kadang telur. Usia 3
bulan pasien sudah diberi susu formula, pisang, bubur bayi, karena sering menangis. Imunisasi
BCG diperoleh saat umur 2 bulan, polio 5 kali, terakhir saat PIN, hepatitis B umur 40 hari &
3bulan, DPT umur 4 bln & 6 bln. Pasien bisa tengkurap bolak-balik usia 5 bulan, blm bisa duduk
sendiri dan berdiri sendiri. Kadang-kadang pasien mengoceh, tanagn belum bisa memegang
kerincingan dengan kuat. Belum bisa makan biskuit sendiri, tak tahu main cilukba. Lingkungan
rumah jendela kamar selalu ditutup karena takut masuk angin, lubang angin ditutup kertas karena
nyamuk sering masuk. Mainan yang dimiliki: kerincingan, boneka, dan sepeda roda tiga. Pasien
anak pertama, tinggal hanya dengan kedua ortu, ibu pasien tak banyak bicara.
Analisa kasus
Pertanyaan
1. Bagaimana tahap-tahap pertumbuhan normal dari 0-12 bln sesuai skenario?
2. Bagaimana tahap-tahap perkembangan normal dari 0-12 bln sesuai skenario?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan sesuai skenario?
4. Faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan sesuai skenario?
5. Jelaskan stimulus normal sesuai skenario!
6. Bagaimana riwayat kelahiran sesuai APGAR Score?
7. Jelaskan imunisasi normal sesuai dengan skenario!
8. Bagaimana asupan gizi yang baik sesuai skenario?
9. Bagaimana penilaian status gizi, pertumbuhan, dan perkembangan?
10. Jelaskan lingkungan yang sesuai berdasarkan kasus!
Jawaban
1. Tahap-tahap pertumbuhan normal.
Pertumbuhan Normal Bayi
PB:
BB: tw I : 2,8 – 4,4 cm / LK:
bulan
tw I = 700-1000 g/bln 6 bln (+) ± 10 cm
tw II : 1,9 – 2,6 cm /
tw II = 500-600 g/bln bulan 1 tahun (+) ± 3,5 cm
tw III = 350-450 g/bln
tw III : 1,3 – 1,6 cm / 2 tahun (+) ± 2,5 cm
tw IV = 250-350 g/bln bulan 3 tahun (+) ± 1 cm
tw IV : 1,2 – 1,3 cm /bulan
BB 12bulan: PB 12 bulan: LK 12bulan:
7300 gr 65 cm 41 cm
Ideal
Kasus
2. Tahap-tahap perkembangan normal.
Umur 0-3 bln.
- Mengangkat kepala setinggi 45 derajat.
- Menggerakan kepala dari kiri/kanan ke tengah.
- Melihat dan menatap wajah anda.
- Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh.
- Suka tertawa keras.
- Bereaksi terkejut terhadap suara keras.
- Membalas tersenyum ketika diajak bicara/tersenyum.
- Mengenal ibu dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak.
Umur 3-6 bln.
- Berbalik dari telungkup ke telentang.
- Mengangkat kepala setinggi 90 derajat.
- Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil.
- Menggenggam pensil.
- Meraih benda yang ada dalam jangkauannya.
- Memegang tangannya sendiri.
- Berusaha memperluas pandangan.
- Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil.
- Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik.
- Tersenyum ketika melihat mainan/gambar menarik saat bermain sendiri.
Umur 6-9 bln.
- Duduk (sikap tripoid – sendiri).
- Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan.
- Merangkak meraih mainan atau mendekatai seseorang.
- Memindahkan benda sari satu tangan ke tangan lainnya.
- Memungut 2 benda, masing-masing tangan pegang 1 benda pada saat yang bersamaan.
- Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup.
- Bersuara tanpa arti, mamama, bababa, dadada, tatata.
- Mencari mainan/benda yang dijatuhkan.
- Bermain tepung tangan/ciluk ba.
- Bergembira dengan melempar benda.
- Makan kue sendiri.
Umur 9-12 bln.
- Mengangkat badannnya ke posisi berdiri.
- Belajar berdiri selama 30 detik atau berpengangan di kursi.
- Dapat berjalan dengan dituntun.
- Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang diinginkan.
- Menggenggam erat pensil.
- Memasukan benda ke mulut.
- Mengulang menirukan bunyi yang didengar.
- Menyebut 2 – 3 suku kata yang sama tanpa arti.
- Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja.
- Bereaksi terhadap suara yang perlaha atau bisikan.
- Senang diajak bermain ciluk ba.
- Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum kenal.
3. Faktor-faktor pertumbuhan.
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah,
ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran
berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan
metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik.
Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang
anak, yaitu:
1. Faktor genetik.
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh
kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah
dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas
dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur
pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang. Gangguan pertumbuhan di negara maju
lebih sering diakibatkan oleh faktor genetik. Sedangkan di negara yang sedang
berkembang, gangguan pertumbuhan selain diakibatkan oleh faktor genetik, juga faktor
lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh kembang anak yang optimal. Disamping
itu, banyak penyakit keturunan yang disebabkan oleh kelainan kromosom, seperti
sindrom Down, sindrom Turner, dll.
2. Faktor lingkungan.
Lingkungan ini merupakan lingkungan “bio-fisiko-psiko-sosial” yang mempengaruhi
individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya. Faktor lingkungan ini
secara garis besar dibagi menjadi:
a. Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih di dalam kandungan
(faktor prenatal).
b. Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir (faktor
postnatal).
2. Mekanis.
Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada
bayi yang dilahirkan. Demikian pula dengan posisi janin pada uterus dapat
mengakibatkan talipes, dislokasi panggul, tortikolis kongenital, palsi fasialis, atau
kranio tabes.
3. Toksin/zat kimia.
Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat-zat teratogen.
Misalnya obat-obatan seperti thalidomide, phenitoin, methadion, obat-obat anti
kanker, dan lain sebagainya dapat menyebabkan kelainan bawaan. Demikian pula
dengan ibu hamil yang perokok berat/peminum alkohol kronis sering melahirkan bayi
berat badan lahir rendah, lahir mati, cacat, atau retardasi mental. Keracunan logam
berat pada ibu hamil, misalnya karena makan ikan yang terkontaminasi merkuri dapat
menyebabkan mikrosefali dan palsi serebralis, seperti di Jepang yang dikenal dengan
penyakit Minamata.
4. Endokrin.
Hormon-hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin, adalah
somatotropin, hormon plasenta, hormon tiroid, insulin dan peptida-peptida lain
dengan aktivitas mirip insulin (Insulin-like growth factors/IGFs).
Somatotropin (growth hormone) disekresi oleh kelenjar hipofisis janin sekitar minggu
ke-9. Produksinya terus meningkat sampai minggu ke-20, selanjutnya menetap
sampai lahir. Perannya belum jelas pada pertumbuhan janin.
Hormon plasenta (human placental lactogen = hormon chorionic
somatromammotropic), disekresi oleh plasenta di pihak ibu dan tidak dapat masuk ke
janin. Kegunaannya mungkin dalam fungsi nutrisi plasenta.
Hormon-hormon tiroid seperti TRH (Thyroid Releasing Hormon), TSH (Thyroid
Stimulating Hormon), T3 dan T4 sudah diproduksi oleh janin sejak minggu ke-12.
Pengaturan oleh hipofisis sudah terjadi pada minggu ke-13. Kadar hormon ini makin
meningkat sampai minggu ke-24, lalu konstan. Perannya belum jelas, tetapi jika
terdapat defisiensi hormone tersebut, dapat terjadi gangguan pada pertumbuhan
susunan saraf pusat yang dapat mengakibatkan retardasi mental.
Insulin mulai diproduksi oleh janin pada minggu ke-11, lalu meningkat sampai bulan
ke-6 dan kemudian konstan. Berfungsi untuk pertumbuhan janin melalui pengaturan
keseimbangan glukosa darah, sintesis protein janin, dan pengaruhnya pada
pembesaran sel sesudah minggu ke-30. Sedangkan fungsi IGFs pada janin belum
diketahui dengan jelas.
Cacat bawaan sering terjadi pada ibu diabetes yang hamil dan tidak mendapat
pengobatan pada trimester I kehamilan, umur ibu kurang dari 18 tahun/lebih dari 35
tahun, defisiensi yodium pada waktu hamil, PKU (phenylketonuria), dll.
5. Radiasi.
Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan kematian
janin, kerusakan otak, mikrosefali, atau cacat bawaan lainnya. Misalnya pada
peristiwa di Hiroshima, Nagasaki dan Chernobyl. Sedangkan pada orang laki-laki,
dapat mengakibatkan cacat bawaan pada anaknya.
6. Infeksi.
Infeksi intrauterin yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH
(Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Simplex). Sedangkan infeksi
lainnya yang juga dapat menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela,
Coxsackie, Echovirus, malaria, lues, HIV, polio, campak, listeriosis, leptospira,
mikoplasma, virus influensa, dan virus hepatitis. Diduga setiap hiperpireksia pada ibu
hamil dapat merusak janin.
7. Stres.
Stres yang dialami ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh kembang
janin, antara lain cacat bawaan, kelainan kejiwaan, dll.
8. Imunitas.
Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus, hidrops fetalis, kern
ikterus, atau lahir mati.
9. Anoksia embrio.
Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat,
menyebabkan berat badan lahir rendah.
Faktor-faktor Perkembangan.
Kebutuhan stimulasi:
Perangsangan / bermain / latihan:
setiap hari, setiap berinteraksi,
suasana nyaman, timbulkan rasa aman
suasana bermain, gembira, kasih sayang
tidak tergesa-gesa, tidak memaksa
beri contoh, dorong untuk mencoba
bervariasi, sesuai dgn minat & kemampuan balita
beri pujian bila berhasil
koreksi bila belum bisa, bukan hukuman
pola asuh demokratik
Kecerdasan emosional
Kemandirian, kreativitas
Kerjasama, kepemimpinan
Stimulasi/rangsangan bermain:
Yang dirangsang : sensorik, motorik, kognitif, komunikasi-bahasa, sosio-emosional,
kemandirian, kreativitas, kerjasama dan kepemimpinan, moral-spiritual.
Cara : rangsang suara, musik, gerakan, perabaan, bicara, menyanyi, bermain,
memecahkan masalah, mencoret, menggambar.
Kapan : setiap kali interaksi dengan anak, memandikan, ganti baju, bermain, nonton TV
dll.
Kesimpulan:
Berat ringannya asfiksia dinilai pada menit pertama kemudian dilakukan resusitasi dan
dinilai keberhasilan resusitasinya pada menit kelima.
Untuk kasus ini, tidak bisa ditentukan derajat asfiksianya karena kekurangan data yang
mendukung.
Daging Susu &
Sereal Kacang
usia sayuran buah & produk penyajian
gandum & biji2an
protein susu
Langsung
di beri dari
0-6
ASI ibu atau
buln
dngan
sendok
•Tahu
Dimask
•Tempe
•Timun dan di
•Kentang dging •Kacang
7 bln sama suri belum haluskan
• ketimun aym ijo
•blewah disaring
•Ati aym
Powerpoint Templates
Page 41
Daging Susu &
Sereal Kacang
usia sayuran buah & produk penyajian
gandum & biji2an
protein susu
•Bit Masak
•Lobak cincang
•Wortel halus dan
•Daging Rempah
•Gandum •Sawi mulai
•Mangg sapi •Keju alami yg
•Cracker •Bayam finger food
8-9 a •Kalkun •yogurt tidk
/roti •Brokoli dan mlai
•aprikot •Kuning bayi menyeng
•biskuit •Kol minum
telur at
asparagus dengn
•Kacang training
kedelai cup
Sayuran
dan buah
•Buncis di masak
•Pasta
•Kacng dan di
(mie) yg •Nanas •Keju
panjng •Kuning Remph2 potong
10-12 tdk •Kiwi •yogurt
•Kacng telur alami kecil dan
mengand •melon
kapri maknan
ung telur
•Jus syur yg mudah
Powerpoint Templates meleleh
Page 42
dlm mulut
Serea
Daging Susu &
l Kacang
usia sayuran buah & produk penyajian
gand & biji2an
protein susu
um
•Buah
sitrus:
•Jagung
•Jeruk Makanan
•Tomat
•Lemon •Susu keluarga
•Seledri •Daging
•Jeruk balli sapi sgar •Madu yg d
•Daun slada •Ham
•Jeuk limo •Yogurt •Slai potong
12- semu •Bawang •Putih
dll •Susu kacang kasar atau
24 a bombay telur
•Buah bery bubuk •Rempah di tumbuk
• sayuran •Telur
: •Ice 2 linya blajar
yang dimakn uth
•Srowberry cream makan
tanpa di
•Rasberry sendiri
mask
•Kurma
•anggur
Powerpoint Templates
Page 43
PB bayi 50 cm 48 cm
Lingkar kepala 33 – 38 cm 33 cm
APGAR SCORE
Merupakan cara yang sangat bermanfaat untuk mengevaluasi bayi yang diterapkan
pada 1menit, 5menit, dan 10menit setelah lahir.
Tanda 0 1 2
A: activity(tonus otot) Lemah, tidak ada gerakan Lengan dan kaki dalam Bergerak aktif dan spontan
posisi fleksi dengan sedikit
gerakan
P: pulse( pulsasi detak Tidak ada < 100/menit ≥ 100/menit
jantung)
G: grimace( refleks) Tidak ada Gerak otot muka sedikit, Menangis
Menangis lemah,
A: appearance( tampak Biru/ pucat Tubuh kemerahan, anggota Seluruh tubuh kemerahan
warna pd kulit) gerak biru
R: respiration( pernapasan) Tidak bernapas pernapasan lambat dan tidak pernapasan baik dan teratur
teratur