DALAM BKB
Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan konseling Belajar
Dosen Pengampu :
Dra. Ninik Setyowani, M.Pd
Muslikah, S.Pd., M.Pd
Disusun Oleh :
Wielina Ika Pramastanti (1301413002)
Wastiti Adiningrum (1301413006)
Shinta Yuniarti (1301413041)
Mahmudin (1301413075)
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Bimbingan Dan
Konseling Belajar dengan judul “Pendekatan-Pendekatan Dan Teknik-Teknik Dalam
BKB”
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Dra. Ninik Setyowani, M.Pd dan
Muslikah, S.Pd., M.Pd selaku dosen, teman-teman dan juga pihak lain yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini. Tiada gading yang tak retak, kami menyadari
bahwa makalah yang kami susun ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan masukan, kritikan, dan saran yang bersifat
membangun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun pada khususnya dan bagi
mahasiswa lain pada umumnya.
Wassalamualaikum wr.wb.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap orang/siswa pasti ingin memiliki prestasi yang tinggi di sekolahnya. Dalam
lingkungan sekolah sering ditemukan seorang siswa yang memiliki kemampuan ranah
cipta (kognitif) yang lebih tinggi dari pada teman-temannya, ternyata hanya mampu
mencapai hasil yang sama dengan yang dicapai teman-temannya itu. Bahkan, bukan hal
yang mustahil jika suatu saat siswa cerdas tersebut mengalami kemerosotan prestasi
sampai ke titik yang lebih rendah daripada temannya yang berkapasitas rata-rata.
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Banyak pendekatan belajar yang dapat di anda ajarakan kepada siswa untuk mempelajari
bidang studi ataua materi pelajaran yang sedang mereka tekuni, dari yang paling klasik
sampai yang paling modern. Di antara pendekatan-pendekatan belajar yang di pandang
representative (mewakili) yang klasik dan modern itu ialah: 1) Pendekatan hokum Jost; 2)
Pendekatan Ballar & Clanchy; dan 3) Pendekatan Biggs
Menurut Reber (1988), salah satu asumsi penting yang mendasari Hukum Jost (Josts
Law) adalah siswa yang lebih sering mempraktikan materi pelajaran akan lebih mudah
memanggil kembali memori lama yang berhubungan dengan materi yang kita tekuni.
Selanjutnya,berdasarkan asumsi Hukum Jost itu maka belajar misalnya dengan kiat 4x2
adalah lebih baik dari pada 2x4 walaupun hasil perkalian kedua kiat tersebut extending
sama.
Tabel 5
Perbandingan Pendekatan Belajar Ballard & Clanchy
3) Pendekatan Biggs
Menurut hasi Penelitian Biggs (1991), pendekatan belajar siswa dapat di
kelompokan ke dalam tiga pretotipe (bentuk dasar), yakni:
1) Pendekatan surface(permukaan/bersifat lahiriah)
2) Pebdekatan deep (mendalam)
3) Pendekatan achieving(pencapaian prestasi tinggi)
Tabel 6
Perbandingan Prototipe Pendekatan Belajar Biggs
Prototipe Motif dan Strategi
Pendekatan Belajar Karakteristik
a. Metode SQ3R
Langkah pertama. Survai anda perlu membantu dan mendorong sisiwa untuk
memerikasa atau meneliti secara singkat seluruh isi teks. Tujuannya adalah agar siswa
mengetahui panjangnya teks, judul bagian,dan judul subagian, istilah kata kunci, dan
sebagainya.
Langkah kedua. Anda seyogyannya memberi petunjuk atau contoh ke pada siswa
untuk menyusun pertanyaan-pertanyaan yang jelas, singkat, dan relefan sesuai bagian-
bagian teks yang telah di tandai di langkah pertama. Jumlah pertanyaan bergantung pada
panjang pendeknya teks, dan kemampuan siswa dalam memahami teks yang sedang di
pelajari.
Langkah ketiga. Anda seyogyanya menyuruh suswa membaca secara aktif dalam
rangaka mencari jawaban atas pertanyan-pertanyaan yang telah tersusun. Dalam hal ini,
membaca aktif juga berarti membaca yang di fokuskan pad paragraph-paragraf yang di
perkirakan relevan dengan pertanyaan tadi.
Langkah kelima. Pada langkah terakhir (review) anda seyogyanya menyuruh siswa
menijau ulang seluruh pertanyaan dan jawaban secara singkat.
b. Metode PQ4R
Metode belajar lain yang dapat meningatkan kinerja memori dalam memahami
substansi teks adalah ciptaan Thomas & Robinson (1932) yang disebut PQ4R singkatan
dari preview, questions, read, reflect, recite, review. Tekknik PQ4R demikian menurut
Anderson (1990:211) pada hakikatnya merupakan penimbul pertanyaan dan Tanya jawab
yang dapat mendorong pembaca teks melakaukan pengolahan materi secara lebih
mendalam dan luas. Selanjutnya metode PQ4R itu sesuai dengan kepanjanganya terdiri
dari enam langkah pendukung upaya mempelajari materi bab dalam buku teks atau buku
daras sebagaimana yang dianjurkan Anderson (1990:210) di bawah ini.
Langkah 1, preview. bab yang akan di pelajari hendakanya di survey terlebih
dahulu untuk menentukan topic yang terdapat di dalamnya. Kemudian, subbab-subbab
yang ada di bab tersebut hendaknya di identifikasi sebagai unit-unit yang akan di baca.
Setelah iti gunakanlah 4 langkah berikutnya (langkah 2,3,4, dan 5) untuk memahami
subbab-subbab.
Langkah 2, questions. pertanyaan-pertanyaan yang relevan dalam subbab
hendaknya di susun misalnya dengan cara mengubah judul subbab yang bersangkutan ke
dalam bentuk kalimat-kalimat bertanya. Apabila sebuah subbab misalnya berbunyi
“kesulitan belajar” maka pertanyaan-pertanyaan yang relevan berbunyi 1) apakah
kesulitan belajar itu?: apakah factor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar itu?
Bagaimanakah cara mengatasi kesulitan belajar itu? Dst.
Langkah 3, read. Isi subab hendaknya dibaca secara cermat sambil menciba mencari
jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan yang telah disusn tadi.
Langkah 4 reflect. Selama membaca, isi subab hendaknya dikenang secara
mendalam (dipikirkan) seraya berusaha memahami isi dan menangkap contoh-contohnya
serta mengubungkannya dengan pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya.
Langkah 5, recite. Setelah sebuah subab selesai dibaca, informasi yang terdapat di
dalamnya hendaknya diingat-ingat. Lalu, semua pertanyaan mengenai subab tersebut
dijawab kalo ada jawaban yang kuran memuaskan, maka bagian tertentu yang sulit diingat
dan menyebabkan kesalahan jawaban itu hendaknya dibaca lagi.
Langkah 6, review. Setelah menyelesaikan satu bab, tanamkanlah materi bab
tersebut ke dalam memori sambil mengingat-ingat intisari-intisarinya. Kemudian,
jawablah sekali lagi seluruh pertanyaan yang berhubungan dengan subbab subbab dari bab
tersebut.
2) Non-Derective Counseling
Dengan prosedur ini pelayanan bimbingan diokuskan pada anak yang bermasalah
(klien) juga disebut clien centered counseling. Adanya pelayanan bimbingan
bukan pelayanan yang mengambil inisatif, tetapi klien sendiri yang mengambil
prakarsa, yang menentukan sendiri apakah dia membutuhkan pertolongan dari
pihak lain. Tokoh dari aliran ini Cart Rogers memaparkan alasan sebagai berikut:
a) Setiap individu mempunyai kemampuan yang besar untuk menyesuaikan diri
serta memiliki dorongan yang kuat untuk berdiri sendiri.
b) Penyuluh hanya sebagai pengantar dan membantu klien dalam menciptakan
suasana damai, tenang, tidak tertekan, tiak merasa dipaksa dengan kesediannya
menyatakan kesulitannya kepada pembimbing.
3) Elective Counseling
Tekinik ini lebih lues (fleksibel) jika dibandingkan kedua teknik tersebut. Dengan
Elective Counseling pelayanan tidak dipusatkan pada penyuluh atau pada klien,
tetapi masalah yang dihadapi itulah yang harus ditangani secara lues, sehingga
tentang apa yang dipergunakan setiap waktu dapat diubah kalu memang
diperkukan. Tokoh aliran ini F.P Robinson mengutarakan bahwa:
a) Masalah dan situasi penyuluh selalu berbeda dengan masalah yang tidak
terbatas pada satu bidang kehidupan.
b) Langkah-langkah penyuluh harus selalu disesuaikan dengan keperluan yang
dituntut oleh situasi penyuluhan itu.
d. Kegiatan bersama
Kegiatan bersama merupakan teknik bimbingan yang baik, karena dengan
melakukan kegiatan bersama mendorong anak saling membantu sehingga relasi sosial
positif dapat dikembangkan dengan baik.
Kegiatan kelompok yang bisa digunakan oleh anak misalnya bermain bersama,
melaksanakan kebersihan bersama, rekreasi bersama, dan piket bersama dan lain-lain.
e. Organisasi murid
Kegiatan organisasi murid misalnya OSIS sangat membantu proses pembentukan
anak, baik secara pribad maupun senbagai anggota masyarakat. Dengan organisasi asas
keseimbangan dapat dikembangkan dalam pembentukan pribadi. Kemampuan pribadi
dapat dikembangkan dengan baik, kesiapan sebagai anggota kelompok atau masyarakat
dapat dikembangkan dengan baik pula.
f. Sosiodrama
Teknik sosiodrama adalah suatu cara dalam bimbingan yang memberikan
kesempatan pada muri-murid untuk mendramatisasikan sikap tingkah laku atau
penghayatan seseorang srperti yang dilakukan dalam hubungan sosial sehari-hari. Maka
dari itu sosiodrama digunakan dalam pemecahan masalah social yang mengganggu belajar
dengan mengguankan drama sosial.
Tujuan penggunaan sosiodrama dalam teknik bimbingan adalah :
1. Membantu menggmbarkan bagaimana seseorang atau beberapa orang dalam
menghadapi situasi sosial.
2. Bagaimana menggmbarkan cara memecahkan masalah sosial.
3. Menumbuhkan dan mengembangkan sikap kritis terhadap tingkah laku yang harus
atau jangan sampai diambil dalam situasi sosial tertentu.
4. Membeikan pengalaman atau penghayatan situasi tertentu.
5. Memberikan kesempatan untuk meninjau situasi social dari berbagai sudut pandang.
g. Upacara
Upacara bendera merupakan kesempatan yang sangat baik bagi anak-anak dalam
melatih disiplin, melatih keterampilan, membentuk diri untuk dapat menghormati
pahlawan, cinta bangsa dan tanah air. Upacara bendera merupakan rangkaian kegiatan
sekolah untuk menanamkan, membina, dan meningkatkan penghayatan serta
mengamalkan nilai-nilai dan cita-cita bangsa Indonesia.
h. Papan bimbingan
Papan bimbingan adalah papan tulis yang dipasang diluar ruangan kelas dapat
menjadi suatu teknik bimbingan dan menjadi tempat persaingan murid-murid diwaktu
senggang. Pada bimbingan tersebut secara berkala dapat dilukiskan atau dapat
ditempelkan banyak hal misalnya, pengumuman penting, peristiwa yang sedang hangat,
berita keluarga, tugas atau bahan latihan, berita daerah, berita pembangunan, dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di antara pendekatan-pendekatan belajar yang di pandang representative (mewakili)
yang klasik dan modern itu ialah:
1) Pendekatan hokum Jost
2) Pendekatan Ballar & Clanchy
3) Pendekatan Biggs
1) Metode SQ3R
2) Metode PQ4R
2. Teknik Kelompok
Teknik ini banyak dipergunakan dalam membantu memecahkan masalah-masalah
yang dihadapi oleh beberapa orang murid. Dan dapat juga dipergunakan untuk
membantu memecahkan masalah yang dialami seorang individu.
a. Home room program
b. File trip (karya wisata)
c. Diskusi kelompok (group discussion)
d. Kegiatan bersama
e. Organisasi murid
f. Sosiodrama
g. Upacara
h. Papan bimbingan
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Supryono, Widodo. 2004. Psikologi Belajar Edisi Revisi. Jakarta:
Rineka Cipta
Syah, Muhibbin. 2002. PSIKOLOGI BELAJAR Edisi Revisi. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada