Anda di halaman 1dari 52

1. Apa dasar-dasar diagnosis bronkiolitis?

Diagnosis bronkiolitis berdasarkan gambaran klinis, umur penderita dan adanya


epidemiRSV di masyarakat . Kriteria bronkiolitis terdiri dari: (1) wheezing pertama
kali, (2) umur 24bulan atau kurang, (3) pemeriksaan fisik sesuai dengan gambaran
infeksi virus misalnyabatuk, pilek, demam dan (4) menyingkirkan pneumonia atau
riwayat atopi yang dapatmenyebabkan wheezing. Untuk menilai kegawatan
penderita dapat dipakai skor RespiratoryDistress Assessment Instrument (RDAI),
yang menilai distres napas berdasarkan 2 variabelrespirasi yaitu wheezing dan
retraksi. Bila skor lebih dari 15 dimasukkan kategori berat, bilaskor kurang 3
dimasukkan dalam kategori ringan.Pulse oximetry merupakan alat yang tidak
invasif dan berguna untuk menilai derajat keparahan penderita. Saturasi oksigen <
95%merupakan tanda terjadinya hipoksia dan merupakan indikasi untuk rawat
inap.

sumber: nelson ilmu kesehatan anak, edisi keenam


2. Apa itu gastroenteritis akut pada anak? ada atau tidak diagnosis ini?
Gastroenteritis adalah kondisi medis yang ditandai dengan peradangan ("-itis")
pada saluran pencernaan yang melibatkan lambung ("gastro"-) dan usus kecil
("entero"-), sehingga mengakibatkan kombinasi diare, muntah, dan sakit serta
kejang perut.
Sumber: Singh, Amandeep (2010). "Pediatric Emergency Medicine Practice Acute
Gastroenteritis — An Update". Emergency Medicine Practice.
Gastroenteritis bukan merupakan diagnosis melainkan gejala. Pada anak kondisi
seperti dikenal dengan diare akut tanpa dehidrasi atau dengan dehidrasi tergantung
derajatnya.

Diare akut adalah buang air besar yang terjadi pada bayi atau anak yang sebelumnya
tampak sehat, dengan frekwensi 3 kali atau lebih per hari, disertai perubahan tinja
menjadi cairan denganatau tanpa lendir dan darah.

Sumber:
https://www.scribd.com/doc/46684550/Diare-Akut-Pada-Bayi-Dan-Anak

3. Tanda klinis dan lab anemia defisiensi besi?


Tanda klinis:
a. Gejala Umum Anemia
Gejala umum anemia disebut juga sebagai sindrom anemia ( anemic syndrome)
dijumpai pada anemia defisiensi besi apabila kadar hemoglobin kurang dari 7-8 g/
dl. Gejala ini berupa badan lemah, lesu, cepat lelah, mata berkunang -kunang, serta
telinga mendenging. Pada pemeriksaan fisik dijumpai pasien yang pucat, terutama
pada konjungtiva dan jaringan di bawah kuku. Pada umumnya sudah disepakati
bahwa bila kadar hemoglobin < 7 gr/dl maka gejala -gejala dan tanda-tanda anemia
akan jelas.
b. Gejala Khas Defisiensi Besi
Gejala yang khas dijumpai pada defisiensi besi, tetapi tidak dijumpai pada
anemia jenis lain adalah :
- Koilonychia, yaitu kuku sendok (spoon nail), kuku menjadi rapuh, bergaris-garis
vertikal dan menjadi cekung sehingga mirip sendok.
- Atrofi papil lidah, yaitu permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap karena papil
lidah menghilang.
- Stomatitis angularis (cheilosis), yaitu adanya keradangan pada sudut mulut
sehingga tampak sebagai bercak berwarna pucat keputihan.
- Disfagia, yaitu nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofaring.

Sumber:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/21579/Chapter%20II.pdf;j
sessionid=B97D7B04DE9BE753785D841D360871B1?sequence=4
Pemeriksaan Laboratorium
a. Hemoglobin (Hb)
Hemoglobin adalah parameter status besi yang memberikan suatu ukuran
kuantitatif tentang beratnya kekurangan zat besi setelah anemia berkembang. Pada
pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat
sederhana seperti Hb sachli, yang dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan, yaitu
trimester I dan III.
b. Penentuan Indeks Eritrosit
Penentuan indeks eritrosit secara tidak langsung dengan flowcytometri atau
menggu nakan rumus:
- Mean Corpusculer Volume (MCV)
MCV adalah volume rata-rata eritrosit, MCV akan menurun apabila kekurangan
zat besi semakin parah, dan pada saat anemia mulai berkembang. MCV
merupakan indikator kekurangan zat besi yang spesiflk setelah thalasemia dan
anemia penyakit kronis disingkirkan. Dihitung dengan membagi hematokrit
dengan angka sel darah merah. Nilai normal 70-100 fl, mikrositik < 70 fl dan
makrositik >100 fl.
- Mean Corpuscle Haemoglobin (MCH)
MCH adalah berat hemoglo bin rata-rata dalam satu sel darah merah. Dihitung
dengan membagi hemoglobin dengan angka sel darah merah. Nilai normal 27-
31 pg, mikrositik hipokrom < 27 pg dan makrositik > 31 pg.
- Mean Corpuscular Haemoglobin Concentration (MCHC)
MCHC adalah konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata. Dihitung dengan
membagi hemoglobin dengan hematokrit. Nilai normal 30-35% dan hipokrom
< 30%.
c. Pemeriksaan Hapusan Darah Perifer
Pemeriksaan hapusan darah perifer dilakukan secara manual. Pemeriksaan
menggunakan pembesaran 100 kali dengan memperhatikan ukuran, bentuk inti,
sitoplasma sel darah merah. Dengan menggunakan flowcytometry hapusan darah
dapat dilihat pada kolom morfology flag
.
d. Luas Distribusi Sel Darah Merah (Red Distribution Wide=RDW)
Luas distribusi sel darah merah adalah parameter sel darah merah yang masih relatif
baru, dipakai secara kombinasi dengan parameter lainnya untuk membuat
klasifikasi anemia. RDW merupakan variasi dalam ukuran sel merah untuk
mendeteksi tingkat anisositosis yang tidak kentara. Kenaikan nilai RDW
merupakan manifestasi hematologi paling awal dari kekurangan zat besi, serta lebih
peka dari besi serum, jenuh transferin, ataupun serum feritin. MCV rendah bersama
dengan naiknya RDW adalah pertanda meyakinkan dari kekurangan zat besi, dan
apabila disertai dengan eritrosit protoporphirin dianggap menjadi diagnostik. Nilai
normal 15 %.

e. Eritrosit Protoporfirin (EP)


EP diukur dengan memakai haematofluorometer yang hanya membut uhkan
beberapa tetes darah dan pengalaman tekniknya tidak terlalu dibutuhkan. EP naik
pada tahap lanjut kekurangan besi eritropoesis, naik secara perlahan setelah
serangan kekurangan besi terjadi. Keuntungan EP adalah stabilitasnya dalam
individu, sedangkan besi serum dan jenuh transferin rentan terhadap variasi
individu yang luas. EP secara luas dipakai
dalam survei populasi walaupun dalam praktik klinis masih jarang. 6. Besi Serum
(Serum Iron = SI) Besi serum peka terhadap kekurangan zat besi ringan, serta
menurun setelah cadangan besi habis sebelum tingkat hemoglobin jatuh.
Keterbatasan besi serum karena variasi diurnal yang luas dan spesitifitasnya yang
kurang. Besi serum yang rendah ditemukan setelah kehilangan darah maupun
donor, pada kehamilan, infeksi kronis, syok, pireksia, rhematoid artritis, dan
malignansi. Besi serum dipakai kombinasi dengan parameter lain, dan bukan
ukuran mutlak status besi yang spesifik.
f. Serum Transferin (Tf)
Transferin adalah protein tranport besi dan diukur bersama-sama dengan besi
serum. Serum transferin dapat meningkat pada kekurangan besi dan dapat menurun
secara keliru pada peradangan akut, infeksi kronis, penyakit ginjal dan keganasan.
g. Transferrin Saturation (Jenuh Transferin)
Jenuh transferin adalah rasio besi serum dengan kemampuan mengikat besi,
merupakan indikator yang paling akurat dari suplai besi ke sumsum tulang.
Penurunan jenuh transferin dibawah 10% merupakan indeks kekurangan suplai besi
yang meyakinkan terhadap perkembangan eritrosit. Jenuh transferin dapat menurun
pada penyakit peradangan. Jenuh transferin umumnya dipakai pada studi populasi
yang disertai dengan indikator status besi lainnya. Tingkat jenuh transferin yang
menurun dan serum feritin sering dipakai untuk mengartikan kekurangan zat besi.
Jenuh transferin dapat diukur dengan perhitungan rasio besi serum dengan
kemampuan mengikat besi total (TIBC), yaitu jumlah besi yang bisa diikat secara
khusus oleh plasma.
h. Serum Feritin
Serum feritin adalah suatu parameter yang terpercaya dan sensitif untuk
menentukan cadangan besi orang sehat. Serum feritin secara luas dipakai dalam
praktek klinik dan pengamatan populasi. Serum feritin < 12 ug/l sangat spesifik
untuk kekurangan zat besi, yang berarti kehabisan semua cadangan besi, sehingga
dapat dianggap sebagai diagnostik untuk kekurangan zat besi. Rendahnya serum
feritin menunjukan serangan awal kekurangan zat besi, tetapi tidak menunjukkan
beratnya kekurangan zat besi karena variabilitasnya sangat tinggi. Penafsiran yang
benar dari serum feritin terletak pada pemakaian range referensi yang tepat dan
spesifik untuk usia dan jenis kelamin. Konsentrasi serum feritin cenderung lebih
rendah pada wanita dari pria, yang menunjukan cadangan besi lebih rendah pada
wanita. Serum feritin pria meningkat pada dekade kedua, dan tetap stabil atau naik
secara lambat sampai usia 65 tahun. Pada wanita tetap saja rendah sampai usia 45
tahun, dan mulai meningkat sampai sama seperti pria yang berusia 60-70 tahun,
keadaan ini mencerminkan penghentian mensturasi dan melahirkan anak. Pada
wanita hamil serum feritin jatuh secara dramatis dibawah 20 ug/ l selama trimester
II dan III bahkan pada wanita yang mendapatkan suplemen zat besi. Serum feritin
adalah reaktan fase akut, dapat juga meningkat pada inflamasi kronis, infeksi,
keganasan, penyakit hati, alkohol. Serum feritin diukur dengan mudah memakai
Essay immunoradiometris (IRMA), Radioimmunoassay (RIA), atau Essay
immunoabsorben (Elisa).
Sumber:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/21579/Chapter%20II.pdf;j
sessionid=B97D7B04DE9BE753785D841D360871B1?sequence=4

4. Apa itu tinea coli?


Tidak ada dalam medis istilah tinea coli. Untuk infeksi jamur dilipatan leher lebih
dikenal dengan tinea korporis.
Tinea korporis adalah dermatofitosis pada kulit yang tidak berambut (glabrous skin)
kecuali telapak tangan, telapak kaki, dan lipat paha (Verma dan Heffernan,2008).
Dermatofitosis adalah infeksi jamur yang disebabkan oleh jamur dermatofita yaitu
Epidermophyton, Mycrosporum dan Trycophyton. Terdapat lebih dari 40 spesies
dermatofita yang berbeda, yang menginfeksi kulit dan salah satu penyakit yang
disebabkan jamur golongan dermatofita adalah tinea korporis (Verma dan
Heffernan,2008).
Sumber:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/41454/Chapter%20II.p;jse
ssionid=B1321B5BD85B2E8F81C4CD76A329C8F4?sequence=4
5. Apa perbedaan bronkiolitis dan asma bronkial?

Perbedaan Bronkiolitis ASMA


Definisi Bronkhiolitis adalah penyakit IRA Asma adalah mengi berulang
– bawah yang ditandai dengan dan/atau batuk persisten dengan
adanya inflamasi pada bronkiolus. karakteristik sebagai berikut; timbul
Yang sering di derita bayi dan anak secara episodik, cenderung pada
kecil yang berumur kurang dari 2 malam / dini hari (nokturnal),
tahun musiman, setelahaktifitas fisik serta
terdapat riwayat asma atau atopi lain
pada pasien dan/ataukeluarganya
Etiologi RSV, parainfluenza, Disebabkan oleh berbagai faktor
virus influenza, pencetus (alergen dalam ruangan
adenovirus, rhinovirus, seperti tungau, debu rumah, binatang
M.pneumoniae berbulu,dll) dan faktor pemacu
(rhinovirus, ozon, pemakaian β2
agonist).
Epidemiologi Bronkiolitis merupakan infeksi Asma dapat terjadi pada semua usia,
saluran respiratory tersering pada namun lebih sering terjadi pada anak-
bayi. Paling sering terjadi pada anak, terutama sekali pada anak mulai
usia 2 – 24 bulan, puncaknya pada usia 5 tahun
usia 2 – 8 bulan
Faktor  Laki-laki  Hiperreaktivitas
Resiko  Status sosial ekonomi rendah  Atopi/alergi bronkus
 Jumlah anggota keluarga yang  Faktor yang memodifikasi
besar penyakit genetik
 Perokok pasif  Jenis kelamin
 Rendahnya antibodi maternal  Ras/Etnik
terhadap RSV
 Bayi yang tidak mendapat ASI

Masa 2-5 hari -


Inkubasi
Patogenesis Bronkiolitis akut ditandai  Fase cepat
dengan obstruksi bronkiolus Sel-sel mast mengeluarkan
yang disebabkan oleh edema dan mediator-mediator
kumpulan mukus dan oleh invasi (histamine,
bagian-bagian bronkus yang leukotrien,prostaglandin dan
lebih kecil oleh virus. trombiksan) yang
Karena tahanan/ resistensi menimbulkan
terhadap aliran udara didalam bronkokonstriksi
saluran besarnya berbanding  Fase lambat
terbalik dengan radius/ jari-jari Sitokin-sitokin dikeluarkan
pangkat empat, maka penebalan sehingga memperlama
yang sedikit sekali pun pada inflamasi dan mengaktivasi
dinding bronkiolus bayi dapat eosinofil, basofil, limfosit dan
sangat mempengaruhi aliran sel-sel mast.
udara. Hiperplasia otot polos dan
Tahanan pada saluran udara hiperresponsif bronkial akibat
kecil bertambah selama fase proses inflamasi kronis
inspirasi dan ekspirasi namun menyebabkan menyempitnya
karena selama ekspirasi jalan saluran udara, hal ini
nafas menjadi lebih kecil, maka menimbulkan mengi, batuk,
hasilnya adalah obstruksi sesak dada dan napas pendek.
pernafasan katup yang
menimbulkan udara
terperangkap dan overinflasi.
Atelektasis dapat terjadi
ketika obstruksi menjadi total
dan udara yang terperangkap
diabsorbsi. Proses patologis
menggangu pertukaran gas
normal di dalam paru. Perfusi
ventilasi yang tidak seimbang
mengakibatkan hipoksemia,
yang terjadi pada awal
perjalanannya.
Retensi CO2 (hiperkapnia)
biasanya tidak terjadi kecuali
pada pasien yang terkena berat.
Makin tinggi frekuensi
pernapasan melebihi 60/menit;
selanjutnya Hiperkapnia
berkembang menjadi takipnea.

Diagnosis - Anamnesis - Anamnesis


- Gejala awal ISPA akibat - Adanya batuk dan atau mengi
virus yang progresif
- Kemudian timbul batuk - Sesak napas ringan – sedang
yang disertai dengan sesak berulang
nafas yang baru pertama - Nocturnal
kali muncul. - Episodik
- wheezing, merintih, nafas - Riwayat atupi dalam keluarga
berbunyi, muntah setelah - Pemeriksan fisik
batuk, rewel dan  Serangan ringan
penurunan nafsu makan. - Anak masih aktif
- Adanya riwayat kontak - Dapat berbicara lancar
dengan penderita ISPA - takipnue
- Pemeriksaan Fisik - Retraksi (-)
- Takipneu, dispneu,. - Wheezing (+) sedang
- Paru : - Sianosis (-)
 Inspeksi : retraksi  Serangan sedang
 Palasi : stem fremitus - Anak terlihat kurang aktif
menurun - Berbica tidak lancar (hanya
 Perkusi : sonor- penggalan kalimat)
hipersonor - takipnue
 Auskultasi : wheezing, - Retraksi (+)
ronchi basah halus - Wheezing (+) nyaring
minimal sepanjang ekspirasi
- Sianosis (-)
 Serangan berat
- Sulit berbicara (hanya kata-
kata)
- Takipnue
- Retraksi (+)
- Pemeriksaan Penunjang - Wheezing (+) sangat nyaring,
- Leukost N/sedikit dapat terdengar meski tanpa
meningkat (limfositik) stetoskop
- BGA : hiperkapnia - Sianosis (+)
- Rontgen: hiperinflasi,air - Pemeriksaan Penunjang
trapping, dapat terjadi - Analisa gas darah (AGD)
atelektasis - Foto rontgen thorax AP
- Kultur darah: (-) - Uji fungsi paru
- Isolasi viral: mungkin (+) - Pemeriksaan IgE dan eusinofil
total
Komplikasi Gagal nafas, serangan apneu, -
pneumonia bacterial sekunder
Pengobatan - Oksigen  Serangan ringan
- Nutrisi oral - β2 agonist inhalasi
- Bronkodilator (nebulizer)  Serangan sedang
- Oksigen
- Β2 agonist / antikolinergik
(ipratropium bromida) tiap 2
jam respon baik kurangi tiap 4
jam
 Serangan berat
- Oksigenasi sejak awal n pada
saat nebulisasi
- Pasang jalur parenteral lakukan
foto thoraks
- Nebulisasi cukup 1x dengan β2
agonist atau antikolinergik
(ipratropium bromida)

Sumber:

https://www.scribd.com/doc/128122474/Perbedaan-Bronkiolitis-
Bronkopneumoni-Dan-Asma

6. Apa persamaan bronkiolitis dan asma bronkial?

Pada bronkiolitis maupun asma bronkial sama-sama ditemukan bunyi wheezing dan
retraksi.

Sumber:https://www.scribd.com/doc/128122474/Perbedaan-Bronkiolitis-
Bronkopneumoni-Dan-Asma

7. Bagaimana patofisiologi wheezing pada bronkiolitis dan patofisiologi


wheezing pada asma bronkial?

Wheezing pada bronkiolitis disebabkan oleh adanya obstruksi parsial dikarenakan


“epitelial sloughing” dan bronkospasme dikarenakan proses inflamasi.

Sumber:
http://www.pathophys.org/bronchiolitis/

Wheezing pada asma dapat dikarenakan penyempitan jalan nafas dikarenakan


bronkokonstriksi.

Sumber:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK358/
8. Apa saja sifat-sifat dari Rotavirus?

Rotavirus memiliki RNA untai ganda. Virion rotavirus yang tidak berselubung
terdiri dari 3 kapsids konsentrik yang mengelilingi genom RNA. Genom ini terbagi

menjadi 11 segmen yang mengkode 6 protein struktural dan 6 protein non


struktural. Rotavirus dibagi menjadi 7 grup, A-G, berdasar pada epitop antigen pada
protein struktural internal VP6. Antigen ini dapat dideteksi dengan teknik
imunofluoresen, ELISA dan IEM (immune electron microscopy). Hanya grup A, B
dan C yang menginfeksi manusia. Grup A penyebab yang paling utama infeksi
manusia dan merupakan fokus dari usaha vaksinasi. Virion rotavirus mengandung
RNA dependent RNA polymerase yang dibutuhkan karena sel manusia tidak
memiliki RNA polymerase yang dapat mensintesis mRNA dari cetakan RNA untai
ganda.
Sumber:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/1907/09E01451.pdf?seque
nce=1
9. Apa maksud sekretori diare?
a. Diare
Menurut WHO Pengertian diare adalah buang air besar dengan konsistensi cair
(mencret) sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari (24 jam). Ingat, dua kriteria
penting harus ada yaitu BAB cair dan sering, jadi misalnya buang air besar sehari
tiga kali tapi tidak cair, maka tidak bisa disebut daire. Begitu juga apabila buang air
besar dengan tinja cair tapi tidak sampai tiga kali dalam sehari, maka itu bukan
diare. Menurut pengertian depkes 2009, diare adalah suatu keadaan feses lebih
berair dari biasanya dan/atau buang air besar lebih dari tiga kali tapi tidak berdarah
dalam 24 jam.
b. Diare sekretorik
Suatu keadaan meningkatnya sekresi air dan elektrolit dari usus, menurunnya
absorpsi. Yang khas pada diare ini yaitu secara klinis ditemukan diare dengan
volume tinja yang banyak sekali. Diare tipe ini akan tetap berlangsung walaupun
dilakukan puasa makan/minum
Sumber:
http://repository.usu.ac.id
10. Apa saja yang diperiksa pada diare?
- Anamnesis
a. Onset sudah berapa lama?
b. Frekuensi berapa kali dalam 24 jam?
c. Bagaoimana Konsistensi feses? Cair? Lembek? Disertai ampas? Lendir?
Darah?
d. Gejala lain: demam? Batuk? Flu? Anak rewel?
e. Waktu Buang air kecil terakhir?
f. Cara minum: biasa, kehausan, tidak mau minum?
g. Apa saja usaha atau pengibatan yang dilakukan untuk mengurangi gejala?
h. Riwayat imunisasi ( pasien anak)?
i. Riwayat tumbuh kembang (pasien anak)?
j. Riwayat penyakit ibu dan anak saat dalam kandungan dan setelah kelahiran?
k. Anggota keluarga atau orang terdekat dengan keluhan yang sama?
- Pemeriksaan fisik
a. kesadaran
b. Tanda vital
c. Berat badan
d. Status generalis
e. Derajat dehidrasi: turgor kulit? Capillary refill time (CRT)? Kulit lembab?
Ubun-ubun besar? Mukosa bibir? Air mata? Mata cowong?
- Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium: darah rutin (bila diperlukan), elektrolit (Natrium, Kalium,
clorida)
b. Pemeriksaan tinja: feses rutin makroskopis (bentuk, warna, disertai darah
atau tidak, lendir, pus, lemak,) dan mikroskopis (leukosit, telur cacing,
parasit, bakteri, dll)

sumber:http://repository.usu.ac.id

11. Bagaimana sifat tinja pada diare kolera?


Buang Air Besar (BAB) cair yang banyak dan berlebihan. Volume feses dalam
bentuk cair tersebut lebih banyak dibandingkan dengan diare infeksius lainnya.
Dalam keadaan berat, volume feses bisa lebih dari 250mL/KgBB/24 jam. Feses
tersebut juga mengandung ampas pada tahap awal penyakit. Karakteristik kotoran
pada pasien kolera adalah cair berwarna putih pucat yang tidak berbau yang sering
disebut dengan tampilan “air cucian beras”.
Sumber: Medscape, Cholera Clinical Presentation, 2017
12. Apa saja yang diperiksa saat pemeriksaan feses?
Makroskopis
a. Bentuk, warna, terdapat darah atau tidak, lendir, sisa maknan, pus, lemak,
cacing.
Mikroskopis
b. Leukosit, telur cacing, parasit, bakteri, darah samar.

Sumber: http://repository.usu.ac.id

13. Apa saja yang diperiksa untuk menentukan tingkat keasaman feses dan
caranya?
 Pengukuran pH
tinja pada keadaan normal memiliki pH 7-8. Pada keadaan malabsorpsi laktosa,
akibat fermentasi laktosa oleh bakteri di usus besar yang membentuk asam
lemak rantai pendek, pH tinja menjadi rendah yaitu kurang dari 6.
 Clinitest Tablet (modifikasi Kerry dan Anderson, 1964)
a. Prinsip kerja: Berdasarkan terjadinya reduksi ion cupri (CuSO4).
b. Cara kerja :
i. Tinja cair ditampung dengan plastik.
ii. Masukkan tinja cair tersebut dalam tabung Ames sebanyak 5 tetes.
iii. Tambahkan dalam tabung tersebut 10 tetes air.
iv. Masukkan 1 tablet “Clinitest” ke dalam tabung yang berisi larutan
tersebut.
v. Perubahan warna yang terjadi kemudian dibandingkan dengan
warna standar yang tersedia.
c. Hasil:
i. Dinyatakan dengan –(0%), Trace(0,25%),+(0,5%), ++(0,75%),
+++(1%), ++++(2%).
ii. Dicurigai adanya malabsorpsi aktosa bila didapatkan lebih dari 0,5%
bahan pereduksi (++ - ++++).
Sumber:
Edi, S. Malabsorpsi laktosa pada anak. J Kedokter Trisakti, September-Desember
1999-Vol.18, No.3 139
14. Sebutkan bakteri yang menyebabkan diare?
a. Stafilococcus aureus
b. Bacillus cereus
c. Clostridium perfringens
d. Vibrio cholerae
e. Escherchia coli
f. Shigella Sp.
g. Salmonella typhi
h. Campylobacter
i. Yersinia Sp.
j. Aeromonas
k. Plesiomonas shigelloides

Sumber: Zein U. 2004. Diare akut disebabkan bakteri. Universitas Sumatera Utara

15. Bagaimana sifat Escherichia coli? Berapa jenis Escherichia coli?


Escherichia coli merupakan golongan bakteri mesofilik yaitu bakteri yang suhu
pertumbuhan optimumnya 15-45°C dan dapat hidup pada pH 5,5-8. E. coli akan
tumbuh secara optimal pada suhu 27° C. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hawa
et al. (2011), E. coli memiliki suhu maksimum pertumbuhan 40-45°C, di atas suhu
tersebut bakteri akan mengalami inaktivasi. Penentuan serotipe bakteri E. coli
berdasarkan antigen dinding sel (O), kapsular (K), dan flagela (H). Diperkirakan
terdapat 173 antigen O, 80 antigen kapsular (K), 56 antigen H yang telah diisolasi
(Gyles dalam Gyles dan Thoen, 1993).
Escherichia coli biasanya berkolonisasi di saluran pencernaan dalam beberapa
jam setelah masuk ke dalam tubuh dan membangun hubungan mutualistik. Namun,
strain non-patogenik dari E. coli bisa menjadi patogen, ketika adanya gangguan di
dalam pencernaan serta imunosupresi pada host (Sanz-Garcia et al., 2009; Sharma et
al., 2011; Janny et al., 2012).
Penelitian yang dilakukan oleh Jawetz et al. (1996), menyatakan bakteri E. coli
pada media EMBA membentuk koloni khas berwarna hijau metalik dengan pusat
koloni berwarna gelap. Pada media SIM, bakteri E. coli bersifat motil dan menghasilkan
indol. E. coli secara khas memberi hasil positif pada tes indol, lisin, dekarboksilase dan
peragian manitol serta membentuk gas dari glukosa.
Jenis E. coli:
o Enteroinvasive E. coli (EIEC)
Menyebabkan penyakit yang mirip dengan shigellosis dengan menyerang
sel epitel mukosa usus.
o Enteroagregative E. coli (EAEC)
Menyebabkan diare yang akut dan kronis (dalam jangka waktu lebih dari 14
hari) dengan cara melekat pada mukosa intestinal, menghasilkan
enterotoksin dan sitotoksin, sehingga terjadi kerusakan mukosa, pengeluran
sejumlah besar mukus, dan terjadi diare.
o Enteropathogenic E. coli (EPEC)
Merupakan penyebab penting diare pada bayi, khususnya di negara
berkembang. Bakteri ini melekat pada usus kecil. Infeksi EPEC dapat
mengakibatkan diare cair yang sulit diatasi dan kronis.
o Enterotoxigenic E. coli (ETEC)
Beberapa strain ETEC memproduksi eksotoksin yang sifatnya labil terhadap
panas (LT) dan toksin yang stabil terhadap panas (ST). Infeksi ETEC dapat
mengakibatkan gejala sakit perut, kadang disertai demam, muntah, dan pada
feses ditemukan darah.
o Enterohemorrhagic E. coli (EHEC)
Serotipe E. coli yang memproduksi verotoksin yaitu EHEC O157:H7.
EHEC memproduksi toksin yang sifatnya hampir sama dengan toksin Shiga
yang diproduksi oleh strain Shigella dysenteriae. Verotoksin yang
dihasilkan menghancurkan dinding mukosa menyebabkan pendarahan
Sumber: http://repository.usu.ac.id
16. Bagaimana sifat dari diare yang disebabkan shigella?
Diare yang disebabkan oleh infeksi Shigella atau disebut Shigellosis akan
mengalami penyembuhan dalam 3 hari hingga 1 minggu. Diare akibat shigellosis
jarang bertahan hingga 1 bulan. Sifat diare yang umum ditemukan:
- Diare akut diserati darah
- Nyeri abdomen (abdominal cramping)
- Tenesmus
- Sulit menahan BAB (urgency)
- Demam
- Muntah
- dehidrasi

Sumber: Medscape. Shigellosis Clinical Presentation, 2017

17. Selain anemia defisiensi besi, apa saja selain itu?


Berdasarkan Sudoyo, et al (2010) anemia diklasifikasikan menurut beberapa hal,
yaitu:
1) Klasifikasi menurut etiopatogenesis
o Anemia karena gangguan pembentukan eritrosit dalam sumsum tulang
 Kekurangan bahan esensial pembentuk eritrosit
 Anemia defisiensi besi
 Anemia defisiensi asam folat
 Anemia defisiensi vitamin B12
 Gangguan penggunaan (utilisasi) besi
 Anemia akibat penyakit kronis
 Anemia sideroblastik
 Anemia defisiensi vitamin B12
 Anemia aplastic
 Anemia mieloptisik
 Anemia pada keganasan hematologi
 Anemia diseritropoietik
 Anemia pada sindrom mielodisplastik
o Anemia akibat hemoragi
 Anemia pasca perdarahan akut
 Anemia akibat perdarahan kronik
o Anemia hemolitik
 Anemia hemolitik intrakorpuskular
 Gangguan membran eritrosit (membranopati)
 Gangguan enzim eritrosit (enzimopati): anemia akibat defisiensi G6PD
 Gangguan hemoglobin (hemoglobinopati): thalassemia dan
hemoglobinopati struktural
 Anemia hemolitik ekstrakorpuskular
 Anemia hemolitik autoimun
 Anemia hemolitik mikroangiopatik
 Lain-lain
o Anemia dengan penyebab yang tidak diketahui atau dengan pathogenesis yang
kompleks
2) Klasifikasi berdasarkan gambaran morfologi
o Anemia hipokromik mikrositer: bila MCV <80 fl dan MCH <27 pg.
o Anemia normokromik normositer: bila MCV 80-95 fl dan MCH 27-34 pg
o Anemia Makrositer: bila MCV > 95 fl.
3) Klasifikasi berdasarkan derajat keparahan
Berikut derajat keoparahan anemia menurut WHO (2014)
18. Untuk menentukan anemia defisiensi besi, apa saja pemeriksaan untuk
mendiagnosis dan menilai ?
Anemia defisiensi besi tergolong dalam anemia mikrositik hipokrom. Dan untuk
menyingkirkan jenis anemia lainnya yang juga termasuk dalam mikrositik
hipokrom, bisa dilihat dari algortima berikut:

Sumber: Pendekatan Klinis dan Diagnosis Anemia, CDK-194/ vol. 39 no. 6, th.
2012

19. Bagaimana gambaran darah tepi anemia defisiensi besi?


Sediaan hapus darah tepi ditemukan :
a. Ukuran eritrosit
o kecil (mikrosit)
 dibandingkan dengan ukuran limfosit kecil
o tidak sama besar (anisositosis)
b. Warna eritrosit pucat (hipokrom)
o bagian pucat di tengah eritrosit > N
 (lbh besar dari 1/3 diameter eritrosit)
o pada keadaan berat, eritrosit sangat pucat (anulosit)
Sumber:
http://repository.unand.ac.id/18465/5/PEM.%20LAB%20PADA%20%20ANEMI
A%20DEFISIENSI-Kuliah%20Pakar%20Prof%20Rismawati.ppt
20. Bagaimana tanda-tanda klinis Bronkopneumonia? tanda-tanda awal, definisi,
etiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, komplikasi?

Definisi
Pneumonia adalah infeksi paru-paru. Bronkopneumoni atau pneumonia lobaris
merupakan salah satu tipe pneumonia yang juga menyebabkan inflamasi pada
bronkus. Bronchopneumonia adalah radang paru yang disebabkan oleh virus
bakteri,jamur dan benda asing lain yang mengakibatkan tersumbatnya alveolus dan
bronkeolus oleh eksudat.(Ngastiyah,1997:39)
Etiologi
Kasus bronkopneumonia biasa disebabkan oleh bakteri:
- Staphylococcus aureus
- Haemophilus influenza
- Pseudomonas Aeruginosa
- Escherichia coli
- Klebsiella pneumonia
Proses bronchopneumonia dimulai dari akibat inhalasi mikroba yang ada diudara,
aspirasi organisme dari nasofaring atau penyebaran hematogen. Selain itu juga
berhasilnya kuman pathogen seperti virus, bakteri, jamur, mycoplasma dan benda
asing masuk kesaluran pernafasan
yaitu ke bronkus sehingga terserap ke paru perifer yang menyebabkan reaksi
jaringan berupa udema, yang mempermudah proliferasi dan penyebaran kuman.
Bagian paru yang terkena mengalami konsolidasi, yaitu terjadinya serbukan sel
PMN (poli morfonuklear), fibrin, eritrosit, cairan edema dan kuman di alveoli.
Proses ini termasuk dalam stadium hepatisasi merah, sedangkan stadium hepatisasi
kelabu adalah kelanjutan proses infeksi berupa deposisi fibrin ke permukaan
pleura. Ditemukan pula fibrin dan leukosit PMN di alveoli dan proses fagositosis
yang cepat. Dilanjutkan stadium resolusi, dengan peningkatan jumlah sel makrofag
di alveoli, degenerasi sel dan menipisnya fibr in, serta menghilangnya kuman.
(Mansjoer,2000:465)
Patofisiologi:
Pneumonia dapat ditularkan dengan cara “airborne”, mikroba dari individu yang
terinfeksi terhirup oleh orang lain. Biasanya pada individu yang sehat, bakteri
saluran nafas atas seperti Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus influenza
merupakan bakteri yang umumnya menyebabkan “community acquired
pneumonia”.
Sumber:
https://www.thoracic.org/patients/patient-resources/breathing-in-
america/resources/chapter-15-pneumonia.pdf
http://eprints.ums.ac.id/16761/2/BAB_I.pdf

Manifestasi Klinis :
- meningkatnya denyut jantung
- Kadar oksigen darah rendah
- Retraksi otot dada
- Tidak mau menyusu, makan atau minum
- Demam
- Sulit tidur
Biasanya didahului ISPA selama beberapa hari
1. Sesak nafas.
2. Suhu naik 39oC- 40oC ,dangkal, kejang, gelisah.
3. Pernafasan cepat, dangkal disertai cuping hidung dan pucat disekitar
mulut dan hidung.
4. Perubahan bunyi nafas.
5. Batuk mula -mula kering menjadi produktif.
6. Kadang disertai muntah dan diare.
7. Penurunan kesadaran.(Ngastiyah, 1997:41)
8. Serangan akut dan membahayakan.
9. Sakit kepala, Malaise.
10. Nyeri abdomen.
Pemeriksaan Penunjang:
- x-ray dada
- Complete blood count
- Kultur darah atau sputum
- Ct scan
- Bronkoskopi
- Pulse oksimetri
KOMPLIKASI:
1. Abses kulit.
2. Abses jaringan lunak.
3. Otitis media.
4. Sinusitis.
5. Meningitis perikarditis.
6. Perikarditis. (Mansjoer, 2000:466)
Sumber: https://www.healthline.com/health/bronchopneumonia
21. Bagaimana tanda-tanda klinis anemia hemolitik?
Anemia hemolitik autoimun seringkali menunjukkan gejala berupa mudah lelah,
malaise, dan demam, ikterus dan perubahan wama urin. Seringkali gejala disertai
dengan nyeri abdomen, gangguan pernapasan
Tanda-tanda lain : hepatomegali dan splenomegali.
Sumber:https://fkuwks2012c.files.wordpress.com/2015/03/kuliah-anemia-
hemolitikhandout.pdf
22. Bagaimana tanda-tanda klinis hapus darah tepi anemia hemolitik?
Gambaran darah tepi : sferositosis, polikromasi, poikilositosis, sel eritrosit berinti,
retikulositopeni pada awal anemia.
• Kadar hemoglobin 3 g/dl-9g/dl
• jumlah leukosit bervariasi disertai gambaran sel muda (metamielosit, mielosit, dan
promielosit), kadang disertai trombositopeni.
• Kadar bilirubin indirek meningkat.
• Gambaran sumsum tulang hiperplasi sel eritropoetik normoblastik
Sumber:
https://fkuwks2012c.files.wordpress.com/2015/03/kuliah-anemia-
hemolitikhandout.pdf
23. Apa saja kandungan Kaen 1B? berapa persen?
Na 38.5 meq, CI 38.5 meq, glucose 37.5 g
Sumber: http://www.apotikantar.com/ka-en_1b_larutan_500_ml
24. Apa kandungan antrain?
Antrain adalah obat bermerek yang mengandung natrium metamizole. Metamizole
sendiri merupakan obat analgetik, antispasmodik, dan antipiretik untuk
meringankan rasa sakit, seperti sakit gigi, sakit kepala, nyeri sendi, nyeri otot,
dismenore (nyeri haid), nyeri kolik dan lain-lain.
Sumber: https://mediskus.com/antrain-kegunaan-dosis-efek-samping
25. Apa efek samping pemberian cefotaxime?
Efek Samping cefotaxime dapat berupa :
- Gastrointestinal: coIitis, diare, mual, muntah, nyeri abdomen.

- Susunan saraf pusat: sakit kepala, pusing.

Sumber:
http://www.kalbemed.com/Products/Drugs/Generic/tabid/246/ID/6006/Cefotaxim
e-OGB-HJ.aspx

26. Apa isi valium?


Valium berisi diazepam
Sumber: http://www.kerjanya.net/faq/9129-valium-5-mg.html
27. Apa indikasi valium?
Diazepam atau valium dimetabolisme di hati sehingga pemberiannya harus hati-
hati bagi penderita dengan gangguan fungsi hati. Valium bekerja cepat sesaat
setelah penderita mengonsumsinya. Lama efek yang ditimbulkan bervarisi.
Diazepam yang diberikan melalui oral (tablet) dapat bertahan 7-8 jam. Sedangkan
diazepam yang diberikan melalui suntikan hanya bertahan 5-90 menit. Beberapa
indikasi atau kondisi untuk obat valium yakni: Gangguan rasa cemas; Kondisi
reaksi lepas alkohol; Pasien yang akan menjalani endoskopi (teropong saluran
cerna); Pasien yang akan menjalani operasi; Spasme otot; Gangguan kejang,
termasuk epilepsi.
Sumber: http://www.kerjanya.net/faq/9129-valium-5-mg.html
28. Apa efek samping valium?
Beberapa efek samping valium antara lain: Tekanan darah rendah (hipotensi);
Lemah, lemas; Penurunan frekuensi napas hingga henti napas; Gangguan jumlah
komponen darah.
Sumber: http://www.kerjanya.net/faq/9129-valium-5-mg.html
29. Berapa dosis valium?
Valium tersedia dalam kemasan tablet dengan dosis 2 mg dan 5 mg. Dosis Untuk
kejang ialah 2-10 mg setiap 6-12 jam atau 0,2 mg/kg berat badan/kali minum. Dosis
untuk anak usia 2-5 tahun ialah 0,5 mg/kg berat badan diulangi setiap 4-12 jam.
Dosis untuk anak usia 6-11 tahun ialah 0,3 mg/kg berat badan diulangi setiap 4-12
jam. Dosis untuk anak usia 12 tahun ke atas ialah 0,2 mg/kg berat badan diulangi
setiap 4-12 jam.
Sumber: http://www.kerjanya.net/faq/9129-valium-5-mg.html
30. Berapa konsentrasi ambroxol sirup?
Sediaan ambroxol sirup
botol 60 ml syrup yang mengandung ambroxol HCl 15 mg / 5 ml syrup
botol 60 ml syrup forte yang mengandung ambroxol HCl 30 mg / 5 ml syrup forte

Sumber:https://www.farmasiana.com/ambroxol/ambroxol-syrup/
31. Bagaimana kerja zink atasi diare?
 Zinc merupakan kofaktor enzim superoxide dismutase (SOD). SOD akan
merubah anion superoksida (merupakan radikal bebas hasil sampingan dari
proses sintesis ATP yang sangat kuat dan dapat merusak semua struktur
dalam sel) menjadi H2O2, yang selanjutknya diubah menjadi H2O dan O2
oleh enzim katalase. Jadi SOD sangat berperan dalam menjaga integritas
epitel usus.
 Zinc berperan sebagai anti-oksidan.
 Zinc menghambat sintesis Nitrit Oxide (NO). Dengan pemberian zinc,
diharapkan NO tidak di sintesis secara berlebihan sehingga tidak terjadi
kerusakan jaringan dan tidak terjadi hipersekresi.
 Zinc berperan dalam penguatan system imun.
 Zinc berperan dalam menjaga keutuhan epitel usus, berperan sebagai
kofaktor berbagai factor transkripsi sehingga transkripsi dalam sel usus
dapat terjaga.
(Sumber: Pemberian Zic dalam Terapi Diare pada Anak oleh Pertiwi
Chandrawati)
32. Apa kandungan nystatin?
Nystatin adalah obat anti jamur yang digunakan untuk mengatasi infeksi jamur
Candida pada rongga mulut, tenggorokan, usus, dan vagina.
(Sumber: mims.com)
33. Bagaimana cara kerja miconazole?
Miconazole menghambat biosintesis ergosterol, sehingga merusak membran
dinding sel jamur dan meningkatkan permeabilitasnya.
(Sumber: mims.com)
34. Apa saja yang dinilai pada prognosis?

Macam prognosis
1. Ad vitam (hidup)
2. Ad functionam (fungsi)
3. Ad sanationam (sembuh)
Jenis prognosis
 Sanam (sembuh)
 Bonam (baik)
 Malam (buruk/jelek)
 Dubia (tidak tentu/ragu-ragu)
 Dubia ad sanam/bonam (tidak tentu/ragu-ragu, cenderung sembuh/baik)
 Dubia ad malam (tidak tentu/ragu-ragu, cenderung buruk/jelek)

(Sumber: https://id.wikibooks.org/wiki/Catatan_Dokter_Muda/Prognosis)
35. Apa saja yang ditinjau jika pasien datang dengan keluhan demam?
a. Sejak kapan?
b. Sifat demam? Terus menerus demam, atau naik turun?
c. Waktu kapan paling tinggi demamnya? Pagi,siang atau malam?
d. Gejala lain yang menyertai?
e. Apakah dalam keluarga ada juga yang sedang demam?
f. Keadaan Lingkungan dan Tempat tinggal bagaimana?apakah ada ternak burung
atau unggas?
g. Apakah pernah bepergian ke suatu tempat yang diketahui endemik penyakit
tertentu?
h. apakah pernah kontak dengan penderita penyakit dengan gejala demam?
i. Riwayat Penyakit Sebelumnya?
j. Riwayat pengobatan yang pernah diterima?
(Sumber: https://www.scribd.com/doc/112255281/ANAMNESIS-DEMAM)
36. Apa saja tipe-tipe demam?
Klasifikasi berdasarkan lama demam pada anak, dibagi menjadi:
a. Demam kurang 7 hari (demam pendek) dengan tanda lokal yang jelas,
diagnosis etiologik dapat ditegakkan secara anamnestik, pemeriksaan fisis,
dengan atau tanpa bantuan laboratorium, misalnya tonsilitis akut.
b. Demam lebih dari 7 hari, tanpa tanda lokal, diagnosis etiologik tidak dapat
ditegakkan dengan amannesis, pemeriksaan fisis, namun dapat ditelusuri
dengan tes laboratorium, misalnya demam tifoid.
c. Demam yang tidak diketahui penyebabnya, sebagian terbesar adalah sindrom
virus.

Jenis demam menurut Nelwan (2007):

a. Demam septik

Pada tipe demam septik, suhu tubuh berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali
pada malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada pagi hari.
Demam sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang
tinggi tersebut turun ke tingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.

b. Demam remiten

Pada tipe demam remiten, suhu tubuh dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah
mencapai suhu normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai
dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat pada demam septik.

c. Demam intermiten

Pada demam intermiten, suhu tubuh turun ke tingkat yang normal selama beberapa
jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dua hari sekali disebut tersiana
dan bila terjadi dua hari bebas demam diantara dua serangan demam disebut
kuartana.
d. Demam kontinyu

Pada demam tipe kontinyu variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari
satu derajat.

e. Demam siklik

Pada tipe demam siklik terjadi kenaikan suhu tubuh selama beberapa hari yang
diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh
kenaikan suhu seperti semula.

(Sumber: Demam Pada Anak oleh Ismoedijanto. Sari Pediatri: Agustus, 2000.)

37. Sesak bahasa kedokterannya apa?


Dispnea.

(Sumber: Kamus kedokteran Dorland)

38. Jika pasien datang dengan keluhan batuk, apa saja yang ditanyakan?
 Berapa lama batuknya?
 Bagaimana pola batuknya? Malam/dini hari?
 Apakah ada factor pencetus?
 Apakah disertai dengan whoops atau muntah atau sianosis sentral?
 Apakah ada kontak dengan pasien TB?
 Apakah ada gejala lain?
 Apakah ada riwyat infeksi HIV?
 Bagaimana riwayat imunisasi BCG, DPT, Campak, dan Hib?
 Apakah memiliki riwayat atopi (asma, eksem, rhinitis, dll) pada pasien atau
keluarga?
(Sumber:ichrc.org/41-anak-yang-datang-dengan-batuk-dan-atau-kesulitan-
bernapas)
39. Jika pasien datang dengan keluhan kejang, apa saja yang ditanyakan?
 Berapa lama kejang nya?
 Berapa kali kejang dalam sehari?
 Apakah kejang disertai demam?
 Apakah pernah kejang demam sebelumnya?
 Apakah memiliki riwayat epilepsi?

(Sumber:http://www.ichrc.org/143-anak-yang-lemahletargis-tidak-sadar-atau-kejang)
40. Bagaimana patofisiologi terjadi kejang pada bronkiolitis ?
Bronkiolitis adalah infeksi saluran respiratorik bawah yang disebabkan oleh virus.
Apabila anak demam, dapat mengakibatkan terjadinya bangkitan kejang.
(Sumber: http://www.ichrc.org/441-bronkiolitis)
41. Apa arti dari PICU?
PICU adalah singkatan dari Pediatric Intensive Care Unit. PICU adalah fasilitas
atau unit yang terpisah, yang dirancang untuk penanganan penderita anak yang
mengalami gangguan medis, bedah dan trauma, atau kondisi yang mengancam
nyawa lainnya, sehingga memerlukan perawatan intensif, observasi yang bersifat
komprehensif dan perawatan khusus.
(Sumber: Buku Panduan Pelayanan Emergensi, Rawat Intermediet, dan Rawat
Intensif Anak oleh IDAI 2016)
42. Apa saja yang ditanyakan tentang pasien, ketika ibunya masih hamil?
a. Keluhan yang dialami selama kehamilan:Misalnya nausea (mual), muntah,
frekwensi kencing, nyeri kepala, keputihan, oedema, konstipasi,
perdarahan,nyeri abdomen, dan lain-lain.
b. Gerakan janin pertama kali :Ditanyakan untuk mengetahui gerakan pertama
kali yang dirasakan oleh ibu pada umur kehamilan berapa bulan/minggu dan
mengetahui masalah yang mungkin terjadi pada janin yang dikandung.
c. Ditanyakan untuk mengetahui usia kehamilan saat ini, HPHT, gerakan janin,
tanda bahaya dan penyulit, imunisasi, obat seperti penambah darah, dan
kekhawatiran khusus.
(Sumber:https://ayattihasanal.wordpress.com/2014/05/10/anamnesa-ibu-
hamil/)
43. Apa saja yang ditanyakan pada ibu tentang pasien, ketika pasca lahir?
Ditanyakan untuk mengetahui jumlah kehamilan dan persalinan, kapan, dimana,
penolong persalinan, jenis persalinan, dan robekan jalan lahir, imunisasi yang di
dapat anak,penyakit penyerta anak, tindakan yang di berikan pada anak
(Sumber: https://ayattihasanal.wordpress.com/2014/05/10/anamnesa-ibu-hamil/)
44. Apa definisi ASI ekslusif ?
Air Susu Ibu (ASI) diberikan secara ekslusif selama enam bulan sejak lahir tanpa
memberikan makanan serta minuman tambahan kepada bayi.
(Sumber: Faktor Demografi, Pengetahuan, Ibu Tentang Air Susu Ibu dan Pemberian
ASI Ekslusif oleh Iis Sriningsih. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 2011)
45. Bagaimana awal pemberian ASI ekslusif?
IMD (Inisiasi Menyusui Dini) Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi
tertentu seperti ibu pasca operasi sesar. Bayi diletakkan disamping kepala ibu
dengan posisi kaki diatas. Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti
memegang bola bila disusui bersamaan, dipayudara kiri dan kanan. Pada ASI yang
memancar (penuh), bayi ditengkurapkan diatas dada ibu, tangan ibu sedikit
menahan kepala bayi, dengan posisi ini bayi tidak tersedak.
(Sumber: Buku Panduan Keterampilan Teknik Menyusui. Sistem Reproduksi
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2015)
46. Bagaimana cara pemberian ASI ekslusif?
Pemberian ASI ekslusif termasuk memberikan kolostrum tanpa memberikan
makanan serta minuman tambahan selama enam bulan pertama sejak lahir.
(Sumber: Faktor Demografi, Pengetahuan, Ibu Tentang Air Susu Ibu dan Pemberian
ASI Ekslusif oleh Iis Sriningsih. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 2011)
47. Apa yang mempengaruhi pertumbuhan pada anak?
Faktor Internal :
a. Ras/Etnik
b. Keluarga
c. Umur
d. Jenis Kelamin
e. Genetik
f. Kelainan Kromosom

Faktor Eksternal:
Prenatal Perinatal Pascanatal
1. Gizi Komplikasi persalinan 1. Gizi
2. Mekanis seperti trauma kepala dan 2. Penyakit Kronis
3. Toksin asfiksia 3. Stimulasi
4. Endokrin 4. SosioEkonomi
5. Radiasi
6. Infeksi
7. Kelainan Imun
8. Anoksia Embrio
9. Psikologi Ibu

(Sumber: Buku Tumbuh Kembang Anak oleh Soetjiningsih & Ranuh, 2013)
48. Apa yang mempengaruhi perkembangan pada anak?
a. Pola Asuh Orang Tua
Pola asuh merupakan suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam
mendidik anak-anaknya sebagai perwujudan dari rasa
tanggung jawab kepada anak-anaknya. Orang tua mempunyai
tanggung jawab yang paling besar terhadap perkembangan anak.
Orang tua harus menciptakan suasana yang kondusif untuk mewujudkan
pola asuh yang baik.
b. Lingkungan
Lingkungan dapat diartikan secara fisiologis, psikologis dan sosio kultural.
 Lingkungan Secara Fisiologis
Faktor lingkungan yang mempengaruhi secara fisiologis
mencakup segala kondisi dan material jasmaniah di dalam tubuh
seperti gizi, vitamin, air, zat asam, suhu, sitem saraf, peredaran darah,
pernafasan, pencernaan makanan, kelenjar-kelenjar indokrin, sel-sel
pertumbuhan dan kesehatan jasmani.
 Lingkungan Secara Psikologi
Secara psikologis, lingkungan mencakup segenap stimulasi yang
diterima oleh individu mulai sejak dalam konsesi, kelahiran . stimulasi itu
diantaranya berupa : sifat-sifat gen,selera, keinginan, perasaan, tujuan-
tujuan, minat, kebutuhan, kemauan, emosi, dan kapasitas intelektual.
 Lingkungan Secara Sosio-Kultural
Secara sosio-kultural lingkungan meliputi segenap stimulasi,
interaksi dan kondisi eksternal dalam hubungannya dengan perlakuan
ataupun karya orang lain. Pola hidup keluarga, pergaulan
kelompok, pola hidup masyarakat, latihan, belajar, pendidikan
pengajaran baik dirumah ataupun di sekolah, dan bimbingan
penyuluhan.
c. Secara Keturunan
Faktor lain yang mempengaruhi perkembangan anak adalah
keturunan, menurut Monks yaitu perkembangan anak dilihat sebagai
pertumbuhan dan pemasakan organisme. Perkembangan bersifat endogen,
artinya perkembangan tidak hanya berlangsung spontan saja,
melainkan juga harus dimengerti sebagai pemekaran yang telah ditentukan
secara biologis dan tidak dapat berubah lagi.
(Sumber: Buku Tumbuh Kembang Anak oleh Soetjiningsih & Ranuh, 2013)
49. BCG singkatan dari apa?
Bacillus Calmette-Guerin.
(Sumber:http://www.health.nsw.gov.au/Infectious/tuberculosis/Documents/Langu
age/bcg-information-ind.pdf)
50. Apa penyebab penyakit difteri?
Difteri adalah penyakit akut yang disebabkan oleh Corynebacterium diphtheria.
(Sumber: Difteri pada anak oleh Edi Hartoyo. Sari Pediatri: Februari, 2018)
51. Apa sifat kuman penyebab difteri?
Bakteri Gram positif fakultatif anaerob.
(Sumber: Difteri pada anak oleh Edi Hartoyo. Sari Pediatri: Februari, 2018)
52. Apa itu pseudomembran?
Toksin difteria diabsorbsi ke dalam selaput mukosa dan menyebabkan destruksi
epitel dan respons peradangan superfisial. Epitel yang mengalami nekrosis tertanam
dalam eksudat fibrin dan sel-sel darah merah dan putih, sehingga terbentuk
”pseudomembran” yang berwarna kelabu –yang sering melapisi tonsil, faring, atau
laring. Setiap usaha untuk membuang pseudomembran akan merusak kapiler dan
mengakibatkan pendarahan. Kelenjar getah bening regional pada leher membesar,
dan dapat terjadi edema yang nyata di seluruh leher.
(Sumber: https://www.medscape.org/Diphteria)

53. Tetanus disebabkan oleh kuman apa?


Tetanus disebabkan oleh eksotoksin Clostridium tetani.
(Sumber: Penatalaksanaan Tetanus oleh Ni Komang Saraswita. CDK, 2014)
54. Apa sifatt-sifat kuman tetanus?
Bakteri bersifat obligat anaerob.
(Sumber: Penatalaksanaan Tetanus oleh Ni Komang Saraswita. CDK, 2014)
55. Sebutkan 2 macam toksin tetanus?
Toksin tetanospasmin dan tetanolysin.
(Sumber: Penatalaksanaan Tetanus oleh Ni Komang Saraswita. CDK, 2014)
56. Sebutkan manfaat dari fungsi toksin tetanus tersebut?
Tetanospasmin adalah neurotoksin poten yang bertanggungjawab terhadap
manifestasi klinis tetanus, sedangkan tetanolysin sedikit memiliki efek klinis.
(Sumber: Penatalaksanaan Tetanus oleh Ni Komang Saraswita. CDK, 2014)
57. Sebutkan port d’entry dari tetanus neunatorum?
Tali pusat bayi.
(Sumber: Tetanus oleh Hinfey. Medscape, 2017)
58. Apa kuman penyebab pertusis?
Bordetella pertusis atau Hemopilus pertusis
(Sumber: https://www.medscape.org/Pertusis)
59. Sebutkan sifat-sifat kuman pertusis?
Gram negative, dan dengan pewarnaan toluidin biru dapat terlihat granula bipolar
metakromatik. Bakteri ini aerob murni dan membentuk asam tetapi tidak
membentuk gas dari glukosa dan laktosa.
(Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Bordetella_pertussis)
60. Sebutkan stadium-stadium pertusis?
a. Stadium kataral (1-2 minggu)
Menyerupai gejala ISPA: rinore dengan lender cair, jernih, terdapat Injeksi
konjungtiva, lakrimasi, batuk ringan iritatif kering dan intermiten, panas tidak
begitu tinggi, dan droplet sangat infeksius.
b. Stadium paroksimal atau spasmodic (2-4 minggu)
Frekuensi derajat batuk bertambah 5-10 kali pengulangan batuk uat, selama
expirsi diikuti usaha insprasi masif yang medadak sehingga menimbulkan bunyi
melengking (whooop) oleh karena udara yang dihisap melalui glotis yang
menyempit. Muka merah, sianosis, mata menonjol,lidah menjulur, lakrimasi,
salivasi, petekia diwajah, muntah sesudah batuk paroksimal, apatis , penurunan
berat badan, batuk mudah dibangkitkan oleh stress emosiaonal dan aktivitas
fisik. Anak dapat terberak berak dan terkencing kencing. Kadang kadang pada
penyakit yang berat tampak pula perdarahan subkonjungtiva dan epistaksis.
c. Stadium konvalesens (1-2 minggu)
Whoop mulai berangsur angsur menurun dan hilang 2-3 minggu kemudian
tetapi pada beberapa pasien akan timbul batuk paroksimal kembali. Episode
ininakan berulang ulang untuk beberapa bulan dan sering dihubungkan dengan
infeksi saluran napas bagian atas yang berulang.
(Sumber: https://www.medscape.org/Pertusis)
61. Apa komplikasi dari pertusif?
- Pneumonia: Merupakan komplikasi tersering dari pertusis yang disebabkan oleh
infeksi sekunder bakteri atau akibat aspirasi muntahan.
- Kejang: Hal ini bisa disebabkan oleh anoksia sehubungan dengan serangan apnu
atau sianotik, atau ensefalopati akibat pelepasan toksin.
- Gizi kurang: Anak dengan pertusis dapat mengalami gizi kurang yang disebabkan
oleh berkurangnya asupan makanan dan sering muntah.
- Perdarahan dan hernia
Perdarahan subkonjungtiva dan epistaksis sering terjadi pada pertusis.
Hernia umbilikalis atau inguinalis dapat terjadi akibat batuk yang kuat.
(Sumber: http://www.ichrc.org/47-pertusis)
62. Apa nama kuman polio?
Penyebab polio ada poliovirus atau Virus Polio. Virus polio (VP) adalah virus RNA
ultra mikroskopik yang termasuk genus Enterovirus, dalam famili Picornaviridae.
Virus single stranded 30% terdiri dari virion, protein mayor (VP1 sampai 4) dan
satu protein minor (VPg).
(Sumber: Sari Pediatri, Vol. 18, No. 3, Oktober 2016)
63. Sebutkan nama lengkap penyakit yang disebabkan oleh kuman polio?
Poliomielitis atau yang lebih dikenal dengan polio merupakan penyakit menular
yang dapat menyebabkan kelumpuhan dan atrofi otot yang ireversibel, bahkan
kematian pada anak.
(Sumber: Sari Pediatri, Vol. 18, No. 3, Oktober 2016)
64. Sebutkan 3 jenis kuman polio?
Virus polio terdiri dari 3 serotipe yaitu serotipe 1, 2, dan 3 masing-masing disebut
juga serotipe Mahoney, Lansing, dan Leon.
(Sumber: Sari Pediatri, Vol. 18, No. 3, Oktober 2016)
65. Apa itu MR?
Vaksin MR merupakan kombinasi vaksin campak atau Measles (M) dan Rubella
(R).
(Sumber: Ikatan Dokter Anak Indonesia IDAI (2017). Imunisasi. Daftar
Pertanyaan Seputar Imunisasi Campak/Measles dan Rubella)
66. Bagaimana penjadwalan MR?

Imunisasi MR diberikan untuk semua anak usia 9 bulan sampai dengan kurang dari
15 tahun selama kampanye imunisasi MR. Selanjutnya imunisasi MR masuk dalam
jadwal imunisasi rutin dan diberikan pada anak usia 9 bulan, 18 bulan, dan kelas 1
SD/sederajat menggantikan imunisasi Campak.
(Sumber: Ikatan Dokter Anak Indonesia IDAI (2017). Imunisasi. Daftar
Pertanyaan Seputar Imunisasi Campak/Measles dan Rubella)

67. Bagaimana dosis MR?


Vaksin MR diberikan dengan dosis 0,5 ml.
(Sumber: Ikatan Dokter Anak Indonesia IDAI (2017). Imunisasi. Daftar
Pertanyaan Seputar Imunisasi Campak/Measles dan Rubella)
68. Bagaimana cara pemberian MR?
Vaksin MR diberikan secara subkutan.
(Sumber: www.kemenkes.go.id )
69. Bagaimana pemberian vaksin Hepatitis B pada anak usia > 1 tahun?

Pada anak usia >1 tahun: Diberikan 3 dosis (dewasa 1 mL, anak 0.5 mL) pada bulan
ke 0, 1 dan 6. Booster dapat diberikan setiap 5 tahun.
(Sumber: Dalimartha, 2004)
70. Bagaimana dosis pemberian vaksin Hepatitis B pada anak usia > 1 tahun?
>1 tahun: Diberikan 3 dosis (dewasa 1 mL, anak 0.5 mL)

(Sumber: Dalimartha, 2004)


71. Bagaimana cara penyuntikan Hepatitis B pada anak?

Vaksin hepatitis dapat disuntikkan pada:

a. Muskulus Kuadriseps pada bagian antero-lateral paha (lebih dipilih karena


risiko kecil terinjeksi secara IV atau mengenai tulang femur dan jejas pada
nervus skiatikus).
b. Muskulus deltoideus (mengandung sedikit lemak atau jaringan subkutan
sehingga memudahkan penyuntikan). Area ini digunakan hanya untuk
pemberian imunisasi bukan untuk pemberian obat lain.
72. Kenapa imunisasi hepatitis tidak boleh didaerah gluteus?
Karena menurut penelitian penyuntikan di deltoid atau paha bagian luar
memberikan titer antibodi yang lebih tinggi 17 kali lipat dibandingkan di regio
gluteus. Kurang lebih 20% subyek dengan suntikan di regio gluteus gagal
memberikan titer antibodi hal ini mungkin disebabkan oleh banyaknya jaringan
lemak sehingga suntikan tidak mencapai otot. Selain itu, karena dijaringan lemak
tidak banyak mengandung pembuluh darah kapiler untuk mengabsorbsi vaksin
yang disuntikkan didaerah tersebut, akibatnya vaksin akan lama tertimbun disana
dan ini mudah menyebabkan terjadinya abses setelah vaksinasi, dan menyebabkan
terjadinya KIPI pasca vaksinasi. Atau bisa juga terjadi vaksin yang disuntikkan
didaerah pantat ini menjadi kurang efektif, karena absorbsi lambat dan sebagian
besar akan di non aktifkan oleh enzim dari jaringan lemak tadi.

(Sumber : https://id.scribd.com/document/353672739/Pemberian-Imunisasi-
Hepatitis-B-pada-Bayi-Prematur-pdf)
73. Apa saja yang dinilai pada pasien untuk bisa menilai kesan umum?

Pemeriksaan fisis harus selalu dimulai dengan penilaian keadaan umum pasien
yang mencakup

1. Kesan keadaan sakit, termasuk fasies, dan posisi


Penilaian kesan keadaan sakit adalah apakah pasien tidak tampak sakit, sakit
ringan, sakit sedang, ataukah sakit berat. Perhatikan pula facies. Facies adalah
istilah yang menunjukkan ekspresi wajah pasien, yang kadang dapat meberi
informasi tentang keadaan klinisnya. Posisi pasien serta aktivitasnya perlu dinilai
dengan baik – apakah pasien datang berjalan, duduktiduran aktif, tiduran pasif,
ataukah ia mengambil posisi abnormal tertentu.

2. Kesadaran
penilaian kesadaran dinyatakan sebagai:
komposmentis : pasien sadar sepenuhnya dan memberikan respons yang adekuat
terhadap semua stimulus yang diberikan

apatik: pasien dalam keadaan sadar, namun tampak acuh terhadap sekitar, ia
memberi reapons yang adekuat bila diberikan stimulus
somnolen: yakni tingkat kesadaran yang lebih rendah daripada apatik, tampak
mengantuk, selalu ingin tidur , tidak responsif terhadap stimulus ringan, tetapi
masih memberikan respons terhadap stimulus yang agak keras kemudian tertidur
lagi

sopor: tidak memberikan respons ringan maupun sesang tetapi masih memberikan
sedikit respons pada stimulus kuat, refleks pupil terhadap cahaya masih positif

koma : tidak bereaksi pada stimulus apapun, refleks pupil terhadap cahaya tidak
ada, tingkat kesadaran paling rendah

delirium :kesadaran menurun serta kacau, yang biasanya disertai disorientasi,


iritatif, dan salah persepsi terhadap rangsangan sensorik hingga terjadi halusinasi.

3. Kesan status gizi


Penilaian status gizi pasien scara klinis dilakukan dengan inspeksi dan palpasi.
pada inspeksi secara umum dapat dilihat bagaimana proporsi atau postur tubuhnya,
apakah baik, kutus, atau gemuk. juga dinilai apakah ada kelainan yang
menyebabkan proporsi tubuh berubah, seperti hidrosefalus, edema anasarka, atau
akondroplasia.
Penilaian status gizi dilengkapi dengan data antropometrik serta hasil pemeriksaan
laboratorium. penilaian status gizi yang berdasarkan anamnesis (riwayat makanan),
pemeriksaan fisis, data antropometria, dan haisl pemeriksaan laboratorium akan
memberikan hasil akurat. hal ini merupakan awal dari asuhan nutrisi pediatrik
(nutritional assessment)
(Sumber: https://www.scribd.com/doc/274210886/PENILAIAN-KEADAAN-
UMUM )
74. Apa definisi dari GCS?
Glasgow Coma Scale (GCS) adalah skala yang digunakan untuk menilai tingkat
kesadaran secara kuantitatif pada klien dengan menilai respon klien terhadap
rangsangan yang diberikan.
(Sumber: Brain Tumor Management: One Day Symposium and Workshop
16 December 2017)
75. Bagaimana penilaian GCS pada anak?

(Sumber: Sari Pediatri, Vol. 17, No. 5, Februari 2016)


76. Pada saat pemeriksaan nadi, apa saja yang dinilai tentang nadi?

Pemeriksaan nadi harus mencakup :

a. Laju nadi : normal, takikardi (laju nadi lebih cepat dari normal), bradikardi
(laju nadi lebih lambat dari normal)
b. Irama nadi : teratur, aritmia (ketidakteraturan irama nadi)
c. Kualitas nadi : isi nadi normal (cukup), pulsus seler (nadi teraba sangat kuat
dan turun dengan cepat), pulsus parvus et tardus (nadi dengan amplitudo yang
rendah dan teraba lambat naik), pulsus paradoksus (nadi yang teraba lemah
saat inspirasi dan teraba normal atau kuat saat ekspirasi.
d. Ekualitas nadi : isi dan tekanan nadi yang teraba pada keempat ekstremitas,
normalnya sama pada keempat ekstremitas.
(Diagnosis fisik pada anak, 2000 Jakarta : PT Sagung Seto)
77. Sebutkan 9 tempat pemeriksaan suhu?
- Suhu inti: rectum, membrane timpani, esophagus, arteri pulmonel, kandung
kemih, rektal
- Suhu permukaan: kulit, aksila, oral
(Sumber: https://www.scribd.com/doc/223772584/PENGUKURAN-SUHU-
TUBUH )
78. Bagaimana cara pengukuran kepala yang benar?

Lingkar kepala diukur dengan pita ukur yang tidak elastis,


melingkar dari bagian atas alis, melewati bagian atas telinga,

sampai bagian paling
 menonjol di belakang kepala. Ukuran

lingkar kepala saat lahir sampai usia 2 tahun berkisar antara


35-49 cm.
Lingkar kepala dipengaruhi oleh status gizi pada anak sampai
usia 36 bulan. Pengukuran rutin dilakukan untuk menjaring
kemungkinan adanya penyebab lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan otak;
pengukuran berkala lebih memberi makna daripada pengukuran sewaktu. Aplikasi
terpenting dari pengukuran lingkar kepala adalah mem”plot” hasil pengukuran tiap
bulan pada grafik lingkar kepala Nellhause.

Intepretasi:

- Lingkar kepala < sentil ke-5 atau < -2 SD menunjukkan adanya 
 mikrosefali, dan

kemungkinan malnutrisi kronik pada masa 
 intrauterin atau masa bayi/ anak dini

- Lingkar kepala > sentil ke-95 atau >+ 2SD menunjukan adanya 
 makrosefali.

(Sumber:http://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/pentingnya-
pengukuran-lingkar-kepala-dan-ubun-ubun-besar dan Pemeriksaan Klinis pada Bayi
dan Anak Edisi ke-3, 2014 )

79. Sebutkan pemeriksaan apa saja pada kulit?

Penilaian yang akan Dilakukan dalam Pemeriksaan Kulit: Kulit

 Warna kulit

Dalam melihat perubahan, mungkin pasien menjadi orang yang pertama


untuk melihat warna kulit mereka. Untuk itu, meminta informasi dari
mereka menjadi tolak ukur yang penting. Kemudian, carilah
peningkatan pigmentasi, hilangnya pigmentasi, kemerahan, pucat,
sianosis, dan warna kuning pada kulit.
Menilai warna merah oksihemoglobin dan pucat pada area yang sedikit
atau tidak adanya lapisan tanduk, seperti pada: kuku, bibir, dan selaput
lendir, terutama dari mulut dan konjungtiva palpebra. Dalam hal ini,
pada pasien yang berkulit gelap, memeriksa telapak tangan dan kaki
juga dapat berguna. Untuk mendeteksi Sianosis sentral terbaik
dilakukan pada bibir, mukosa mulut, dan lidah. Bibir dapat berubah
menjadi biru dan dingin, dan melanin di bibir dapat mensimulasikan
sianosis pada orang berkulit gelap. Sianosis kuku pada tangan dan kaki
mungkin saja merupakan sianosis sentral ataupun perifer . Perhatikan
kondisi pasien dan ruangan, karena kecemasan atau ruang periksa terlalu
dingin dapat menyebabkan sianosis perifer. Nilai juga perubahan warna
sklera menjadi kuning yang disebut dengan istilah jaundice (ikterus).
Ikterus dapat juga muncul di konjungtiva palpebral, bibir, palatum
durum, lidah, membran timpani, dan kulit. Untuk melihat ikterus lebih
mudah di bibir, dengan menekannya dengan 2 kaca objek, maka
kemerahan dari bibir akan menghilang.

Untuk warna kuning yang disertai peninggian kadar karoten, dapat


dilihat di telapak tangan, telapak kaki, dan wajah.

 Kelembapan kulit

Yang perlu dinilai dari kelembaban kulit adalah kekeringan, berkeringat,


dan kulit berminyak. Kekeringan terjadi pada pasien dengan
hipotiroidisme. Kulit yang berminyak akan mempunyai kecenderungan
untuk munculnya jerawat.

 Suhu kulit

Gunakan punggung jari-jari untuk menilai suhu kulit. Selain


mengidentifikasi kehangatan umum atau kesejukan kulit, berguna juga
untuk menilai suhu setiap area yang kemerahan. Kehangatan umum
pada demam atau hipertiroidisme, sedangkan kesejukan pada
hipotiroidisme; Kehangatan lokal jika terjadi peradangan atau selulitis.
 Tekstur kulit

Penilainan kekasaran dan kehalusan penting untuk dilakukan. Penderita


hipotiroidisme mempuinyai kulit yang relatif lebih kasar, dan penderita
hipertiroidisme mempunyai tekstur kulit beledru.

 Mobilitas kulit dan turgor kulit

Penilaian dilakukan dengan mengangkat lipatan kulit dan perhatikan


betapa mudah kulit terangkat (mobilitas) dan seberapa cepat kulit itu
kembali ke tempatnya (turgor). Pada edema ataupun scleroderma terjadi
morbilitas kulit yang turun, dan pada dehidrasi turgor kulit akan
menurun.

 Lesi kulit

Pemeriksaan lesi pada kulit memerlukan pengetahuan mengenai jenis-


jenis lesi. Lakukan pemeriksaan setiap lesi, dan mencatat gambaran
klinis penting seperti:

o Lokasi anatomi dan distribusi pada tubuh. Penilaian lokasi dilakukan


dengan melakukan konfirmasi pada pertanyaan:

 Apakah lesi terdapat disekujur tubuh atau lokal?


 Apakah lesi itu, terdapat pada permukaan yang terbuka, daerah
intertriginosa (area lipatan kulit dengan kulit yang bersentuhan
atau bergesekan), daerah ekstensor atau fleksor, atau daerah
akral (seperti tangan dan kaki)?
 Apakah mereka melibatkan daerah yang terkena alergen atau
iritan tertentu, seperti gelang atau cincin?
 Jenis lesi kulit (misalnya, makula, papula, vesikel, nevi). Jika
memungkinkan, cari lesi representatif dan lesi baru yang belum
terkena trauma akibat garukan atau sebab lain.
 Warna.
 Pola dan bentuk. Dibedakan antara apakah lesi itu merupakan
lesi linear, cluster (berkerumun), annular (dalam cincin),
arciform (di busur), geografis (memenuhi area tertentu), atau
serpiginosa (berbentuk seperti ular atau cacing). Beri penilaian
juga, apakah lesi itu menutupi dermatom kulit (yang meliputi
area kulit yang sesuai dengan akar saraf sensorik), contohnya
vesikel khas pada herpes zoster.

 Evaluasi kulit pada pasien terbaring lama


Pasien yang hanya dapat tertidur pada tempat tidur, terutama pasien
kurus, orang tua, atau dengan gangguan neurologis, sangat rentan
terhadap kerusakan kulit dan ulserasi. Tekanan yang berasal dari
kompresi berkelanjutan akan mengganggu aliran darah ke kulit, dan
diperparah oleh gaya gesek yang dihasilkan dari gerakan tubuh. Ketika
pasien meluncur ke bawah di tempat tidur dari posisi setengah duduk,
atau diseret ketimbang diangkat, gesekan antara kulit dan tempat tidur
dapat merusak jaringan lunak dari pantat sampai punggung dan
menghambat aliran darah.

Sumber: https://dokudok.com/ketrampilan-klinis/prosedur-dasar-pemeriksaan-kulit/

80. Ubun-ubun besar dalam bahasa kedokteran?


Ubun-ubun besar: Fontanella mayor
(Sumber : Putz, R., Pabst, R. Sobotta Atlas of Human Anatomy. 14th Edition)
81. Ubun-ubun besar dibatasi oleh tulang-tulang apa saja?
Ubun-ubun besar: berbentuk segi empat, yang membatasi ubun – ubun besar adalah
Os. Frontalis dan Os. Parietalis.
(Sumber : Putz, R., Pabst, R. Sobotta Atlas of Human Anatomy. 14th Edition)
82. Sebutkan sutura-sutura di kepala dan definisi masing-masing?
1) Sutura coronalis yang menghubungkan antara os frontal dan os parietal.
2) Sutura sagitalis yang menghubungkan antara os parietal kiri dan kanan.
3) Sutura lambdoidea/ lambdoidalis yang menghubungkan antara os parietal dan
os occipital.
Sumber: Sobotta
83. Sebutkan kelainan kongenital berdasarkan ukuran kepala?
 Mikrosefalus adalah kondisi dimana kepala tidak bertumbuh sempurna dan hanya
mencapai ukuran tertentu. Mikrosefalus ditandai dengan ciri-ciri kepala yang
berbentuk tidak sempurna, kecil, dan seakan-akan terpotong. Mikrosefalus
bersifat menghambat pertumbuhan namun dalam kenyataannya tidak lethal.
 Hidrosefalus adalah suatu kondisi dimana kepala dipenuhi dengan air dan
menyebabkan otak terganggu. Hidrosefalus ditandai dengan kepala yang
membesar dan perbandingan yang tidak wajar antara kepala bagian atas dan
daerah sekitar rahang. Hidrosefalus biasanya menyebabkan kematian dalam
jangka yang sangat cepat.

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Mikrosefalus

84. Sebutkan kelainan kongenital berdasarkan bentuk kepala?


 Anensefali: kegagalan penutupan tempurung kepala
 Acrocephaly adalah sebagai suatu kondisi di mana ada malformasi, wajah
tengkorak, tangan dan kaki. Ini adalah gangguan bawaan. Hal ini juga disebut sebagai
sindrom lengkungan branchial. Ini mempengaruhi lengkungan brakialis pertama yang
juga dikenal sebagai lengkungan faring. Hal ini juga dikenal sebagai sindrom Apert. Ini
adalah jenis syndactyly Acrocephaly. Lengkung faring adalah prekursor dari rahang dan
rahang bawah. Gangguan dalam pengembangan lengkungan brakialis dalam
perkembangan janin menciptakan efek jangka panjang.
 Oxycephaly: keadaan dimana puncak kepala melancip atau mengerut akibat
penutupan prematur dari sutura koronal dan sutura lambdoidea. Oxycephaly bisanya
terdapat dalam derajat/ tingkatan yang berbeda dari keparahan dan biasanya seharusnya
hasil dari prematur synostosis tulang membentuk kubah carnial. Insiden ini lebih
banyak antara laki-laki dan menunjukkan faktor keturunan, orbit sangat dangkal karena
terjadinya perpindahan dari sphemoid mengarah ke exophthalmos. Dalam banyak kasus
ada Strabismus divergen karena arah miring peningkatan luar sumbu orbital. Tengkorak
biasanya menyempit dan kubah yang tinggi lebih runcing dan berbentuk kubah. Sebuah
diameter antero-posterior pendek dengan dahi miring agak tinggi khas Oxycephaly.
 Dolichocephaly /scaphocephaly. Scaphocephaly (Pengucapan: skaf-O-sef-aly),
berasal dari skaphe; Yunani (perahu ringan atau perahu), menggambarkan /
mendeskripsikan berbagai keadaan spesifik dari kepala yang memanjang
sempit menyerupai perahu terbalik. Ini adalah jenis gangguan sefalika yang terjadi
ketika adanya penutupan prematur dari penutupan tulang sagital. Penutupan tulang
sagital bergabung bersama dua tulang parietal tengkorak. Scaphocephaly adalah
keadaan yang paling banyak ditemukan dari kondisi craniosynostosis yang ditandai
oleh kepala panajang dan sempit.

 Plagiocephaly adalah kondisi yang ditandai oleh distorsi asimetris (satu sisi
datar) dari tengkorak. Jika pendataran cranium terletak di kedua area anterior frontal
bentuk plagicepephaly ini bisa di kembalikan ke bentuk semula (normal).
Plagiocephaly posterior yang unilateral mengacu pada pendataran di daerah
occipitoparietale. Kedua kondisi ini dapat diakibatkan baik pada saat proses persalinan
atau intrauterin. Pada Plagiocephaly synostotic anterior, penutupan sutura yang utuh
atau sebagian ataupun yang prematur, hasil dari synostotic dalam keadaan pelebaran
dari fisura palpebra ipsilateral bersamaan dengan perpindahan posterior dan superior
tepi supraorbita ipsilateral, alis dan dahi dan sering posisi anterior dan telingan menjadi
satu sisi. Deviasi dari puncak hidung menjuju sisi yang mendatar. Pada 3D Ct-scan,
penutupan coronal melibatkan seluruh panjang baik sebagian sisi ataupun keduanya.
Sendi yang terdekat dengan basis carnii juga akan ikut terpengaruh. Di samping itu,
ada juga penyimpangan penutupan lambdoid pada sisi ipsilateral yang bergeser ke arah
coronal cynostotic sutura, dengan demikian ada penyimpangan pada sisi pertengahan
yang terkena. Pada sisi kontralateral yang terkena sering terjadi penonjolan/
penggembungan dari orbita superior yang tertekan akibat tekanan dalam fossa canina
anterior.
 Brachycephaly, juga dikenal sebagai sindrom kepala datar, adalah jenis
gangguan tulang kepala. Hal ini terjadi ketika penyatuan koronal sutura prematur,
menyebabkan diameter depan ke belakang (anteroposterior) menjadi lebih
pendek. Penyatu bagian koronal adalah sendi fibrosa yang menyatukan tulang frontal
dengan dua tulang parietal tengkorak. Tulang parietal membentuk atas dan sisi
tengkorak. Kelainan ini dapat dilihat pada sindroma dwon.

 Kleeblattschadel: tengkorak daun cengkeh, anomali kongenital dimana terdapat


sinostosis intrauterin beberapa atau seluruh sutura kranial. Sebuah malformasi
kongenital dimana tulang tengkorak bergabung menjadi tiga lobus. Kondisi ini juga
dapat dikaitkan dengan hydrocephalus dan kelainan bentuk wajah dan tulang. Juga
disebut daun semanggi deformitas tengkorak.

 Trigonocephaly: bentuk kepala segitiga, akibat dorongan angulasi yang tajam


pada garis tengah tulang frontal. Penggabungan dari dua tulang frontal mengarah ke
pembatasan pertumbuhan dan ekspansi transversal pertumbuhan paralel. Ini dapat
terjadi sindrom yang melibatkan kelainan lain atau terisolasi.

(Sumber: David P. Rice. 2008. Craniofacial Sutures: Developmet, Disease and


Treatment. Vol 3. Finlandia: Karger.; S. Matondang Corry, Wahidiyat Iskandar,
Sastroasmoro Sudigdo. 2003. Diagnosa Fisik pada Anak. Edisi ke dua. Jakarta: Sagung
Seto )
85. Apa saja yang dinilai jika ada pembesaran KGB?
KGB dan daerah sekitarnya harus diperhatikan. Kelenjar getah bening harus diukur
untuk perbandingan berikutnya. Harus dicatat ada tidaknya nyeri tekan, kemerahan,
hangat pada perabaan, dapat bebas digerakkan atau tidak dapat digerakkan, apakah
ada fluktuasi, konsistensi apakah keras atau kenyal.
- Ukuran : normal bila diameter <1cm (pada epitroclear >0,5cm dan lipat paha
>1,5cm dikatakan abnormal)
- Nyeri tekan : umumnya diakibatkan peradangan atau proses perdarahan
- Konsistensi : keras seperti batu mengarahkan kepada keganasan, padat seperti
karet mengarahkan kepada limfoma; lunak mengarahkan kepada proses infeksi;
fluktuatif mengarahkan telah terjadinya abses/pernanahan
- Penempelan/bergerombol : beberapa KGB yang menempel dan bergerak
bersamaan bila digerakkan. Dapat akibat tuberkulosis, sarkoidosis, keganasan.

(Sumber: https://www.scribd.com/document/248624275/Pemeriksaan-Kgb )

86. Cuping hidung dalam bahasa kedokteran?


Ala nasi
(Sumber: Sobotta)
87. Sebutkan batas-batas faring?
Dinding faring dibentuk oleh (dari dalam keluar) selaput lendir, fasia faringobasiler,
pembungkus otot dan sebagian fasia bukofarongeal.Faring terbagi atas nasofaring,
orofaring dan laringofaring (hipofaring) (Arjun S Joshi, 2011). Unsur-unsur faring
meliputi mukosa, palut lendir (mukosa blanket) dan otot

(Sumber: Rusmarjono dan Bambang Hermani, 2007. )

88. Pada pemeriksaan fisik tonsil apa saja yang dinilai?


• Suhu: demam dikarenakan pembesaran pada tonsil yang inflamasi serta ditutupi
pus.
• Bila dilakukan penekanan pada plika anterior dapat keluar pus atau material
menyerupai keju.
• Group A beta-hemolytic Streptococcus pyogenes (GABHS) dapat menyebabkan
tonsilitis yang berasosiasi dengan perjumpaan petechiae palatal.
• Pernapasan melalui mulut serta suara terendam disebabkan pembesaran tonsil
yang obstruktif.
• Tenderness pada kelenjar getah bening servikal.
• Tanda dehidrasi ( pada pemeriksaan kulit dan mukosa ).
• Pembesaran unilateral pada salah satu sisi tonsil disebabkan abses peritonsilar.
• Rahang kaku, kesulitan membuka mulut serta nyeri menjalar ke telinga mungkin
didapati pada tingkat keparahan yang berbeda.
• Warna kemerahan pada plika anterior bila dibanding dengan mukosa faring,
tanda ini merupakan tanda penting untuk menegakkan diagnosa infeksi kronis
pada tonsil.
Pada pemeriksaan didapatkan pilar anterior hiperemis, tonsil biasanya membesar
(hipertrofi) terutama pada anak atau dapat juga mengecil (atrofi), terutama pada
dewasa, kripte melebar detritus (+) bila tonsil ditekan dan pembesaran kelenjar
limfe angulus mandibula (Aritomoyo D, 1980 dalam Farokah, 2005).Thane &
Cody membagi pembesaran tonsil dalam ukuran T1 – T4:
• T1: batas medial tonsil melewati pilar anterior sampai 1⁄4 jarak pilar anterior –
uvula.
• T2 : batas medial tonsil melewati 1⁄4 jarak pilar anterior – uvula sampai 1⁄2 jarak
anterior – uvula.
• T3 : batas medial tonsil melewati 1⁄2 jarak pilar anterior – uvula sampai 3⁄4 jarak
pilar anterior – uvula.
• T4 : batas medial tonsil melewati 3⁄4 jarak anterior – uvula sampai uvula atau
lebih.
Pada anak, tonsil yang hipertrofi dapat terjadi obstruksi saluran nafas atas yang
dapat menyebabkan hipoventilasi alveoli yang selanjutnya dapat terjadi
hiperkapnia dan dapat menyebabkan kor polmunale (Paradise JL, 2009).Gejala
klinis sleep obstructive apnea lebih sering ditemui pada anak – anak (Akcay,
2006)
(Sumber: American Academy of Otolaryngology - Head and Neck Surgery, 2014)
89. Definisi iktus kordis?
Iktus kordis merupakan proyeksi denyut ventrikel kiri di dinding dada anterior,
terletak di sela iga V, 7- 9 cm di lateral linea midsternalis, dengan diameter kurang
lebih 1-2.5 cm.
(Sumber: Panduan Keterampilan Klinis Pemeriksaan Kardiovaskuler FK UNS)
90. Apabila ada iktus kordis, apa saja yang dinilai?
Setelah iktus teraba, lakukan penilaian lokasi, diameter, amplitudo dan durasi
impuls apeks pada iktus.
- Diameter : pada posisi supinasi, diameter impuls apeks kurang dari 2.5 cm dan tidak
melebihi 1 sela iga, sedikit lebih lebar pada posisi left lateral decubitus. Pelebaran
iktus menunjukkan adanya pelebaran ventrikel kiri.
- Amplitudo : amplitudo iktus normal pada palpasi terasa lembut dan cepat.
Peningkatan amplitudo terjadi pada dewasa muda, terutama saat tereksitasi atau
setelah aktifitas fisik berat, tapi durasi impuls tidak memanjang. Peningkatan
amplitudo impuls terjadi pada hipertiroidisme, anemia berat, peningkatan tekanan
ventrikel kiri (misal pada stenosis aorta) atau peningkatan volume ventrikel kiri
(misal pada regurgitasi mitral). Impuls hipokinetik terjadi pada kardiomiopati.
- Durasi : untuk menilai durasi impuls, amati gerakan stetoskop saat melakukan
auskultasi pada apeks atau dengarkan bunyi jantung dengan stetoskop sambil
mempalpasi impuls apeks. Normalnya durasi impuls apeks adalah 2/3 durasi sistole
atau sedikit kurang, tapi tidak berlanjut sampai terdengar BJ2.
(Sumber: Panduan Keterampilan Klinis Pemeriksaan Kardiovaskuler FK UNS)
91. Apa definisi bunyi jantung I?
Bunyi jantung 1 adalah bunyi yang ditimbulkan oleh penutupan katup-katup mitral
dan trikuspidal. Bunyi ini adalah tanda mulainya fase sistole ventrikel
Sumber: Buku acuan peserta skills lab sistem kardiovaskular Fakultas Kedokteran
Universitas HasanuddinMakassar
92. Apa definisi bunyi jantung II?

Bunyi jantung 2 adalah bunyi yang ditimbulkan oleh penutupan katup-katup aorta
dan pulmonal dan tanda dimulainya fase diastole ventrikel.
Sumber: Buku acuan peserta skills lab sistem kardiovaskular Fakultas Kedokteran
Universitas HasanuddinMakassar
93. Apabila terdengar murmur, apa saja yang dinilai?
- Lokasi bising
- Penjalaran bising
- Intensitas bising
- Jenis dari bising
- Apakah bising fisiologis atau patologis
- Kualitas bising

Sumber:https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-
content/uploads/2017/09/PEMERIKSAAN-FISIS-JANTUNG.pdf

94. Definisi murmur?


Murmur adalah kelainan atau abnormalitas pada jantung yang disebabkan oleh
oembukaan katup yang tidak sempurna, yang mengakibatkan darah dipaksa
melewati bukaan semput(stetonic) maupun disebabkan kebocoran septum yang
memisahkan jantung bagian kiri dan kanan sehingga darah mengalir dari ventrikel
kiri ke ventrikel kanan. Abnormalitas ini menimbulkan bunyi detak jantung yang
berbeda dari bunyi jantung normal.
Sumber: (PDF) Pendeteksiaan Bising Jantung (Heart Murmur) Menggunakan
Audiocardiograph. Available from:
https://www.researchgate.net/publication/309134577_Pendeteksiaan_Bising_Jant
ung_Heart_Murmur_Menggunakan_Audiocardiograph
95. Pada bayi terdengar murmur walau normal, apa maknanya?
terjadi saat darah mengalir lebih cepat dari biasanya melalui jantung.
Sumber: https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/mengenal-murmur-jantung/
96. Apa syarat terdengar murmur?
 Waktu terjadinya bising pada siklus jantung, apakah pada fase sistolik,
diastolik, atau terus menerus.
 Kontur bising, apakah platu, Kresendo, dekresendo, atau kresendo-dekresendo.
 Derajat bising, yang dibagi dalam skala 1-6 :
1. Derajat I, bising sangat lemah yang hanya terdengar oleh pemeriksa yang
berpengalaman di tempat yang tenang.
2. Derajat II, bising lemah tapi mudah di dengar, penjalaran terbatas.
3. Derajat III, bising cukup keras, tidak disertai dengan getaran bising,
penjalaran sedang sampai luas
4. Derajat IV, bising yang keras dengan disertai getaran bising, penjalaran
luas.
5. Derajat V, bising keras, yang juga terdengar meskipun stetoskop tidak
seluruhnya menempel di dinding thoraks, penjalaran luas.
6. Derajat VI, bising sangat keras, terdengar bila stetoskop diangkat 1 cm dari
dinding thoraks, Penjalaran sangat luas.

 Pungtum maksimum yaitu tempat terdengarnya bising paling keras.


 Penjalaran, yang dapat terjadi melalui 2 cara yaitu penjalaran ke semua arah/
tidak spesifik akibat konduksi dinding dada dan penjalaran yang khas sesuai
dengan aliran darah. Penentuan jenis penjalaran yang kedua ini mempunyai nilai
diagnostic yang lebih penting.
 Tinggi nada (pitch), pada bayi dan anak tinggi nada bising berkisar pada
frekuensi medium. Nada yang sangat tinggi atau sangat rendah penting untuk
diagnostik.
 Kualitas bising, yang dapat bersifat kasar, vibrasi, meniup tanpa vibrasi dan
lain-lain
 Perubahan intensitas akibat fase respirasi atau perubahan posisi. Anak besar
dapat diminta menahan nafas waktu inspirasi atau ekspirasi. Anak diperiksa pada
posisi telentang, miring ke kiri, dan duduk dengan posisi membungkuk ke depan.
Sumber: https://yayanakhyar.wordpress.com/2010/05/21/murmur-bising-jantung/
97. Apa yang disebut dengan irama gallop?
Irama gallop atau bunyi jantung 3 adalah getaran yang bernada rendah yang terjadi
pada awal diastole. bunyi jantung ketiga tersebut terdengar lemah
dan bergemuruh pd awal 1/3 bagian tengah diastol. Bunyi ini timbul karena adany
a ketegangan korda tendinae dan mengembangnya ventrikel pada fase pengisian.

Sumber: Bunyi jantung normal. Available at:


www.scribd.com/doc/26951744/Bunyi-jantung-normal.
98. Apa yang disebut dengan ronki?
Ronki adalah suara tambahan yang dihasilkan oleh aliran udara melalui saluran
napas yang berisi sekret / eksudat atau akibat saluran napas yang menyempit atau
oleh oedema saluran napas.
Sumber:
http://repository.unand.ac.id/18503/10/Penuntun%20skills%20lab%20%20Gangg
uan%20respirasi%20blok%203.pdf
99. Sebutkan jenis ronki dan definisi masing-masing?
- Ronki basah adalah suara tambahan disamping suara napas, yaitu bunyi
gelembung- gelembung udara yang melewati cairan (gurgling atau bubling)
terutama pada fase inspirasi. Ronchi basah disebabakan oleh adanya eksudat
atau cairan dalam bronkiolus atau alveoli dan bisa juga pada bronkus dan trakea.

- Ronki kering disebabkan lewatnya udara melalui penyempitan saluran napas,


inflamasi atau spasme saluran napas seperti pada bronchitis atau asma
bronchial. Ronchi kering lebih dominant pada fase expirasi terdengar squeking
dan grouning, pada saluran yang lebih besar adalah deep tone grouning
(sonorous) dan pada saluran yang lebih kecil terdengar squeking dan whistling
(sibilant).

Sumber:
http://repository.unand.ac.id/18503/10/Penuntun%20skills%20lab%20%20Ga
ngguan%20respirasi%20blok%203.pdf
100. Sesak dalam bahasa kedokteran?
Dyspnea: keluhan objektif dimana orang sakit akan merasakan susah/sesak
bernapas.

Sumber:
http://repository.unand.ac.id/18503/10/Penuntun%20skills%20lab%20%20Ga
ngguan%20respirasi%20blok%203.pdf
101. Sebutkan derajat sesak dan definisi masing-masing?
Derajat I : tidak ada hambatan dalam melakukan kegiatan sehari-hari, sesak
napas terjadi bila melakukan aktivitas berat.
Derajat II: mulai sesak napas tiap melakukan aktivitas biasa seperti naik
tangga.
Derajat III: sesak napas saat mandi, berpakaian, tetapi masih dapat melakukan
kegiatan tanpa bantuan orang ain, tidak timbul saat istirahat.
Derajat IV: bergantung pada orang lain ketika melakukan kegiatan, sesak
napas belum tampak saat sedang beristirahat.
Derajat V: membatasi diri dalam segala hal, bergantung pada orang lain dan
menghabiskan banyak waktu di tempat tidur.

Sumber: Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan
Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta : Salemba Medika. Hal: 40
102. Sebutkan bahasa kedokteran tulang belakang?

Vertebrae
(Sumber: atlas anatomi sobotta)
103. Berapa jumlah ruas tulang belakang?
Jumlah vertebra ada 33
(Sumber: atlas anatomi sobotta)
104. Apa itu trofi?
Trofi otot artinya adalah ukuran otot
Sumber: Kamus dorland
105. Bagaimana cara pemeriksaan fisik sensibilitas pada ekstremitas?
1. Exteroseptif (rasa raba , rasa nyeri, rasa suhu)
2. Proprioseptif ( rasa gerak, sukap, getar, tekanan dalam, nyeri dalam)
3. Khusus (visual, auditif, penghidu, pengecap)pemeriksaa

Sumber:
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/197710132005
012-
EUIS_HERYATI/PEMERIKSAAN_SISTEM_SENSIBILITAS_%5BCompati
bility_Mode%5D.pdf

106. Sebutkan metode pemeriksaan fisik meningitis?


- Tanda rangsang meningeal
- Reflek patologis
- Reflek fisiologis

Sumber:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/23705/?sequence=4

107. Sebutkan bagaimana cara pemeriksaan fisik genitalia eksterna pada laki-
laki?
- Periksa penis, perhatikan apakah klien sudah disirkumsisi
- Perhatikan meatus urinarius
- Periksa kualitas, jumlah dan distribusi rambut pubis

Sumber: https://idnations.com/physical-assessment-pemeriksaan-fisik-genetalia/

108. Sebutkan kelainan kongenital pada kelamin anak?


- Mikropenis
- Inconspicuous penis
- Hipospadia
- Kriptokismus

Sumber:
http://www.readersdigest.co.id/infomedis/kenali+kelainan+genital+pada+anak+la
ki-laki

109. Sebutkan kelainan kongenital pada skrotum?


- Torsio testis
- Hidrokel
- Variokel
- Epididymitis

Sumber: https://www.alodokter.com/wahai-pria-waspadai-kelainan-pada-skrotum-
dan-testis-kalian
110. Sebutkan urutan-urutan cara membaca hitung jenis?
- Basophil
- Eosinophil
- Neutrophil
- Limposit
- Monosit

Sumber: https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/.../PENUNTUN-
HEMATOLOGI.docx

Anda mungkin juga menyukai