Anda di halaman 1dari 48

MAKALAH

KEPERAWATAN ANAK
“P3K (PERTOLONGAN PERTAMA PADA
KECELAKAAN) UNTUK BALITA”

OLEH :

LUH PUTU SHINTYA BAGASWARI KUSUMADEWI


P0712001656
2.2

PROGRAM STUDI D-III JURUSAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
TAHUN 218
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji syukur saya panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas asung kerta wara nugraha-Nyalah penulisan makalah
P3K (Pertolongan Pertama pada Kecelakaaan) untuk Balita ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun bukan semataa-mata karena petunjuk untuk
menapatkan nilai, namun di latarbelakangi pula untuk memperluas wawasan
khususnya tentang materi mengenai kesehatan anak lebih tepatnya (P3K)
pertolongan pertama pada kecelakaan untuk balita. Untuk itu penulis berusaha
menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah ini tentunya masih jauh
dari kesempurnaan, untuk itu diharapkan kritik dan saran yang objektif yang
bersifat membangun guna tercapainya kesempurnaan yang diinginkan.
Penulis sepenuhnya menyadari, tanpa bantuan dan kerjasama dari pihak
yang terkait, makalah ini tidak akan sesuai dengan harapan. Untuk itu pada
kesempatan yang baik ini tidak lupa disampaikan terima kasih kepada Bapak/Ibu
dosen yang telah membimbing dalam penulisan makalah ini, serta teman-teman
yang membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Om Santih, Santih, Santih, Om

Denpasar, Februari 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan ......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Persiapan Awal Pertolongan Pertama .......................................... 3
2.2 Pertolongan Pertama pada Kecelakaan ........................................ 9
2.3 Persediaan Obat dalam Pertolongan Pertama ............................. 29

BAB III PENUTUP


3.1 Simpulan ...................................................................................... 44
3.2 Saran ............................................................................................ 44

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 45

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pada skala nasional, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menemukan,
sebanyak 36,5% cedera terjadi di rumah, menyusul di sekolah 5,4% dan presentase
terbanyak terdapat di jalan raya sebesar 42,8%. Dari angka itu, proporsi jenis cedera
didominasi oleh luka lecet/memar sebesar 70,9%, terkilir 27,5%, dan luka robek
23,2%. kecelakaan dapat terjadi kapan dan dimanaa saja, namun mayoritas
maasyarakat masih teriasa mencari perlengkapan P3K setelah mengalami luka. Hal
ini perlu mendapat perhatian karena proses penyembuhan luka kecil dapat terhambat
atau menimbulkan luka yang serius.
Dr. Wishnu Pramudito DP, Sp.B, dari Perhimpunan Dokter Emergensi
Indonesia menjelaskan “Kasus-kasus di intalasi gawat darurat (IGD) tidak selalu
terkait dengan luka besar atau fatal, cedera memar ringan. Namun, sangat
disayangkan, karena terkadang penanganan pertamanya kurang tepat, sehingga
menyebabkan infeksi. Di sinilah pentingnya persiapan perlengkapan P3K, dan
tentunyaa disempurnakan dengan pengetahuan dasar penanganan luka ringan.”
Harus diakui bahwa kurangnya kesigapan dan pengetahuan masyarakat
tentang P3K menimbulkan penanganan pertama yaang salah. Misalnya, mengoleskan
pasta gigi pada bagian luka bakar atau membersihkan luka terbuka dengan tisu asah.
Pasta gigi tidak bisa meringankan luka baakar. Malahan, zat kimia di dalamnya,
termasuk pemutih dan pewarna, dapat memperparah luka dan menimbulkan infeksi.
Secara umum, P3K berfungsi sebagai upaya pertolongan sementara sebelum
mendapatkan perawatan yang lebih intensif dari dokter. Tempat yang perlu
disediakan perlengkapannya, selain di rumah, adalah kendaraan, tempat kerja, dan
akan lebih baik, jika mudah dibawa kemanapun.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa sajakah persiapan awal dalam pertolongan pertama pada anak di rumah?

1
2. Bagaimanakah pertolongan pertama pada anak dengan kecelakaan?
3. Bagaimanakah persediaan obat di rumah dalam pertolongan pertama pada
anak?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Untuk mengetahui persiapan awal dalam pertolongan pertama pada anak di
rumah.
2. Untuk mengetahui pertolongan pertama pada anak dengan kecelakaan.
3. Untuk mengetahui persediaan obat di rumah dalam pertolongan pertama pada
anak.

1.4 MANFAAT PENULISAN


Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah.
1. Manfaat Praktis
Penulisan makalah ini diharapkan memberikan manfaat kepada penulis dan
pembaca untuk menambah wawasan mengenai kesehatan anak khususnya
pertolongan pertama pada anak.
2. Manfaat Teoritis
Penulisan makalah ini diharapkan memberikan manfaat kepada pembaca
untuk dijadikan acuan dalam pembuatan makalah yang lebih baik khususnya
mengenai pertolongan pertama pada anak.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PERSIAPAN AWAL PERTOLONGAN PERTAMA


2.1.1 Persediaan Alat dan Obat P3K
Setiap orang tua tentu akan sedih melihat anak kesayangannya mengalami
kecelakaan, misalnya terbentur sesuatu, terjatuh dari sepeda, atau terjatuh dari kursi.
Terlebih lagi jika anaknya itu masih berusia balita (di bawah lima tahun). Akibat
kecelakaan, si buah hati dapat menderita dan terancam jiwanya jika tidak segera
ditangani dengan baik. Seharusnya kecelakaan itu tidak terjadi. Jika terjadi, orang tua
harus mengetahui cara-cara mengatasi dan menanganinya (Widjaja, 2012).
Pengetahuan tentang pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) adalah
salah satu hal yang harus dipelajari orang tua. Jika perlu, orang tua harus hafal.
Dengan mempelajari danm menghafalkannya, orang tua akan mengerti langkah-
langkah yang harus dilakukan ketika anaknya mengalami kecelakan, yakni
menyelamatan jiwa anak sebelum mendapat bantuan dokter. Selain pengetahuan
tentang berbagai masalah P3K, di dalam rumah orang tua harus mempersiapkan atau
menyediakan beberapa peralatan dan berbagai jenis obat (Widjaja, 2012).
1. Peralatan meliputi perban, kassa, plester (elastis perban), kapas, termometer,
gunting, alat penjepit, alat kompres panas, dan alat kompres dingin.
2. Obat-obatan meliputi obat luar, obat dalam, penangkal racun, dan penangkal
muntah.
a. Obat luar antara lain meliputi salep, antiseptik, yodium tincture (obat
merah), balsem.
b. Obat dalam antara lain meliputi obat penurun panas, obat batuk, obat anti-
alergi, oralit, antidiare.
c. Penangkal racun antara lain meliputi soda kue untuk melarutkan zat kimia
seperti arsen dan asetosal, larutan sabun untuk membersihkan luka, cuka
dapur untuk meluruhkan kaporit, air jeruk untuk melunakkan kaporit,
putih telur ditambah susu untuk melunakkan berbagai racun, susu, tepung

3
kanji untuk melarutkan yodium, dan norit untuk menyerap racun
makanan.
d. Perangsang muntah terutama garam dapur. Cara menggunakannya adalah
dengan melarutkan 2 sendok garam dapur ke dalam 1 gelas air masak.

2.1.2 Langkah-Langkah Pertolongan


Selain menyediakan peralatan atau piranti dan obaat-obatan, orang tua harus
mengetahui langkah-langkah atau tindakan penyelamatan, perawatan,
penanggulangan, perdarahan, pemberian pernapasan bantuan jika anak pingsan, dan
pemahaman tentang waktu menemui dokter atau menghubungi bagian gawat darurat
rumah sakit. Langkah-langkah atau tindakan penyelamatan ini bertujuan sebagai
berikut (Widjaja, 2012).
1. Mempertahankan penderita agar tetap hidup.
2. Menghilangkan rasa sakit.
3. Menghibur penderita.
4. Menjaga kestabilan kondisi fisik penderita.
Beberapa hal yang harus dilakukan jika terjadi kecelakaan antara lain adalah
memeriksa denyut jantung jika penderita atau balita dalam keadaan pingsan,
menghentikan perdarahan akibar terpotong atau benturan, memberi pernapasan
buatan bagi yang tenggelam, mengeluarkan benda-benda di dalam kerongkongan jika
anak tersedak.
Ada beberapa hal penting yang harus diingat saat terjadi kecelakaan (Widjaja,
2012).
1. Jika pernapasan berhenti dalam 2-3 menit akan terjadi kerusakan otak dan
dalam 4-6 menit akan terjadi kematian.
2. Meminta seseorang untuk segera memanggil ambulans atau dokter.
3. Jika pernapasan berhenti, segera lakukan pernapasan dari mulut ke mulut dan
menekan dada untuk merangssang denyut jantungnya (resuitasi) untuk
menyelamatkan jiwa penderita.

4
4. Usahakan menghentikan perdarahan jika mengalaminya. Sebab, darah yang
keluar dari pembuluh darah besar dapat berakibat kematian jika dibiarkan
berlangsung 3-5 menit. Cara menghentikan perdarahan adalah dengan
menggunakan kain yang bersih, menekan tempat yang mengalami luka,
kemudian mengikatnya dengan sapu tangan, dasi, tali, atau perban untuk
menekan luka. Selanjutnya meletakkan bagian yang luka lebih tinggi daripada
bagian tubuh yang lain, kecuali keadaannya tidak mengizinkan.
5. Jika ada dugaan cedera tulang belakang, jangan mengubah posisi penderita.
Tunggu petugas yang ahli untuk menanganinya agar tidak terjadi kesalahan
fatal. Kerusakan tulang belakang biasanya terjadi akibat jatuh dari gedung
atau kecelakaan lalu-lintas. Gejala yang muncul biasanya penderita tidak
mampu mengerakkan anggota badan dan merasa kebal atau hilang rasa pada
tubuh dan punggung.
6. Jika penderita pingsan, tetapi tidak mengalami cedera punggung, baringkan
dalam posisi istirahat.
7. Penderita harus terus dijaga, jangan ditinggalkan sendirian sebelum petugas
atau paramedis datang.

2.1.3 Tindakan Pencegahan dan Pengamanan bagi Balita


Kecelakaan dapat dicegah jika orang tua mengerti hal-hal yang harus
dilakukan untuk menghindari anak dari kecelakaan. Beberapa hal di bawah ini cara
menghindaran balita dari kecelakaan secara umum.
1. Tidak meletakkan pisau atau benda tajam sembarangan
2. Menjauhkan atau menyimpan zat-zat berbahaya sehingga jauh dari jangkauan
anak-anak.
3. Memberi pengaman pada stop kontak listrik.
4. Tidak meninggalkan anak sendirian tanpa pengamanan, terutama bayi. Jangan
menidurkan bayi di tempat yang tinggi, karena dapat terguling dan jatuh.
5. Mengganti popok bayi di lantai atau di kasur berselimut tebal, sehingga
kemungkinan bayi jatuh tidak ada.

5
6. Jika menggunakan peniti untuk popok, pastikan ujung peniti sudah tertutup
dengan baik. Jika perlu hindari pemakaian peniti.
7. Anak yang agak besar harus dijauhkan dari obat-obatan, pembersih lantai,
insektisida, dan peralatan mandi. Barang-barang tersebut harus diletakkan di
tempat yang jauh dari jangkauan anak-anak. Sebab anak-anak sangat
menyukai benda-benda yang mencolok dan dapat dijadikan mainan.
8. Tidak membiarkan anak bermain sendirian di dalam air, di kolam, atau di
ember. Anak-anak memang mempunyai sifat suka bermain air dan selalu
ingin tahu dengan hal-hal baru.
9. Jika rumah dekat dengan jalan raya, pintu rumah dan pintu pagar diberi
pembatas yang tidak dapat dilangkahi anak-anak.
10. Jika di rumah terdapat tangga, sebaiknya diberi pintu agar anak tidak dapat
naik-turun sendiri.
11. Kabel-kabel listrik dan peralatan elektronik tidak ada yang terbuka, lecet, atau
putus yang dapat menyebabkan anak terkena strum.
12. Jika berkunjung ke rumah famili, kerabat, teman, atau kenalan, sebaiknya
perhatikan juga faktor keamanan di tempat tersebut.

a. Pengamanan di Dalam Rumah


1. Jika anak sudah mulai berjalan, pastikan dia tidak terjatu akibat lantai
yang terlalu licin atau terlalu kotor.
2. Di dalam ruangan tidak ada perabot yang bersudut runcing. Di samping itu
harus diusahakan agar meletakkan benda-benda berbahaya, seperti pot
bunga atau lampu di tempat-tempat yang mudah dijangkau anak.
3. Jangan ada benda-benda beracun di sekitar ruangan.
4. Usahakan bayi tidur di boks, bukan di tempat tidur. Pastikan bahwa boks
tempat tidur aman, berpagar kuat, catnya tidak beracun atau nontoxic,
jeruji pagarnya tidak terlalu renggang agar bayi tidak dapat memasukkan
kepalanya ke sela-sela jeruji. Anak yang agak besar usahakan tidak tidur
di tempat tidur bertingkat bagian atas.

6
5. Tidak meninggalkan anak di kamar mandi sendirian, sebab dia akan
minum air dan dapat tenggelam atau tersedak air.
6. Jika sedang memandikan bayi, tetapi mendadak ada tamu yang datang,
segera keringkan bayi secepatnya.
7. Jauhkan peralatan dapur yang berisi air panas atau minyak panas dari
jangkauan anak-anak.
8. Simpan benda-benda yang tajam dan berbahaya di tempat yang jauh dari
jangkauan anak-anak.
9. Periksa peralatan masak agar tetap berfungsi baik: kompor tidak bocor,
tabung gas tidak rusak, termos terleta di tempat yang aman.
10. Jika memiliki anak kecil, hindari penggunaan taplak meja karena anak
senang atau mudah menariknya, dan benda-benda yang ada di atas meja
akan berhamburan menimpa anak.
11. Letakkan obat-obat dan benda beracun di tempat yang aman, seperti di
kotak obat yang diletakkan aman dari jangkauan anak.

b. Pengamanan di Luar Rumah


1. Sebaiknya tidak membiarkan anak bermain sendiri di luar rumah.
2. Jika anak bermain di luar rumah, pastikan bahwa tempat main dan jenis
permainannya aman atau tidak berbahaya.
3. Sebaiknya anak dilarang bermain di jalan raya atau bermain panjat-
panjatan tanpa pengawasan.
4. Alas tempat bermain harus empuk, hindari tempat bermain yang memiliki
permukaan kasar, seperti lantai yang kasar atau tanah yang keras.
5. Jika anak mendapat kecelakaan, segera lakukan penanggulangan. Orang
tua harus mengetahui pengetahuan dasar yang menyangkut cara-cara
menangani kecelakaan pada anak.

7
2.1.4 Bebat atau Pembalut
Bebat atau balut digunakan untuk melindungi luka dari infeksi. Di samping itu
untuk menahan posisi tulang agar tidak bergeser dan menahan pembengkakan. Ada
tiga macam bebat, yakni balut mitella (balut segi tiga), gulung, dan plester.
a. Mitella
Bebat jenis mitella terbuat dari kain yang berbentuk segi tiga sama kaki
dengan panjang kaki masing-masing 90 cm. Mitella banyak digunakan dalam
P3K dan berguna untuk menggantung lengan yang cedera.
b. Pembalut Gulung
Pembalut gulung dapat berupa perban, kain katun, atau bahan elastis, yang
penting mudah menyerap air.
c. Plester
Plester lebih banyak digunakan untuk masalah terkilir dan patah tulang. Untuk
luka sederhana, banyak plester yang dilengkapi dengan obat. Plester jenis ini
banyak diperjualbelikan di warung-warung dengan harga relatif murah.

2.1.5 Pernapasan dari Mulut ke Mulut (Resusitasi)


Resusitasi adalah mencoba “menghidupkan” dengan pernapasan buatan.
Sebelum melakukan resusitasi, sebaiknya diraba terlebih dahulu denyut nadi dan
pergelangan tangan atau nadi pada leher untuk mengetahui jantung masih berdenyut
atau tidak. Untuk mengetahui adanya pernapasan, kita letakkan telapak tangan di
bawah lengkungan tulang rusuk di atas kulit perut. Jika napas masih ada, turun-
naiknya perut akan terasa. Kita dapat meletakkan tangan di depan mulut atau hidung.
Jika napas masih ada, akan terasa ada embusan yang keluar.
Jadi, sebelum melakukan pertolongan dengan pernapasan buatan, harus
diketahui terlebih dahulu denyut jantung atau masih aktif atau tidaknya pernapasan.
Jika ternyata denyut jantung tidak berdenyut lagi, baru dilakukan pernapasan buatan.
Cara ini pada awalnya hanya dilakukan pada anak dan bayi, tetapi kemudian menjadi
sangat populer.
Cara melakukan pernapasan buatan sebagai berikut.

8
1. Biarkan penderita tidur terlentang dengan kepala diregangkan ke arah
belakang. Pada penderita patah leher, kepalanya tidak boleh didorong
menengadah.
2. Bersihkan mulut penderita dari kotoran.
3. Tempelkan mulut ke lubang mulut penderita. Tiup atau beri embusan
sebanyak lima kali.
4. Jika belum berhasil, ulangi terus sampai terlihat rongga dada penderita
terangkat ke atas.
5. Jika tidak berhasil, segera bawa penderita ke dokter.
Untuk memberikan pernapasan bantuan dari mulut ke mulut pada anak,
tangan kanan penolong harus ikut mendorong gerakan dadanya.

2.2 PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN


2.2.1 Alergi
a. Asma
Asma merupakan simtom (gejala) alergi. Terjadi akibat kepekaan seseorang
terhadap polutan atau alergen tertentu, seperti polusi udara, debu serbuk
bunga, atau tungau. Penderita asma merupakan carrier (pembawa) alergi dari
orang tuanya. Jika dibiarkan, serangan asma dapat menimbulkan kesulitan
bernapas. Munculnya asma selain akibat polutan, jika akibat menurunnya
daya tahan tubuh. Pembawa alergi (carrier) akan terhindar dari asma jika
kondisi atau daya tahan tubuhnya kuat.
- Gejala
Gejala asma antara lain batuk mengik, sesak napas, dan rasa nyeri di dada.
- Pertolongan
1. Tenangkan dan tentramkan anak agar tidak stres yang dapat
mengakibatkan asmanya bertambah parah.
2. Beri anak obat anti-histamin sesuai dengan aturan.

9
3. Beri minuman (air) sebanyak-banyaknya secara perlahan-lahan. Kalau
minumnya cepat, anak dapat tersedak sampai air masuk ke paru-paru
dan membuat anak tambah sesak.
4. Istirahat di kamar yang ventilasinya baik, jika anak sulit bernapas
ketika berbaring, dapat didudukkan agar mudah bernapas.
5. Jika asmanya semakin kuat, minta bantuan dokter.
- Pencegahan
Jauhakan anak dari penyebab atau pencetus asma yang berupa alergen dan
polutan. Sampai saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan asma
atau alergi.

b. Biduran
Biduran merupakan salah satu penyaakit yang disebabkan alergi dan sering
terjaadi pada anak-anak. Alergi merupakan reaksi tubuh dalam menolak benda
asing atau zat-zat yang mauk ke dalam tubuh lewat makanan, udara yang
dihirup, dan kulit.
- Gejala
Bercak merah yang luas dan lebih tinggi daripada permukaan kulit.
Lebarnya dapat mencapai 15 cm dan terasa sangat gatal.
- Pertolongan
1. Biarkan anaak cukup istirahat karena biduran akan sembuh
sendirinyaa dalam tempo 2-3 hari.
2. Oleskan krim atau bedak pereda gatal.
3. Beri anti-histamin.
4. Jika gejalanya memburuk, segera hubungi dokter.
5. Bawa ke rumah sakit terdekat jika biduran menyebabkan bengkak
pada muka dan bibir.

2.2.2 Gigitan Binatang


a. Gigitan Anjing dan Kucing

10
Gigitan anjing dan kucing dapat meninggalkan luka berlubang dan infeksi
rabies atau penyakit anjing gila.
- Gejala
Gejala yang timbul adalah luka berluang dan berdarah.
- Pertolongan
1. Cuci dengan sabun di baawah air keran selama 3-5 menit, kemudian
keringkan. Basuh dan bersihkan luka perlahan-lahan sampai bersih
dari racun dan darah.
2. Jika darah yang keluar berlebihan atau sangat banyak, tekan bagian
luka dengan kain kering yang bersih sampai perdarahan berhenti.
3. Tutup luka dengan pembalut.
4. Pantau luka selama 48 jam. Jika terjadi pembengkakan atau rasa sakit,
segera hubungi dokter.

b. Gigitan Tikus dan Kelelawar


Gigitan tikus dan kelelawar dapat membawa rabies dan demam yang disebut
demam kelelawar.
- Gejala
1. Perdarahan
2. Luka bekas taring atau gigi
3. Pembengkakan
- Pertolongan
1. Tenangkan anak
2. Keluarkan darah bekas gigitan dengan cara memencet atau
menekannya.
3. Basuh atau bersihkan dengan menggunakan air sabun sampai bersih
4. Beri larutan antiseptik
5. Pantau selama 24 jam. Jika terjadi demam atau pembengkakan atau
perdarahan terus-menerus, segera bawa ke dokter.

11
c. Gigitan Ular
Ular adalah salah satu binatang melata yang berbisa dan paling suka
memanggut di senja hari. Gigitan ular ada yang tidak berbahaya, ada juga
yang mematikan, seperti ular beludak atau ular welang yang dalam tempo
singkat dapat membunuh anak balita jika bisanya mencapai jantung. Digigit
ular dapat terjadi pada saat piknik atau di rumah yang memiliki kebun.
- Gejala
1. Jika ular tak berbisa, tidak meninggalkan bekas taring. Sebaliknya,
ular berbisa meninggalkan bekas taring.
2. Gejala gigitan ular biasanya terlambat diketahui. Sebab, biasanya tidak
terlalu sakit dan menimbulkan pembengkakan.
- Pertolongan
1. Baringkan penderita
2. Bebat atau ikat di atas bagian luka agar darah yang tercemar racun
tidak menjalar ke jantung
3. Lakukan penyayatan pada luka, isap (sedot) dan buang darah bekas
gigitan ular
4. Jika gigitan sudah terlalu lama, misalnya lebih dari setengah jam, tidak
perlu dilakukan pengisapan
5. Sebaiknya penderita langsung dibawa ke rumah sakit untuk
mendapatkan pertolongan yang lebih menyeluruh dengan cara diusung
atau digotong.

2.2.3 Hidung Berdarah


a. Perdarahan di Hidung
Hidung berdarah dapat disebabkan anak suka mengorek hidung atau
memasukkan benda-benda asing, seperti biji-bijian ke dalam hidung. Dapat
pula terjadi akibat tusukan benda tajam ke lubang hidung, sehingga terjadi
perdarahan.
- Gejala

12
1. Hidung tersumbat darah
2. Hidung membengkak
3. Darah terus mengalir ke tenggorokan
- Pertolongan
1. Tenangkan anak
2. Suruh anak membungkuk lebih kurang 10 menit agar darah di dalam
hidung tidak membeku. Bersihkan darah pada hidung dengan cotton
bud perlahan-lahan. Jika perdarahan muncul lagi, ulangi
pembersihannya.
3. Usahakan anak tidak menarik napas.
4. Jika perdarahan terjadi akibat benda asing masuk hidung, suruh anak
meniup udara dari hidung. Jika benda tersebut terlihat, coba angkat
dengan penjepitan. Jika tidak dapat, segera bawa anak ke dokter.

b. Hidung Mimisan
Pada anak, sering terjadi perdarahan di hidungnya (mimisan). Penyebabnya
adalah pembulh darah hidung belum kuat, anak mengorek hidung hingga
terluka, influensa, dan tekanan udara yang rendah.
- Gejala
Gejala hidung berdarah tiba-tiba dan keluarnya banyak.
- Pertolongan
1. Suruh anak merunduk agar darah tidak terisap ke paru-paru.
2. Pijat hidung agar darahnya berhenti.
3. Sumbatkan kapas yang telah di keraskan ke lubang hidung yang
berdarah. Dapat pula mengunakan obat tradisional berupa daun sirih
atau kol.
4. Suruh anak membuka mulut beberapa saat dan usahakan tidak
menelan ludah.
5. Untuk beberapa jam, anak tidak boleh membuang ingus.

13
6. Bila bertambah parah/darah tetap keluar dari hidung, maka segera
bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

2.2.4 Infeksi
Infeksi terjadi akibat kontaminasi kuman terhadap bagian tubuh yang luka dan
peka. Infeksi dapat terjadi karena diare, luka terbuka, flu dan batuk.
a. Diare
Diare terjadi akibat pencemaran E. Coli terhadap makanan. Bakteri ini
senang berada di dalam tinja manusia, air kotor, dan makanan basi. Untuk
mencegah terjadinya diare, makanan yang diberikan kepada anak harus
higienis. Jangan lupa juga untuk selalu mencuci tangan dengan bersih
sebelum memberi makan kepada bayi atau balita.
- Gejala
1. Buang-buang air
2. Nyeri atau mulas di lambung
3. Dehidrasi atau kekurangan cairan
4. Mata cekung
5. Kulit berkerut
6. Anak menjadi cengeng dan haus
7. Air kencing sedikit
- Gejala
1. Beri anak minum sebanyak-banyaknya. Jika perlu, berikan
campuran oralit.
2. Jika keadaan semakin parah, yang ditandai anak sudah muntah-
muntah dan tidak mau minum cairan oralit, haruss segera dibawa
ke dokter.

14
b. Demam karena Flu dan Batuk
Flu dan batuk berat yang disebabkan infeksi sering menimbulkan demam
pada anak. Jika demam tersebut menyebabkan suhu tubuh lebih dari 410C,
harus segera ditanggulangi.
- Gejala
1. Wajah dan tubuh anak memerah.
2. Suhu meningkat, dari yang bervariasi sampai yang konstan.
3. Jika demam tinggi, anak dapat menggigil.
- Pertolongan
1. Jika suhu tubuh anak mencapai 390C, lakukan pengompresan dengan
es.
2. Berikan obat penurun panas sesuai dengan dosis.
3. Jangan menyelimuti atau membungkus anak.
4. Jangan membangunkan dengan alasan mau memberi obat sebab dalam
kondisi ini tidur lebih baik bagi anak.
5. Jika 1-2 jam setelah diberi obat panasnya meningkat menjadi 400C,
rendam anak dengan ember atau bak berisi air hangat.
6. Setelah panasnya turun, berikan pakaian yang nyeman dan sejuk.
7. Jika panas tak kunjung reda, hubungi dokter.

3.2.5 Jatuh dari Sepeda


Jatuh dari sepeda dapat menyebabkan perdarahan, cedera pada leher dan
tenggorok, cedera kepala, memar, demam, terkilir, patah tulang, dan
perubahan engsel tulang (dislokasi sendi).
a. Cedera pada Leher dan Tenggorok
1. Leher dan tenggorok memar dan membengkak.
2. Keluar darah dari mulut dan hidung.
3. Darah berwarna merah segar dan berbusa.
- Pertolongan

15
1. Biarkan penderita beristirahat di tempatnya. Jangan mengubah
posisinya sebelum bantuan datang.
2. Jika penderita hendak batuk, beri pengertian agar tidak menarik napas
panjang.
3. Kompres dengan es di bagian leher atau tenggorokan secara perlahan-
lahan untuk mengurangi raa panas dan perdarahan.
4. Beri obat penahan rasa sakit.
5. Biarkan anak istirahat dan beri minum air secukupnya.
6. Suruh orang untuk memanggil dokter atau ambulans.

b. Cedera Kepala
Cedera kepala terbagi menjadi dua bagian, yakni trauma ringan dan
trauma berat. Dianggap trauma (cedera) ringan jika setelah terjadi
benturan tidak terjadi gejala mata miring, muntah dan kejang. Namun, jika
gejala tersebut terjadi langsung atau baru timbul 24-48 jam kemudian,
krisis harus segera ditangani.
- Gejala
1. Pada gejala ringan biasanya hanya terjadi tanda memar.
2. Pada cedera berat terjadi perdarahan yang biasanya keluar dari mulut,
hidung, dan telinga, disertai muntah-muntah dan posisi bola mata
berubah arah.
- Pertolongan
1. Pertolongan secara umum
 Berusaha untuk menghentikan setiap perdarahan di tempat yang
terbentur dengan kain yang bersih.
 Jika cedera serius yang ditandai dengan luka sobek atau memar
berat, usahakan tidak menggerakkan kepala anak. Jika darah
membasahi kain, jangan mengangkat kain itu. Tempatkan kain
lain di ataas kain tersebut.

16
 Jika luka di kepala tidak dalam, segera bersihkan luka itu dengan
sabun dan air hangat, kemudian keringkan dan obati dengan
cairan antiseptik.
2. Cedera berat
 Jika terjadi muntah dan perdarahan pada kepala dan leher, tubuh
anak dimiringkan (menghadap ke samping) agar tidak tersedak.
Jika dicurigai terjadi cedera pada leher dan punggung, biarkan
anak dalam posisi miring. Minta bantuan seseorang untuk
memanggil bantuan medis.
 Jika tidak terjadi kerusakan pada tulang leher dan kepala, tetapi
hanya terjadi pembengkakan, biarkan anak terlentang, lakukan
pengompresan dengan air dingin di tempat yang nyeri. Jika anak
dapat minum obat, berikan cairan atau tablet pereda rasa nyeri.
 Jika gejala awal tampak ringan, amati terus kondisi anak sampai
48 jam. Di malam hari, bangunkan anak setiap satu atau dua jam.
Jia anak tidak memberikan respon terhadap pertanyaan/perintah
sederhana atau jika terus muntah, segera hubungi dokter.

c. Keseleo, Patah Tulang, Sendi Bergeser (Dislokasi)


Patah tulang, keseleo, dan dislokasi sendi terjadi akibat benturan keras,
misalnya ketika anak jatuh dari sepeda. Patah tulang adalah
merenggangnya jaringan ikat tulang. Keseleso adalah merenggangnya
jaringan otot. Dislokasi adalah terjadinya pergeseran engsel atau
tempurung tulang. Pada orang dewasa, terjadinya patah tulang dan
pergeseran engsel biasanya lebih sulit sembuh. Sebaliknya, karena masih
memiliki banyak zat perekat, terjadinya hal seperti ini pada anak-anak
akan cepat sembuh.
- Gejala
1. Terasa nyeri, bengkak.
2. Kram dan kaku pada bagian yang sakit.
17
3. Gerak sendi terbatas.
4. Memar atau lebam.
- Pertolongan
1. Biarkan anak pada posisi beristirahat.
2. Angkat posisi cedera sampai lebih tinggi daripada posisi jantung. Ini
berguna untuk memperlambat aliran darah.
3. Berikan kompres dingin selama 15-20 menit. Jika bengkak tidak
menipis, ulangi pengompresan.
4. Beri obat penghilang rasa nyeri.
5. Biasanya, penyembuhan untuk patah tulang memakan waktu 2 bulan,
keseleo 1-2 minggu, pergeseran sendi 2-3 bulan.

d. Luka Berdarah
Benturan benda keras akibat jatuh dari sepeda dapat menyebabkan luka
terbuka dan perdarahan.
- Gejala
1. Terjadi luka atau sobek pada kulit dan daging.
2. Terjadi perdarahan ringan dan berat.
- Pertolongan
1. Jika tidak terjadi cedera leher, angkat anak dan bersihkan lukanya di
air keran (atau dengan cara memancurkan air), biarkan selama 15-20
menit agar lukanya bersih.
2. Berikan antiseptik.
3. Jika lukanya besar, bebat dengan kasa dan perban untuk mencegah
infeksi.
4. Jika dalam tempo 24 jam terjadi pembengkakan serius, bawa anak ke
dokter.

18
e. Luka Memar
Luka memar adalah perdarahan di dalam kulit, tetapi biasanya tanpa ada
kerusakan pada kulit. Luka ini tidak serius dan akan sembuh dengan
sendirinya. Meskipun demikian, jika terjadi di bagian kepala dan mata,
luka memar ini akan menyebabkan ceera kepala berat atau kerusakan bola
mata.
- Gejala
1. Bengkak merata
2. Kulit berubah warna menjadi kebiruan
3. Terasa sakit atau nyeri
- Pertolongan
1. Kompres dengan kompres panas di bagian yang memar
2. Berikan obat penghilang rasa sakit atau nyeri
3. Jika semakin membengkak, bawa ke dokter.

2.2.6 Jatuh dari Atas Meja


Anak yang sudah dapat berjalan memiliki risiko lebih besar mendapat
kecelakaan. Misalnya, anak suka memanjat pagar, teralis, atau naik ke atas
meja. Jika orang tua lengah, anak akan terjatuh dan mengalami luka berdarah,
luka memar, lecet, cedera kepala, dan demam. Luka lecet adalah pergesekan
kulit dengan benda keras. Luka lecet mudah sembuh, cukup diberi yodium
tincture atau salep. Luka lecet termasuk luka dangkal sehingga tidak perlu
dilakukan pembalutan.

2.2.7 Kedinginan
Maksud kedinginan di sini adalah pada suatu saat, tanpa sebab yang jelas,
tiba-tiba anak merasa kedinginan dan menggigil (hypotermia). Jika
kedinginan ini berat hingga suhu tubuh turun sampai di bawah 350C, anak
harus segera diberi bantuan.
- Gejala

19
1. Menggigil berat, badan lemah, mengantuk, pernapasan lambat, dan shoke
(pingsan)
2. Suhu badan menurun sampai di bawah 350C
- Pertolongan
1. Bawa anak ke dalam ruangan yang hangat, pakaikan baju yang tebal atau
jaket
2. Jangan mengoleskan tubuh anak dengan balsem. Hangat yang terbaik
adalah dari pelukan orang tua.
3. Jika dinginnya bertambah, beri minuman hangat ditambah gula.
4. Berikan selimut yang tebal.
5. Jika sampai tak sadarkan diri, bawa ke dokter atau rumah sakit terdekat.

2.2.8 Kejang-kejang
Kejang adalah istilah untuk menyatakan suatu situasi gerakan otot yang secara
tiba-tiba tidak terkontrol. Anak yang sedang demam tinggi (lebih dari 400C)
dapat mengalami kejang. Meskipun tampak sangat mengkhawatirkan, kejang
yang menyertai demam biasanya tidak berbahaya. Namun, harus segera
dilakukan penurunan panaas agar panas yang tinggi tidak menyebabkan
kerusakan pada otak anak. Selain akibat demam, kejang dapat juga
disebabkan oleh epilepsi (kelainan organis di otak yang menyebabkan kejang
berulang).
- Gejala
1. Kedua kaki dan tangan kaku, timbul gerakan kejut yang kuat selama 5
menit.
2. Penderita biasanya tidak sadar, bola mata membalik ke atas.
3. Pada beberapa kasus, penderita tidak dapat mengontrol buang air besar
atau air kecil.
4. Setelah sadar, penderita muntah, gelisah, atau mengantuk. Biasanya
setelah bangun tidur kondisinya akan kembali normal.

20
- Pertolongan
1. Pindahkan benda tajam dan keras dari sekitar anak yang menderita.
Letakkan penderita di tempat yang empuk.
2. Penderitaa jangan diikat atau dipasung. Juga jangaan menyelipkan sesuatu
untuk digigit karena penderita kejang jarang menggigit lidah sendiri.
3. Ketika kejang berhenti, miringkan tubuh penderita supaya tidak menelan
muntahnya sendiri. Jangan beri makanan atau minuman saat penderita
baru sadar dari kejang.
4. Setelah kejang, jika masih demam, berikan kompres handuk basah atau air
hangat selama 15 menit atau sampai suhu tubuh kembali sampai 370C.
5. Bawa ke dokter saat terjadi kejang hebat untuk pertama kalinya.
6. Panggil ambulans jika kejang terjadi terlalu lama.
- Pencegahan
1. Cegah demam agar tidak tinggi dengan memberikan obat demam atau
kompres air hangat.
2. Jika menderita epileosi, penderita harus diberi obat sesuai dengan aturan.

2.2.9 Keracunan Kepiting, Udang, dan Ikan Laut


Beberapa makanan laut mengandung racun yang terbawa oleh ganggang yang
dimakan hewan laut atau zt histamin yang dikandungnya, seperti pada udang
atau ikan tongkol. Hewan lat ini jika dimakan (dikonsumsi) dapat
mengakibatkan keracunan.
- Gejala
1. Gejala keracunan muncul sekitar 20 menit sesudah memakan hewan laut
tersebut.
2. Gejalanya berupa mual, kesemutan, susah bernapas, pusing, dan kulit
memerah secara merata.
- Pertolongan
1. Usahakan agar penderita memuntahkan kembali makanan yang telah
dimakan dengan cara mencolokkan jari ke dalam mulut.

21
2. Berikan minum sebanyak-banyakna.
3. Minta bantuan dokter.
- Pencegahan
1. Hindari makanan laut yang menyebabkan alergi.

2.2.10 Keracunan Oncom atau Tempe


Keracunan oncom atau tempe disebabkan oleh dua hal.
1. Keracunan akibat adanya jamur beracun yang ikut tumbuh di tempe atau
oncom.
2. Oncom atau tempe digoreng dengan menggunakan minyak goreng yang
tidak layak atau sudah tercemar racun. Minyak tercemar racun, misalnya
karena wadah minyak goreng menggunakan kaleng bekas wadah racun
serangga. Walaupun kaleng itu sudah dibersihan, ada kemungkinan masih
tersisa rasa dan racun jauh lebih cepat larut di dalam minyak dibandingkan
di dalam air.
- Gejala
1. Gejala muncul 2 menit sampai 2 jam setelah memakan makanan yang
berjamur.
2. Sakit perut yang hebat, muntah, mencret, haus, berkeringat, mental
kacau, dan pingsan.
- Pertolongan
1. Penderita dirangsang untuk muntah.
2. Berikan minum putih telur campur susu.
3. Jika pingsan, beri pernapasan bantuan.
4. Minta orang lain untuk memanggil bantuan dokter atau ambulans.
- Pencegahan
1. Pilih bahan makanan yang masih baik.
2. Jika anak tidak cocok perutnya dengan oncom atau tempe, pilih
makanan pengganti.
3. Gunakan minyak goreng yang masih baik.

22
2.2.11 Keracunan Bahan Kimia, Arsen (Racun Tikus), Karbol (Pembersih
Lantai), Kaporit (Penjernih Air), Kamper, dan Deterjen
- Gejala
1. Mulut terbakar
2. Tercium bau bahan kimia dari mulut
3. Muncul bercak putih di lidah
4. Muka pucat, lemah, pusing, kulit lembab, atau pingsan
5. Perut terasa sakit sekali
6. Telinga berdenging
7. Kejang
- Pertolongan
1. Adakan pembilasan lambung dengan menggunakan soda kue 30 gram
untuk keracunan arsen, larutan cuka encer atau air jeruk untuk keracunan
kaporit, larutan karbon norit untuk keracunan karbol, dan cairan pelunak
racun untuk keracunan deterjen dan kamper.
2. Usahakan agar penderita muntah.
3. Kompres dengan hangat dan dingin secara bergantian.
4. Bawa ke rumah sakit.
- Pencegahan
1. Jauhkan seluruh peralatan berbahan kimia dari jangkauan anak-anak.
2. Pastikan bahan makanan yang diolah tidak tercemar bahan kimia.

2.2.12 Keracunan Aseton


Aseton merupakan cat kuku yang dapat tertelan ketika dimainkan anak.
- Gejala
Tercium bau aseton dari mulut atau hidung.
- Pertolongan
1. Beri minum yang banyak dan beri air garam sampaai anak muntah.

23
2. Berikan kopi pekat lewat mulut atau ddubur sebagai stimulan keluarnya
racun.
3. Jika pingsan berikan pernapasan bantuan.

2.2.13 Keracunan Aspirin, Naspro, dan Asetosal


Suatu saat anak-anak dapat menelan obat-obatan yang diletakkan
sembarangan atau memang dapat dijangkaunya dari kotak obat. Anak yang
peka terhadap zat-zat aspirin dapat keracunan. Keracunan ini harus segera
ditangani agar tidak membahayakan jiwanya.
- Gejala
1. Muka anak pucat.
2. Mengeluh nyeri lambung.
3. Sesak napas.
- Pertolongan
1. Beri minum yang banyak, beri larutan soda kue melalui mulut dan dubur.
2. Terus usahakan supaya anak muntah.
3. Jika keadaan bertambah parah, segera bawa anak ke rumah sakit.

2.2.14 Keraacunan Minyak Tanah dan Bensin


Minyak tanah atau bensin, jika tersedak ke paru-paru dapat menyebabkan
pembengkakan dan peradangan pada paru-paru dan organ tubuh lainnya.
Karenanya, keracunan minyak tanah atau bensin jangan dianggap remeh.
- Gejala
1. Anak batuk-batuk.
2. Mulut berbau bensin atau minyak tanah.
- Pertolongan
1. Beri anak minum yang banyak.
2. Jika pingsan, segera beri pernapasan buatan.
3. Apabila keadaan bertambah parah, segera bawa anak ke rumah sakit.

24
2.2.15 Keracunan Yodium Tincture (Obat Merah)
Yodium tincture adalah obat untuk menyembuhkan luka, karena warnanya
merah, sering menarik perhatiaan anak untuk dijadikan mainan. Mungkin saja
yodium tincture terteguk oleh anak.
- Gejala
1. Wajah terdapat bercak kemerahan
2. Napas sesak
3. Sakit perut.
- Petolongan
1. Beri larutan tepung kanji atau beras.
2. Jika larutan tepung tidak ada, beri putih telur campur susu.
3. Beri juga air campur garam sebanyak-banyaknya.
4. Segera bawa ke rumah sakit.

2.2.16 Luka Terbakar Api atau Air Panas


Cedera pada jaringan kulit akibat terbakar api atau cairan panas biasanya
terjadi di permukaan kulit. Luka ini menimbulkan rasa sakit. Namun, luka
bakar akan merusak ujung-ujung saraf, sehingga rasa sakit tidak terasa sama
sekali. Lokasi dan luas bagian kulit yang terbakar biasanya sangat
menentukan pengobatannya, cukup diobati di rumah atau harus dibawa ke
rumah sakit.
- Gejala
Luka bakar ringan
1. Kemerahan
2. Terasa sedikit sakit
Luka bakar sedang
1. Kulit melepuh terkelupas
2. Bengkak
3. Terasa sakit sekali
Luka bakar dalam/parah

25
1. Kulit berwarna putih seperti lilin dan di sekitarnya hangus atau hitam
2. Tidak terasa sakit
- Pertolongan
1. Jika anak terserang luka baar, segera buka pakaiannya yang ikut terbakar.
2. Siram bagian yang terbakar dengan air dingin. Jika perlu, gunakan air
keran sampai 15 menit.
3. Jangan mengolesi bagian luka dengan berbagai krim atau ramuan lain
4. Jangan pecahkan kulit yang melepuh. Jika lepuhannya lepas sendiri,
biarkan kulit seperti semula untuk mencegah infeksi.
5. Tutup luka bakar dengan pembalut yang bersih.
6. Jika luka bakar menyebabkan pembengkakan atau kondisinya parah,
hubungi dokter dan segera bawa ke rumah sakit.
- Pencegahan
1. Jangan lupa untuk selalu mematikan kompor setelah memasak.
2. Jangan biarkan anak main api.
3. Jauhkan anak dari benda-benda berbahaya, seperti kompor dan air panas.
4. Letakkan termos air anas di tempat yang tidak terjangkau anak-anak.
5. Upayakan anak tidak mengambil air sendiri dari dispenser (alat pemanas
dan pendingin air) jika di rumah memilikinya.

2.2.17 Luka Teriris Pisau


Luka akibat teriris pisau biasanya tidak terlalu dalam, kecuali pisau tersebut
tajam dan anak menekannya dengan kuat. Teriris pisau biasanya tidak
sengaja, dapat terjadi di lengan, siku, jari, badan, atau bagian kaki. Luka
teriris yang dangkal tidak berbahaya. Namun, jika lukanya dalam, dapat
terjadi infeksi.
- Gejala
1. Tampak luka iris dangkal atau dalam.
2. Terjadi perdarahan.
- Pertolongan

26
1. Bersihkan luka dengan sabun dan air mengalir (keran)
2. Beri larutan antiseptik
3. Luka ringan cukup ditutup dengan plester
4. Luka tersayat yang dalam dapat diperban
5. Luka iris lebar dan dalam perlu dijahit. Untuk menjahit luka seperti ini
dibutuhkan bantuan dokter di rumah sakit.

2.2.18 Luka Akibat Terbentur atau Terjatuh


Sama dengan luka teriris yang dalam, luka ini perlu dijahit dan diperban
dengan perban yang steril. Pemberian antibiotia kadang-kadang diperlukan.

2.2.19 Luka Tertusu Jarum, Peniti, Pisau, dan Benda Tajam Lainnya
Luka tertusu dapat karena tusukan peniti, tusuan pisau, dapat juga karena
tusukan benda tajam lainnya. Luka akibat tusukan peniti tidak berbahaya. Jika
bagian ujung peniti tertingal di dalam daging, harus dilakukan pembedahan
kecil untuk mengeluarkannya. Sementara itu, pada anak-anak, luka tusukan
pisau atau benda tajam lainnya akan berbahaya jika mengenai bagian mata,
hidung, telinga, pembuluh darah, dan dada.

2.2.20 Luka Tusuk pada Pembuluh Darah dan Dada


Tusukan pisau atau benda tajam lainnya biasanya menimbulkan luka yang
dalam dan lebar. Tusukan yang mengenai pembuluh darah dan dada akan
berbahaya karena dapat menyebabkan perdarahan dan infeksi. Jika terkena
pembuluh darah harus dilakukan penghentian perdarahan. Jika terkena dan
menembus jantung, akan membawa kematian langsung.
- Gejala
1. Tampak luka tusuk di bagian-bagian pembuluh darah
2. Tampak luka tusuk di dada
3. Perdarahan hebat
4. Rasa nyeri atau sakit di bagian dada

27
- Pertolongan
1. Balut luka dengan kain kasa dan perban steril yang diberi larutan
antiseptik
2. Anjurkan agar penderita tidak batuk
3. Beri obat penahan rasa sakit
4. Segera bawa ke dokter atau rumah sakit

2.2.18 Mata Kelilipan


Anak-anak dapat mengalami masalah dengan matanya. Mata dapat kelilipan
debu atau bahan kimia akibat ketidaktahuan mereka terhadap keehatan
matanya.
- Gejala
1. Anak terus mengedipkan mata
2. Mata pedih dan memerah
3. Peka melihat cahaya
- Pertolongan
1. Jika kelilipan debu, tiup bagian mata yang kelilipan
2. Jika kelilipan bahan kimia, basuh mata yang kelilipan dengan air mengalir
selama 20 menit
3. Tutup mata yang kelilipan dengan pembalut yang steril setelah diberi
larutan steril
4. Jangan biarkan anak mengucek mata di bagian yang sakit
5. Jika korena mata tergores, bawa segera ke gawat darurat.

2.2.19 Mata Tertusuk


Jia benda tajam memasuki bagian luar mata, seperti pelipis atau kelopak mata,
biasanya tidsk terlalu dirisaukan. Namun, jika yang tertusuk bola mata, tentu
saja harus diberi pertolongan dokter ahli.
- Pertolongan
1. Bersihkan luka bagian luar dan berikan larutan antiseptik

28
2. Bebat bagian mata dengan perban steril
3. Segera bawa ke dokter atau gawat darurat rumah sakit

2.2.20 Memar pada Mata


Pukulan benda tumpul ke mata dapat menyebabkan memar pada mata.
Kelopak mata dan jaringan sekitarnya memar kebiru-biruan yang menandakan
perdarahan di bawah kulit. Pukulan yang lebih keras akan menyebabkan bola
mata mengalami perdarahan.
- Gejala
1. Sakit di kelopak dan biji mata
2. Mata tampak merah
- Pertolongan
1. Kompres dengan air es atau air dingin selama 15 menit setiap jamnya.
Setelah 24 jam, kompres diganti dengan air hangat untuk melancarkan
peredaran darah.
2. Biarkan anak beristirahat di tempat tidur
3. Jika membengkak, segera bawa anak ke dokter

2.2.21 Muntah Berak (Muntaber)


Muntaber akan membahayakan jiwa bayi dan anak jika tidak diketahui cara
pertolongan pertamanya. Muntaber dapat mengakibatkan kehilangan cairan
tubuh yang membahayakan jiwa.
- Gejala
1. Muntah dan berak yang terus-menerus
2. Anak menjadi lemas, pucat, dan sakit di bagian perut dan tenggorok
- Pertolongan
1. Berikan larutan oralit secara terus-menerus
2. Jika sulit memperoleh oralit atau tidak punya persedian, berikan campuran
gula 1 sendok makan, garam dapur 1 sendok the, dan air putih hangat 200
cc.

29
2.2.22 Patah Tulang dan Keseleo Akibat Tertabrak Kendaraan
a. Patah Tulang dan Keseleo Di Lengan, Betis, Paha, dan Jari
Patah tulang dan keseleo adalah akibat benturan atau terjatuh. Patah tulang
adalah meregangnya jaringan ikat tulang. Keseleo adalah meregangnya
jaringan otot. Pada anak-anak kondisi ini mudah diperbaiki, sebab
jaringan perekat pada tulang dan jaringan otot masih dapat tumbuh cepat.
- Gejala
1. Terasa nyeri dan bengkak
2. Kram dan kaku
3. Gerak sendi terbatas
4. Memar atau lebam
- Pertolongan
1. Biarkan anak pada posisi beristirahat
2. Angkat posisi cedera sampai lebih tinggi daripada posisi jantungnya
untuk memperlambat aliran darah
3. Berikan kompres dingin selama 15-20 menit. Jika bengkak tidak
mengempis, ulangi terus pengompresan
4. Beri obat penghilang rasa nyeri
5. Biasanya, penyembuhan untuk patah tulang memakan waktu 2 bulan,
sedangkan untuk keseleo cuma 1-2 minggu
b. Patah Tulang Kepala
Tempurung kepala dapat patah atau sobek. Ada dua macam sobekan, yaitu
sobekan terbuka dan sobekan atau patahan tertutup. Patah tulang yang
terbuka dengan jelas menampakkan terjadinya lekukan. Patah tulang
tertutup sulit untuk diraba. Patah tulang pada tengkorak kepala biasanya
terjadi karena benturan keras, seperti pada kecelakaan di jalan raya.
- Gejala
1. Tampak adanya luka/sobekan terbuka/tertutup pada bagian kepala
yang terbentuk
2. Perdarahan pada luka yang terbuka

30
3. Ada tanda memar pada luka yang tertutup. Luka itu pun terasa lembek
4. Anak merasa pusing
- Pertolongan
1. Jika tidak ada tanda patah tulang leher dan tulang belakang, letakkan
penderita di tempat sejuk. Jika terjadi patah tulang leher dan tulang
belakang, jangan ubah posisi penderita sampai tenaga medis datang.
2. Bersihkan luka dari kotoran.
3. Hentikan perdarahan dengan menekan bagian yang luka dengan kain
bersih.
4. Balut luka dengan kasa dan perban steril.
5. Bawa ke rumah sakit terdekat.
c. Patah Tulang Belakang dan Leher
Tulang leher berhubungan erat dengan tulang belakang dan kecelakaan
paling berat dapat mematahkan tulang leher dan tulang belakang.
Sementara itu, tulang belakang memiliki peran penting dalam
memproduksi sel-sel darah melalui sumsum tulang belakang. Di sisi lain,
leher memiliki banyak saraf dan otot pernapasan.
- Gejala
1. Kepala menengadah ke belakang.
2. Lengan hilang rasa dan korban yang sadar tidak mampu
menggerakkan tangan.
3. Kerusakan pada tulang belakang menyebabkan rasa nyeri di bagian
patah, nyerinya sampai ke betis dan paha.
4. Anggota badan di bawah ruas tulang belakang yang patah menjadi
lumpuh dan kebal (baal).
- Pertolongan
1. Jika terjadi luka di leher, segera hentikan perdarahan dengan menekan
bagian yang luka dengan kain steril.
2. Beri pernapasan buatan jika penderita pingsan.
3. Beri balutan leher tanpa mengubah posisi leher.

31
4. Jika tulang belakang mengalami kerusakan, posisi penderita jangan
diubah.
5. Tunggu bantuan medis datang untuk mengangkat korban.
2.2.23 Pingsan
Penyebab pingsan bermacam-macam. Ada pingsan akibat sengatan matahari,
pingsan akibat sengatan listrik, pingsan akibat penyakit, dan ada pula pingsan
akibat keracunan. Pada anak-anak, pingsan lebih dialami oleh anak yang
kurang gizi, lemah, lelah, tertekan, panas tubuh tinggi (demam), tersengat
listrik, atau kesakitan. Pingsan artinya tidak sadarkan diri.
- Gejala
1. Pingsan biasanya diawali dengan perasaan lemah, mual, muntah, keringat
bercucuran, pusing.
2. Tak sadarkan diri.
- Pertolongan
1. Letakkan penderita di tempat yang teduh dengan posisi kepala lebih
rendah daripada tubuhnya.
2. Buka pakaian yang menekan badan dan leher.
3. Jika muntah, miringkan kepalanya agar paru-paru tidak tersedak
muntahan.
4. Kompres kepalanya dengan air hangat agar suhu tubuhnya normal.
5. Jika ada embuskan uap amoniak ke dekat lubang hidung
6. Jika penderita tak kunjung sadar, panggil ambulans

a. Pingsan Akibat Kurang Gizi


Pingsan akibat kurang gizi dipengaruhi oleh kondisi fisik anak. Anak yang
kurang gizi, fisiknya cenderung lemah, sehingga ketika suasana
lingkungannya panas atau terkena terik matahari langsung, tiba-tiba
pingsan.
b. Pingsan Akibat Penyakit

32
Pada balita, pingsan akibat penyakit biasanya diikuti demam. Pada saat
suhu tubuh meningkat tinggi, anak menjadi shock atau pingsan.
- Pertolongan
1. Letakkan anak di tempat yang teduh dan nyaman.
2. Beri pernapasan buatan.
3. Lakukan pertolongan dengan menurunkan suhu tubuh dengan
menggunakan kompres hangaat atau memberi obat penurun panas.
c. Pingsan Akibat Keracunan
- Pertolongan
1. Beri pernapasan buatan jika napas berhenti.
2. Lakukan penanganan terhadap keracunan.

2.2.24 Tersengat
a. Tersengat Kalajengking
Serangan kalajengking pada anak di bawah lima tahun dapat
membahayakan jiwanya. Racun kalajengking dapat merusak jaringan
saraaf, jantung, dan darah.
- Gejala
1. Ada bagian yang bengkak, memerah, dan sakit seperti terbakar.
2. Luka hampir tidak tampak, yaitu berupa goresan seperti titik memerah.
- Pertolongan
1. Baringkan korban, suruh tenang.
2. Gores lukanya dan lakukan pengisapan agar darah keluar.
3. Luka dikompres dengan air hangat untuk mengurangi rasa nyeri.
4. Jika racun sudah menjalar ke bagian tubuh lainnya, segera bawa ke
dokter.

b. Tersengat Lebah
Biasanya sengatan lebah reaksinya ringan. Namun, jika terjadi pada anak
yang peka, akan menyebabkan infeksi dan pingsan.

33
- Gejala
1. Luka seperti ditusuk jarum dan sengat lebah biasanya tertinggal.
2. Merah dan membengkak.
- Pertolongan
1. Cabut sengat yang tertinggal.
2. Kompres bagian luka dengan air hangat dan beri antiseptik.
3. Jika pingssan, lakukan pernapasan buatan.

c. Tersengat Listri (Terkena Setrum)


Sengatan listrik tidak berbahaya, tetapi dapat mengancam jiwa anak jika
terjadi luka bakar yang parah.
- Gejala
1. Luka bakar
2. Pingsan
- Pertolongan
1. Jangan menyentuh anak yang masih kontak dengan aliran listrik.
2. Lepaskan kabel atau matikan sekering.
3. Jika arus tidak mati, gunakan benda-benda yang tidak mengantarkan
listrik untuk mendorong anak menjauhi setrum.
4. Lepaskan pakaian anak, basuh luka bakar dengan air dingin dari keran
langsung.
5. Jika luka bakar terasa nyeri, tutup dengan pembalut bersih.
6. Jangan mengolesi luka bakar dengan bahan apa pun seperti mentega
atau odol.
7. Jika luka bakar terjadi di jari, pastikan jari-jari anak tetap terpissah
satu dengan yang lainnya dengan bantuan perban.

34
2.2.25 Teriris atau Tergores Pisau
Irisan pisau biasanya meninggalkan luka yaang pinggirnya rapi. Luka iris
sering terjadi pada anak-anak, yakni ketika orang tua lengah, anak bermain
pisau.
- Gejala
1. Sobekan pada kulit yang menyebabkan cidera luas.
2. Perdarahan, dari sedikit sampai banyak.
3. Sakit atau nyeri.
- Pertolongan
1. Cucilah luka di air yang mengalir (di bawah keran air) dan keringkan
dengan kain bersih.
2. Hentikan perdarahan dengan menekan kain di atas luka selama beberapa
menit.
3. Oleskan cairan antiseptik.
4. Jika lukanya kecil, biarkan terbuka agar cepat pulih.
5. Jika lukanya besar, tutup dengan pembalut.
6. Periksakan ke dokter jika terjadi komplikasi berupa peradangan dan
pembentukan nanah.

2.2.26 Tertelannya Komponen Mainan, Biji-bijian atau Kelereng


Tersedak pada anak biasanya terjadi karena anak menelan benda-benda
tertentu, seperti biji rambutan, kancing, uang logam, atau kelereng. Ada dua
macam sumbatan akibat tersedak, yakni sumbatan separo dan sumbatan total.
- Gejala
1. Pada penyumbatan separo, gejalanya adalah penderita masih dapat
bernapas, batuk, dan berbicara.
2. Pada sumbatan total, penyebab sumbatan harus segera dikeluarkan karena
orang tua harus mempunyai waktu 3 menit sebelum otak kekurangan
oksigen akibat jalan pernapasan tersumbat total. Pada sumbatan total,
penderita tidak dapat batuk, bernapas, atau berbicara.

35
- Pertolongan
Pertolongan secara umum sebagai berikut.
1. Buka mulut penderita, usahakan untuk menemukan sumbatan. Jika sudah
terlihat, korek dengan jari-jari. Namun, jika sumbatan terlalu jauh,
gunakan alat seperti penjepit. Hati-hati jangan sampai benda tertekan dan
semakin menyumbat.
2. Jika benda asing tidak ditemukan, tetapi penderita tetap stabil kondisinya,
usahakan agar tetap tenang, rileks, dan suruh mengambil napas secara
perlahan-lahan.
3. Jika sumbatan tidak dapat dikeluarkan, telungkupkan korban dengan
bagian kepala dan bahu terjuntai di pinggir meja. Pukul dengan keras
bagian bahunya dengan dasar telapak tangan beberapa kali sampai batuk-
batuk dan mengeluarkan benda yang menyumbat di kerongkongannya.

Pertolongan pada bayi sebagai betikut.


1. Pegang kepala bayi dan telungkupkan tubuhnya di atas lengan atau di atas
pangkuan.
2. Pukul bahunya tiga atau empat kali dengan telapak tangan.
3. Jika belum berhasil juga, lakukan resusitasi dari mulut ke mulut.

Pertolongan pada balita sebagai berikut.


1. Pegang tubuh anak dari belakang dengan posisi berdiri.
2. Lingkarkan tangan dari bahu ke perut dengan melakukan kepalan di
bagian antara perut dan dada.
3. Tekan kepalan tangan ke arah perut ke dalam dan ke atas tanpa menyentuh
tulang iga. Teruskan menekan-nekan perut sampai benda yang menyumbat
keluar.
4. Jika anak kehilangan kesadarannya, baringkan terlentang sebagai satu
kesatuan pada permukaan yang keras. Jaga agar punggung berada dalam
satu garis lurus. Lapangkan dadanya.

36
5. Buka mulut anak dengan ibu ari kanan dan telunjuk tangan kiri dengan
menempatkan ibu ari di atas lidah untuk melihat benda yang menyumbat.
Jika benda terlihat dan dapat digapai, keluarkan dengan ujung jari
telunjuk.
6. Jangan biarkan anak menutup mulut. Letakkan telinga Anda di dekat
mulut anak, amati gerakan dada selama 5 detik diamati, dengarkan
pernapasannya, masih ada atau tidak.
7. Jika anak tidak bernapas, berikan pernapasan dari mulut ke mulut secara
lambat dan penuh. Jika anak belum juga bernapas, gerakkan kepalanya
dan berikan bantuan pernapasan kembali.
8. Jika dadanya belum juga bergerak, letakkan tangan Anda di tengah-tengah
perut, tepat di atas pusar, tetapi di bawah ujung tulang iga. Tekan dengan
satu rangkaian sebanyak tiga kali tekanan yang cepat dan kontinu.
9. Jika benda tidak juga keluar, ulangi beberapa kali sambil menunggu
bantuan medis datang.

2.2.27 Telinga Tersumbat


Kadang-kadang benda asing, seperti komponen mainan, biji-bijian, atau
serangga, dapat masuk ke dalam telinga anak.
- Gejala
1. Pendengaran berkurang karena telinga tersumbat.
2. Kadang-kadang disertai perdarahan.
- Pertolongan
1. Miringkan kepala anak dengan telinga yang tersumbat menghadap ke
bawah.
2. Tepuk-tepuk bagian telinga sebelahnya agar benda di telinga yang
tersumbat jatuh.
3. Jika sumbatan disebabkan oleh serangga, serangga akan mati setelah
ditetesi minyak zaitun atau olive oil.

37
4. Jika benda asing itu berupa biji-bijian yang dapat mengembang, jangan
memasukkan air ke dalam telinga. Sebaiknya gunakan korek kuping untuk
mengambil benda dengan hati-hati.
5. Jika tidak tertolong, segera hubungi dokter.

2.2.28 Telinga Tertusuk


Tusukan ada bagian luar telinga mudah disembuhkan. Namun, jika tusukan
benda tajam masuk ke liang telinga, dibutuhkan bantuan dokter THT untuk
menanganinya. Luka tusuk pada bagian luar cukup diberi antiseptik. Jika
telinga bagian dalam berdarah, bersihkan dengan menggunakan kain lap steril,
beri sumbatan menekan pada liang telinga, kemudian bawa anak ke dokter.

2.2.29 Tenggelam
Anak dapat tenggelam di kolam renang atau di bak mandi akibat keteledoran
orang tua.
- Gejala
1. Pingsan
2. Sulit bernapas.
3. Wajah pucat dan kulit membiru.
4. Perut kembung.
- Pertolongan
1. Angkat segera anak dari air.
2. Berikan napas buatan jika tidak bernapas.
3. Letakkan miring tubuhnya jika masih bernapas dan selimuti.
4. Bila belum berhasil maka segera bawa anak ke rumah sakit yang terdekat.

38
2.3 PERSEDIAAN OBAT DI RUMAH DAN SAAT MENGHUBUNGI
DOKTER
2.3.1 Menyimpan dan Memakai Obat
Pada saat tengah malam, tidak tertutup kemungkinan anak tiba-tiba
demam, terserang diare, atau mengalami muntaber. Dalam hal ini tentunya
diperlukan obat untuk menangkal dan mengurangi gejala penyakit. Untuk
alasan itulah umumnya orang tua menyediakan obat-obatan di rumah. Tidak
dapat disangkal, obat diperlukan dalam keluarga untuk mengurangi rasa sakit,
mencegah perdarahan, bahkan untuk mengusir penyakit. Meskipun demikian,
tidak ada orang yang menyangkal bahwa jika digunakan tanpa aturan yang
tepat, obat akan membahayakan.
Karenanya dalam menyediakan obat di rumah harus didukung
pengetahuan tentang tata cara panggunan dan pengaruhnya, terutama bagi
kaum ibu yang langsung merawat anak atau keluarga jika ada yang sakit. Ada
beberapa ketentuan yang harus diketahui orang tua khusunya kaum ibu.
1. Perhatikan dan baca label kemasan obat dengan seksama.
2. Hitung jumlah obat yang diberikan.
3. Tanyakan kepada dokter atau petugas apotek tentang berbagai hal yang
menyangkut obat yang dibeli.
4. Jika diberi resep oleh dokter, ada baiknya difotokopi sebagai bahan
konsultasi di kemudian hari.
5. Perhatikan aturan waktu minum obat, setelah makan, sebelum makan, atau
pada malam hari sebelum tidur.
6. Obat dalam dan obat luar memiliki perbedaan yang signifikan. Pisahkan
keduanya agar tidak terjadi kesalahan pemakaian. Obat luar ditandai
dengan etiket berwarna biru, sedangkan obat dalam etiket dari apotek
berwarna putih.
7. Sediakan lemari obat yang jauh dari jangkauan anak-anak.
8. Perhatikan obat yang harus terus diberikan ssampai habis walaupun
sakitnya sudah ssembuh.

39
9. Jika gejala menetap, hentikan penggunaan obat, lakukan konsultasi
dengan dokter.
10. Tidak membiarkan anggota keluarga lain menggunakan obat yang bukan
peruntukannya. Walaupun mengalami gejala penyakit yang sama, dapat
jadi setiap orang memiliki reaksi tubuh berbeda.
11. Beri tahu dokter jika sedang hamil atau menyesui.
12. Sisa-sisa obat dari resep dokter yang tidak utuh lagi, terutama obat
minum, sebaiknya dibuang.
13. Jangan menyimpan obat-obat yang kadaluarsa.
2.3.2 Mengenal Golongan Obat
Ada tiga golongan obat, yakni obat keras, obat bebas terbatas, dan obat bebas.
a. Obat Keras
Obat keras hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter dan dapat
diulangi tanpa resep baru jika obat tersebut dinyatakan boleh diulang.
Obat yang digolongkan jenis ini ditandai dengan lingkaran berwarna
merah bergaris tepi hitam dan huruf K berwarna hitam yang ditulis di
tengahnya. Pada kemasan tertentu biasanya ditulis juga “harus dengan
resep dokter”. Obat keras dikatakan juga golongan obat daftar G (berasal
dari Gevaarlijk atau berbahaya) atau daftar obat O (berasal dari kata Opiat
atau candu).
Obat daftar G antara lain antibiotik, sulfa, antihistamin, hormon dalam
bentuk obat suntuk. Obat yang masuk golongan daftar O di antaranya
morfin, codein, doveri, valium.
b. Obat Bebas Terbatas
Maksud obat bebas terbatas adalah obat untuk penyakit yang
pengobatannya dapat dilakukan sendiri oleh pemakai dan dianggap tidak
begitu membahayakan selama mengikuti peraturan. Obat jenis ini dapat
dibeli di apotel atau toko obat tanpa resep dokter. Obat bebas terbatas
disebut obat-obat daftar W (berasal dari kata Waarschuwing atau

40
peringatan). Obat jenis ini ditaandai dengan lingkaran berwarna dasar biru
bergaris tepi hitam dan sering diikuti peringatan “awas obat keras”.
c. Obat Bebas
Obat bebas ditandai dengan lingkaran berwarna dasar hijau bergaris
tepi hitam. Golongan ini dapat dibeli di apotek atau toko obat tanpa resep
dokter.

2.3.3 Masa Kadaluwarsa


Tidak semua jenis obat selalu dalam penyimpanan di kotak obat atau
di lemari es. Obat-obatan umumnya harus dikonsumsi paling lama 3-5 tahun
sejak obat tersebut selesai dibuat di pabrik. Dalam kurun waktu tersebut, obat
dianggap masih baik.
Khusus untuk obat antibiotik dikenal masa kadaluwarsa, yaitu batas
waktu kualitas obat berkaitan dengan stabilitas, potensi, khasiat, dan efek
samping yang dapat membahayakannya. Dalam setiap kemasan obat
antibiotik selalu ditulis masa berlakunya. Demikian juga dengan beberapa
jenis obat lain. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi efek samping yang
tidak diinginkan, seperti minum Antalgin Expired yang kadarluwarsa dapat
menyebabkan kelainan pada darah merah. Begitu juga dengan Paractamol jika
diminum tanpa aturan, terus-menerus, dan lewat masa waktunya, akan
menimbulkan gejala rusak hati (lever). Masih banyak lagi efek samping yang
dapat disebabkan oleh obat-obat yang kadarluwarsa. Karenanya harus
diperhatikan agar obat yang digunakan aman dan efektif. Tanpa berupaya
menambah pengetahuan tentang penggunaan obat, tujuan membentuk
keluarga sehat menimbulkan banyak masalah.

2.3.4 Waktu Menghubungi Dokter


Pertolongan pertama dilakukan orang tuanya hanya untuk menolong agar
anak tetap sadar, meringankan perdarahan, dan mencegah infeksi. Dari
tindakan pertolongan pertama yang telah diuraikan di atas telah diketahui saat

41
yang tepat bagi orang tua untuk segera menghubungi dokter. Berikut beberapa
keadaan yang mengharuskan orang tua membawa anak ke dokter.
1. Anak demam tinggi dan tidak turun-turun, mesikpun dikompres berulang-
ulang.
2. Perdarahan yang tidak dapat dihentikan.
3. Terjadi infeksi atau pembengkakan.
4. Anak muntah dan mata terbalik ketika mengalami benturan (cedera
kepala).
5. Cedera pada punggung yang mengakibatkan sulit bergerak.
6. Kejang yang berkepanjangan.
7. Luka akibat gigitan binatang berbisa, seperti ular.
8. Diare berkepanjangan.
9. Kesukaran bernapas atau napas berhenti.
10. Luka yang menganga.
Ketika melakukan pertolongan pertama pada kecelakan sebelum
menghubungi dokter, orang tua sebaiknya bersikap sebagai berikut.
1. Tenang dan tidak panik.
2. Tidak segan-segan menelepon atau menghubungi dokter, karena prioritas
tugas dokter adalah menolong dengan segera masalah yang bersifat
darurat.
3. Jika ibu ibuk menangani anaknya, segera minta bantuan tetangga atau
kerabat untuk menghubungi dokter, ambulans, atau rumah sakit.
4. Tidak memindahkan penderita dari tempat kejadian jika terjadi cedera
tulang belakang.
5. Menenangkan anak agar menuruti kata-kata orang tua dengan cara
menghibur atau memberinya minum.

2.3.5 Memasang Catatan atau Nomor Telepon Penting


Ada baiknya setiap keluarga memasang atau menempelkan catatan atau
nomor telepon enting di tempat yang mudah terlihat. Hal ini dimaksudkan

42
agar kita cepat mengetahui hal-hal yang harus kita perbuat dan ke mana anak
harus dicarikan pertolongan dalam kedaan darurat. Berikut beberapa catatan
penting yang harus selalu diperhatikan.
1. Nomor telepon ambulans dan unit gawat darurat
2. Nomor telepon dan alamat dokter anak
3. Nomor telepon dan alamat dokter hewan
4. Nomor telepon pusat pengendalian racun
5. Nomor telepon pemadam kebakaran
6. Nomor telepon tetangga
7. Nomor telepon saudara atau kerabat
8. Nomor telepon kantor (tempat kerja) ayah dan ibu
9. Nomor telepon apotek dan toko obat.

43
BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
Banyak hal yang tidak terduga dapat terjadi pada anak. Pengetahuan tentang
pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) adalah sesuatu yang harus dipelajari
orang tua agar mampu menyelamatkan jiwa anak sebelum mendapat bantuan dokter.
Adapun persiapan awal yang perlu dilakukan orang tua meliputi persediaan alat dan
obat P3K, orang tua juga harus mengetahui langkah-langkah dalam memberikan
pertolongan, mengetahui tentang tindakan untuk mencegah dan tindakan pengamanan
bagi balita. Selain itu orang tua juga perlu mengetahui dan mampu melakukan bebat
atau pembalutan, serta memberikan pernapasan dari mulut ke mulut (resusitasi).
Pertolongan pertama pada anak yang dapat dilakukan adalah ketika anak
mendapat kecelakaan seperti alergi, gigitan binatang, hidung berdarah, infeksi, jatuh
dari sepeda, jatuh dari atas meja, kedinginan, kejang-kejang, keracunan makanan,
keracunan bahan kimia, luka bakar, luka tusuk, luka teriris, mata kelilipan, mata
tertusu, memas, muntaber, pingsan, tenggelam, dan lain-lainnya.
Selain itu orang tua juga perlu mempersiapan obat-obatan di rumah sebagai
antisipasi jika anak mengalami kecelakaan. Dengan begitu orang tua dapat
memberikan penanganan pertama dengan tepat kepada anak yang mengalami
kecelakaan sebelum dibawa ke rumah sakit atau pelayanan kesehatan lainnya.

3.2 SARAN
Disarankan kepada orang tua dan tenaga kesehatan khsusnya perawat agar
mengetahui dan memahami tentang pertolongan pertama pada kecelakaan yang
biasanya terjadi pada anak sehingga dapat memberikan penanganan yang tepat.

44
DAFTAR PUSTAKA

Gilbert, Patricia. 2008. Penyakit yang Lazim pada Anak. Jakarta: Arcan.

Haryanto, N.L. 2009. Upaya Pengobatan di Rumah Sendiri. Jakarta: Panasea.

http:www.perenting.co.id/keluarga/pertolongan-pertama-pada-luka-siapkan-ini-di-
kotak-p3k. Diaskes pada tanggal 22 Februari 2018.

Mohamad, Kartono. 2009. Pertolongan Pertama. Jakarta: Gramedia.

Widjaja, M.C. 2012. Kesehatan Anak: P3K untuk Balita. Jakarta: Kawan Pustaka.

45

Anda mungkin juga menyukai