Contoh Makalah Ipm - Makalah-Non-Ulser-Autosaved
Contoh Makalah Ipm - Makalah-Non-Ulser-Autosaved
Pembimbing :
Erna Herawati, drg., M.Kes
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2016
DAFTAR ISI
ii
2.3.5 Hasil Pemeriksaan Penunjang ...................................................12
2.3.6 Diagnosis dan Diagnosis Banding .............................................13
2.3.7 Rencana Perawatan dan Perawatan ...........................................13
BAB III TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................13
3.1 Lidah
3.2 Coated Tongue ....................................................................................13
3.2.1 Definisi ......................................................................................13
3.2.2 Etiologi ......................................................................................13
3.2.3 Gambaran Klinis .......................................................................13
3.2.4 Diagnosis Banding ....................................................................14
3.2.5 Perawatan ..................................................................................15
BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................20
BAB V KESIMPULAN ..............................................................................22
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Bibir dan lidah dapat menjadi lokasi terjadinya lesi pada rongga mulut.
Beberapa kondisi yang melibatkan mukosa oral secara umum dapat juga
mempengaruhi bibir dan lidah. Bibir merupakan daerah perbatasan atau peralihan
antara membran mukosa oral dan kulit wajah. Perubahan yang terjadi pada bibir
perlu diperhatikan seperti perubahan warna dan konsistensi bibir (Ghom, 2010).
Lidah merupakan bagian yang cukup besar yang berada di dalam rongga
mulut dan dapat terkena dengan berbagai macam lesi. Lidah dapat mengalami
salah satu penyakit mulut atau dapat menjadi tanda dari penyakit sistemik. Lidah
berasal dari bahasa Latin yaitu lingua dan dari bahasa Yunani yaitu glossa.
Sebagian besar lidah berada di rongga mulut yaitu 2/3 anterior lidah dan sebagian
lagi terhubung dengan faring yaitu bagian 1/3 posterior lidah (Ghom, 2010).
dengan fungsi penelanan, perasa, dan bicara. Lidah memiliki bagian yaitu bagian
dasar, badan, dan ujung. Lidah juga memiliki dua permukaan, yaitu permukaan
dorsal dan ventral. Permukaan dorsal dibagi menjadi bagian oral dan faring dan
Lidah yang normal memiliki sebuah selaput yang terdiri dari lapisan mukus
yang sehat lidah selalu bergerak sehingga terdapat aliran saliva yang selalu
mengalir, hal ini membuat selaput tetap ada dalam jumlah yang sedikit. Jika ada
1
2
pada lidah menjadi lebih tebal dengan cepat. Jika berkurangnya pergerakan lidah
yang disebabkan karena lesi minor yang sakit, gangguan aliran saliva, konsumsi
tembakau atau alkohol, gangguan pada sistem pencernaan atau pernafasan, atau
kondisi demam terjadi maka akibatnya dapat menyebabkan selaput normal pada
lidah menjadi lebih tebal dan membentuk lapisan plak putih atau berwarna (Field
Makalah ini akan membahas laporan kasus mengenai coated tongue secara
rinci pada pasien wanita berusia 24 tahun yang datang ke Rumah Sakit Gigi dan
Mulut FKG Unpad dengan keluhan lidahnya terlihat kotor dan terlihat selaput
LAPORAN KASUS
Usia : 24 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Bandung
2.1.2 Anamnesis
putih pada lidah yang membuat pasien merasa tidak nyaman, keluhan terasa sejak
±2 minggu yang lalu. Keluhan terkadang hilang timbul dan sering muncul saat
pasien kurang minum. Pasien memiliki kebiasaan minum kopi panas setiap pagi
hari. Pasien tidak merasakan sakit pada lidahnya namun seringkali pasien merasa
terganggu dengan lidahnya yang terasa kotor. Dalam rentang ±1 minggu terakhir
pasien jarang makan makanan berserat seperti sayur dan buah-buahan, pasien juga
3
4
hanya mengonsumsi air putih ±4 gelas dalam sehari. Dalam seminggu terakhir
pola tidur pasien sedang tidak teratur. Pasien ingin lidahnya kembali normal.
Disangkal
Suhu : Afebris
Pernafasan : 16 kali/menit
Nadi : 68 kali/menit
Kelenjar Limfe
Wajah Simetri/Asimetri
Lain-lain -
Mukosa bukal : Terdapat teraan gigitan pada regio 36-37 dan 46-47
Status Gigi :
UE cs cs cs cs UE
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
UE cs cs cs cm UE
6
a b
Tidak dilakukan
1) OHI
2) KIE
2.2.1 Anamnesis
Pasien datang untuk kontrol (24 hari setelah kunjungan pertama), selaput
putih pada permukaan lidah berkurang, namun belum sepenuhnya hilang. Pasien
sudah menyikat lidah 2x sehari, namun bagian paling belakang lidah masih sulit
untuk dibersihkan karena sulit dijangkau dan pasien merasa mual. Pasien juga
sekarang, pasien sudah tidak mengonsumsi kopi lagi. Pasien juga selalu makan
Kelenjar Limfe
Wajah Simetri/Asimetri
Stain : +/-
Mukosa bukal : Terdapat teraan gigitan pada regio 36-37 dan 46-47
a b
c d
Gambar 2.2 (a) Gambar bibir pasien membaik setelah kontrol pertama, namun masih
terdapat deskuamasi ringan, (b) Teraan gigitan pada regio 46-47, (c) Teraan gigitan pada
regio 36-37, dan (d) Masih terdapat selaput putih pada 1/3 posterior dorsum lidah disertai
teraan gigitan pada lateral kanan dan kiri lidah
Tidak dilakukan
1) KIE dilanjutkan
2L/hari
3) OHI dilanjutkan
2.3.1 Anamnesis
putih pada permukaan lidah pasien berkurang dari kunjungan sebelumnya, namun
masih ada sedikit pada bagian belakang lidahnya. Sekitar 2-3 hari yang lalu pasien
sempat kurang enak badan dan agak demam. Pasien tidak minum obat apapun
hanya istirahat yang cukup dan makan yang teratur. Pasien selalu mengonsumsi
buah, sayuran, dan minum air putih 2 Liter sehari. Pasien juga sudah teratur
Kelenjar Limfe
11
Wajah Simetri/Asimetri
Lain-lain -
kiri
a b
d
Gambar 2.3 (a) Gambar bibir pasien yang sudah sembuh, (b) Teraan gigitan pada regio
46-47, (c) Teraan gigitan pada regio 36-37, dan (d) Masih terdapat sedikit selaput putih
pada 1/3 posterior dorsum lidah disertai teraan gigitan pada lateral kanan dan kiri lidah
Tidak dilakukan
1) KIE dilanjutkan
2) Diet serat konsumsi sayur, buah, minum 2 Liter/hari, minum yoghurt, makan
3) OHI dilanjutkan
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Lidah
3.1.1. Anatomi
Lidah merupakan organ di dalam rongga mulut yang terdiri dari susunan
hampir seluruh rongga mulut dan orofaring. Lidah memiliki banyak fungsi salah
satunya fungi pengecapan, selain itu lidah juga berperan dalam mastikasi
rongga mulut. Ada lima saraf kranial yang membantu inervasi kompleks organ
ujung, badan, dan dasar. Bagian ujung lidah merupakan bagian yang sangat
banyak bergerak, berada di ujung anterior lidah. Bagian posterior sampe ujung
terdapat badan lidah, yang memiliki dua permukaan, yaitu bagian dorsal (superior)
Sulkus median memisahkan lidah menjadi dua bagian menjadi kanan dan
kiri. Sulkus terminal atau disebut juga groove (lekuk), merupakan lekukan
berbentuk V yang memisahkan bagian badan lidah dari dasarnya. Ujung sulkus ini
Dasar lidah terdiri dari tonsil lingual dan di bagian paling inferior terdapat cincin
14
15
a. Papila Lingual
papila lingual, yang merupakan proyeksi dari lamina propria yang ditutupi
dengan epitel. Terdapat empat jenis papila lingual yaitu papila sirkumvalata,
Pada manusia ada 8-12 papila valata, letaknya tepat di anterior pada
Papila filiformis merupakan papila yang tipis dan panjang. Papila filiformis
ini merupakan papila terbanyak yang menutupi dorsum lidah, tetapi papila ini
dan berpencar paling banyak pada ujung lidah dan permukaan lateral lidah.
1000, dan 1600 pengecap rasa (taste bud). Setiap pengecap rasa diinervasi
oleh serabut saraf dan memiliki lima sensasi rasa yang berbeda, yaitu asin,
b. Muskular
Lidah memiliki otot intrinsik dan ekstrinsik (Tabel 3.1 dan Gambar
3.2). Otot pada setiap sisi lidah dipisahkan oleh septum fibrosa lingual.
c. Vaskularisasi
Vaskularisasi lidah sama seperti pada regio kepala dan leher, lidah
memperoleh suplai darah arteri dari arteri karotid eksterna. Cabang arteri
lingual keluar dari arteri karotid eksterna dalam ke otot stylohyoid. Cabang
arteri lingual berjalan superomedial, setelah itu berubah arah dan berpindah
utama: lingual dorsal, lingual dalam, dan arteri sublingual. Arteri lingual
dorsal menyuplai dasar lidah. Arteri lingual dalam mengalir pada permukaan
bawah lidah ke ujung lidah. Cabang glandula sublingualis dan dasar mulut
d. Inervasi
faringeal. Sensasi umum untuk dua pertiga anterior lidah disuplai oleh nervus
lingual, cabang terminal dari divisi ketiga dari nervus trigeminal (Adil, 2016).
e. Drainase Limfe
Drainase limfe lidah cukup kompleks. Limfe dari ujung lidah berjalan
ke nodus limfe submental. Limfe ini bisa berjalan ipsilateral atau bilateral
tergantung lokasi lesi. Limfe dari dua pertiga anterior medial lidah berjalan ke
nodus limfe dalam servikal dan limfe dari lidah anterior lateral berjalan ke
3.2.1. Definisi
Coated tongue atau tongue coating atau sering disebut juga furred tongue
merupakan lapisan tipis pada permukaan lidah yang berwarna putih dan dapat
berubah warna jika mengalami pewarnaan dari makanan atau minuman. Adanya
lapisan tipis pada permukaan lidah merupakan kumpulan dari epitel, debris
3.2.2. Etiologi
normal, lidah pada semua individu normal memiliki lapisan (coating) yang terdiri
19
dari lapisan mukus, sel epitel yang terdeskuamasi, organisme, dan debris. Individu
yang sehat, lidahnya sering digerakkan, terdapat aliran saliva, dan tetap
lidah akan menebal. Pergerakan lidah yang minimum dapat disebabkan oleh
terdapatnya lesi yang nyeri, gangguan aliran saliva, terpapar tembakau atau
menyebabkan lidah membentuk lapisan plak putih atau berwarna yang disebut
motorik lidah (misalnya gerakan motorik lidah menurun karena paralisis, koma,
dll.) merupakan faktor penting dalam pembentukan tongue coating (Holla and
Fassmann, 2003).
Coated tongue umumnya lebih banyak terjadi pada pasien dengan usia tua
daripada pasien usia muda. Hal ini dapat terjadi dikarenakan oleh perubahan
konsumsi makanan yang lebih lunak, kebersihan mulut yang buruk, dan
menurunnya laju aliran saliva dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya
akumulasi debris oral. Selain itu, penurunan papila fungiformis dan peninggian
perluasan lapisan putih pada dorsum lidah lebih meluas pada pasien periodontitis
banyak ditemukan pada pasien xerostomia. Coated tongue juga terdapat pada
Lidah terlihat dilapisi permukaan yang putih atau putih kekuningan pada
dorsum lidah. Lesi ini disebabkan karena pemanjangan papilla filiformis sebanyak
3-4 mm dan merupakan akumulasi dari debris dan bakteri. Coated tongue ditandai
dengan lidah yang tertutupi lapisan putih yang dapat timbul dan menghilang
Warna dari lapisan tidak berhubungan dengan jumlah bakteri. Terdapat hubungan
antara penampakan lapisan dengan warna kekuningan pada lidah dengan kopi
sebagai berikut:
21
Tabel 3.2 Indeks Kojima, et al. (Dencheva et al., 2010; Panov and Krasteva,
2012)
Indeks 0 Tidak ada akumulasi/secara visual tidak terlihat adanya lapisan
Indeks 1 Lidah tertutup oleh lapisan tipis kurang dari 1/3 posterior lidah
Lidah tertutup oleh lapisan tipis kurang dari 2/3 atau tertutup lapisan
Indeks 2
tebal kurang dari 1/3
Lidah tertutup oleh lapisan tipis lebih dari 2/3 atau tertutup lapisan
Indeks 3
tebal kurang dari 2/3
Indeks 4 Lidah tertutup oleh lapisan tebal lebih dari 2/3
beratnya diukur.
penilaian dari tidak ada lapisan sampai terdapat lapisan tebal yang parah),
d. Bosy et al (1994)
area lidah yang terlibat dengan memberikan nilai sebagai berikut: skor 0:
tidak ada sama sekali, 1: kurang dari sepertiga permukaan dorsum lidah, 2:
f. Chen (1987)
(putih, kuning, abu, dan hitam) dan berdasarkan kualitas lidah (kering, licin,
bagian, dari papila valata sampai ujung lidah, yaitu sepertiga posterior,
Pembagian lainnya yaitu dari kiri ke kanan, yaitu sepertiga kiri, sepertiga
tengah, dan sepertiga kanan. Diskolorasi diberi nilai dengan skala dari 0
ketebalan lapisan coating diberi nilai dari skala 0 sampai 2 (0=tidak ada
lapisan, 1= lapisan sedikit dan tipis dan 2=lapisan banyak dan tebal). Lapisan
sedikit dan tipis dinilai jika warna pink lidah di bawahnya masih dapat
banyak dan tebal dinilai jika tidak terlihat sama sekali warna pink dari lidah.
23
Gambar 3.4 Ketebalan lapisan: skala 0: tidak ada lapisan putih; skala 1:
lapisan tipis; skala 2: lapisan tebal. Contoh gambar menunjukkan diskolorasi
putih dan kuning.
24
a. Kandidiasis
Salah satu diagnosis banding dari pasien coated tongue ini adalah
apusan dari kulit, usus, vagina, atau mulut pada individu sehat, Candida
normal sekitar 40%. Kandidiasis merupakan infeksi jamur yang paling sering
Tabel 3.3 Faktor Predisposisi Oral Kandidosis (Field and Longmann, 2003)
Faktor Deskripsi
Psikologis Usia tua, bayi, kehamilan
Trauma jaringan lokal Iritasi mukosa, kebersihan mulut yang buruk, alat dental
Terapi antibiotik Spektrum luas (lokal atau sistemik)
Terapi kortikosteroid Topikal, sistemik, dan inhaler
Malnutrisi Defisiensi haematinik- diet tinggi karbohidrat
Defek immun AIDS
Gangguan endokrin Diabetes mellitus, Addison’s disease, hypothyroidism
Keganasan Leukemia, agranulocytosis
Hipofungsi kelenjar Iradiasi, Sjögren sindrom, obat serogenik
saliva
Jamur yang paling utama menyebabkan kandidiasis yaitu Candida
serostomia, trauma mukosa, gigi tiruan, obat kumur antibiotik dan juga faktor
dan atrofik) serta akut (atrofik dan hiperplastik) (Field and Longmann, 2003)
primer dan sekunder. Lesi primer berada pada daerah oral dan peroral, dan
b. Hairy Tongue
rongga mulut yang buruk, obat kumur yang mengandung oksida atau antasid,
antibiotik spektrum luas seperti penisilin dan steroid sistemik, terapi radiasi
filiformis pada dorsum lidah dan sedikit deskuamasi papila. Lidah tampak
tebal dan seperti karpet. Warna yang terlihat bermacam-macam mulai dari
putih, kuning sampai coklat atau hitam, biasanya tergantung dari apa yang
dapat menyebabkan halitosis atau rasa yang aneh (Greenberg and Glick,
c. Leukoplakia
cell carcinoma. Lesi ini lebih sering terjadi pada laki-laki, penelitian
berfisur. Lesi ini kadang terlihat transparan dan tipis seperti sarang laba-laba
atau dapat juga padat dan tebal. (Greenberg and Glick, 2003; Field and
Longmann, 2003) .
3.2.6. Perawatan
PEMBAHASAN
didiagnosa sebagai coated tongue. Hal ini sesuai dengan yang disebutkan pada
literatur, bahwa gambaran klinis dari coated tongue adalah lidah yang dilapisi
permukaan yang putih atau putih kekuningan pada dorsum lidah akibat
bakteri. Pada setiap individu normal lidah secara alami dilapisi oleh mukus,
deskuamasi sel epitel, organisme, dan debris. Pada individu sehat, lidah selalu
bergerak dan terdapat aliran saliva sehingga lapisan tersebut tetap sedikit.
mulut yang buruk, xerostomia, individu yang sakit, diet makanan lunak, orang
yang rahangnya tak bergigi, gangguan aliran saliva, dan merokok. Dalam kasus
ini, pasien mengalami coated tongue yang disebabkan karena pasien jarang makan
makanan berserat seperti sayur dan buah-buahan, konsumsi air minum pasien juga
sedikit dan jarang menyikat lidahnya. Pasien yang jarang mengonsumsi sayur dan
penumpukan debris dan bakteri, ditambah dengan kebiasaan pasien yang jarang
Terapi yang diberikan pada pasien saat kunjungan adalah OHI (Oral
hygiene Instruction) dan KIE yang mencakup instruksi untuk menjaga kebersihan
29
30
mulutnya dengan menyikat gigi dua kali sehari setelah makan pagi dan sebelum
tidur malam. Pasien juga diinstruksikan untuk menyikat lidah dengan tongue
scraper dua kali sehari. Pasien juga dianjurkan untuk hidup sehat dengan minum
minimal 2L/hari, makan makanan dengan gizi seimbang dan perbanyak makanan
perawatan yang telah diberikan. Pada saat kontrol terlihat selaput putih pada lidah
instruksi yang diberikan dengan menyikat gigi teratur dan menyikat lidahnya.
Namun, pasien kesulitan untuk menyikat bagian posterior karena terasa mual.
putih pada dorsum lidah pasien dan keluhan berupa perasaan tidak enak pada
pasien menghilang.
BAB V
KESIMPULAN
ditemukan permukaan lidah ditutupi lapisan putih pada dorsum lidah. Coated
tongue yang dialami pasien disebabkan oleh kebersihan mulut yang kurang baik,
kurang konsumsi air putih dan kurang asupan serat dari makanan.
kebersihan mulut dengan cara menyikat gigi dua kali sehari dan membersihkan
lidah dengan tongue scrapper atau sikat gigi berbulu halus dua kali sehari, diet
makanan sehat, berserat, dan gizi seimbang, dan minum air mineral 2 Liter
perhari.
31
DAFTAR PUSTAKA
Anura, A. 2014. Traumatic Oral Mucosal Lesions: A Mini Review and Clinical
Update. OHDM - Vol. 13 - No. 2.
Dencheva, Maria. et al. 2010. Oral findings in patients with replaced renal
function – a pilot study. Journal of IMAB – Annual proceeding
(Scientific papers); vol.16, book 4. DOI:
http://dx.doi.org/10.5272/jimab.1642010_54.
Ghom, Anil Govindrao. 2010. Textbook of Oral Medicine. Second Edition. New
Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers Ltd. Chapter 22.
Gomez, S.Mantilla; Danser, M.M.; Sipos, P.M.; Rowshani, B.; Velden, U.van der;
Weijden, G.A.van der. 2001. Tongue coating and salivary bacterial
counts in healthy/gingivitis subjects and periodontitis patients. J Clin
Periodontal; 28: 970-978. Munksgaard:
Field, A. And L. Longman. 2003. Tyldesley's Oral Medicine. 5th ed. Liverpool.
Oxford University Press.
Greenberg, M.S. and M. Glick. 2003. Burket’s Oral Medicine Diagnosis and
Treatment. 10th ed. Hamilton: BC Decker Inc. halaman 80
Holla, Lydie Izakovicova and Fassmann, Antonin. 2003. University Textbook of
Oral Mucosal Disease. Masaryk University in Brno. Faculty of Medicine.
Chapter 5.
Jordan, Richard C., Michael A. O. Lewis. 2004. A Color Handbook of Oral
Medicine. New York: Thieme. halaman 171
Langlais, R P., C.S. Miller. 2000. Color Atlas of Common Oral Diseases. 3th ed.
USA: Lippincott William & Wilkins
Laskaris, George M.D., D.D.S., Ph.D. 2006. Pocket Atlas of Oral Diseases. New
York: Thieme
Mani, S.A., B.T.Shareef. 2007. Exfoliative Cheilitis: Report of a Case. JCDA.
Vol. 73, No. 7.
Panov, Vladimir E. and Krasteva, Assya. 2012. Tongue coating in patients with
gastrointestinal and liver diseases. Journal of IMAB-Annual proceeding
(Scientific papers), vol.18, book 2. DOI: 10.5272/jimab.2012182.188.
32
33
Roveroni, L.H., K.B. Lodi, J.D. Almeida. 2009. Topical Calendula officinalis L.
successfully treated exfoliative cheilitis: a case report. Cases Journal,
2:9077.