Anda di halaman 1dari 14

KASUS BANGSAL 1

a. Data pasien
Nama : Tn S
Umur / BB : 55 Th / -
MRS : 24 Januari 2017
KRS :-
Diagnosa : Gout, leukositosis, stomatitis, mual
Riwayat Penyakit : Asam urat dan hipertensi
Riwayat Obat : Allopurinol, amlodipin dan Jamu asam urat
Alergi :

a. Data MRS Pasien


1. Subjektif
Pasien masuk rumah sakit dengan kondisi sariawan seluruh mulut (pasien
mengaku sariawan muncul bersamaan), mual, muntah dan batuk. Kedua
kaki bengkak nyeri tidak bisa berjalan sekitar 1 minggu. Pasien tidak bisa
makan selama 4 hari dan tidak bisa BAB selama 1 minggu.

2. Objektif
TD : 136/92
T : 36
Nadi : 97
RR : 20

b. Tanda-tanda Vital (TTV) Pasien


Tanda Tanggal
Vital 24 25 26 27 28
TD 136/92 160/10 150/100 152/10 150/80
0 0
S/N 36/97 36/106 36/95 36,3/76 36/78
RR/SpO 20/96 20/99 20/99 20/98 20/98
2

c. Data Subjektif

Tanggal Problem/Keluhan
24 Januari Sariawan tidak bisa makan, mual, nyeri lambung, nyeri kaki
2017 tidak bisa berjalan, lemas, bengkak kaki
25 Januari Lemas, sariawan tidak bisa makan, mual, bengkak kaki dan
2017 nyeri tidak bisa berjalan
26 Januari Lemas, mual, sariawan namun sudah berkurang dan mulai bisa
2017 makan bubur, nyeri kaki mulai berkurang namun masih belum
bisa berjalan.
27 Januari sariawan sudah berkurang dan mulai makan, nyeri kaki dan
2017 bengkak kaki mulai bisa berjalan
28 Januari Sariawan sudah lebih berkurang nyeri dan bengkak sudah mulai
2017 berkurang.

d. Data laboratorium
Parameter lab Tanggal
23 24
Na 131,0
K 4,12
Cl 102,5
WBC 29,3 26,80
Hb 7,7 7,2
RBC 3,43 3,52
Gluc 115 57
UA 6,3
HCT 24,6 23,9
MCV 71,7 67,9
MCH 22,4 20,6
BUN 29,3 34
Cr 1,7 1,6
SGOT 18
SGPT 9

e. Pengobatan
Obat 24 25 26 27

D5 : PZ v- Stop Stop

Sangobion 2x1 v- Stop Stop

Escovit 2x1 v- Stop stop

Dexametason 3x4 v v v v

Ranitidine 2x1 v v v v

Paracetamol 4x1 v v v v

Lansoprazole 2x1 v v v Stop

Betadine gargle v v v v

Kolkisin (1-0-2) v v v v

Probenecid (2x250) v Stop


f. SOAP

Tanggal Gout
24 Jan S : nyeri O : UA 6,3 T:- A : pasien mengalami P : menghentikan penggunaan allopurinol dan
kaki, bengkak pada jamu pasien serta menyarankan pemberian terapi
bengkak persendian kaki. kolkisin dengan dosis tablet 1 mg (1-0-2)
kaki

25 Jan S: O: T : Kolkisin tablet A : tidak ada DRP, P : monitoring bengkak kaki, nyeri kaki dan nyeri
Bengkak 1 mg (1-0-2) terapi dilanjutkan lambung
+ Dexametason 3x4
Diare – Paracetamol 4x1
Nyeri kaki Ranitidine 2x1
+
26 Jan S: O: T : Kolkisin tablet A : hasil USG pasien P:
Bengkak 1 mg (1-0-2) terdapat batu ginjal Menyarankan penghentian terapi menggunakan
+ Dexametason 3x4 probenecid.
Diare – Paracetamol 4x1 monitoring bengkak kaki, nyeri kaki dan nyeri
Nyeri kaki Ranitidine 2x1 lambung
+ Probenecid 2x250

27 Jan S: O: T: Kolkisin tablet 1 A: tidak ada DRP P:


Bengkak mg (1-0-2) Terapi dilanjutkan. Menyarankan penghentian terapi menggunakan
+ Dexametason 3x4 probenecid.
Diare – Paracetamol 4x1 monitoring bengkak kaki, nyeri kaki dan nyeri
Nyeri kaki Ranitidine 2x1 lambung
+

Tanggal Sariawan/ stomatitis


24 Jan S: O: T : betadine gargle A : riwayat obat pasien P : menyampaikan kepada pasien untuk
sariawan minum Allopurinol dan menghentikan penggunaan Allopurinol dan jamu
seluruh jamu asam urat yang asam urat.
mulut berkemungkinan Menerangkan cara penggunaan betadine gargle.
mempunyai efek
samping SJS ditandai
dengan gejala awal
berupa stomatitis.

S: O: T: betadine gargle A : tidak ada DRP P : monitoring sariawan pasien.


Sariawan terapi dilanjutkan.
seluruh
mulut
S: O: T: betadine gargle A : tidak ada DRP P : monitoring sariawan pasien.
Sariawan terapi dilanjutkan.
seluruh
mulut
S: O: T: betadine gargle A : tidak ada DRP P : monitoring sariawan pasien.
Sariawan terapi dilanjutkan.
seluruh
mulut
mulai
berkurang
S: O: T: betadine gargle A : tidak ada DRP P : monitoring sariawan pasien.
Sariawan terapi dilanjutkan.
seluruh
mulut
mulai
berkurang
Tanggal Mual

24 jan S:mual + O:- T:Lansoprazole A: tidak ada DRP P:monitoring mual


2x1 terapi dilanjutkan.
25 Jan S:mual+ O:- T: Lansoprazole A: tidak ada DRP P:monitoring mual
2x1 terapi dilanjutkan.
26 Jan S:mual- O:- T: Lansoprazole A:pasien sudah tidak P:menyarankan penghentian terapi lansoprazole
2x1 mengalami mual
27 Jan S:mual- O:- T:- A:- P:-
g. PEMBAHASAN

Pasien masuk rumah sakit dengan kondisi badan lemas, sariawan seluruh
mulut tidak bisa makan, kaki bengkak pada persendian (gout) dan tidak bisa
berjalan sejak seminggu. Pasien mengatakan sebelumnya rutin menggunakan atau
mengkonsumsi allopurinol dan jamu asam urat dikarenakan mempunyai asam urat
tinggi ketika melakukan pengecekan asam urat di apotek. Pasien mengaku telah
mengkonsumsi allopurinol secara rutin dan dalam jangka waktu yang lama.
- Sariawan atau stomatitis
Sariawan atau stomatitis seluruh mulut yang dialami pasien muncul secara
tiba-tiba dan serentak bersamaan seluruh mulut. Salah satu faktor yang bisa
menyebabkan hal tersebut adalah karena adanya efek samping obat yang terjadi
pada pasien. Pasien telah rutin dan dalam jangka waktu lama telah mengkonsumsi
allopurinol. Allopurinol merupakan golongan xanthine oxidase inhibitor yang
menghambat perubahan hipoxanthine menjadi xanthine dan selanjutnya menjadi
asam urat (DIH,2009). Salah satu efek samping yang dapat muncul pada
penggunaan allopurinol adalah SJS ( Stevens Johnson Syndrom). Gejala awal yang
dapat terjadi pada SJS ini adalah salah satunya dengan peradangan mukosa mulut
yang muncul sebagai sariawan atau stomatitis (Albasheer, 2015). Maka
selanjutnya dilakukan pelaporan MESO yang terjadi pada pasien dan dilakukan
konseling kepada pasien untuk penghentian pemakaian atau pengkonsumsian
allopurinol maupun jamu asam urat. Pada kondisi sariawan seluruh mulut yang
dialami oleh pasien maka dilakukan pemberian obat kumur berupa betadine
gargle. Betadine gargle merupakan obat kumur dengan komposisi bahan aktif
berupa povidone iodine. Povidone iodine ini merupakan antibiotik spektrum luas
yang digunakan unruk mengatasi maupun mencegah terjadinya infeksi karena
efektif dalam melawan bakteri, virus, fungi dan protozoa (DIH, 2009).
Pemantauan yang dilakukan yaitum kondisi dari sariawan pasien. Pada hari
pertama pasien masih kesulitan untuk komunikasi serta tidak dapat makan sama
sekali akibat sariawan yang dialami. Pada hari ketiga setelah pemberian betadine
gargle pasien sudah mulai bisa berkomunikasi dan bisa mengkonsumsi makanan
berupa bubur. Maka terapi tersebut dilanjutkan hingga kondisi sariawan pasien
telah benar-benar membaik.
- Gout
Pasien datang kerumah sakit dengan kondisi kaki bengkak pada persendian
dan nyeri hingga tidak bisa berjalan sejak seminggu. Pasien mengaku beberapa
waktu sebelumnya melakukan pengecekan kadar asam urat dalam darah dan
mendapatkan kadar asam urat yang sangat tinggi. Ketika pasien masuk rumah
sakit dilakukan pemeriksaan darah untuk melihat kadar asam urat. Terapi
deksametason dan parasetamol diberikan untuk mengatasi bengkak dan nyeri pada
kaki yang dialami oleh pasien.
Deksametasone merupakan agen yang digunakan untuk mengatasi inflamasi
dengan cara menekan migrasi dari polimorfonuklear leukosit dan menstabilkan sel
serta membran lisosom (DIH, 2009). Dosis deksametason pada terapi yang
digunakan untuk menurunkan inflamasi adalah 0,75-0,9 mg tiap 2-4 kali sehari
sehingga dosis yang diberikan telah sesuai. Parasetamol merupakan obat yang
digunakan untuk mengatasi nyeri pada pasien dewasa dengan dosis 325-650 mg
3-4 kali sehari (DIH, 2009). Pasien juga mendapat terapi ranitidine. Ranitidine
merupakan golongan obat H2 bloker yang digunakan untuk menekan produksi
asam lambung serta melindungi mukosa lambung (DIH, 2009). Dosis ranitidine
untuk keadaan hipersekretori yaitu 2x 150 mg. Ranitidine ini diberikan pada
pasien dikarenakan pasien sempat mengeluhkan adanya nyeri lambung disertai
mual dan juga ranitidine digunakan untuk melindungi mukosa lambung akibat
penggunaan deksametason. Salah satu efek samping yang bisa terjadi pada
penggunaan deksametason adalah peptic ulcer dan juga nyeri lambung (DIH,
2009). Mual serta nyeri lambung yang dialami pasien dapat disebabkan karena
penurunan intake makanan akibat sariawan yang diderita oleh pasien. Sariawan
ini menyebabkan pasien tidak dapat mangkonsumsi makanan sejak beberapa hari
yang lalu.
Gout yang ditandai dengan adanya bengkak pada persendian kaki pasien
belum mendapatkan terapi sehingga merekomendasikan pemberian terapi untuk
gout yaitu Kolkisin. Pilihan terapi yang digunakan pada gout yang terjadi secara
akut yaitu NSAID, kolkisin dan kortikosteroid (Koda Kimble, 2013). Kolkisin
bekerja dengan mekanisme penghambatan mikrotubul polimerisasi yang
menurunkan aksi mediator inflamasi seperti sitokin dan chemokin (Koda Kimble,
2013). Kolkisin diberikan dengan dosis tablet 1 mg dan diminum 2 tablet malam
hari dan pagi hari 1 tablet. Pemantauan efek samping diare perlu dilakukan pada
penggunaan kolkisin sebab pada pasien-pasien yang intoleransi dapat terjadi efek
samping tersebut (DIH, 2009).
Pasien mendapat terapi probenesid pada hari ketiga perawatan. Probenesid
merupakan agen uricosuric yang digunakan sebagai alternati untuk menurunkan
kadar asam urat ketika pasien mengalami intoleransi atau alergi pada penggunaan
lini pertama dari obat asam urat yaitu allopurinol (Koda Kimble, 2013). Dosis
probenesid yang dapat diberikan pada kondisi pasien hiperurisemia dengan gout
adalah 250 mg 2 kali sehari (DIH, 2009). Probenesid menurunkan kadar asam urat
dalam darah dengan cara meningkatkan eliminasi asam urat pada ginjal. Pada
pemeriksaan USG yang dilakukan pada hari ketiga didapatkan hasil bahwa
terdapat batu ginjal sehingga direkomendasikan untuk menghentikan penggunaan
probenesid. Terapi uricosuric yaitu dengan meningkatkan ekskresi asam urat pada
ginjal dapat meningkatkan potensi terbentuknya batu asam urat pada ginjal (Koda
Kimble, 2015)
Pemantauan yang dilakukan pada pasien terkait terapi yang didapat yaitu
bengkak yang dialami pasien serta kemungkinan terjadinya efek samping kolkisin
yaitu diare. Bengkak yang dialami pasien berangsur-angsur berkurang serta pada
hari keempat perawatan, pasien telah mampu berjalan. Diare pada pasien juga
tidak terjadi selama pemberian terapi kolkisin.
- Mual
Mual yang terjadi pada psien dapat disebabkan beberapa hal seperti
penurunan intake makanan oleh pasien yang mengakibatkan meningkatnya
produksi asam lambung. Untuk mengatasi problem medik tersebut pasien
diberikan terapi berupa ranitidine yang merupakan H2 Bloker dan lansoprazol
yang merupakan proton pump inhibitor. Lansoprazole merupakan golongan obat
yang bekerja dengan mekanisme penghambatan pompa proton. Penghambatan
pompa prooton ini akan memberikan dampak berupa penurunan perangsangan
sekresi dari asam lambung (Koda Kimble, 2013). Dosis penggunaan lansoprazol
pada pasien dengan kondisi hipersekretori adalah 2x90 mg perhari (DIH, 2009).
Pada hari ketiga terapi, pasien sudah tidak lagi mengalami mual sehingga
disarankan untuk menghentikan penggunaan lansoprazole.

Pelaporan MESO
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Suryani
Umur : 55 tahun
RM/Ruang : 514679 / 1C
Diagnosa : Gout, Leukositosis, Stomatitis, Peradangan / inflamasi dimulut
TANDA/GEJALA yang dicurigai sebagai reaksi obat berlawanan
Pasien mengalami sariawan diseluruh rongga mulut selama 3 hari setelah mengkonsumsi
obat allupurinol. Pasien menuturkan bahwa sariawan muncul secara langsung dan
banyak.

RIWAYAT OBAT
Allupurinol, Amlodipin, dan jamu asam urat.
INVESTIGASI OBAT YANG DICURIGAI
TANDA/GEJALA
NAMA OBAT REFERENSI
ROB
Allopurinol Muncul sariawan 1) Paik, S., Sen,S., et al.2015. Allopurinol
secara serentak Induced Stevens Jhonson Syndrome – A
diseruh muruh, Case Report. Journal of Clinical and
ruam-ruam Diagnostic Research. Vol.9 (2); Hal: Wjo1-
kemerahan di kulit Wj0.
disertai dengan rasa 2) Albasheer, Osama. 2015. Allopurinol
gatal. Induced Stevens Jhonson Syndrome – A
Case Report.. Indian Journal of Medical
Case Report. Vol.4(2); Hal : 26-30
3) Somkrua, R; et al. 2011. Association
ofHLA-B*5801allele and Allopurinol
induced stevens johnson syndrome and
toxic epidermal necrolysis: a systematic
review and meta-analysis. BMC Medical
Genetics. Vol.12 (118); Hal : 1-10

KESIMPULAN : Berdasarkan analisis WHO-UMC, Allopurinol tersebut


termasuk dalam kategori possible, begitu pula berdasarkan analisis Naranjo,Allpurinol
termasuk kategori probable didukung pula dengan banyak case report SJS akibat
penggunaan Allopurinol. Berdasarkan kedua analisis tersebut, maka obat yang
berpengaruh terhadap reaksi SJS pada pasien adalah Allpurinol .
REKOMENDASI :

Obat harus dihindari penggunaannya pada pasien ini, perlu menggunakan alternatif lain.
Analisis :
TOOLS 1. WHO-UMC Causality Categories
TOOLS 2. Naranjo Alogaritrm

Daftar Pustaka
1) Albasheer, Osama. 2015. Allopurinol Induced Stevens Jhonson Syndrome –
A Case Report.. Indian Journal of Medical Case Report. Vol.4(2); Hal : 26-
30

Anda mungkin juga menyukai