Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

T DENGAN MASALAH
OKSIGENASI DI RUANG MAWAR RSUD
AMBARAWA

Oleh :
Kelompok 1
I Putu Sastra Wiguna
I Wayan Noviarta
Indra Hita Karana
I Putu Adi Wibawa
Ina Nurwiyanti
A. A. Ari Mirantika
Analia Suryaningtyas
Azrul Wira Saputra

AKADEMI KEPERAWATAN NGUDI WALUYO


UNGARAN
2008

1
2
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN KDM
( OKSIGENASI )

A. Pengertian
Pernafasan adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung
oksigenasi kedalam tubuh, serta menghembuskan udara yang banyak
mengandung CO2 sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh.
(Syaifuddin, 1997 : 87)
Pernafasan adalah salah satu komponen gas dan unsur hal vital dalam
proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel
tubuh.
(Tarwanto dan Ulartonah, 2003 : 8)
Oksigenasi adalah memberikan tambahan aliran gas oksigen lebih dari
20% pada tekanan 1 atm sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam darah
pada kondisi pasien yang membutuhkan.
(Perry – Potter, 2006)

B. Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernafasan


Organ-organ pernafasan
1. Hidung
Merupakan saluran udara yang pertama mempunyai 2 lubang (kavum nasal)
dipisahkan oleh sekat hidung (septum nasal)
Bagian-bagian hidung adalah :
a. Bagian luar dinding terdiri dari kulit
b. Lapisan tengah terdiri dari otot dan tulang rawan
c. Lapisan dalam terdiri dari selaput lendir yang berlipat-lipat yang
dinamakan karang hidung (kanka nasialis) yang berjumlah 3 buah antara
lain :
- Kanka nasalis inferior (karang hidung bawah)
- Kanka nasalis media (karang hidung bagian tengah)

1
- Kanka nasalis superior (karang hidung bagian atas)
Fungsi hidung antara lain :
a. Bekerja sebagai saluran pernafasan
b. Sebagai penyaring udara pernafasan yang diakukan oleh bulu-bulu hidung
c. Dapat menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa
d. Membunuh kuman-kuman yang masuk bersama-sama udara pernafasan
oleh leukosit yang terdapat dalam selaput lendir (mukosa) atau hidung.
2. Tekak (Faring)
Merupakan tempat persimpangan antara jalan pernafasan dan jalan
makanan.
Rongga tekak, dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
a. Rongga sebelah atas yang sama tingginya karena yang disebut nasofaring
b. Bagian tengah yang sama tingginya dengan istmus fausium disebut
orofaring
c. Bagian paling bawah dinamakan laringofaring
3. Pangkal Tengkorak (Laring)
Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentuk suara,
terletak didepan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan
masuk ke dalam trakea dibawahnya, laring terdiri dari 5 tulang rawan, antara
lain :
a. Kartilago tiroid (1 buah) depan jakun (Adam’s apple), sangat jelas terlihat
pada pria
b. Kartilago ariteonoid (2 buah) yang berbentuk beker
c. Kartilago krekoid (1 buah) yang berbentuk seperti cincin
d. Kartilago epiglotis (1 buah)
4. Batang Tenggorok (Trakea)
Merupakan lanjutan dari yang dibentuk oleh 16 sampai dengan 20
cincin yang terdiri dari tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda
(huruf C).
Panjang trakea 9-11 cm dan dibelakang terdiri dari jari jaringan ikat
yang dilapisi oleh otot polos.

2
5. Cabang Tenggorok (Bronkus)
Merupakan lanjutan dari trakea, ada 2 buah yang terdapat pada
ketinggian vetreba trakalis ke-4 dan ke-5 mempunyai struktur serupa dengan
trakea dan dilapisi jenis sel yang sama.
Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan ke samping ke arah tampak
paru-paru. Bronkus kanan lebih pendek dan lebih besar dari pada bronkus
kiri, terdiri dari 6-8 cincin, mempunyai 3 cabang bronkus kiri lebih panjang
dan lebih ramping dari yang kanan yang terdiri dari 9-12 cincin mempunyaiu
2 cabang. Bronkus bercabang-cabang, cabang yang kecil disebut bronkiolus
(bronkioli). Pada bronkioli terdapat gelembung paru/gelembung hawa atau
alveoli.
6. Paru-paru
Merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari
gelembung-gelembung (gelembung hawa atau alveoli). Gelembung-
gelembung alveoli terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. Jika dibentang luas
permukaannya lebih kurang 90 m2, pada lapisan inilah terjadi pertukaran
udara, O2 masuk ke dalam darah dan O2 dikeluarkan dari daerah. Banyaknya
gelembung paru-paru ini kurang lebih 700.000.000 buah (paru-paru kiri dan
kanan).
Pembagian Paru-paru
Paru-paru dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Paru-paru kanan, terdiri dari 3 lobus (belah paru) lobus pulmo dekstra
superior, lobus media dan lobus inferior. Tiap lobus tersusun oleh lobulus
b. Paru-paru kiri terdiri dari pulmo sinister, lobus superior dan lobus inferior.
Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan-belahan yang lebih kecil bernama
segment.
- Paru-paru kiri mempunyai 10 segment, yaitu 5 buah segment pada
lobus superior dan 5 buah segment pada inferior
- Paru-paru kanan 10 segment, yaitu 5 buah segment pada superior, 2
buah segment pada labus medialis, dan 3 buah segment pada lobus
inferior. Tiap-tiap segment ini masih terbagi lagi menjadi belahan-

3
belahan yang bernama lobulus. Diantara lobulus satu dengan yang
lainnya ini dibatasi oleh jaringan ikat yang berisi pembuluh-pembuluh
darah, getah bening, dan saraf-saraf. Dalam tiap-tiap lobulus terdapat
sebuah bronkiolus. Didalam lobulus, bronkiolus ini bercabang-cabang
banyak sekali, cabang-cabang ini disebut alveolus, tiap-tiap alveolus
berakhir pada alveolus yang diameternya antara 0,2-0,3 mm.
Letak Paru
Pada rongga dada diantaranya menghadap ketengah rongga dada
atau kavum mediastinum. Paru-paru dibungkus oleh selaput yang
bernama pleura. Pleura dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Pleura viseral (selaput dada pembungkus), yaitu selaput paru-paru
yang langsung membungkus paru.
b. Pleura parietal yaitu selaput yang melapisi rongga dada sebelah kanan
antara kedua pleura ini terdapat rongga (kavum) yang disebut kavum
pleura.
Kapasitas Paru
Merupakan kesanggupan paru-paru untuk menampung udara
didalamnya.
Kapasitas paru-paru dapat dibedakan menjadi :
a. Kapasitas total
Yaitu jumlah udara yang dapat mengisi paru-paru pada
inspirasi sedalam-dalamnya. Dalam hal ini angka yang kita dapat
tergantung pada beberapa hal yaitu kondisi paru-paru, umur, sikap dan
bentuk seseorang.
b. Kapasitas vital
Yaitu jumlah udara yang dapat dikeluarkan setelah ekspirasi
maksimal dalam keadaan yang normal kedua paru-paru dapat
menampung udara sebanyak ± 5 liter.
(Potter – Perry, 2006)

4
FISIOLOGI PERNAFASAN
Pernafasan paru-paru merupakan pertukaran oksigen dan karbohidrat
yang terjadi pada paru-paru.
Pernafasan melalui paru-paru/pernafasan eksterna, oksigen diambil
melalui mulut dan hidung pada inspirasi dimana oksigen masuk melalui trakea
sampai ke alveoli berhubungan dengan darah dalam kapiler pulmonar, alveoli
memisahkan oksigen dari darah, oksigen menembus membran, diambil oleh sel
darah merah dibawa ke jantung dan dari jantung dipompakan ke seluruh tubuh.
Didalam paru-paru karbondioksida merupakan hasil buangan menembus
membran alveoli, dari kapiler darah dikeluarkan melalui pipa bronkus berakhir
sampai mulut dan hidung.
Ada empat (4) proses yang berhubungan dengan pernafasan pulmoner :
1. Ventilasi pulmoner, gerakan yang menukar udara dalam alveoli dengan udara
luar.
2. Arus udara melalui paru-paru, darah mengandung oksigen masuk ke seluruh
tubuh, karbondioksida dari seluruh tubuh masuk ke paru-paru.
3. Distribusi arus udara dan arah darah sedemikian rupa dengan jumlah yang
tepat yang bisa dicapai untuk semua bagian.
4. Difusi gas yang menembus membran alveoli dan kapiler karbondioksida lebih
mudah berdifusi dari pada oksigen.
(Syaifuddin, 1997 : 87-90)

C. Tujuan
Tujuan dari tindakan oksigenasi adalah :
1. Mempertahankan oksigen jaringan yang adekuat
2. Menurunkan kerja nafas
3. Menurunkan kerja jantung
(Laboratory Basic Skills)

5
D. Indikasi dan Kontraindikasi
1. Indikasi
a. Pada penurunan PaO2 dengan gejala dan tanda hipoksia : dispenia,
takhipnea, disoricntasi, gelisah atau penurunan kesadaran tachikardia,
atau bradikardi dengan tekanan darah turun.
b. Keadaan lain : gagal nafas akut, shock, keracunan CO
2. Kontraindikasi
a. Pasien yang mengalami fraktur nasal
b. Pasien yang mengalami perdarahan pada hidung
(Laboratory Basic Skills)

E. Masalah yang Mungkin Timbul


Masalah yang mungkin akan timbul adalah :
1. Dapat menyebabkan iritasi pada hidung, pipi, dan bagian belakang telinga
tempat tali binasal
2. Tingkat konsentrasi oksigen akan berkurang jika pasien bernafas dengan
mulut
(Laboratory Basic Skills)

F. Proses Oksigenasi
1. Peralatan
- Central oksigen dengan flowmeter
- Humadifier dengan cairan steril dan distilasi atau air matang sesuai
dengan peraturan rumah sakit
- Nasal kanul dan selang
- Bengkok
- Tisu pada tempatnya
2. Fase Orientasi
- Mengucapkan salam
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan tinjauan tindakan

6
- Menjelaskan langkah prosedur
- Menanyakan kesipan pasien
- Mencuci tangan
3. Fase Kerja
- Memakai handscoon
- Memasang kanul nasal keselang oksigen dam hubungkan kesumber
oksigen yang dilembabkan
- Mengatur sesuai dengan kecepatan aliran yang diprogramkan
- Memastikan air dalam humadifier bergelembung
- Meletakkan ujung nasal kanul kedalam lubang hidung dan mengatur
lubang kanul yang elastis sampai kanul benar-benar pas menempati
hidung dan nyaman bagi pasien.
- Mempertahankan selang oksigen cukup kendor
- Memeriksa kanul setiap 8 jam
- Mempertahankan tabung pelembab terisi setiap waktu
- Melakukan observasi pada hidung dan permukaan superior kedua telinga
pasien untuk melihat adanya kerusakan kulit
- Memeriksa kecepatan aliran oksigen setiap 8 jam
- Melakukan inspeksi, apakah gejala hipoksia telah hilang
- Melepas handscoon
4. Fase Evaluasi
- Merapikan pasien
- Merapikan alat
- Mencuci tangan
- Melakukan evaluasi
- Berpamitan
(Eny Kusyanti-dkk, 2003)

7
G. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Riwayat Keperawatan
a. Masalah pernafasan yang dialami
- Pernah mengalami perubahan pola pernafasan
- Pernah mengalami bentuk dengan sputum
- Pernah mengalami nyeri dada
- Aktivitas apa saja yang menyebabkan terjadinya gejala-gejala diatas
b. Riwayat penyakit pernapasan
- Apakah sering mengalami ISPA, alergi, batuk, asma, TBC, dan lain-
lain
- Bagaimana frekuensi setiap kejadian
c. Riwayat kardiovaskuler
- Pernah mengalami penyakit jantung atau peredarah darah
d. Gaya hidup
- Merokok, keluarga perokok, lingkungan kerja perokok
2. Diagnosa Keperawatan
a. Diagnosa keperawatan yang berhubungan dengan masalah kebutuhan
oksigenasi diantaranya adalah :
1) Tidak efektifnya cara pembersihan saluran nafas
Definisi : kondisi pasien tidak mampu membersihkan sekret/slem,
sehingga menimbulkan obstruksi saluran pernafasan dalam rangka
mempertahankan saluran pernafasan.
Intervensi Rasional
1. S 1. Peralatan dalam keadaan
ediakan alat suction dalam kondisi siap
baik 2. Indikasi dasar
2. M kepatenan/gangguan
onitor jumlah, bunyi nafas, AGD, saluran pernafasan
efek pengobatan bronkhodilator 3. Membantu mengencerkan
sekret

8
3. P 4. Mengeluarkan sekret
ertahankan intake cairan 3000
ml/hari jika tidak ada kontra indikasi 5. Memberikan rasa nyaman
4. T
erapi inhalasi dan latihan pernafasan
dalam, dan batuk efektif
5. B
antu oral hygiene setiap 1 jam

2) Tidak efektifnya pola pernafasan


Definisi : kondisi dimana pola inhalasi dan ekshalasi pasien tidak
mampu karena adanya gangguan fungsi paru
Intervensi Rasional
1. Berikan oksigen sesuai program 1. Mempertahankan oksigen arteri
2. Monitor jumlah pernafasan, 2. Mengetahui status pernafasan
tanda vital, warna kulit, IGD
3. Laksanakan program 3. Meningkatkan pernafasan
pengobatan
4. Posisi pasien fowler 4. Meningkatkan pengembangan
paru
5. Bantu dalam terapi inhalasi 5. Membantu mengeluarkan sekret

3) Gangguan perfusi jaringan b/d suplay oksigen yang tidak adekuat


Definsi : kondisi dimana tidak adekuatnya suplai oksigen akibat
menurunnya nutrisi dan oksigen pada tingkat seluler.
Intervensi Rasional
1. Monitor denyut jantung dan irama 1. Mengetahui kelainan jantung
2. Monitor tanda vital, bunyi jantung, 2. Data untuk mengetahui
IVP edema, tingkat kesadaran perkembangan pasien
3. Kolaborasi dengan dokter dalam 3. Mengetahui keadaan umum
pemeriksaan AGD, elektrolit, darah pasien
lengkap
4. Jelaskan semua prosedur yang akan 4. Mengurangi kecemasan dan

9
dilakukan lebih kooperatif
5. Berikan oksigen sesuai kebutuhan 5. Meningkatkan perfusi
pasien
Evaluasi
a. Mempertahankan jalan nafas tetap paten degatasi sekresi
- Melaporkan penurunan kongesti
- Mengambil posisi terbaik untuk memudahkan drainase sekresi
b. Melaporkan perasaan lebih nyaman
- Mengikuti tindakan untuk mencapai kenyamanan, analgesik, kantung
panas, kumur, istirahat
- Memperagakan hygiene mulut yang adekuat
- Mengidentifikasi strategi untuk mencegah infeksi jalan nafas atas dan
reaksi alergi
c. Menunjukkan kemampuan untuk mengkomunikasikan kebutuhan,
keinginan dan tingkat kenyamanan
d. Mempertahankan masukan cairan yang adekuat
e. Menunjukkan tingkat pengetahuan yang cukup dan melakukan perawatan
diri secara adekuat
f. Bebas dari tanda dan gejala infeksi
- Menunjukkan tanda vital normal (suhu tubuh, frekuensi nadi, tekanan
darah, pernafasan)
- Tidak dapat drainase purulen
- Bebas dari nyeri pada telinga, sinus dan tenggorok
(Smeltzer & Barre, 2002 : 553 – 554)

10
DAFTAR PUSTAKA

- Laboratory Basic Skills


- Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi untuk Perawat. Edisi 2. Jakarta : EGC.
- Smeltzer dan Bare. 2002. Keperawatan Medical Bedah. Edisi 8. Jakarta : EGC.
-Tarwoto dan Wartonah. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.

11
BAB II
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
Pengkajian ini dilakukan pada hari Selasa 29 Juli 2008, jam 15.00 WIB di
ruang Mawar RSUD Ambarawa. Pengkajian ini dilakukan dengan cara
Autoanamnesa dan Allowanamnesa.
1. Identitas
a. Identitas pasien
Nama : Tn. T
Umur : 85 tahun
Alamat : Tlogo Rt 03 Rw 01 Tumbang
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : PNS
Tgl Masuk : 27 Juli 2008
No Register : 101602
Dx Medis : ISPA
b. Identitas penanggungjawab
Nama : Tn. S
Umur : 40 tahun
Alamat : Tlogo Rt 03 Rw 01 Tumbang
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : TNI
Hub. dgn pasien : Anak
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama

12
Pasien mengatakan dari dua hari yang lalu merasa sesak nafas

b. Riwayat kesehatan sekarang


Pasien mengatakan sesak nafas, merasa mual, muntah. Maka dari itu
keluarga pasien membawa pasien ke IGD RSUD Ambarawa dan di
diagnosa oleh dokter, yaitu pasien mengalami infeksi saluran pernafasan
atas (ISPA) dan oleh dokter disarankan untuk di rawat inap di ruang
Mawar (penyakit dalam).
c. Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mengatakan belum pernah dirawat di rumah sakit Ambarawa dan
pasien juga mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang di alami
sekarang dan pasien tidak menderita penyakit menular seperti AIDS,
TBC, DM, dll.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit
yang dialami dia sekarang dan juga tidak mempunyai riwayat penyakit
menular, seperti AIDS, TBC, DM, dll.
3. Pola Pengkajian Fungsional menurut Virginia Hendeson
a. Pola nafas
Sebelum sakit : pasien tidak mengalami gangguan dalam bernafas, RR :
24 x/menit.
Selama sakit : pasien tikda dapat bernafas dengan normal, karena pasien
mengalami infeki saluran pernafasan atas yang ditandai
dengan pasien menggunakan alat bantu pernafasan, RR :
30 x/menit.
b. Pola nutrisi dan metabolisme
Sebelum sakit : pasien makan teratur 3x sehari dengan komposisi sayur,
nasi, lauk pauk habis 1 porsi, pasien minum 6-8
gelas/hari, 1 gelas 200 cc.

13
Selama sakit : pasien makan dengan diet dari rumah sakit habis ½ porsi.
Pasien minum 6-8 gelas/hari, 1 gelas 100 cc.

c. Pola eliminasi
Sebelum sakit : pasien mengatakan BAB1x/hari dengan konsistensi
lembek, warna kuning. BAK 5-7x/hari, warna kuning,
bau khas amoniak.
Selama sakit : pasien mengatakan BAB 1x/hari, warna kuning,
konsistensi lembek. BAK 4-6x/hari, warna kuning.
d. Pola keseimbangan dan gerak
Sebelum sakit : pasien dapat beraktivitas secara bebas tanpa bantuan dari
keluarga.
Selama sakit : pasien tidak dapat beraktivitas dengan bebas, karena
kemampuan fisiknya lemah, aktivitas dibantu keluarga.
e. Pola kebutuhan istirahat dan tidur
Sebelum sakit : pasien tidur 7-8 jam/hari
Selama sakit : pasien mengatakan sulit tidur, pasien tidur 4-5 jam/hari
tapi sering terbangun karena tindakan keperawatan.
f. Kebutuhan komunikasi
Sebelum sakit : pasien berkomunikasi dengan baik dan lancar, bahasa
mudah dimengerti.
Selama sakit : komunikasi antara pasien dengan keluarga baik.
g. Pola mempertahankan suhu tubuh (temperatur)
Sebelum sakit : pasien lepas baju atau pakai baju dalam saat merasa
panas, memakai baju tebal saat merasa dingin.
Selama sakit : pasien terlihat membuka kancing bajunya saat merasa
panas.
h. Kebutuhan personal hygiene
Sebelum sakit : pasien mandi 1-2x/hari, menggosok gigi 2x/hari

14
Selama sakit : pasien tidak mandi, dan hanya membersihkan tubuhnya
dengan disibin dan gosok gigi 1x/hari
i. Kebutuhan spiritual
Sebelum sakit : pasien melakukan shalat 5 waktu
Selama sakit : pasien hanya berdo’a ditempat tidur dan tidak dapat
sholat 5 waktu.
j. Kebutuhan berpakaian
Sebelum sakit : pasien senang memakai baju batk dan berpakaian kaus
rapi, celana panjang.
Selama sakit : pasien terlihat memakai baju kaos dengan celana pendek
k. Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Sebelum sakit : pasien merasa aman dan nyaman apabila selalu
berkumpul dengan keluarganya dirumah.
Selama sakit : pasien merasa kurang nyaman dengan keadaannya
sekarang dan merasa aman apabila ada keluarga yang
menemani.
l. Kebutuhan bekerja
Sebelum sakit : pasien dapat bekerja sebagai PNS
Selama sakit : pasien tidak dapat bekerja, karena dirawat di RS
m. Kebutuhan rekreasi
Sebelum sakit : pasien senang menonton televisi dan kadang-kadang
jalan-jalan ke taman bersama keluarga
Selama sakit : pasien membaca koran, untuk menghilangkan
kesuntukannya.
n. Kebutuhan belajar
Sebelum sakit : pasien senang menonton TV dan membaca koran
Selama sakit : pasien hanya dapat konsultasi dengan dokter atau
perawat tentang sakitnya.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Kesadaran : composmentis

15
Penampilan : lemah dan sulit bernafas
b. Tanda-tanda vital
- TD : 130/70 mmHg
- N : 120 x/menit
- S : 367 oC
- RR : 30 x/menit
c. Kepala : mesochepal
- Rambut : warna putih, penyebaran rambut merata, tidak ada
ketombe, kulit kepala bersih, tidak ada
masa/benjolan.
- Mata : simetris, penglihatan normal, seklera tidak ikterik,
konjungtiva warna merah muda, tidak memakai
kacamata, mata merah
- Hidung : simetris, tidak ada polip, dan tidak ada penumpukan
serumen
- Mulut : mukosa bibir kering, pecah-pecah, tidak ada
stomatitis, permukaan lidah bersih
d. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe, tidak ada
gangguan dan saat menelan tidak merasa sakit
e. Dada/thorak
- Paru-paru
I : terlihat ada tarikan interkosta
Pa : tidak ada nyeri tekan
Pe : redup
A : terdengar bunyi wheezing/ronchi
- Jantung
I : ictus cordis tidak tampak
Pa : tidak ada nyeri tekan
Pe : redup pada interkosta 3-4
A : S1 dan S2, terdengar regular

16
S1 → sistul awal berbunyi “lub”
S2 → distul awal berbunyi “dup”
- Abdomen
I : simetris, permukaan cekung
A : peristaltik usus 16x/menit
Pa : ada nyeri tekan
Pe : timpany
f. Kulit dan kuku
Turgor kulit elastis, kulit lembab dan kaku saat dipencet, lidah berwarna
biru, kuku bersih.
g. Ekstremitas
- Superior : tangan kiri terpasang infus RL 20 tpm, tidak dapat
bergerak bebas, tidak ada cacat dan oedem
- Inferior : kaki dapat digerakkan dan tidak ada cacat bawaan
dan tidak ada oedem
5. Data Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium, tgl 27 Juli 2008
- Feses
Warna : kuning
Bau : khas feces
Konsistensi : lembek

WBC 6,8 1023/ul 4,0 / 11,0


LYM 1,9 1023/ul 1,0 / 5,0
MON 0,6 1023/ul 0,1 / 1,0
GRA 4,3 1023/ul 40 / 8,0
LYM%27,7 % 25,0 / 50,0
MON% 8,6 % 2,0 / 10,0
GRA 63,7 % 50,0 / 80,0

RBC 3,76 % 4,00 / 5,00

17
HGB 12,0 UM12 13,0 / 10,0
HCT 34,6 % 40,0 / 34,0
MCU 92,0 UM13 31,0 / 35,0
MCH 31,9 Pg 10,0 / 16,0
MCHC 34,7 g/dl 4,0 / 6,28
ROW 11,3 % 13,0 / 18,0

PLT 347 1013/ul 150 / 450


MPU 7,4 UM13 7,01 / 11,5
PCT 0,257 % 0,206 / 0,500
PPW 15,3 % 10,0 / 18,9

Gula darah sewaktu : 124 70 – 100 mg/dl


Cholesterol total : 254 NL 12 / 8,205 mg/dl
Kreatinin : 1,4 1,4 NL 0,6 – 1,1 1/p P1S
SGOT : 21 NL : 6,25/p : 6-21 u/l
SGPT : 19 NL : 4-30/p : 4-20 u/l
Albumin : 4,8 NL 3,8-5,1 g/dl
b. Terapi yang diberikan, tgl 27 Juli 2008
- O2 3-4 liter / menit
- Infus D5/amnoleban 20 tpm
- Infus cyprofloxalin 2x1 fles 1
- Injeksi cefotaxime 3x1 gram
- Injeksi sotatic 3x1 mg
- Fargosik 2 x ½ tab
- ISDN 3x1 tab
- Lobaxine sirup 3x1 sendok teh
- Neurit 3x1 tab
- Aspilet 1x1 tab
6. Pengelompokan Data
a. Data Subjektif

18
- Pasien mengatakan sesak nafas
- Pasien mengatakan badannya merasa lemah
- Pasien mengatakan sulit tidur

b. Data Objektif
- Pasien tampak lemah
- Pasien tampak pucat
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak memegang dadanya
- TD : 130/70 mmHg
- RR : 30 x/menit
- N : 120 x/menit
- S : 367 oC
- Terdengar suara wheezing

B. Analisa Data
Nama Pasien : Tn. T No. Register : 101602
Ruang : Mawar Dx. Medis : ISPA
Hari/Tgl/ Kemungkinan Masalah
No Data Fokus Ttd
Jam Penyebab Keperawatan
1 Selasa DS : Penyempitan Gangguam
29 Juli Pasien mengatakan bronkus pola nafas
2008 merasa sesak nafas, yang tidak
15.00 WIB mua, muntah efektif
DO :
- Pasien tampak
gelisah
- Pasien pucat
- Pasien tampak lemah
- Pernafasan pasien
cepat, RR : 30

19
x/menit
- Terdengar bunyi
wheezing
2 Selasa DS : Kelemahan Gangguan
29 Juli Pasien mengatakan keseimbangan
2008 seluruh tubuhnya dan gerak
15.00 WIB merasa lemas
DO :
- Pasien tidak dapat
bergerak bebas
- Pasien pucat
- Pasien tampak
gemeteran
3 Rabu DS : Hospitalisasi Gangguan
30 Juli Pasien mengatakan pola istirahat
2008 sulit tidur tidur
14.30 WIB DO :
- Pasien tampak pucat
- Mata merah
- Pasien tidak dapat
tidur dengan nyenyak
karena pengunjung
dan tindakan
keperawatan

20
C. Daftar Masalah Berdasarkan Prioritas
Nama Pasien : Tn. T No. Register : 101602
Ruang : Mawar Dx. Medis : ISPA
Tanggal Tanggal
No Diagnosa Keperawatan Ttd
Ditemukan Teratasi
1 Ganggauan pola nafas yang tidak 29 Juli 2008 -
efektif berhubungan dengan
penyempitan bronkus.
Ditandai dengan :
- Pasien tampak gelisah
- Pasien pucat
- Pasien tampak lemah
- Pasien memegang dada
- Pernafasan pasien cepat, RR : 30
x/menit
2 Gangguan keseimbangan dan gerak 29 Juli 2008 -
yang berhubungan dengan paralisis
yang ditandai dengan :
- Pasien tidak bisa bergerak bebas
- Pasien pucat
- Pasien tampak gemetar
- Mukosa bibir kering
3 Gangguan pola tidur yang 30 Juli 2008 -
berhubungan dengan Hospitalisasi
ditandai dengan :
- Pasien tampak pucat
- Mata merah
- Pasien tidak dapat tidur nyenyak,
karena pengunjung dan dalam
pemberian obat oleh perawat.

21
D. Rencana Tindakan Keperawatan
Nama Pasien : Tn. T No. Register : 101602
Ruang : Mawar Dx. Medis : ISPA
Hari/Tgl No.
No Tujuan Intervensi Ttd
/Jam Dp
1 Selasa I Setelah dilakukan - Beri posisi semi
29 Juli 2008 tindakan keperawatan fowler
15.00 WIB selama 2x24 jam sesak - Beri terapi O2 3-4
nafas dapat teratasi liter, batasi aktivitas
dengan KH : pasien
- Pasien tidak gelisah - Kolaborasi dengan
- Pasien tidak pucat tim medis dalam
- Pasien tidak lemah pemberian obat : O2
- Pernafasan pasien 3-4 liter, ISDN 3x1
normal, RR : 24 tab.
x/menit
- Tidak terdengar suara
wheezing
2 Selasa II Setelah dilakukan - Monitor KU dan TTV
29 Juli 2008 tindakan keperawatan - Bantu aktivitas sehari
15.00 WIB selama 2x24 jam pasien
keseimbangan dan - Latih gerak pasien
gerak bisa stabil dengan cara
kembali dengan KH : mobilisasi
- Pasien bisa - Kolaborasi dengan
beraktivitas dengan tim medis, dalam
kembali normal pemberian obat
- Pasien tidak pucat
- Pasien tidak gemetar
3 Rabu III Setelah dilakukan - Beri posisi yang
30 Juli 2008 tindakan keperawatan nyaman dengan cara

22
14.30 WIB selama 2x24 jam pasien tidur
kebutuhan istirahat dan terlentang
tidur dapat terpenuhi - Batasi pengunjung
dengan KH : yang menjenguk
- Pasien tidak pucat pasien
- Mata merah - Ciptakan suasana
- Pasien dapat tidur yang nyaman
nyenyak

E. Catatan Keperawatan
Nama Pasien : Tn. T No. Register : 101602
Ruang : Mawar Dx. Medis : ISPA
No. Hari/Tgl
Implementasi Respon Ttd
DP /Jam
I Selasa - Memberikan posisi semi - Pasien merasa lebih
29 Juli fowler nyaman
2008 - Memberikan terapy O2 3-4 - Pasien lega dalam bernafas
15.00 WIB liter
- Membatasi aktivitas pasien - Pasien kooperatif
- Kolaborasi dengan tim - Pasien merasa baikan
medis dalam pemberian setelah diberikan O2 3-4
obat : liter
- O2 3-4 liter
- ISDN 3x1 tab
II Selasa - Memonitor KU dan TTV - Pasien tampak tenang
29 Juli - Membantu aktivitas sehari- - Pasien kooperatif
2008 hari pasien
15.00 WIB - Melatih gerak pasien - Pasien mau mengikuti yang
dengan cara ROM aktif dan diminta perawat dalam
ROM pasif melakukan gerakan
- Kolaborasi dengan tim - Pasien mau diberikan
pysiotrapi tentang terapy

23
keseimbangan gerak
III Rabu - Memberi posisi yang - Pasien merasa nyaman
30 Juli nyaman dengan cara pasien
2008 tidur terlentang
14.30 WIB - Membatasi pengunjung - Kebutuhan istirahat dan
yang menjenguk pasien tidur pasien terpenuhi
- Menciptakan suasana yang - Pasien dapat tidur dengan
nyaman tenang

F. Catatan Perkembangan
Nama Pasien : Tn. T No. Register : 101602
Ruang : Mawar Dx. Medis : ISPA
No. Hari/Tgl
Perkembangan Ttd
Dp /Jam
I Selasa S : Pasien mengatakan masih merasakan sesak
29 Juli nafas
2008 O : - Pasien masih tampak gelisah
15.00 WIB - Pasien masih pucat
- Pasien lemah
- Pasien masih tampak memegang dadanya
saat bernafas
- Pernafasan pasien cepat
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Kaji dalam pemberian O2
II Selasa S : Pasien mengatakan keseimbangan dan gerak
29 Juli tidak stabil
2008 O : - Pasien belum bisa bergerak bebas
15.00 WIB - Pasien masih tampak pucat
- Pasien masih kelihatan gemetar
- Mukosa bibir kering
A : Masalah belum teratasi

24
P : Lanjutkan intervensi
- Kolaborasi dengan tim pysiotrapi
mengenai keseimbangan dan gerak
III Rabu S : Pasien mengatakan bisa tidur dengan
30 Juli nyenyak
2008 O : - Pasien tidak pucat
14.30 WIB - Mata tidak merah
- Pasien dapat tidur nyenyak
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi

25

Anda mungkin juga menyukai