Makalah Waham
Makalah Waham
Oleh :
Pembimbing :
dr. Woro Pramesti SpK.J
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Waham merupakan salah satu jenis gangguan jiwa. Waham sering ditemui pada
gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering ditemukan
pada penderita skizofrenia. Semakin akut psikosis semakin sering ditemui waham
disorganisasi dan waham tidak sistematis. Kebanyakan pasien skizofrenia daya
tiliknya berkurang dimana pasien tidak menyadari penyakitnya serta kebutuhannya
terhadap pengobatan, meskipun gangguan pada dirinya dapat dilihat oleh orang lain.
Waham terjadi karena munculnya perasaan terancam oleh lingkungan, cemas, merasa
sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi sehingga individu mengingkari ancaman
dari persepsi diri atau objek realitas dengan menyalah artikan kesan terhadap
kejadian, kemudian individu memproyeksikan pikiran dan perasaan internal pada
lingkungan sehingga perasaan, pikiran, dan keinginan negatif tidak dapat diterima
menjadi bagian eksternal dan akhirnya individu mencoba memberi pembenaran
personal tentang realita pada diri sendiri atau orang lain.
ISI
A. Pengertian
Kaplan dan Sadock (1998) mengatakan bahwa waham adalah keyakinan yang salah
dan menetap dan tidak dapat dibuktikan dalam kenyataan. Waham sedikitnya harus
ada selama sebelum dan sistematik dan tidak bizar ( dalam bentuk fragmentasi,
respon, emosi pasien terhadap system waham biasanya kongruen dan sesuai dengan
isi waham itu. Pasien secara relative biaanya bebas dari psikopatologi diluar
wawasan system wahamnya. Awal mulanya sering terjadi pada umur dewasa ,
menengah dan lanjut.
David A Tomb (2004) beranggapan bahwa waham adalah suatu keyakinan kokoh
yang salah yang tidak sesuai dengan fakta dan keyakinan tersebut, mungkin aneh dan
tetap dipertahankan meskipun telah diberikan bukti-bukti yang jelas untuk
mengoreksinya. Waham sering ditemukan dalam gangguan jiwa berat dan beberapa
bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada skizoprenia. Semakin akut
psikosis semakin sering di temui waham disorganisasi dan waham tidak sistematis.
Waham adalah keyakinan tentang suatu isi pikir yang tidak sesuai dengan
kenyataanya atau tidak cocok dengan intelegensi dan latar belakang kebudayaan,
biarpun dibuktikan kemustahilan hal itu.
Townsend 1998 mengatakan bahwa waham adalah istilah yang digunakan untuk
menunjukan ide-ide yang salah.
Dari pendapat para ahli tersebut dapat dikatakan bahwa waham sebagai salah satu
perubahan proses khususnya isi pikir yang ditandai dengan keyakinan terhadap ide-
ide, pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan dan sulit diubah dengan logika atau
bukti-bukti yang ada.
B. Jenis-Jenis Waham
adapun jenis-jenis waham menurut Marasmis, stuart and sundeen ( 1998) dan
Keliat (1998) waham terbagi atas beberapa jenis, yaitu:
e. Waham nihilistic : klien yakin bahwa dirinya sudah ridak ada di dunia atau
sudah meninggal, diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan.
f. Waham bizar
1. Sisip pikir : klien yakin ada ide pikiran orang lain yang dsisipkan di
dalam pikiran yang disampaikan secara berulang dan tidak sesuai dengan
kenyataan
2. Siar pikir : klien yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang dia
pikirkan walaupun dia tidak menyatakan kepada orang tersebut,
diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
3. Kontrol pikir : klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari luar.
C. Fase-Fase Waham
1. Lack of Selfesteen
3. Environment support
- kerusakan control dan tidak berfungsi normal ditandai dengan tidak merasa
bersalah saat berbohong. Ex : seseorang yang mengaku dirinya adalah guru
tari
4. Fisik Comforting
5. Fase Improving
- Jika tidak ada konfrontasi dan korelasi maka keyakinan yang salah
akan meningkat.
Respon neurobiologist
Adapun rentang respon manusia terhadap stress yang menguraikan tentang respon
gangguan adaptif dan malladaptif dapat dijelaskan sebagai berikut ( stuart dan
sundeen, 1998 hal 302) :
Rentang respon
neurobiologis
Gangguan proses
Pikiran logis Distorsi pikiran
pikir/delusi/waham
Agar individu tidak berespon secara maladaptive maka setiap individu harus
mempunyai mekanisme pertahanan koping yang baik. Menurut seorang ahli medis
dalam penelitiannya memberikan definisi tentang mekanisme koping yaitu semua
aktivita kognitif dan motorik yang dilakukan oleh seseorang yangnn sakit untuk
mempertahanakna intrgritas tubuh dan psikisnya, memulihkan fungsi yang rusak dna
membatasi adanya kerusakan yang tidak bisa dipulihkan. Mekanisme koping dapat
dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Reaksi yang berorientasi pada tugas, yaitu upaya yang disadari dan
berorientasi pad atindakan untuk memenuhi secara reakstik tuntunan situasi
stress.
Etiologi
a. Factor Predisposisi
Menurut Townsend (1998, hal 146-147) faktor predisposisi dari perubahan isi
pikir : waham kebesaran dapat dibagi menjadi dua teori yang diuraikan sebagai
berikut :
1. Teori Biologis
2. Teori Psikososial
b. Faktor Presipitasi
Menurut Stuart dan Sundeen (1998, hal 310) factor presipitasi dari perubahan isi
pikir : waham kebesaran yaitu :
1. Biologis
Stressor biologis yang berhubungan dengan nerobiologis yang maladaptive
termasuk gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur
perubahan isi informasi dan abnormalitas pada mekanisme pintu masuk
dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif
menanggapi rangsangan.
2. Stress lingkungan
3. Pemicu gejala
Waham adalah anggapan tentang orang yang hypersensitif, dan mekanisme ego
spesifik, reaksi formasi dan penyangkalan. Klien dengan waham, menggunakan
mekanisme pertahanan reaksi formasi, penyangkalan dan proyeksi. Pada reaksi
formasi, digunakan sebagai pertahanan melawan agresi, kebutuhan,
ketergantungan dan perasaan cinta. Kebutuhan akan ketergantungan
ditransformasikan menjadi kemandirian yang kokoh. Penyangkalan, digunakan
untuk menghindari kesadaran akan kenyataan yang menyakitkan. Proyeksi
digunakan untuk melindungi diri dari mengenal impuls yang tidak dapat diterima
didalam dirinya sendiri. Hypersensitifitas dan perasaan inferioritas, telah
dihipotesiskan menyebabkan reaksi formasi dan proyeksi, waham kebesaran dan
superioritas. Waham juga dapat muncul dari hasil pengembangan pikiran rahasia
yang menggunakan fantasi sebagai cara untuk meningkatkan harga diri mereka
yang terluka. Waham kebesaran merupakan regresi perasaan maha kuasa dari
anak-anak, dimana perasaan akan kekuatan yang tidak dapat disangkal dan
dihilangkan (Kaplan dan Sadock, 1997).
Klien dengan waham dapat berakibat terjadinya resiko mencederai diri, orang lain
dan lingkungan. Resiko mencederai merupakan suatu tindakan yang kemungkinan
dapat melukai/ membahayakan diri, orang lain dan lingkungan.
Menurut Kaplan dan Sadock (1997), kondisi klien yang mengalami waham adalah:
a. Status mental
1) Pada pemeriksaan status mental, menunjukan hasil yang sangat normal, kecuali
bila
depresi ringan.
6) Klien dengan waham, tidak memiliki halusinasi yang menonjol/ menetap, kecuali
pada klien dengan waham raba atau cium. Pada beberapa klien kemungkinan
1) Pada waham, tidak ditemukan kelainan dalam orientasi, kecuali yang memiliki
waham
3) Klien waham hampir selalu memiliki insight (daya titik diri) yang jelek.
terbaik bagi pemeriksa dalam menentukan kondisi klien adalah dengan menilai
H. Penatalaksanaan
a. Farmakoterapi
1) Anti Psikotik
a) Chlorpromazine
Untuk mengatasi psikosa, premidikasi dalam anestesi, dan mengurangi gejala
emesis. Untuk gangguan jiwa, dosis awal : 3×25 mg, kemudian dapat ditingkatkan
supaya optimal, dengan dosis tertinggi : 1000 mg/hari secara oral.
b) Trifluoperazine
Untuk terapi gangguan jiwa organik, dan gangguan psikotik menarik diri. Dosis awal
: 3×1 mg, dan bertahap dinaikkan sampai 50 mg/hari.
c) Haloperidol
Obat antipsikotik merupakan obat terpilih yang mengatasi gangguan waham. Pada
kondisi gawat darurat, klien yang teragitasi parah, harus diberikan obat antipsikotik
secara intramuskular. Sedangkan jika klien gagal berespon dengan obat pada dosis
yang cukup dalam waktu 6 minggu, anti psikotik dari kelas lain harus diberikan.
Penyebab kegagalan pengobatan yang paling sering adalah ketidakpatuhan klien
minum obat. Kondisi ini harus diperhitungkan oleh dokter dan perawat. Sedangkan
terapi yang berhasil dapat ditandai adanya suatu penyesuaian sosial, dan bukan
hilangnya waham pada klien.
2) Anti parkinson
Difehidamin
3) Anti Depresan
Amitriptylin, untuk gejala depresi, depresi oleh karena ansietas, dan keluhan
somatik. Dosis : 75-300 mg/hari.
4) Anti Ansietas
b. Psikoterapi
Sehingga terapis perlu bersikap empati terhadap pengalaman internal klien, dan
harus mampu menampung semua ungkapan perasaan klien, misalnya dengan berkata
: “Anda pasti merasa sangat lelah, mengingat apa yang anda lalui, “tanpa menyetujui
setiap mis persepsi wahamnya, sehingga menghilangnya ketegangan klien. Dalam
hal ini tujuannya adalah membantu klien memiliki keraguan terhadap persepsinya.
Saat klien menjadi kurang kaku, perasaan kelemahan dan inferioritasnya yang
menyertai depresi, dapat timbul. Pada saat klien membiarkan perasaan kelemahan
memasuki terapi, suatu hubungan terapeutik positif telah ditegakkan dan aktifitas
terpeutik dapat dilakukan.
c. Terapi Keluarga
Pemberian terapi perlu menemui atau mendapatkan keluarga klien, sebagai sekutu
dalam proses pengobatan. Keluarga akan memperoleh manfaat dalam membantu ahli
terapi dan membantu perawatan klien.
BAB III
KESIMPULAN
waham adalah perubahan proses khususnya isi pikir yang ditandai dengan keyakinan
terhadap ide-ide, pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan dan sulit diubah dengan
logika atau bukti-bukti yang ada.
Waham dapat dibagi atas beberapa jenis, diantaranya: waham curiga, kebesaran,
kejar, somatik, dan lain-lain.