Anda di halaman 1dari 3

Rezki Amaliah | 1515140012 | GeoSains15 | Tugas 2

Hubungan Pola Aliran Sungai dengan Jenis Batuan serta Struktur Geologinya.

Perbedaan pola aliran sungai yang bervariasi ditentukan oleh perbedaan kemiringan topografi,
struktur dan litologi batuan dasarnya. Pola pengaliran yang umum dikenal adalah sebagai berikut:
1. Pola Aliran Dendritik

Pola aliran dendritik dapat memiliki tekstur/kerapatan sungai yang dikontrol oleh
jenis batuan yang relatif homogen, batuan sedimen datar, atau hampir datar, daerah batuan
beku masif, daerah lipatan, daerah metamorf yang kompleks. Kontrol struktur tidak dominan
di pola ini, namun biasanya pola aliran ini akan terdapat pada daerah punggungan suatu
antiklin.
Resistensi batuan terhadap erosi sangat berpengaruh pada proses pembentukan alur-
alur sungai, batuan yang tidak resisten cenderung akan lebih mudah dierosi membentuk alur-
alur sungai. Sebagai contoh sungai yang mengalir diatas batuan yang tidak/kurang resisten
terhadap erosi akan membentuk tekstur sungai yang halus (rapat) sedangkan pada batuan
yang resisten (seperti granit) akan membentuk tekstur kasar (renggang).
2. Pola Aliran Radial

Pola pengaliran yang mempunyai pola memusat atau menyebar dengan 1 titik pusat
yang dikontrol oleh kemiringan lerengnya. Adapun kontrol strukturnya yang dinamik
biasanya terdapat pada daerah-daerah yang memiliki kegiatan vulkanik yang signifikan,
sedangkan kontrol struktur pasifnya biasanya berada di daerah kubah suatu gunung api. Pola
radial dibagi menjadi 2, yaitu radial sentrifugal dan radial sentripetal.
a. Tipe sentrifugal, yaitu pola Radier dimana arah-arah pengalirannya menyebar ke segala
arah dari suatu pusat.
b. Tipe sentripetal, yaitu pola Radier dimana arah-arah pengalirannya memusat dari segala
arah.

3. Pola Aliran Rectangular

Pola aliran rectangular adalah pola aliran sungai yang dikendalikan oleh struktur
geologi, seperti struktur kekar (rekahan) dan sesar (patahan). Sungai rectangular dicirikan
Rezki Amaliah | 1515140012 | GeoSains15 | Tugas 2

oleh saluran-saluran air yang mengikuti pola dari struktur kekar dan patahan. Pola
rectangular umumnya berkembang pada batuan yang resistensi terhadap erosinya mendekati
seragam, namun dikontrol oleh kekar yang mempunyai dua arah dengan sudut saling tegak
lurus. Kekar pada umumnya kurang resisten terhadap erosi sehingga memungkinkan air
mengalir dan berkembang melalui kekar-kekar tersebut membentuk suatu pola pengaliran
yang mengikuti sistem kekar. Umumnya pada daerah patahan yang bersistem (teratur).
4. Pola Aliran Trellis

Sungai utamanya biasanya memanjang searah dengan jurus perlapisan batuan.


Umumnya terbentuk pada batuan sedimen berselang-seling antara yang mempunyai
resistensi rendah dan tinggi. Anak-anak sungai akan dominan terbentuk dari erosi pada
batuan sedimen yang mempunyai resistensi rendah. Jadi secara umum, pembentukan sungai
utama lebih disebabkan oleh kontrol struktur geologi berupa perlipatan sinklin dan antilin
dan pembentukan anak sungai lebih disebabkan oleh kontrol litologi. Sungai trellis dicirikan
oleh saluran-saluran air yang berpola sejajar, mengalir searah kemiringan lereng dan tegak
lurus dengan saluran utamanya. Saluran utama berarah searah dengan sumbu lipatan.
5. Pola Aliran Annular

Pola aliran annular adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara
radial dari suatu titik ketinggian tertentu dan ke arah hilir aliran kembali bersatu. Pola
pengaliran dimana sungai atau anak sungainya mempunyai penyebaran yang melingkar.
Sering dijumpai pada daerah kubah berstadia dewasa. Pola ini merupakan perkembangan
dari pola radier. Pola penyaluran ini melingkar mengikuti jurus perlapisan batuannya yang
berseling antara lunak dan keras. Pola aliran annular biasanya dijumpai pada morfologi
kubah atau intrusi loccolith ataupun pada suatu dome atau kaldera yang sudah mencapai
stadium dewasa dan sudah timbul sungai consequent, subsequent, resequent dan obsequent.
6. Pola Aliran Paralel (Sejajar).

Sistem pengaliran paralel adalah suatu sistem aliran yang terbentuk oleh lereng yang
curam/terjal dengan batuan heterogen. Pola aliran paralel terbentuk pada morfologi lereng
dengan kemiringan lereng yang seragam. Pola aliran paralel kadangkala mengindikasikan
Rezki Amaliah | 1515140012 | GeoSains15 | Tugas 2

adanya suatu patahan besar yang memotong daerah yang batuan dasarnya terlipat dan
kemiringan yang curam. Semua bentuk dari transisi dapat terjadi antara pola aliran trellis,
dendritik, dan paralel. Berkembang di lereng yang terkontrol oleh struktur (lipatan
monoklinal, isoklinal, sesar yang saling sejajar dengan spasi yang pendek) atau dekat pantai.

Hubungan Geomorfologi dengan Ilmu Tanah

Proses geomorfologi merupakan semua proses yang menyebabkan perubahan permukaan


bumi (relief) yang mengontrol persebaran tanah di permukaan bumi. Proses geomorfologi yang
terjadi menghasilkan variasi profil tanah, sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor
pembentuk tanah dengan faktor-faktor pembentuk bentuklahan memiliki faktor-faktor
pembentukan yang mirip. Perbedaannya terletak pada pengertian bahan induk tanah yang tidak
selalu berasal dari batuan induk yang ada di bawahnya. Hal ini dikarenakan, bahan induk tanah
berasal dari bahan yang terangkut dari daerah lain. Interpretasi morfoaransemen satuan
bentuklahan dapat menjawab asal usul bahan induk tanah pada suatu daerah. Faktor waktu
pembentukan satuan bentuklahan juga berbeda dengan faktor waktu dalam proses pembentukan
tanah. Waktu dalam pembentukan tanah dihitung sejak bahan induk tanah terbentuk (dapat berarti
diendapkan atau merupakan bahan insitu). Faktor iklim dan organisme pada proses pembentukan
tanah tercermin pada proses geomorfologi pada faktor pembentuk satuan bentuklahan. Proses
geomorfologi (morfodinamik) merupakan hasil interaksi yang kompleks antara iklim, organisme
(termasuk vegetasi didalamnya), dan batuan serta relief. Pemahaman yang komprehensif
mengenai bentuklahan akan dapat menggambarkan persebaran satuan-satuan tanah yang ada di
suatu daerah kajian yang tentunya mempunyai ketahanan/resistensi yang spesifik terhadap proses
erosi.
Peta tanah berisi satuan-satuan pemetaan tanah yang merupakan kesatuan dari satuan
pemetaan lahan (satuan lahan) dan satuan-satuan tanah yang ada di dalamnya dengan
komposisinya masing-masing. Dengan demikian dalam pemetaaan tanah dikenal dua istilah yang
berbeda makna secara tegas namun sering menjadi kerancuan bagi orang yang belum memahami
secara mendalam mengenai pemetaan tanah (Sartohadi, 2006), yaitu satuan pemetaan lahan
(land mapping unit) dan satuan tanah (soil unit). Gabungan keduanya merupakan satuan
pemetaan tanah (soil mapping unit). Pendekatan geomorfologi digunakan sebagai dasar
pembuatan/penyusunan satuan pemetaan tanah.

Referensi :

http://wicak93.blogspot.co.id/2013/05/pola-aliran-sungai.html

http://geografi-geografi.blogspot.co.id/2012/03/pola-pengaliran-sungai.html

http://klikgeografi.blogspot.co.id/2014/12/macam-macam-pola-pengaliran-sungai.html

http://awaluddinzaenuri.blogspot.co.id/2011/04/tanah-dalam-sudut-pandang-geomorfologi.html

Anda mungkin juga menyukai