Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PROJECT

MANAJEMEN DAERAH ALIRAN SUNGAI


“Pengkayaan Vegetai dan Bangunan Terjunan dalam Upaya Menurunkan
Laju Erosi di DAS Konto Desa Sukomulyo, Pujon.”

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK C2
KELAS: C
ASISTEN : Ardwita Citra Febriana

MINAT MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN


PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
Judul : Pengkayaan Vegetai dan Bangunan Terjunan dalam Upaya
Menurunkan Laju Erosi di DAS Konto Desa Sukomulyo, Pujon.

Penyusun : Kelompok C2

Kelas :C

Ketua Kelompok : Ezra Hilmi Yuardianto 145040201111106

Anggota Kelompok : 1. Iswati 145040201111081

2. Yhuda Dwi Fabrian 145040201111083

3. Rohmah Arumita 145040201111084

4. Daniyatul Jannah 145040201111092

5. Banita Megy Safina 145040201111097

6. Naufal Wahyu Aji H. 145040201111155

7. Yohannes Barata Agustin P. 145040201111158

8. Fidia Astin R. 145040201111165


1. Latar Belakang
Alih guna hutan disekitar daerah aliran sungai menjadi lahan pertanian yang
tidak sesuai dengan kesesuaian lahannya maupun pemukiman semakin
meningkat. Hal ini dikarenakan meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia
yang cukup tinggi serta tidak diimbangi dengan luasan lahan yang tersedia
merupakan salah satu faktor yang menyebabkan seringnya terjadi pembukaan
lahan hutan disekitar DAS. Alih fungsi hutan disekitar DAS Konto menjadi lahan
pertanian yang tidak memperhatikan kesesuaian lahannya akan menyebabkan
terjadinya degradasi lahan. Selain itu kondisi hutan disekitar DAS Konto yang
saat ini semakin memburuk dapat memberikan dampak negatif terhadap
lingkungan sekitar, salah satu contohnya sering terjadinya erosi maupun longsor
pada daerah hutan karena kemiringan lereng yang cukup curam sehingga
tanahnya mudah tererosi. Dari alih fungsi lahan memberikan dampak terhadap
lingkungan DAS Konto baik di dalam hutan maupun di luar hutan. Di dalam
hutan, tanah menjadi mudah mengalami erosi sehingga akan terjadi limpasan
permukaan yang kemudian terbawa ke bagian hilir yang berdampak pada
lingkungan sekitar seperti terjadinya banjir pada daerah di luar hutan karena
bendungan sungai dangkal akibat tingginya sedimentasi.
Tindakan konservasi sangat diperlukan untuk memulihkan kembali fungsi
hutan seperti pada umumnya. Kegiatan pengkayaan vegetasi dengan penambahan
populasi tanaman pinus, rumput gajah dan seraiwangi serta konservasi mekanik
dengan pembuatan terjunan ini upaya mencegah kerusakan tanah oleh erosi dan
memperbaiki kualitas air sungai yang keruh sehingga dapat meningkatkan
produktivitas tanah dan air agar dapat digunakan kembali secara lestari. Dengan
dilakukannya tindakan pengkayaan vegetasi dan konservasi mekanik dengan
pembuatan terjunan ini diharapkan DAS Konto di Desa Sukomulyo dapat
memberikan manfaat bagi lingkungan dan tidak merusak ekosistem alami bahkan
meningkatkan biodiversitas disuatu hamparan lahan, menjaga kesetabilan hutan,
mengurangi bahaya erosi, menekan potensi terjadinya banjir serta meningkatkan
kesuburan tanahnya.
2. Rumusan Masalah
KOMPONEN LOKASI DI KEGIATAN MASALAH STAKEHOLDER
DAS DAS UTAMA /
SEKTOR
Konservasi DAS Mikro Menurunnya
Masyarakat,
biodiversitas Kali Konto di tingkat
LSM, dan
dan ekowisata Desa diversitas
PEMDA
Sukomuyo flora akibat
kegiatan
manusia
Konservasi DAS Mikro Erosi dan
Perhutani, LSM
tanah dan air Kali Konto di longsor pada
dan Masyarakat,
Desa lereng yang
Sukomuyo curam
Tataguna lahan DAS Mikro Kurang
BPDAS,
Kali Konto di optimalnya
Perhutani,
Desa penggunaan
Masyarakat, LSM
Sukomuyo lahan di
wilayah
hutan
produksi
pinus
Pertanaman DAS Mikro Ditemukan
BPDAS
Kali Konto di tanaman
Desa semusim di
Sukomuyo wilayah
hutan
produksi
pinus
Kualitas air DAS Mikro Sampah
BPDAS,
Kali Konto di pertanian dan
Perhutani, LSM,
Desa industri
Sukomuyo rumah tangga dan Masyarakat
bukan
dibuang
ditempat
yang
disediakan,
sehingga
berpotensi
mencemari
mata air dan
sungai
(ditemuksn
makrozooben
tos kategori
berat)
Ketersediaan DAS Mikro Masyarakat
Perhutani,
air Kali Konto di kurang
BPDAS,
Desa mendapatkan
Masyarakat
Sukomuyo ketersediaan
air bersih
Ternak dan DAS Mikro Perikanan
Masyarakat
Perikanan Kali Konto di terganggu
Desa karena
Sukomuyo terdapat air
yang
tercemar
Institusi DAS Mikro Kurang Perhutani dan
Kali Konto di koordinasi Masyarakat
Desa antara pihak
Sukomuyo perhutani
dengan petani
Sosekbud DAS Mikro Pengambilan Masyarakat
Kali Konto di getah pinus
Desa
Sukomuyo

Analisis Prioritas Masalah

Komponen Daftar masalah


E L I ELI Keterangan
DAS

Konservasi Menurunnya
biodiversitas tingkat diversitas
2 4 1 8 Sedang
dan ekowisata flora akibat
kegiatan manusia

Konservasi Erosi dan longsor


tanah dan air pada lereng yang 2 4 4 32 Tinggi
curam

Tataguna Kurang optimalnya


lahan penggunaan lahan
2 3 4 24 Tinggi
di wilayah hutan
produksi pinus

Pertanaman Ditemukan
Tinggi
tanaman semusim
2 3 4 24
di wilayah hutan
produksi pinus
Kualitas air Sampah pertanian
dan industri rumah
tangga bukan
dibuang ditempat
yang disediakan,
sehingga
3 2 4 24 Tinggi
berpotensi
mencemari mata
air dan sungai
(ditemukan
makrozoobentos
kategori berat)

Ketersediaan Masyarakat kurang


air mendapatkan
2 2 3 12 sedang
ketersediaan air
bersih

Ternak dan Perikanan


Rendah
perikanan terganggu karena
1 1 1 1
terdapat air yang
tercemar

Institusi Kurang koordinasi


antara pihak
2 2 4 16 Sedang
perhutani dengan
petani

Sosekbud Pengambilan getah


1 1 1 1 Rendah
pinus
Hasil analisis prioritas masalah menunjukkan bahwa masalah yang paling
memberikan pengaruh besar terhadap gangguan fungsi DAS Konto adalah:
1. Erosi dan longsor pada lereng yang curam
2. Kurang optimalnya penggunaan lahan di wilayah hutan produksi pinus
3. Ditemukan tanaman semusim di wilayah hutan produksi pinus
4. Sampah pertanian dan industri rumah tangga bukan dibuang ditempat yang
disediakan, sehingga berpotensi mencemari mata air dan sungai (ditemukan
makrozoobentos kategori berat)
Analisis Akar Masalah
A
K
Erosi dan Kualitas air Limpasan I
Sedimentasi
longsor menurun Permukaan B
A
T

Kurang optimalnya S
Sampah pertanian
E
penggunaan lahan di
dan industri rumah B
wilayah hutan produksi
tangga A
pinus B

Kurangnya koordinasi antara pihak


perhutani dan petani; serta kurangnya
AKAR
kesadaran mas yarakat akan pentingnya MASALAH
memelihara keberlangsungan fungsi
DAS

3. Tujuan
Tujuan dari kegiatan konservasi mekanik dengan pembangunan terjunan
dapat meminimalisir potensi terjadinya erosi, pendangkalan sungai, kualitas air
yang baik, dan pencemaran disungai berkurang.
4. Sasaran kegiatan
Sasaran dari kegiatan konservasi mekanik dengan pembuatan terjunan
diharapkan dapat menekan terjadinya potensi erosi, kualitas air tidak keruh dan
pencemaran disungai berkurang sehingga kondisi lahan dan hidrologi disekitar
DAS dapat dimanfaatkan kembali.

5. Pelaksanaan Kegiatan
5.1 Jenis Kegiatan

Kegiatan akan dilakukan dengan menempuh tiga tahapan, yaitu: (1)


Perencanaan Rencana Aksi Secara Terpadu dalam membangun DAS yang sehat di
Desa Sukomulyo; (2) Pelaksanaan Rencana Aksi; (3) Pengembangan sistem
pemantauan dan pengkayaan vegetasi dengan tanaman pinus, rumput gajah dan
seraiwangi (4) evaluasi secara partisipatif mulai dari perencanaan sampai dengan
pelaksanaan

A. Mekanisme pembuatan Bangunan Terjunan


Kegiatan konservasi tanah mekanik dilakukan dengan membuat saluran
pembuangan air yang dibuat searah lereng atau berdasarkan cekungan alami.
pada lahan yang kemiringannya >15% saluran pembuangan air harus dilengkapi
dengan bangunan terjunan, yaitu bangunan yang terbuat dari susunan batu atau
bambu pada saluran pembuangan air yang berfungsi untuk mengurangi
kecepatan aliran air (Dariah, et al., ). Menurut Agus dan Widianto (2004),
bangunan terjunan diperlukan bila kemiringan lahan >8% atau apabila tanah
peka terhadap erosi. Pada tanah yang mudah longsor, bangunan terjunan
sebaiknya dilengkapi dengan gorong-gorong.
B. Rancangan Pembuatan Bangunan Terjunan

1. Tahapan Persiapan
a) Persiapan pembuatan SPA yang diperlukan adalah :
- Penyiapan rancangan teknis
- Pemancangan patok induk tegak lurus kontur yang merupakan as/poros
SPA. Jarak maksimum antara dua patok 5 m.
- Pemancangan patok pembantu di kanan/kiri patok induk untuk
- menggambarkan lebar atas SPA.
b) Persiapan pembuatan bangunan terjunan yang dilakukan adalah :
- Pemancangan patok-patok disepanjang SPA untuk menentukan letak
terjunan, jarak antara dua patok disesuaikan dengan lebar bidang olah
teras.
- Letak bangunan terjunan harus lebih ke dalam dari pada talud teras dan
pada tanah asli (bukan tanah urugan).
- Penggalian tanah menurut patok yang telah dipancang dengan arah
tegak lurus ke bawah sedalam 0,5-1,5 m diukur dari bidang olah.
2. Pembuatan
a) Pembuatan bangunan SPA
- Penggalian tanah sesuai profil yang terbentuk dari patok-patok
pembantu sedalam minimal 50 cm dari bidang olah teras dan lebar
dasar 50 cm sesuai rancangan
- Dasar SPA pada teras bangku dibuat dengan kemiringan 0,1-0,5% ke
arah luar sehingga perbedaan tinggi dasar saluran yang berjarak 5 m
adalah 0,5-2,5 cm
- Setiap jarak 1 m sepanjang SPA ditanami gebalan rumput
- selebar 20 cm melintang SPA .
b) Pembuatan bangunan terjunan
- Dua atau tiga potong bambu bulat ditanam ke dalam tanah 0,5 m,
sedang yang berada dipermukaan saluran dipasang setinggi bangunan
terjunan.
- Bambu belah dipasang melintang terjunan, kulit bagian luar bambu
diletakan di bagian luar.
- Pemasangan bambu disusun mulai dari bawah dengan kedua ujungnya
dimasukan ke dalam bagian kanan kiri dinding SPA dan diikatkan pada
bambu bulat.
3. Pemeliharaan
a. Pembersihan saluran dari endapan
b. Perbaikan bambu apabila rusak baik karena sudah lapuk atau karena
akibat lain.

C. Pengkayaan Vegetasi
Menurunkan laju erosi tidak hanya dengan menggunakan mekanik saja
melainkan dapat diimbangi dengan menggunakan vegetasi salah satu caranya
dengan menambah populasi tanaman pinus, dan menanam tanaman rumput gajah
dengan seraiwangi agar petani mendapatkan nilai ekonomis lebih. Penggunaan
vegetasi sebagai sarana konservasi tanah mempunyai prospek yang besar untuk
dapat diterima oleh masyarakat atau petani, karena manfaat dan kemudahan dari
kegiatan tersebut.

5.2 Waktu dan Tempat


Tahap pertama
Waktu : 11 Maret 2017 – 26 April 2017
Tempat : Perum Pehutani, Kepala Resort Polisi Hutan Kedungrejo

Tahap ke dua
Waktu : 2 Mei 2017 - 17 Julir 2017
Tempat : Desa Sukomulyo
Tahap ke tiga
Waktu : 18 Juli 2017 - selesai
Tempat : Kantor Desa Sukomulyo dan Monitoring di wilayah
konservasi

5.3 Stakeholder
Pengelolaan DAS melibatkan berbagai ragam penggunaan lahan dengan
berbagai pemangku dan pihak terkait serta pengambil keputusan dalam
pemanfaatan sumberdaya alam. Oleh karena itu pengelolaan DAS dengan
menggunakan pendekatan multi-disiplin merupakan keharusan. Kegiatan harus
melibatkan institusi pemerintah dari berbagai disiplin atau sektor dan melibatkan
berbagai kelompok masyarakat serta pelaku pasar. Mengingat wilayah DAS tidak
selalu sama dengan wilayah administrasi, sering ditemukan kendala dalam
pelaksanaan pengelolaan DAS baik bentuk kegiatannya maupun penentuan
lokasinya. Hal ini terjadi karena di dalam wilayah DAS terdapat berbagai
sumberdaya alam (vegetasi, tanah, dan air), sehingga ada beberapa sektor dan
kepentingan yang masuk. Di samping itu, ada perbedaan prioritas pengelolaan
dari masing-masing daerah administrasi. Oleh karena itu, sistem perencanaan
pengelolaan DAS yang dibangun harus kompatibel dengan sistem perencanaan
nasional/daerah dan selaras dengan kelembagaan terkait (Paimin, et al.,2012)
Mengingat pengelolaan DAS bersifat multi-sektor, maka dalam
perencanaannya akan melibatkan seluruh para pihak terkait (stakeholders). Istilah
stakeholder sudah sangat populer, yang secara sederhana sering dinyatakan
sebagai para pihak atau pihak-pihak yang terkait dengan suatu rencana atau
kegiatan. Berdasarkan kekuatan, posisi dan pengaruh para pihak terhadap suatu
rencana, para pihak dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok (ODA, 1995)
sebagai berikut:
1. Stakeholder utama (primer), yaitu yang memiliki kaitan kepentingan
secara langsung dengan suatu kebijakan, program dan proyek, sehingga
harus ditempatkan sebagai penentu dalam proses pengambilan keputusan.
2. Stakeholder pendukung (sekunder), yaitu yang tidak memiliki kaitan
kepentingan secara langsung terhadap suatu kebijakan, program dan
proyek, tetapi memiliki kepedulian sehingga turut berpengaruh terhadap
sikap masyarakat dan keputusan legal pemerintah.
3. Stakeholder kunci, yaitu yang memiliki kewenangan secara legal dalam
hal pengambilan keputusan. Stakeholder yang dimaksud adalah unsur
eksekutif dan legislatif.
Dalam penyusunan rencana pengelolaan DAS menurut Paimin, et al. (2012),
ada 4 (empat) kelompok pihak yang terlibat dalam penyusunan rencana yakni
pemerintah, masyarakat, swasta, dan relawan

1. Pihak masyarakat dan swasta sebagai pihak utama karena memiliki kaitan
kepentingan secara langsung dengan suatu kebijakan, sehingga harus
ditempatkan sebagai penentu dalam proses pengambilan keputusan
2. Pihak sukarelawan (LSM, perguruan tinggi, media dll) sebagai pihak
pendukung karena meskipun tidak memiliki kaitan kepentingan secara
langsung terhadap suatu kebijakan, tetapi memiliki kepedulian sehingga turut
berpengaruh terhadap sikap masyarakat dan keputusan legal pemerintah
3. Pihak pemerintah memberikan pertimbangan teknis penyusunan rencana
pengelolaan, penyelenggaraan pengelolaan DAS..

6. Sumberdaya yang Dibutuhkan


Sumber daya yang dibutuhkan adalah sumber daya manusia dan sumber
daya alam. Dalam pengelolaan DAS menciptakan dan mempertahankan
keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan hidup manusia dan keberlanjutan
pemanfaatan dan keberadaan sumber daya alam. Pengelolaan DAS ini manusia
yang menjalankan tugasnya untuk menjaga dan mempertahankan kondisi sumber
daya alam, maka manusia mengendalikan hubungan timbal balik antara sumber
daya alam dan manusia dengan segala aktifitasnya di dalam DAS.
Sub- Biaya Investasi *( Juta Rp.) Sumber Biaya
Kegiatan
Tahun 2007
Sub- A B C D
Kegiatan 1
Pengecekan Rp. 500.000 Rp. 200.000 Rp.3.000.000 Rp.1.000.000 Instansi, LSM
dan survei dan peneliti
area DAS
Kegiatan Rp. Rp 5.000.000 Rp.3.000.000 Rp.3.000.000 Peneliti,
pengkayaan 2.000.000 Masyarakat,
vegetasi dan Jasa Tirta,
konservasi BPDAS dan
mekanik Pemda, LSM.
melalui
pembuatan
bangunan
terjunan
Rp. 500.000 Rp 2.500.000 Rp.3.000.000 Rp 3.000.000 Peneliti,
Pengecekan
BPDAS, Jasa
tindakan
Tirta dan
konservasi
Pemda
Rp. 500.000 Rp.1.000.000 Rp.3.000.000 Rp.1.000.000 Peneliti,
Evaluasi
BPDAS,
dan
Pembda, dan
Monitoring
LSM
Total Rp.3.500.000 Rp.7.700.000 Rp 12.000.000 Rp 8.000.000 Rp 31.200.000
* Keterangan : A. Pemberdayaan masyarakat; B. Peralatan dan bahan; C. Tenaga
ahli; D. Pengembangan program.
6. Jadwal Pelaksanaan

Jadwal pelaksanaan yang direncanakan dalam kegiatan konservasi ini


ditampilkan pada tabel berikut:

Jenis Kegiatan Tangga Pelaksanaan


Pengecekan dan survei area DAS 11 Maret 2017 – 26 April 2017
Kegiatan konservasi mekanik melalui
2 Mei 2017 – 17 Juli 2017
pembuatan bangunan terjunan
Pengecekan tindakan konservasi 18 Juli 2017 – 25 Oktober2017
Evaluasi dan Monitoring 26 Oktober 2017 - Selesai

7. Rincian Anggaran Kegiatan

Analisis Biaya Pengkayaan Vegetasi

1. Analisis biaya tanaman pinus

Analisis Biaya
Keterangan Jumlah unit Satuan Harga per Harga Total
unit
Sewa lahan - - - -
Bibit 800 pohon Rp 2.500 Rp
2.000.000
Pupuk NPK 360 kg Rp 6.500 Rp
2.340.000
Pestisida - - - -
Tenaga 35 orang Rp 75.000 Rp
kerja 2.625.000
Irigasi - - - -
Total Biaya Rp 6.965.000
Hasil panen 5.000 kg Rp 6.500 Rp
getah pinus 32.500.000
Pendapatan = Rp 32.500.000 - Rp 6.965.000
= Rp 25.535.000
2. Analisis biaya tanaman Rumput Gajah

Analisis Biaya
Keterangan Jumlah unit Satuan Harga per unit Harga Total
Sewa lahan 0.5 Ha Rp 30.000/th Rp 30.000
Bibit 16 Ikat/1 Rp 1.000 Rp 16.000
ikat=0.5kg
Pupuk NPK -
- - -

Pestisida -
- - -

Tenaga 1 Orang Rp 75.000 Rp 75.000


kerja
Irigasi - - - -
Total Biaya Rp 121.000
Hasil panen 60 Kg Rp 3.000 Rp 180.000
Pendapatan = Rp 180.000- Rp 121.000
= Rp 59.000 x 30 hari
= Rp. 1.770.000

3. Analisis biaya tanaman seraiwangi

Analisis Biaya
Keterangan Jumlah unit Satuan Harga per unit Harga Total
Sewa lahan 0.5 Ha Rp 30.000/th Rp 30.000
Bibit 8 Ikat/1 Rp 10.000 Rp 80.000
ikat=0.5kg
Pupuk NPK 25 Kg Rp 6.500 Rp 162.500
Pestisida
Tenaga 1 Orang Rp 75.000 Rp 75.000
kerja
Irigasi - - - -
Total Biaya Rp 347.500
Hasil panen 30 Kg Rp 25.000 Rp 750.000
Pendapatan = Rp 750.000- Rp 347.500
= Rp 402.500/3 bulan
Analisis Biaya Bangunan Terjunan

Analisis Biaya
Keterangan Jumlah unit Satuan Harga per Harga Total
unit
Tenaga 35 Orang Rp 75.000 Rp 2.625.000
kerja
Alat dan
Bahan
- Bambo 45 Batang Rp 7.500 Rp 337.500
- Cangkul 15 Buah Rp 50.000 Rp 750.000
- Palu 10 Buah Rp 85.000 Rp 850.000
- Paku 4 Kg Rp 50.000 Rp.200.000
Total Biaya Rp 4.762.500

8. Indikator Kinerja
Setelah semua aktivitas kinerja pada konservasi adapun indikator
kebehasilan kinerja pada saat kegiatan pembuatan terjunan. Dampak-dampak yang
ditimbulkan antara lain dampak positif bagi lingkungan sehingga masyarakat
dapat memanfaatkan hasil dari kegiatan tersebut. kegiatan ini dikatakan berhasil
dimana kerusakan-kerusakan alam dapat berkurang hingga tidak ada kerusakan
kembali.
Kondisi 2010 2012
Indikator
2008 Target Capaian Target Capaian
Dapat
Menekan
Erosi memaksimalkan Sudah tidak Keberlanjutan
Erosi terjadinya
tinggi produksi di terjadi erosi fungsi hutan
erosi
lahan
Volume
Terdapat Mengurangi Tidak terjadi
Debit air dan debit
Sedimen sedimentasi sedimentasi banjir didaerah
bertambah air menjadi
disungai disungai hilir
stabil
Air sungai Peran dari
Mengurangi Kebutuhan
Kualitas keruh fungsi
kekeruhan Kualitas air baik air dapat
air berwarna hidrologi dapat
disungai tercukupi
agak coklat berjalan
dengan baik

9. Keberlanjutan
Untuk tingkat keberlanjutan kegiatan ini secara umum dilakukan secara
bertahap, dimana kegiatan ini dalam perbaikan dilakukan sekali saja kemudian
untuk perawatan dilakukan secara berlanjut dan dijadikan aktivitas mingguan
maupun bulanan yang rutin bagi masyarakat sekitar guna menjaga lahan agar
tidak rusak kembali.

10. Penanggung Jawab


Penanggung jawab Dari kegiatan pembuatan bangunan terjunan di Daerah
Aliran Sungai Kali Konto Desa Sukomulyo Kecamatan Pujon untuk upaya
menurunkan potensi erosi, adalah :
a. Gubernur disini berfungsi sebagai penanggung jawab utama yang mana
menaungi BPDAS, Perum Jasa TIrta, dan masyarakat secara langsung. Jadi
dapat disimpulkan bahwasanya gubernur menerbitkan peraturan gubernur
yang mana memberikan garis besar yang harus dilakukan di dalam konservasi
hidrologi DAS.
b. BPDAS
Melaksanakan penyusunan rencana, pengembangan kelembagaan dan
evaluasi DAS. Fungsi :
1. Penyusunan rencana
2. Penyusunan dan pengkajian informasi DAS
3. Pegembangan model pengelolaan DAS
4. Pengembangan kelembagaan DAS
5. Pemantauan dan evaluasi DAS
6. Pelaksanaan urusan tata usaha
c. Perum Jasa Tirta
Perum Jasa Tirta diberi tugas pokok yang meliputi:
1. Eksploitasi dan pemeliharaan prasarana pengairan;
2. Pengusahaan air dan sumber-sumber air;
3. Berpartisipasi aktif dalam pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) yakni:
perlindungan, pengembangan, dan penggunaan air serta sumber-sumber air;
4. Rehabilitasi prasarana pengairan (sesuai kewenangan perusahaan)
d. Masyarakat
Masyarakat disini berfungsi sebagai pelaksana dari tugas-tugas yang ada di
BPDAS dan Perum Jasa Tirta. Masyarakat juga termasuk satu hal yang
penting dalam mengambil tanggung jawab dalam melestarikan lingkungan
yang akan dilakukan yaitu berupa pembangunan terjunan
DAFTAR PUSTAKA

Agus, F. Dan Widianto. 2004. Petunjuk Praktis Konservasi Pertanian Lahan


Kering. World Agroforestry Centre. ICRAF Southeast Asia.
Dariah, Ai; Haryati, Umi; Budhyastoro, Torry. ______. Teknologi Konservasi
Tanah Mekanik.
ODA (Overseas Development Administration). 1995. Guidance Note on How to
Do Stakeholder Analysis of Aid Project and Programmes. Social
Development Department. http//www.euforic.org.org/gb/stake1.htm.
Paimin; Pramono, Irfan Budi; Purwanto; dan Indrawati, Dewi Retna. 2012. Sistem
Perencanaan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi (P3KR), Bogor
Tim Media Desa Sukomulyo. 2016. Diakses 1 Juni 2017
https://sukomulyo.desa.id/
LAMPIRAN
Lampiran 1: Kondisi Umum Wilayah
1. Lokasi Project
Pengamatan dan pengambilan data dilakukan di lokasi project DAS Kali
Konto Desa Sukomulyo Kecamatan Pujon Kabupaten Malang. Lokasi
pengamatan memiliki titik kordinat project X=0658285 dan Y=9130500. Arah
mata angin titik pengamatan : 700 U, Ketinggian lokasi 900 – 1267 mdpl, Arah
aliran air di tempat pengamatan dari arah utara ke selatan, Derajat kemeringan
masing-masing relief : 400 Punggung bukit A dan 480 Punggung bukit B

DAS Konto Desa


Sukomulyo

2. Batas DAS
Batas Das adalah air yang mengalir pada suatu kawasan yang dibatasi oleh
titik-titik tinggi atau yang disebut punggung bukit di mana air tersebut berasal dari
air hujan yang jatuh dan terkumpul dalam sistem tersebut. Antara DAS yang satu
dengan DAS yang lainnya dibatasi oleh titik-titik tertinggi muka bumi berbentuk
punggungan yang disebut stream devide atau batas daerah aliran (garis pemisah
DAS). Bila suatu stream devide itu merupakan jajaran pebukitan disebut stream
devide range. Air pada DAS merupakan aliran air yang mengalami siklus
hidrologi secara alamiah.
Lokasi pengamatan ini berada pada desa sukomluyo Sub Das Kali konto yang
berasal dari sungai Konto. Sungai konto merupakan salah satu anak sungai
Brantas bagian tengah. Sumber air yang mengalir ke sungai Konto berasal dari 3
gunung yaitu gunung kawi, gunung Kelud dan gunung Argowayang di wilayah
kabupaten Malang dan kabupaten Kediri, setelah itu air mengalir menuju bagian
hilir dan bertemu dengan sungai Brantas di Kabupaten Jombang. Berikut adalah
profil desa pada lokasi pengamatan

Profil Desa

Provinsi Jawa Timur

Kabupaten/Kota Malang

Kecamatan Pujon

Desa/Kelurahan Sukomulyo

Alamat Kantor Desa Jalan Kawi no. 06 Bakir


Sukomulyo

Nama Kepala Desa Safiul Anwar, ST

Luas Desa 2733.06 Ha/M2

Batas Wilayah

Utara Desa Ngabab

Selatan Gunung Kawi

Barat Desa Bendosari

Timur Desa Pujon Kidul


Kondisi Geografis

Ketinggian Tanah 1100 Mdpl

Curah Hujan Sedang

Topografi Wilayah Berbukit

3. Batas Administrasi
Secara geografis, Desa Sukomulyo termasuk wilayah yang memiliki
pegunungan dan sebagian besar dataran tinggi. Letak Desa Sukomulyo berada
diantara beberapa desa lain yang juga masih termasuk dalam wilayah kecamatan
Pujon dan beberapa desa yang termasuk wilayah kabupaten Malang. Adapun batas
desa tersebut adalah :

 Sebelah Barat berbatasan dengan : Desa Bendosari


 Sebelah Timur berbatasan dengan : Desa Pujon Kidul
 Sebelah Selatan berbatasan dengan : Gunung Kawi
 Sebelah Utara berbatasan dengan : Desa Ngabab

4. Karakteristik Wilayah
Daerah aliran sungai (DAS) Kalikonto memiliki beberapa sistem penggunaan
lahan, diantaranya agroforestri berbasis tanaman kopi dan hutan tanaman industri
berbasis pinus Luas wiayah Desa Sukomulyo keseluruhan adalah : 610.3 Ha.
Dimana seluas 37.362 m2 adalah pemukiman penduduk dan sisanya adalah lahan
kering & areal persawahan. Lebih jelasnya mengenai komposisi penggunaan
lahan di Desa Sukomulyo dapat dilihat dari table berikut :
No Penggunaan Lahan Luas (ha)
1. Pemukiman penduduk 37,4
2. Lahan Kering 61,0
3. Persawahan 119,4
Total Lahan 217,8
a. Kondisi Sosial
Kondisi sosial budaya masyarakat ditunjukkan masih rendahya kualitas
dari sebagian SDM masyarakat di Desa Sukomulyo, hal ini bisa di lihat
dengan mudahnya masyarakat Desa Sukomulyo terprofokasi oleh sebagian
oknum masyarakat yang sengaja ingin merusak tatanan yang berlaku. Hal ini
yang menyebabkan proses pembangaunan sedikit terhambat serta cenderung
masih kuatnya budaya paternalistik. Meskipun demikian budaya seperti ini
dapat di kembangkan sebagai kekuatan dalam pembangunan yang bersifat
mobilisasi massa. Di samping itu masyarakat Desa Sukomulyo yang
cenderung memiliki sifat ekspresif, agamis dan terbuka dapat di manfaatkan
sebagai pendorong budaya transparansi dalam setiap penyalenggaraan
pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan.
Munculnya masalah kemiskinan, ketenagakerjaan dan perburuhan
menyangkut pendapatan, status pemanfaatan lahan paa fasilitas umun
menunjukkan masih adanya kelemahan pamahaman masyarakat terhadap
hukum yang ada saat ini. Kondisi ini akan dapat menjadi pemicu timbulnya
benih kecemburuan sosial dan sengketa yang berkepanjangan,jika tidak di
selesaikan sejak dini.
b. Kondisi Ekonomi
Usaha kecil seperti toko pracangan, pedagang ethek, pedagang pasar, dll
masih banyak yang kurang berkembang akibat keterbatasan dana / modal.
Tambahan modal sangat diperlukan bagi perkembangan usaha kecil mereka
agar bisa mengelola kegiatan usahanya secara lebih maksimal dan mampu
memenuhi kebutuhan keluarga secara layak. Demikian pula bagi usaha
produktif seperti, peternak, dan usaha produktif lainnya juga terkendala dalam
hal modal, sekaligus juga kemampuan pengelolaan usaha yang terbatas
sehingga membutuhkan pembinaan dan pelatihan managerial yang intensif
dari dinas-dinas terkait.
Desa Sukomulyo yang memiliki areal persawahan yang sangat luas
memiliki potensi SDM petani yang cukup handal. Namun demikian kondisi
ekonomi yang menghimpit serta penetapan harga gabah / padi maupun hasil
bumi lannya yang sangat fluktuatif, dimana disaat mereka harus bertanam,
harga pupuk mahal, tetapi disaat panen hasil tanam mereka dibeli dengan
harga yang sangat rendah, sehingga menimbulkan kerugian yang cukup besar
bagi petani. Untuk itu koordinasi berbagai pihak terkait untuk dapat
tercegahnya spekulasi harga para tengkulak serta kestabilan kondisi bisa terus
terjaga sehingga petani bisa menikmati hasil jerih payah mereka secara adil.
Lampiran 2 : Transek Desa

Sketsa Transek
Lampiran 3 : Diagram Akar Masalah

Erosi dan Kualitas air Limpasan K


Sedimentasi I
longsor menurun Permukaan B
A
T

Kurang optimalnya S
Sampah pertanian
E
penggunaan lahan di
dan industri rumah B
wilayah hutan produksi
tangga A
pinus B

Kurangnya koordinasi antara pihak


perhutani dan petani; serta kurangnya
AKAR
kesadaran masayarakat akan pentingnya MASALAH
memelihara keberlangsungan fungsi
DAS
Lampiran 4 : Data Curah Hujan

NO STASIUN X Y 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 CH
1 Karang Ploso 676145 9126337 1578 1543 1671 1489 2184 2184 2184 1856 1669 1668 2692 1883,45
2 Karang Kates 659826 9098561 2087 2108 2554 1620 3382 1792 2282 1351 1798 1731 3196 2172,82
3 Tretes 679566 9148899 3421 3053 3406 4252 5700 3657 1863 822 3265 2923 3306 3242,55
4 Sawahan 583639 9144697 2136 2953 4058 2459 5444 3194 2637 667 2394 2470 3870 2934,73
5 Bedes 633946 9148892 0 0 0 0 0 0 0 3879 1509 1295 2657 2335
6 Kedungkandang 682468 9116103 0 0 0 0 0 0 0 0 3319 0 3259 3289
Lampiran 5 : Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai