1611221016
• Metode : Alkalimetri
• Prinsip kerja dari metode ini adalah dengan adanya
hidroklorida dalam tiamin (B1) hidroklorida dapat
dititrasi (penetralan asam basa) dengan natrium
hidroksida 0,1 N menggunakan indikator brom
timol biru.
• C. Prosedur Analisis
– Langkah-langkah
– Alat dan Bahan
• Tabung reaksi 1. Melakukan keragaman bobot
10 tablet satu persatu lalu catat
• Beaker glass
• Pipet tetes 2. Menyerbukkan tablet vitamin
B1
• Buret
• Erlenmeyer 3. Menimbang dengan seksama
• Statif
200 mg serbuk ttablet vit B1
• Batang pengaduk 4. Lalu memasukkan kedalam
• Corong
Erlenmeyer.
• Gelas ukur 5. Melarutkan dalam 20 ml
• Rak tabung reaksi aquadest
• Bunsen 6. Menambahkan 2 tetes
• Korek api indikator BTB
• Cuprifil 7. Menitrasi dengan larutan
NaOH standar sampai didapat
• Serbuk vitamin B1 warna biru terangyang konstan
• NaOH 0,1 N
• KmNO4
• Indikator BTB
• Aquades
• Perhitungan Kadar Vitamin B
Keterangan :
V = Volume dari pentitrasi (ml)
N = Normalitas dari pentitrasi (mol)
• Jurnal mengenai analisis kadar vitamin B
• Review jurnal :
A. Prinsip
Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut
dalam air dan memiliki peranan penting dalam
menangkal berbagai penyakit.
• Koenzim
Penentuan kadar vitamin C (asam
askorbat) dengan metode oksidimetri 1
Cara penetapan asam askorbat yang paling baik adalah
yang didasarkan atas reduksi 2,6-diklorofenol indofenol
oleh asam askorbat.
Asam askorbat (bisa berasal dari sari jeruk manis,
tomat, dan lain-lain) yang akan menjadi sampel akan
mereduksi 2,6 diklofenol indofenol dengan titrasi yang
ditandai dengan titik akhir titrasi berupa warna merah
muda pada sampel dalam kondisi asam.
Tetapi sampel harus diencerkan terlebih dahulu
dengan menggunakan asam metafosfat (HPO3)
sebagai pelarut nya.
Pengenceran dengan metafosfat ini bertujuan
untuk mencegah/mengurangi terjadinya oksidasi
dengan enzim-enzim atau lainnya atau pun untuk
memisahkan vitamin C yag terikat pada protein
jika sampel ada mengandung protein.
Indofenol atau 2,6 diklorofenol indofenol sering
juga disebut “dye” yang berwarna biru di dalam
larutan basa dan merah di dalam larutan asam
direduksi oleh asam askorbat membentuk
dehidro-asam askorbat dan indofenol tereduksi
yang tidak berwarna.
Reaksi ini merupakan reaksi kuantitatif dan
spesifik untuk asam askorbat di dalam larutan
dengan kisaran pH 1 – 3.5.
B. Prosedur Kerja
1) Siapkan sampel asam askorbat berupa sari jeruk nipis yang akan
diukur kadar vitamin C didalamnya. Sampel ditimbang beratnya
misalnya sebesar 20 ml.
2) Setelah itu sampel dimasukkan kedalam labu ukur kemudian
encerkan dengan menggunakan HPO3 (Asam fosfat) . Catatan
jika sampel berbentuk sari buah/makanan padat/semi padat :
Sari Buah : pipet 10 – 20 ml sampel ke dalam labu ukur 100 ml,
encerkan dengan HPO3 3% sampai tanda tera. Saring atau
sentrifuse.
Makanan padat atau semi padat : Timbang 100 gram sampel,
aduk dengan 50 – 60 ml HPO3 3% dalam blender, encerkan
sampai volume 100 ml dengan HPO3 3%. Saring atau sentrifuse
3) Lalu homogenkan sampai tercampur rata semuanya.
Setelah itu pipetkan sampel dari labu ukur yang telah
dihomogenkan, pipetkan sebanyak 2-10 ml, misalkan
sebanyak 3 ml masukkan ke dalam erlemeyer.
Keterangan :
Titer = volume titik akhir titrasi (ml)
Faktor dye = 0,5 ml titer
Volume ekstrak total = volume pengenceran pada labu ukur yang
dihomogenkan (ml)
V (ml) = Volume ekstrak yang digunakan untuk
penetapan (pemipetan)
B ( gr atau ml) = Berat/volume sampel yang digunakan untuk
penetapan
• Contoh Jurnal
• Review jurnal :
• Kadar vitamin C pada buah pepaya, buah langsat dan
buah jambu biji dapat ditentukan secara titrasi dengan
menggunakan larutan Iodin 0,01 N.
• Kadar vitamin C pada buah pepaya 46,89 mg. Pada buah
langsat kadar vitamin C 82,28 mg. Pada buah srikaya
diperoleh kadar vitami C 49,83 mg. Dan pada buah sirsak
di peroleh kadar vitamin C pada 62,42 mg.
• Lama penyimpanan mempengaruhi kadar vitamin C pada
buah, yaitu terjadinya penurunan kadar vitamin C yang
dikarenakan struktur dari vitamin C yang mudah rusak.
TERIMAKASIH