SKRIPSI
SKRIPSI
PENDAHULUAN
pertama kehidupan per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi merupakan
salah satu indikator yang sangat penting untuk mengukur keberhasilan berbagai
program kesehatan ibu dan anak sebab angka kematian bayi ini berkaitan erat
tahun 2015 AKB di dunia 34 per 1.000 kelahiran hidup.(2) Angka kematian bayi di
Negara ASEAN (Association of South East Asia Nations) seperti Singapura 3 per
1000 kelahiran hidup, Thailand 17 per 1000 kelahiran hidup, Malaysia 5,5 per 1000
kelahiran hidup, Vietnam 18 per 1000 kelahiran hidup dan Indonesia 27 per 1000
kelahiran hidup. Angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi dari Negara
Provinsi NTT adalah salah satu provinsi di Indonesia dengan angka kematian
neonatus yang cukup tinggi yaitu 26 per 1000 kelahiran hidup angka ini sedikit
lebih tinggi jika dibandingkan dengan nasional yaitu 20 per 1000 kelahiran hidup.(3)
Hal ini menjadi tantangan yang berat baik bagi pemerintah daerah maupun semua
instansi terkait di NTT dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan
Penyebab kematian bayi baru lahir 0-6 hari di Indonesia adalah gangguan
darah/ikterus 6,6% dan lain-lain. Penyebab kematian bayi 7-28 hari adalah sepsis
20,5%, kelainan kongenital 18,1%, pneumonia 15,4%, prematuritas dan bayi berat
lahir rendah (BBLR) 12,8%, dan respiratory distress syndrome (RDS) 12,8%.(1)
karena itu diberikan terapi oksigen pada bayi untuk mengoptimalkan oksigenasi
adekuat , mengurangi kerja otot pernapasan terhadap hipoksemia serta kerja otot –
Terapi oksigen pada neonatus telah lama digunakan dalam dunia kesehatan,
neonatus yang mendapat terapi oksigen dan yang tidak. Hal yang kontroversial
toksisitas terhadap tubuh bayi baru lahir, terutama bayi prematur.Sejalan dengan
melaporkan penelitian hewan coba pada bayi-bayi tikus yang lahir prematur dan
kemungkinan terjadinya apnea, bila keadaan ini terjadi pada bayi manusia yang
kardiorespirasi dalam keadaan akut sehingga perlunya pemahaman yang baik akan
target terapi, cara dan teknik pemberian, serta bagaimana evaluasi dan pemantauan
yang benar. Keadaan hiperoksia pada neonatus sering menyebabkan stres oksidatif
antara produksi radikal bebas dengan sistem pertahanan antioksidan di dalam tubuh.
yang mengakibatkan terjadinya kerusakan membran dan organel sel.(7) Peristiwa ini
Beberapa peneliti telah meneliti hubungan antara kadar MDA dengan stres
hubungan antara kadar MDA serum dengan hasil luaran sepsis neonatorum.(8)
Vento meneliti kadar antioksidan pada bayi yang mendapatkan resusitasi dengan
udara biasa (21%) dibandingkan dengan bayi yang mendapat oksigen 100%,
didapatkan hasil sampai pada hari ke-28 perawatan kenaikan antioksidan tidak
Terapi Oksigen dan Neonatus yang Tidak Mendapat Terapi Oksigen di NICU
(Neonatal Intensive Care Unit)/NHCU (Neonatal High Care Unit) RSUD Prof.Dr.
W.Z. Johannes Kupang”. Pemeriksaan kadar MDA pada penelitian ini diukur
perbedaan kadar MDA pada neonatus yang mendapat terapi oksigen dan
oksigen
terapi oksigen.
5
oksigen
oksigen
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Neonatus
2.1.1 Definisi Neonatus
Neonatus adalah bayi baru lahir yang berusia 0-28 hari. Bayi baru lahir
normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42
minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.(10) Bayi baru lahir
normal adalah berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir
langsung menangis dan tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan) yang
berat.(11)
yaitu:(12)
c. Lebih bulan (postterm infant) :> 294 hari (42 minggu atau lebih)
c. Berat Lahir rendah : < 2500 gram tanpa memandang masa gestasi
3. Neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi (masa gestasi dan
gram, umur kehamilan 37-40 minggu, bayi segera menangis, bergerak aktif,
kulit kemerahan, menghisap air susu ibu (ASI) dengan baik dan tidak ada
cacat bawaan.(13)
Bayi baru lahir normal memiliki panjang badan 48-52 cm, lingkar dada
30-38 cm, lingkar lengan 11-12 cm, frekuensi denyut jantung 120-160
x/menit, pernapasan 40-60 x/menit, lanugo tidak terlihat dan rambut kepala
tumbuh sempurna, kuku agak panjang dan lemas, nilai APGAR >7, refleks-
organ genitalia pada bayi laki-laki testis sudah berada pada skrotum dan penis
berlubang, pada bayi perempuan vagina dan uretra berlubang serta adanya
labia minora dan mayora, mekonium sudah keluar dalam 24 jam pertama
sebaik-baiknya. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kesakitan dan
angka kematian BBL. Diperkirakan 2/3 kematian bayi dibawah umur 1 tahun
terjadi pada masa BBL.(15) Semua bayi diperiksa segera setelah lahir untuk
pada bayi baru lahir harus dilakukan, tujuannya untuk mendeteksi kelainan
atau anomali kongenital yang muncul pada setiap kelahiran dalam 10-20 per
1000 kelahiran, pengelolaan lebih lanjut dari setiap kelainan yang terdeteksi
(SIDS).(16)
sebagai proses memasukkan oksigen tambahan dari luar ke paru melalui saluran
pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari yang ditemukan
dalam atmosfir lingkungan. Pada ketinggian air laut konsentrasi oksigen dalam
beberapa menit sampai lebih dari 10 menit untuk mencapai saturasi 90%.(19)
Penelitian pada bayi kurang bulan belum ada datanya, tetapi penggunaan oksigen
bayi baru lahir yang meneliti penggunaan oksigen 100% dan udara kamar 21%
(PO2) 40-80 mmHg dan atau tingkat saturasi oksigen (SpO2) 88 – 92%. Terapi
oksigen pada neonatus tanpa penilaian tekanan oksigen arteri dan saturasi oksigen
sangat berbahaya. Oleh karena itu, untuk menjamin keamanan dan efektifitas terapi
oksigen, harus diperhatikan cara pemberian, flow rate, lama pemberian dan
pemantauan terapi.(22)
mempertahankan tekanan oksigen arteri. Oleh karena itu tujuan terapi oksigen
adalah :(22)
oksigen (PaO2) di dalam darah arteri <40 mmHg atau saturasi oksigen
hipoksemia berat bila PaO2 kurang dari 40 mmHg dan SaO2kurang dari
jaringan.(23)
bernapas
bawah sinar matahari atau cahaya lampu neon putih (cool day
14
pemantauan terapi.(22)
cara sesederhana mungkin dan fraksi insipirasi oksigen (FiO2) yang serendah
mungkin, namun tetap dapat mempertahankan nilai PaO2 > 40 mmHg dan
1. Inkubator
dekat mulut bayi. Tidak ada peningkatan risiko obstruksi jalan napas
2. Headbox
perkembangan bayi dapat diamati dan didapatkan akses yang luas dari
alitan yang > 7 L/menit meningkatkan kadar O2, berisik dan bayi dapat
muntah.
Estimasi FiO2 :
18
rate yang lebih dari 4 liter tidak akan menambah FiO2, bahkan hanya
oksigen tekanan positif untuk seluruh siklus respirasi neonatus (inspirasi dan
ekspirasi) pada saat bernapas secara spontan. Oksigen dengan tekanan positif
pertama kali sebagai terapi utama RDS (Respiratory Distress Syndrome) oleh
Gregory dkk yang menunjukkan penurunan yang nyata untuk angka kematian
akibat RDS.(26)
5-7 cmH2O melalui prong nasal, pipa nasofaringeal atau pipa endotrakheal.
Pada beberapa bayi dengan derajat sakit sedang, CPAP mungkin dapat
bronchiolitis
CPAP nasal disebut gagal bila tingkat FiO2 < 60%, PaCO2 > 60 mmHg,
asidosis metabolik menetap, retraksi yang jelas saat terapi CPAP dan sering
pada neonatus dapat menggunakan downe’s score seperti tabel di bawah :(26)
c. Skor > 6 (Distress pernapasan berat dan diperlukan analisis gas darah)
adalah :(26)
faktor, seperti dosis dan lama pemberian oksigen, maupun faktor toleransi
merusak sel – sel tubuh, selain itu oksigen yang berlebihan juga menghambat
tubuh.(8)
indikator dari peroksidasi lipid. Kadar MDA bisa digunakan sebagai indikator
stres oksidatif yang diukur dari serum. Apabila nilai MDA meningkat, maka
stabil dan mudah bereaksi dengan zat kimia organik atau anorganik, saat
2.3.3 Antioksidan
Radikal bebas dan senyawa oksigen reaktif yang diproduksi dalam
jumlah yang normal penting untuk fungsi biologis tubuh, seperti sel darah
putih yang menghasilkan H2O2 untuk membunuh beberapa jenis bakteri dan
secara spesifik sehingga juga dapat menyerang asam lemak tidak jenuh ganda
dari membran sel, organel sel, atau DNA. Hal tersebut dapat menyebabkan
vitamin E.(24) Sistem pertahanan ini bekerja dengan beberapa cara antara lain
tertentu dapat melebihi sistem pertahanan tubuh, kondisi ini disebut sebagai
24
tergantung pada beberapa faktor, antara lain: target molekuler, tingkat stres
yang terjadi, mekanisme yang terlibat, serta waktu dan sifat alami dari sistem
yang diserang.(32)
konsentrasi tinggi, memiliki infeksi atau peradangan, kadar besi bebas dalam
oksidatif pada neonatus. Kadar bilirubin bayi baru lahir dipengaruhi oleh usia
kehamilan, berat lahir dan asupan ASI, serta apabila terdapat inkompatibilitas
kehidupan, mencapai puncak rata-rata pada kadar 5-6 mg/dL pada hari ke 3-
4 dan kemudian menurun setelah usia satu minggu pada bayi cukup bulan.(35)
25
pada neonatus. Hemolisis ini dapat disebabkan oleh penggunaan obat. Obat
yaitu (1) Antibodi yang ditujukan pada kompleks membran eritrosit (misal :
Hemolitik autoimun sejati, yaitu keadaan dimana peran obat tidak jelas (misal
: metildopa, fludarabin).(37)
patogenik pada bayi prematur. Hal ini dikenal dengan istilah penyakit terkait
stres oksidatif pada prematuritas. SOR dihasilkan dari dalam tubuh melalui
proses fisiologis dan patologis. Munculnya aksi SOR pada bayi premature
antioksidan oleh berbagai organ tubuh akibat proses pematangan yang tidak
Pada bayi yang lahir dengan berat lahir rendah (<2500 gram) dan
bayi BBLR dapat meningkatkan risiko terjadinya stres oksidatif pada bayi
tersebut.(12)
adalah reaksi yang terjadi antara radikal bebas dengan asam lemak tak jenuh
ikatan rangkap. Ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh (Polysaturated Fatty
Acid, PUFA) mudah terkena serangan radikal bebas yang berasal dari
oksigen. Umumnya peroksidasi lipid dapat melalui tiga tahap reaksi, yaitu
hydrogen oleh radikal bebas dari suatu grup metilena (-CH2-) PUFA. Radikal
PUFA. Radikal karbon ini dapat distabilkan melalui suatu pengaturan ulang
(ROO*).(30)
hidroperoksida lipid dan juga membentuk radikal karbon lainnya. Jika radikal
27
karbon lain tersebut bereaksi lagi dengan oksigen maka reaksi peroksidan
lipid akan terus berlanjut. Pembentukan endoperoksida lipid pada PUFA yang
yang stabil pada suhu fisiologis atau suhu tubuh.Kadar lipid peroksida dapat
MDA. Asam tiobarbiturat (TBA) akan bereaksi dengan dua molekul TBA
warna merah tersebut akan diukur serapannya dengan Elisa reader dengan
Terdapat sejumlah senyawa lain yang juga bereaksi dengan TBA pada reaksi
ini. Senyawa – senyawa itu diantaranya adalah glukosa < 0,4 mg (2,2µmol)
dan sukrosa <8,56 (25,0µmol). Uji TBA ini merupakan uji yang spesifik
untuk hasil oksidasi asam lemak tak jenuh dan baik diterapkan untuk uji
pentose dan heksosa. Selain itu, MDA juga merupakan produk yang
dihasilkan oleh radikal bebas melalui reaksi ionisasi dalam tubuh dan produk
28
oksidasi dalam membran sel. Status antioksidan yang tinggi biasanya diikuti
perubahan warna, tetapi mempunyai hasil yang tidak spesifik, oleh karena itu
juga terukur aldehid yang lain. Reaksi TBA-MDA mempunyai hasil yang
sensitivitas dan metode ini sebagai pilihan untuk evaluasi status stres
oksidatif.(8)
menunjukkan secara spesifik kadar MDA total dan memberikan hasil yang
dengan koofisien variasi 1,2 – 3,4%. Kadar MDA dengan metode TBARS
kematian sel. Stres oksidatif terjadi apabila ROS tidak cukup dinetralisir oleh
oksidatif yang diukur dari serum. Apabila nilai MDA meningkat, maka hal
oksidatif yang disebabkan oleh spesies oksigen reaktif dan spesies nitrogen
reaktif. Keadaan ini sering terjadi pada bayi karena bayi terkena oksigen
yang kurang, memiliki kadar besi bebas yang tinggi yang dapat meningkatkan
kongenital.(6)
antioksidan pada neonatus yang kurang. Radikal bebas dari oksigen akan
Neonatus
Terapi Oksigen
↑Oksidan ↓Antioksidan
Tidak seimbang
↑Radikal Bebas
↑Stres Oksidatif
↑Peroksidasi Lipid
32
2.7 Hipotesis
Adapun hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah:
METODE PENELITIAN
mengamati perbedaan kadar MDA pada neonatus yang mendapatkan terapi oksigen
Terapi Oksigen
Kadar
Neonatus
MDA
Neonatus dengan
hiperbilirubinemia
BBLR
Sepsis
Ibu HbSAg Positif
Post Neonatal Fit
Asfiksia Ringan
Skema 3.1 Kerangka Konsep
Keterangan :
: Variabel Bebas
: Variabel Terikat
: Variabel Perancu
35
1. Variabel Bebas
2. Variabel Terikat
MDA.
3. Variabel Perancu
sebagai berikut :
– 8 Oktober 2017.
3.6.2 Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel serum darah
Sampel yang diambil berasal dari darah vena. Sampel diambil oleh
sebanyak 1cc dengan aboquet atau wing needle dan disimpan ditabung
rumus cross sectional dengan data numerik untuk beda rerata dua
sebagai berikut:
[𝑍𝛼 + 𝑍𝛽𝑥𝑆𝐷]2
𝑛1 = 𝑛2 = 2
𝑥1 − 𝑥2
2
(1,96 + 0,842)16,1
𝑛1 = 𝑛2 = 2 [ ]
13,3
𝑛1 = 𝑛2 = 26
Keterangan :
n1 = n2 = Besar sampel
kontrol.
sebagai berikut :
3. Neonatus Aterm(8)
3. Neonatus Aterm
1. Perawat NICU/NHCU
Menentukan Populasi
A. Alat Penelitian
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Elisa Reader
3. Sentrifus
4. Water bath
5. Micropipette
6. Sampel tube
dari:
a. Reagen TBA
c. Standar MDA 6 M
9. Aquadest
Kupang. Sampel darah yang diambil berupa darah vena sebanyak 1cc
1. Persiapan Sampel
keadaan dingin
yang baru
2. Pembuatan Standar
MDA
30 µM MDA
43
yang baru
3. Pemeriksaan
plate
Absorbansi)
4. Perhitungan Kadar
𝑅𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 − 𝑅𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘
µM MDA = 𝑥𝑛 (𝑓𝑎𝑘. 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛)
𝑆𝑙𝑜𝑝𝑒 (µM)
Rsampel = OD Sampel
Rblank = OD Blanko
1. Data primer
kadar MDA.
2. Data sekunder
b. Coding
c. Tabulasi Data
induk penelitian
d. Entry Data
2. Analisis Data
Data dianalisa dan diinterpretasikan dengan menggunakan
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
BAB IV
4.1 HASIL
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
merupakan rumah sakit tipe B non pendidikan dan rujukan di Nusa Tenggara
Timur (NTT) yang terletak di Jl. Moh. Hatta No. 19, Kelurahan Oetete,
berikut:
2. Perempuan 15 50 9 30 24 40
didapatkan proporsi yang sama yaitu laki – laki 50% dan perempuan
47
kelamin lebih banyak adalah laki-laki yaitu 70% dan lebih sedikit adalah
kelamin pada kelompok dengan terapi oksigen dan tanpa terapi oksigen
tabel berikut:
16,67 10 16,67
40 5 16,67 5
16,67 7 11,67
41 2 6,67 5
Total 30 100 30 100 60 100
Sumber: Rekam Medis RSUD Prof.DR.W.Z.Johannes Kupang
33,32% dan paling sedikit adalah 37,39,40 dan 41 yakni 16,67% Rerata
terapi oksigen dan tanpa terapi oksigen paling banyak 38 minggu yaitu 45%
berikut:
gram dan 3.100-3.500 gram yaitu 23,33% dan paling sedikit adalah
dan tanpa terapi oksigen paling banyak pada rentang 2.600-3.000 gram yaitu
MDA
Diagnosis Jumlah % Mean
(µmol/L)
MDA
Diagnosis Jumlah % Mean
(µmol/L)
6,62
Post Neonatal Fit 8 26,67
µmol/L
8,55
Sepsis 20 66,67 8,533µmol/L
µmol/L
Ibu HbSAg+ 2 6,67 1,5 µmol/L
Total 30 100
Sumber :Rekam Medis RSUD Prof.DR.W.Z.Johannes Kupang
50
berikut:
berikut:
tabel berikut:
hari yaitu 50%, sedangkan yang paling sedikit adalah 1 hari yaitu 23,33%
.
52
25
22
20
5
1 1 1
0
Meningkat Normal Menurun
adalah normal yaitu 1 responden. Rata – rata kadar MDA pada neonatus
yang diberi terapi oksigen adalah 9.73µmol/L. Rata-rata kadar MDA pada
Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa hasil analisis uji Mann-
Whitney Test kadar MDA dengan penggunaan terapi oksigen dengan derajat
nilai p 0,08 > 0,05 maka varians datanya diasumsikan sama dan dapat
pada neonatus yang diberi terapi oksigen dengan neonatus yang tanpa terapi
oksigen. Rata-rata (mean) kadar MDA kategori diberi terapi oksigen sebesar
9,73µmol/L dan kadar MDA untuk kategori tanpa terapi oksigen sebesar 8,53
µmol/L.
54
4.2 PEMBAHASAN
Pada tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa distribusi responden dengan
diberi terapi oksigen berdasarkan jenis kelamin didapatkan proporsi yang sama
yaitu laki – laki 50% dan perempuan 50%, sedangkan distribusi responden tanpa
terapi oksigen berdasarkan jenis kelamin lebih banyak adalah laki-laki yaitu 70%
dan lebih sedikit adalah perempuan yakni 30%. Rerata distribusi responden
berdasarkan jenis kelamin pada kelompok dengan terapi oksigen dan tanpa terapi
sehingga peluang untuk terjadi proporsi laki-laki lebih banyak atau sama dengan
perempuan dapat terjadi. Penelitian lain oleh Rakhmahayu, dkk pada tahun 2016
didapatkan distribusi responden berdasarkan jenis kelamin lebih banyak bayi laki-
diduga terkait dengan perbedaan steroid gonad in utero sehingga kemampuan fetus
Pada tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa distribusi responden untuk
kelompok dengan terapi oksigen berdasarkan usia kehamilan paling banyak adalah
38 minggu yaitu 56,66% dan paling sedikit adalah 41 minggu yakni 6,67%,
paling banyak adalah 38 minggu yakni 33,32% dan paling sedikit adalah 37,39,40
dan 41 yakni 16,67%. Rerata distribusi responden berdasarkan usia kehamilan pada
55
kelompok dengan terapi oksigen dan tanpa terapi oksigen paling banyak 38 minggu
Penelitian lain oleh Ekasari, dkk pada tahun 2015 distribusi responden
berdasarkan usia kehamilan didapatkan hasil lebih banyak bayi aterm sebanyak 62
responden (77,5%) dan lebih sedikit bayi preterm sebanyak 18 responden (22,5%)
persalinan dengan masa gestasi kurang dari 259 hari atau kurang dari 37 minggu.
Persalinan aterm merupakan persalinan dengan masa gestasi 259-293 hari atau 37-
42 minggu. Serotinus merupakan persalinan melewati 294 hari atau lebih dari 42
minggu (kehamilan lewat waktu). Bayi dikatakan lahir cukup bulan apabila masa
menyebabkan morbiditas dan mortalitas pada bayi baru lahir tersebut semakin
tinggi.Semakin tua masa gestasi saat bayi dilahirkan maka terjadi penurunan fungsi
plasenta yang meningkatkan kejadian gawat janin dengan risiko 3 kali dari
persalinan aterm.(45)(17) Bayi cukup bulan (37-42 minggu) juga dapat mengalami
gangguan pernapasan yang disebabkan oleh faktor lain seperti bayi berat lahir
rendah, faktor ibu seperti penyakit penyerta dalam kehamilan (penyakit jantung,
Pada tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa distribusi responden untuk
kelompok terapi oksigen berdasarkan berat badan paling banyak adalah responden
dengan rentang 1.500-2.000 gram, 2.100-2.500 gram dan 3.100-3.500 gram yaitu
56
23,33%, dan paling sedikit adalah responden dengan rentang 4.100-5.000 gram dan
tanpa terapi oksigen berdasarkan berat badan paling banyak adalah responden
responden dengan rentang 4.600-5.000 gram yaitu 0%. Rerata distribusi responden
berdasarkan berat badan pada kelompok dengan terapi oksigen dan tanpa terapi
oksigen paling banyak pada rentang 2.600-3.000 gram yaitu 23,33% dan paling
Berdasarkan teori, berat lahir bayi normal adalah 2.500-4.000 gram. Pada
bayi <2.500 gram disebut BBLR dan bayi > 4.000 gram disebut makrosomia. Bayi
ekstrauterin. Hal ini yang menyebabkan bayi BBLR dapat mengalami stres
oksidatif.(46)
Gangguan pernapasan pada juga dapat terjadi pada bayi dengan berat lahir
gangguan pernapasan berupa asfiksia paling banyak pada bayi dengan berat lahir
normal (77,5%). Hal ini dapat dipengaruhi karena faktor umur ibu yang berisiko
tinggi atau paritas yang tinggi sehingga berpengaruh pada suplai oksigen dari ibu
ke janin sehingga dapat terjadi asfiksia, sedangkan pada bayi makrosomia dapat
meningkatkan risiko trauma lahir, asfiksia dan persalinan dengan section caesar.(44)
57
Pada tabel 4.4 diatas, dapat diketahui bahwa distribusi responden berdasarkan
diagnosis pada kelompok yang diberi terapi oksigen paling banyak adalah RDS
(Respiratory Distress Syndrome) yaitu 63,33% dan yang paling sedikit adalah
Aspirasi Mekonium yaitu 6,67%. Kadar MDA pada kelompok dengan terapi
oksigen paling tinggi dengan diagnosis RDS (Respiratory Distress Syndrome) yaitu
suatu sindrom yang sering ditemukan pada neonatus dan menjadi penyebab utama
morbiditas pada bayi berat lahir rendah (BBLR).(26) Faktor yang meningkatkan
risiko terjadinya RDS pada neonatus adalah usia kehamilan, BBLR, jenis kelamin
perinatal, suku ras caucasian, bayi pada ibu diabetic, kehamilan ganda, kelahiran
yaitu kerusakan otak atau bahkan kematian. Akibat dari gangguan pernafasan
adalah terjadinya hipoksia pada tubuh.(48) Pada level seluler, hipoksia dapat
mengakibatkan stres oksidatif pada sel. Sel menghasilkan energi melalui reduksi O2
menjadi H2O. Stres oksidatif ini menyebabkan kerusakan pada sel endotel
Asfiksia pada bayi baru lahir menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia)
adalah kegagalan nafas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat
APGAR dengan patokan klinis yang dinilai yaitu frekuensi jantung, usaha
bernapas, tonus otot, refleks rangsangan dan warna kulit. Berdasarkan skor
APGAR, asfiksia neonatorum dibagi menjadi asfiksia ringan (skor APGAR 7-10),
sedang (skor APGAR 4-6) dan asfiksia berat (skor APGAR 0-3).(45) Keadaan
asfiksia disertai dengan hipoksia yang progresif, disertai penimbunan CO2 dan
asidosis yang jika berlangsung lama dapat menyebabkan kerusakan sel, otak bahkan
kematian. Hipoksia yang berlangsung lama akan memicu terjadinya stres oskidatif.
Stres oksidatif ini menyebabkan kerusakan pada sel endotel pembuluh darah yang
disebut disfugsi endotel.(49) Semakin berat derajat asfiksia semakin besar kadar
bayi. Kandungan mekonium antara lain adalah sekresi gastrointestinal, hepar dan
pankreas janin, debris seluler, cairan amnion serta lanugo. Aspirasi mekonium
pada kelompok tanpa terapi oksigen paling banyak adalah sepsis yaitu 66,67% dan
yang paling sedikit adalah ibu HbSAg positif yaitu 6,67%. Kadar MDA pada
kelompok tanpa terapi oksigen yang paling tinggi dengan diagnosis Sepsis yaitu
59
8,55µmol/L dan paling sedikit dengan ibu HbSAg positif 1,5µmol/L. Rata-rata
sesuai dengan penelitian Arkhaesi,dkk pada tahun 2008 mengenai kadar MDA
serum sebagai indikator prognosis keluaran pada sepsis neonatorum hasil analisis
menunjukkan bahwa kadar MDA serum pada sepsis neonatorum lebih tinggi bila
dibandingkan dengan kadar MDA neonatus tanpa sepsis, namun perbedaan tersebut
sebelumnya yang dilakukan oleh Har, dkk pada tahun 2012 di Hacettepe University
MDA serum lebih tinggi pada bayi hiperbilirubinemia dengan hemolisis dibanding
hemolisis dapat terjadi karena penyakit hemolisis rhesus yang terjadi pada janin
rhesus positif yang mendapat antibodi dari ibu yang bergolongan darah rhesus
negatif. Hemolisis juga dapat terjadi pada inkompatibilitas ABO dimana antibodi
ibu golongan darah O menembus plasenta dan menyebabkan hemolisis pada janin
pemecahan sel darah merah yang berlebihan. Sepsis juga dapat menyebabkan
terjadinya hemolisis pada neonatus yang diakibatkan oleh aktivasi komplemen yang
Transmisi vertikal dari ibu yang berstatus HbSAg positif memegang peranan
penting terhadap bayi yang dilahirkan. Transmisi vertikal yaitu bayi mendapat
infeksi dari ibunya yang dapat terjadi pada masa intra uterine, perinatal dan
postnatal. Infeksi pada masa intrauterine terjadi apabila ada kebocoran atau robekan
plasenta. Infeksi pada masa perinatal yaitu infeksi yang terjadi pada atau segera
setelah lahir. Ibu dengan HbSAg+ terjadi kerusakan sel hepar yang terjadi pada
asam lemak tak jenuh fosfolipid membran sel, sehingga terbentuk peroksida lipid.
Pada tabel 4.6 dapat diketahui bahwa distribusi responden berdasarkan jenis
Mapleson E. Alat ini terdiri dari kantong karet yang elastis.Jackson-reese biasa
namun dapat disesuaikan dengan kesediaan alat di fasilitas kesehatan yang ada.(56)
tekanan positif untuk seluruh siklus respirasi neonatus (inspirasi dan ekspirasi) pada
pada tekanan sekitar 5-7 cmH2O melalui prong nasal, pipa nasofaringeal atau pipa
endotrakheal. Pada beberapa bayi dengan derajat sakit sedang, CPAP mungkin
digunakan pada pasien dengan downe’s score 4-5 namun dapat disesuaikan dengan
paling banyak adalah 5 L/Menit yaitu 80%, sedangkan yang paling sedikit adalah 7
pemberian terapi oksigen. Nasal kanul dengan jumlah O2 1-2 L/menit, JR dengan
pemberian terapi O2 paling banyak adalah 2 hari yaitu 50%, sedangkan yang paling
sedikit adalah 1 hari yaitu 23.33%. Semakin lama pemberian terapi oksigen
Pada grafik 4.1 dapat diketahui bahwa kadar MDA pada kelompok dengan
diberi terapi oksigen paling banyak adalah meningkat yaitu 27 responden dan paling
sedikit adalah normal 1 responden dan menurun 1 responden. Kadar MDA pada
kelompok tanpa terapi oksigen paling banyak meningkat yaitu 22 responden dan
paling sedikit adalah normal yaitu 1 responden. Rata – rata kadar MDA pada
neonatus yang diberi terapi oksigen adalah 9.73µmol/L. Rata - rata kadar MDA
pada neonatus yang tidak mendapat terapi oksigen adalah 8.53 µmol/L.
Kadar MDA serum diperoleh dari 30 neonatus yang mendapat terapi oksigen
dan 30 neonatus yang tidak mendapat terapi oksigen. Hasil analisis bivariat pada
signifikan pada neonatus yang diberi terapi oksigen dengan neonatus tanpa terapi
oksigen dengan nilai p 0,08>0,05. Tidak adanya perbedaan ini didukung dengan
nilai rata-rata (mean) untuk penggunaan terapi O2 kategori diberi terapi oksigen
sebesar 9,73 µmol/L dan untuk penggunaan terapi O2 kategori tanpa terapi oksigen
Sesuai dengan penelitian Mohan, dkk pada tahun 2008 melaporkan bahwa
produksi radikal bebas dengan oksigen yang lebih besar pada neonatus
yang menjelaskan tentang seberapa besar jumlah oksigen yang dapat menyebabkan
sampingan dari proses metabolisme sel normal, namun beberapa kondisi diketahui
bebas mengambil elektron pada lipid membran sel yang menyebabkan terjadinya
yang dikenal sebagai MDA. Sehingga semakin tinggi kadar MDA dalam tubuh
perpindahan periode fetal ke neonatal. Stres oksidatif terlibat pada berbagai proses
meskipun bermanfaat dapat memicu stres oksidatif. Derajat stres oksidatif tidak
penghasil SOR. Stres oksidatif pada neonatus dapat disebabkan oleh beberapa
keadaan yaitu bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), bayi premature, bayi
dengan menggunakan metode TBARS yang sensitif namun tidak spesifik sehingga
senyawa aldehid selain MDA dapat bereaksi dengan TBARS. Hal ini dapat
menyebabkan positif palsu yang berakibat nilai duga rendah. Metode pemeriksaan
serum, namun karena metode HPLC mahal membuat metode HPLC jarang
bahwa tidak terdapat perbedaan kadar MDA pada neonatus yang diberi terapi
oksigen dengan neonatus yang tanpa terapi oksigen dengan nilai p 0,088> 0,05.
Rata-rata (mean) kadar MDA kategori diberi terapi oksigen sebesar 9,73µmol/L dan
untuk kadar MDA kategori tanpa terapi oksigen sebesar 8,53 µmol/L.
bervariasi.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
66
1. Tidak terdapat perbedaan kadar MDA pada neonatus yang diberi terapi
oksigen dengan neonatus yang tanpa terapi oksigen dengan nilai p 0,088>
0,05
2. Rata-rata (mean) kadar MDA pada neonatus yang diberi terapi oksigen
sebesar 9,73µmol/L
3. Rata-rata (mean) kadar MDA pada neonatus yang tanpa terapi oksigen
sebesar 8,53µmol/L
5.2 Saran
3. Peneliti yang ingin melanjutkan penelitian ini akan lebih baik jika
ruang rawat gabung untuk pasien sehat agar hasil yang didapatkan lebih
pada neonatus yang dirawat di ruang NICU baik diberi terapi oksigen atau tanpa
diberi terapi oksigen.Oleh karena itu, peneliti menyarankan pihakrumah sakit agar
dan keterbatasan dalam penelitian ini seperti dari segi variabel yang belum diteliti
neonatus.
DAFTAR PUSTAKA
46. Pantiawati. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah. Yogyakarta: Nuha
Medika; 2010.
47. Cloherty J, Stark A, Eichenwald E. Manual of Neonatal Care. 6th, editor.
Lippincott, Wilkins and Williams; 2008.
48. Marfuah, Barlianto W, Susmarini D. Faktor Risiko Kegawatan Nafas pada
Neonatus di RSD.DR.Haryoto Kabupaten Lumajang Tahun 2013. 2013;1.
49. Agustin L, Tamtomo D, Budihastuti UR. Analisis Multifaktor Yang
Mempengaruhi Asfiksia Neonatorum. Surakarta; 2016.
50. Prambudi R. Penyakit pada Neonatus. In: Neonatologi Praktis. Cetakan Pe.
Bandar Lampung: Anugrah Utama Raja; 2013. p. 57–62.
51. Yeh TF. Core Concepts: Meconium Aspiration Syndrome : pathogenesis and
current management. Am Assoc Ped. 2010;
52. Short M. Linking The Sepsis Triad Inflammation, Coagulation and
Supressed Fibrinolysis to Infants. Adv Neonatal Care. 2004;5:258–73.
53. Goldstein B, Giroir B, Randolph A. Definition of Sepsis and Organ
Dysfunction in Pediatrics. Pediatr Crit Care Med. 2005;6(1)(Member of The
International Consensus Conference in Neonatal Sepsis):2–8.
54. Depkes RI. Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Jakarta: Depkes RI;
2007.
55. Widyaningsih W, Sativa R, Primardiana I. Efek Antioksidan Ekstrak Etanol
Ganggang Hijau (Ulva lactuca L.) Terhadap Kadar Malondialdehide (MDA)
dan Aktivitas Enzim Superoksida Dismutase (SOD) Hepar Tikus yang
Diinduksi CCl4. Yogyakarta; 2015.
56. Trihono PP, Widiastuti E, Pardede SO, Endyarni B, Alatas FS. Pelayanan
Kesehatan Anak Terpadu. Cetakan Pe. Departemen Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2013.
57. Mohan, Priya. Mohan SK and Priya V. Status of Lipid Peroxidation,
Enzymes in Neonatal Jaundice Patients. J Clin Diagnostic Res. 2008;3: 827–
32.
58. Moussa SA. Oxidative Stress in Diabetes Mellitus. 18(3) ed. Romanian J.
Biopshy; 2008.p 225-36.
59. Puspitasari ML, Wulansari TV, Widyaningsih TD, Maligan JM, Nugrahini
NIP. Aktivitas Antioksidan Suplemen Herbal Daun Sirsak (Annona muricata
L) dan Kulit Manggis (Garcinia mangostana L). J Pangan dan Agroindustri.
2016;Vol. 4:283–90.
60. Tsukahara H, Jiang M, Ohta N, Sato S, Tamura S, Hiraoka M. Oxidative
72
Lampiran 1. Anggaran
Biaya
No Uraian Jumlah Biaya Total
Satuan
Penyewaan Alat
1 60 Sampel Rp. 25.000 Rp. 1.500.000
Metode ELISA
73
Pengukuran Kadar
2 60 Sampel Rp. 20.000 Rp. 1.200.000
MDA
Waktu Pelaksanaan
No. Kegiatan Jan- Apr Mei Jun Jul Ags Spt Okt Nov Des Jan
Mar
1. Survey
2. Seminar
Proposal
74
3. Kaji Etik
4. Pengumpulan
Data
5. Tabulasi Data
6. Seminar Hasil
7. Ujian Skripsi
Bapak/ibu yang saya hormati, perkenalkan nama saya Rani Nisaul Karomah,
mahasiswi semester 6 Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana. Saat ini saya
sedang melakukan penelitian yang berjudul “Kadar Malondialdehide (MDA) pada
Neonatus yang Mendapat Terapi Oksigen dan Neonatus yang Tidak Mendapat
Terapi Oksigen di RSUD Prof. DR. W.Z. Johannes Kupang” sebagai salah satu
syarat mendapatkan gelar sarjana kedokteran saya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kadar Malondialdehide (MDA) khususnya pada bayi baru lahir
bapak/ibu yang mendapat terapi oksigen dan tidak mendapat terapi oksigen di
RSUD Prof. DR. W.Z Johannes Kupang. Malondialdehide merupakan hasil
peroksidasi lipid yang merupakan biomarker biologi stres oksidatif.Stres oksidatif
merupakan keadaan dimana tidak seimbangnya antioksidan dan radikal bebas.
Ketidak-seimbangan tersebut timbul akibat pengaruh dari terapi oksigen yang tidak
diawasi secara baik. Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar
Malondialdehide (MDA) khususnya pada bayi baru lahir bapak/ibu yang mendapat
terapi oksigen dan tidak mendapat terapi oksigen sehingga dapat menjadi bahan
pertimbangan untuk memberikan suplemen antioksidan pada bayi yang akan
diberikan terapi oksigen.
Pada penelitian ini saya akan menggunakan plasma darah vena dari sisa
pemeriksaan darah lengkap bayi bapak/ibu yang dirawat diruang NICU RSUD.
Prof. DR. W.Z. Johannes Kupang. Setelah penjelasan ini saya akan memberikan
lembar persetujuan menjadi subjek dalam penelitian ini. Peneliti menjamin
kerahasiaan semua data penelitian ini. Disamping itu, penelitian ini bersifat
sukarela, jadi setelah membaca penjelasan ini bapak/ibu dapat setuju atau menolak
untuk menjadi subjek penelitian. Semua biaya dalam penelitian ini ditanggung oleh
peneliti dan peneliti juga akan memberikan insentif berupa perlengkapan bayi
kepada bapak/ibu sebagai wali dari bayi yang bersedia menjadi subjek dalam
penelitian ini. Apabila bapak/ibu setuju untuk menjadi subjek penelitian, maka
diharapkan mengisi formulir persetujuan setelah penjelasan.
Demikian gambaran mengenai penelitian yang akan dilakukan. Jika selama
menjalani penelitian ini terdapat hal-hal yang kurang jelas maka bapak/ibu dapat
76
Terima kasih.
Hormat saya,
Nama :
Umur :
Alamat :
Telp. :
Malondialdehide (MDA) pada neonatus yang mendapat terapi oksigen dan tidak
mendapat terapi oksigen, menyatakan setuju untuk ikut dalam penelitian ini secara
sukarela tanpa paksaan. Saya mengerti bahwa dari semua hal yang dilakukan
peneliti pada saya seperti pengisian formulir dan risiko penelitian. Saya tahu bahwa
keikutsertaan saya ini bersifat suka rela tanpa paksaan, sehingga saya bisa menolak
ikut atau mengundurkan diri dari penelitian ini tanpa kehilangan hak saya untuk
pada peneliti bila masih ada hal yang ingin saya ketahui tentang penelitian ini. Saya
juga mengerti bahwa semua biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan penelitian
ini, akan ditanggung oleh peneliti. Demikian juga biaya perawatan dan pengobatan
bila terjadi hal-hal yang tidak diingikan akibat penelitian ini, akan dibiayai oleh
peneliti. Saya percaya bahwa keamanan dan kerahasiaan data penelitian ini akan
terjamin dan saya dengan ini menyetujui semua data yang dihasilkan pada
penelitian ini untuk disajikan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Bila terjadi
kekeluargaan.
Nama : Rani Nisaul Karomah. Nama : dr. Woro Indri Padmosiwi, Sp.A
INFORMED CONSENT
Kerugian yang dialami penderita pada penelitian ini dapat dikatakan hampir
tidak ada, karena peneliti tidak memberikan intervensi kepada penderita.
Pengambilan darah juga akan dilakukan oleh tenaga kesehatan yang sudah
kompeten di bidangnya. Untuk mengantisipasi risiko infeksi pada tempat
pengambilan darah, maka dilakukan secara aseptik.Peneliti memilih bayi cukup
bulan dengan berat lahir minimal 1.500 gram sehingga memungkinkan
pengambilan sampel darah yang relatif banyak. Selanjutnya pada penderita akan
diberikan insentif berupa peralatan bayi.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa
paksaan.
Kupang,……………......2017
Yang Memberi Penjelasan Yang Membuat Pernyataan
(…………………………………….) (………………………………………)
Jenis
Jenis Usia Berat Penggunaan Jumlah
No.
Kelamin Kehamilan Badan Terapi O2 O2 MDA
Terapi O2
2 1 2 4 1 1 1 1
3 2 2 4 1 2 2 1
4 1 4 3 1 3 3 1
81
14 1 1 4 1 2 2 3
15 1 3 3 1 2 2 1
17 1 2 7 1 2 2 1
20 1 1 1 1 1 1 1
21 2 1 4 1 1 1 1
22 2 1 6 1 2 2 1
23 2 1 2 1 3 3 1
24 1 3 2 1 2 2 1
28 2 3 1 1 2 2 1
29 2 1 1 1 2 2 1
31 2 2 4 1 1 1 1
32 2 1 5 1 2 2 1
33 2 2 1 1 2 2 1
34 1 1 3 1 2 2 1
35 2 4 2 1 2 2 1
36 2 1 1 1 2 2 3
37 1 1 1 1 2 2 1
39 1 1 5 1 2 2 1
41 2 1 2 1 2 2 1
43 1 1 4 1 2 2 2
46 1 4 3 1 2 2 1
47 1 2 1 1 2 2 1
49 2 1 4 1 2 2 1
53 2 1 2 1 2 2 1
54 1 3 3 1 2 2 1
58 2 1 2 1 2 2 1
59 1 1 2 1 2 2 1
82
1 1 2 3 2 1
5 1 5 2 2 1
6 1 2 4 2 3
7 1 4 4 2 1
8 1 2 3 2 1
9 1 2 3 2 3
10 1 2 5 2 1
11 2 1 2 2 1
12 1 3 6 2 1
13 1 1 2 2 3
16 2 1 1 2 1
18 1 2 3 2 1
19 2 4 4 2 1
25 2 4 4 2 1
26 2 1 3 2 1
27 1 4 5 2 3
30 1 2 4 2 1
38 2 2 1 2 1
40 1 1 5 2 1
42 1 3 2 2 1
44 1 1 3 2 3
45 1 4 4 2 1
48 2 1 1 2 1
50 1 2 1 2 3
51 1 1 3 2 1
83
52 1 1 2 2 2
55 2 2 3 2 1
56 1 1 1 2 1
57 1 1 2 2 1
60 2 1 3 2 3
Keterangan :
Mann-Whitney Test
Ranks
Total 60
Test Statisticsa
MDA
Mann-Whitney U 372,500
Wilcoxon W 837,500
Z -1,704
Reagen TBARS
90
Persiapan Sampel
Pembuatan Standar